51 research outputs found
Kajian Sensoris, Sifat Kimia Dan Sifat Fungsional Mi Instan Dengan Substitusi Bekatul Beras Merah Dan Tepung Ubi Jalar Ungu
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan formula produk mi instan yang dibuat dengan substitusi tepung ubi jalar ungudan bekatul beras merah, mengetahui sifat kimiawi (air, abu, protein, lemak dan karbohidrat) produk mi instan yang dibuat dengansubstitusi tepung ubi jalar ungu dan bekatul beras merah serta mengetahui sifat fungsional (aktivitas antioksidan, serat kasar danserat pangan) produk mi instan yang dibuat dengan substitusi tepung ubi jalar ungu dan bekatul beras merah yang paling disukaipanelis.Digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Konsentrasi bekatul beras merah dan tepung ubi jalar ungu yang ditambahkansebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 30% (hanya tepung ubi ungu). Sifat sensoris meliputi parameter warna, rasa, tekstur, aroma danoverall. Sifat kimia dan sifat fungsional yang diuji adalah sampel K1 (100% terigu), B2 (10% bekatul beras merah, 10% tepung ubijalar ungu dan 80% terigu) dan K2 (30% tepung ubi ungu dan 70% terigu).Hasil penelitian menunjukan bahwa mi instan dengan perbandingan bekatul beras merah, tepung ubi jalar ungu:tepungterigu=10:10:80, paling disukai panelis, mi instan dengan perbandingan bekatul beras merah:tepung ubi jalar ungu:tepungterigu=10:10:80 mengandung 4,65% air, 3,36% abu, 11,36% protein, 16,65% lemak dan 67,50% karbohidrat. Subtitusi bekatulberas merah berpengrauh terhadap karakteristik mi instan
Formulasi Dan Evaluasi Sifat Sensoris Dan Fisikokimia Produk Flakes Komposit Berbahan Dasar Tepung Tapioka, Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.) Dan Tepung Konjac (Amorphophallus Oncophillus)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi dan evaluasi sifat sensoris dan fisikokimia produk flakes komposit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor berupa variasi formula yaitu dari tepung tapioka, tepung kacang merah, dan tepung konjac. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada analisis karakteristik fisik seperti uji daya patah 1,59 N - 2,19 N dan uji penyerapan air mulai dari 117% - 171,28%. Analisis kimia seperti kadar air 3,50% - 4,85%, kadar abu 3,73% - 4,86%, kadar protein 13,48% - 16,84%, kadar lemak 4,17% - 6,45%, kadar karbohidrat 71,83% - 77,66% dan kadar serat pangan 2,75% - 4,97%. Analisis uji sensoris pada parameter warna 2,07-4,07, aroma 2,13-4,00, rasa 2,17-4,03, kerenyahan 2,07-4,07 and overall 2,03-4,10
Pembuatan Edible Film Dari Pektin Kulit Pisang Raja Bulu (Musa Sapientum Var Paradisiaca Baker) Dengan Penambahan Minyak Atsiri Jahe Emprit (Zingiber Officinalle Var. Amarum) Dan Aplikasinya Pada Tomat Cherry (Lycopersiconesculentum Var. Cerasiforme)
Indonesia merupakan negara tropis yang sangat baik untuk pertumbuhan tanaman pisang. Selama ini pisang banyak dimanfaatkan untukberbagai jenis olahan pangan. Namun, pengolahan limbah kulit pisang dari olahan pangan tersebut belum banyak dimanfaatkan, padahal kulitbuah pisang mengandung pektin. Dalam industri pangan, pektin dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat kemasan edible film. Selainkebutuhan dalam negeri tomat cherry juga sudah diekspor, namun tidak jarang sudah mengalami kerusakan dan penurunan mutu. Maka dari ituperlu dikembangkanteknologi penanganan buah segar untuk menghambat pematangan yang terlalu cepat serta menghambat kebusukan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia pektin, mengetahui pengaruh variasi konsetrasi pektin dan minyak atsiri terhadapkarakteristik fisik, mekanik, dan barrier terhadap uap air edible film pektin, dan mengetahui potensi aplikasi edible coating dari pektin denganinkorporasi minyak atsiri pada tomat cherry selama penyimpanan.Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi pektin (1%, 2% dan 3%) dan minyak atsiri (0,1%, 0,3%, dan 0,5%), serta aplikasi ediblecoating dengan menggunakan dua faktor yaitu variasi perlakuan (coating dan non coating) dan lama penyimpanan (hari ke-0, 3, 6, 9, 12, 15, 18,21, 24). Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) karakterisasi pektin meliputi rendemen 10,52%, kadar air 10,37%, kadar abu 9,49%, beratekivalen 1539, kadar metoksil 1,96%, kadar galakturonat 89,15%, derajat esterifikasi 12,48%. (2) edible film terbaik dengan penambahankonsentrasi pektin 3%. (3) edible film dari pektin dengan inkorporasi minyak atsiri terbaik dengan konsentrasi minyak atsiri 0,1% kuat regangputus lebih tinggi (6,91Mpa menjadi 7,149Mpa), persen perpanjangan lebih tinggi (8,974% menjadi 15,92%) dan memiliki laju transmisi uapair lebih rendah yaitu (6,523 g/jam.m2/hari menjadi 5,93 g/jam.m2/hari). (4) aplikasi edible coating berpengaruh nyata terhadap kenaikan pH danpertumbuhan total mikroba pada tomat cherry
Kajian Karakteristik Fisikokimia Dan Sensoris Fruit Leather Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dengan Penambahan Karaginan
Dalam penelitian ini dibuat fruit leather nangka (Artocarpus heterophyllus) dengan variasi penambahan karaginan (0%; 0,3%; 0,6% dan 0,9%) dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia (kuat tarik, kadar air, kadar abu, Aw, kadar serat pangan, dan kadar gula reduksi) serta karakteristik sensoris fruit leather nangka. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi karaginan. Masing-masing perlakuan dilakukan dua kali ulangan sampel dan tiga kali ulangan analisis. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode one way ANOVA dilanjutkan dengan DMRT apabila terdapat perbedaan pada taraf signifikansi α = 5%. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa dengan semakin tinggi konsentrasi karaginan yang ditambahkan mengakibatkan terjadinya peningkatan kuat tarik, kadar abu, kadar serat pangan, dan kadar gula reduksi, namun terjadi penurunan pada kadar air dan Aw pada fruit leather nangka. Fruit leather nangka dari segi sensoris diterima oleh panelis dan penambahan karaginan berpengaruh signifikan terhadap warna dan tekstur pada karakteristik sensoris. Fruit leather yang terbaik secara sensoris yaitu fruit leather dengan penambahan 0,3% karaginan
Karakterisasi Kemasan Kertas Aktif dengan Penambahan Oleoresin Ampas Destilasi Sereh Dapur (Cymbopogon Citratus)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur (0 %, 2 %, 4 %, dan 6 % b/b) terhadap karakteristik kemasan kertas aktif (analisis sensoris, kadar air, ketebalan, ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan aktifitas antimikroba), mengetahui gugus fungsi kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih, mengetahui pengaruh waktu penyimpanan (0, 5, 10, 15, dan 20 hari) terhadap karakteristik kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih (uji ketahanan lipat dan ketahanan tarik), dan mengetahui aktivitas antimikroba kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi oleoresin ampas destilasi sereh dapur terpilih sebelum dan setelah penyimpanan selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi oleoresin berpengaruh nyata terhadap warna, overall (penerimaan keseluruhan), ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan aktivitas antimikroba tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap aroma, tekstur, kadar air, dan ketebalan kemasan kertas aktif. Penambahan oleoresin ampas destilasi sereh dapur meningkatkan kadar air, ketebalan, dan aktivitas antimikroba serta menurunkan ketahanan tarik, ketahanan lipat, dan penerimaan panelis. Kemasan kertas aktif mengandung gugus fungsi selulosa, kitosan, dan tween 80 serta pada kemasan kertas aktif penambahan oleoresin konsentrasi 2 % terdapat gugus fungsi oleoresin sereh dapur. Waktu penyimpanan tidak berpengaruh secara nyata terhadap ketahanan tarik dan ketahanan lipat kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi terpilih. Kemasan kertas aktif kontrol dengan kemasan kertas aktif penambahan oleoresin konsentrasi 2 % berbeda nyata di setiap 5 hari penyimpanan. Namun, penyimpanan selama 20 hari tidak berpengaruh secara nyata terhadap aktivitas antimikroba kemasan kertas aktif kontrol dan konsentrasi terpilih
