8 research outputs found

    Pelatihan Dasar Gambar Teknik Dengan Perangkat Lunak CAD Dalam Proses Perancangan

    Get PDF
    Usaha bengkel las di Wilayah Jaten Karanganyar sebagian besar mengerjakan kontruksi kecil hingga sedang dan belum mampu mendapatkan proyek besar. Permasalahan utama yang dihadapi adalah desain yang diinginkan konsumen hanya dibuat sket gambar manual seadanya tanpa mengukuti kaidah gambar teknik standar ISO dan tanpa melalui proses perancangan, sehingga estimasi biaya dan kebutuhan bahan hanya perkiraan saja dengan kata lain tidak standar. Selain itu dalam proses pembuatan produk, terjadi banyak kesalahan pengukuran sehingga pemotongan dan penggunaan bahan tidak effesien. Tujuan menjadi fokus utama PKM ini adalah pengenalan proses perancangan, pelatihan dan pendampingan penggunaan perangkat lunak CAD dalam mendesain dan merancang produk yang dikerjakan dengan proses pengelasan. Mitra utama program pengabdian ini adalah juru las dan warga sekitar terutama warga lulusan sekolah vokasi/SMK untuk berkolaborasi dengan mengangkat studi kasus merancang dan mendesain pembuatan Gazebo masjid Fatimah Ar-Royyan Jaten karanganyar. Metode yang dipilih pada proses pengabdian demi tercapainya tujuan pengabdian adalah kolaborasi interaktif, yang dibantu dengan media animasi manufaktur dan detail gambar Teknik standar ISO.  Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah tumbuhnya minat warga yang ingin mempelajari dan menguasai pengoperasian perangkat lunak desain CAD. Evaluasi secara keseluruhan terjadi peningkatan interaksi antara mitra pembuat (juru las dengan Mitra konsumen) dengan adanya peresentasi visual gambar 3D maupun gambar teknik, dan terjadi efesiensi penggunaan bahan dan proses yang lebih baik sehingga keuntungan proses jasa manufaktur proses las meningkat

    Pendampingan Penggunaan Perangkat Lunak CAD dalam Proses Perancangan oleh Juru Las di Desa Jaten

    Get PDF
    Usaha bengkel las di Wilayah JatenKaranganyar sebagian