Study Of Food Safety On Dark Chocolate Enriched With Cinnamon (Cinnamomum Burmanii) During Storage
Fat and sugar blooming on chocolate affects on consumer acceptance, because the existing perceptionthat blooming decrease the safety of the product. Enriching dark chocolate bar with essential oil fromcinnamon (Cinnamomum burmanii) have been conducted. This research aims to investigate the effect ofcinnamon on the blooming occurence during storage. As soon as the chocolate bloomed, FFA and TPCanalysis were performed as safety indicator. The results shows that enriching essential oil from cinnamonslackens bloom appearance on dark chocolate. The bloomed product is safe to be consumed, since FFAand TPC number are under the maximum limit of the requirements of food safety
Mendorong Peminatan pada Saintek melalui Introduksi Program Super Sains Jepang di SMA
Super Science High School Project (SSHs) dilaksanakan pertama kali di Jepang pada tahun 2002, dan setelah kurang lebih dua belas tahun pelaksanaanya, peminatan terhadap sains dan budaya meneliti di kalangan siswa SMA di Jepang meningkat secara signifikan. SSHs telah mengubah mainstream pembelajaran sains dari pembelajaran teksbook menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan pendekatan konstruktivis dan berfokus pada kegiatan inkuiri siswa. Program ini di Jepang dilaksanakan dengan me-link-kan pembelajaran sains di SMA dengan laboratorium di perguruan tinggi, dan dukungan data dari Japan Science and Technology (JST), serta didanai sepenuhnya oleh pemerintah. Melihat perkembangan yang positif dari program tersebut, maka Pusat Studi Jepang Universitas Sebelas Maret telah melaksanakan riset terkait kebijakan dan implementasi SSHs di Jepang pada tahun 2013, dan tahun 2014 mulai mengkaji kemungkinan mengitroduksikan SSHs ke SMA di Surakarta dan sekitarnya. Artikel ini mengkaji prinsip-prinsip SSHs, dan kemungkinan mengadaptasikannya ke sistem pendidikan sains di Indonesia. Melalui SSHs diharapkan pembelajaran dan peminatan sains di kalangan siswa dan guru SMA dapat meningkat, dan pada akhirnya akan melahirkan budaya berpikir saintifik, dan budaya meneliti
Preparation and preliminary characterization of sago flour and semi refined kappa carrageenan-based biocomposite film incorporated with coconut crabs chitosan nanoparticles
Amylograph properties and microstructure of white corn and okara-based composite flour
Abstract
Okara flour is rich in protein and dietary fiber and could be used to enrich white corn flour to enhance its functionality. This research was designed to investigate the amylograph properties and microstructure of a composite flour made from white corn and okara flours. The composite flour was made using five different ratios of white corn flour:okara flour (100%:0%, 95%:5%, 90%:10%, 85%:15%, and 80%:20%). White corn flour and okara flour were mixed manually and prepared in duplicates. Amylograph properties were observed using a Rapid Visco Analyzer (RVA) and microstructure was observed using Scanning Electron Microscopy (SEM). The composite flour had a pasting temperature range of 78.30°C to 79.90°C, peak viscosity of 126cP to 1977cP, trough viscosity of 1016cP to 1596cP, breakdown viscosity of 245cP to 516cP, final viscosity of 2079cP to 3248cP, and a setback viscosity range of 1063cP to 1652cP. Microstructural analysis clearly showed that white corn and okara flour particles did not break. Composite flours based on the white corn and okara mix used in this research could potentially be developed as raw materials for use in food products with characteristics that are not brittle nor easily broken, including analog rice.</jats:p
- …
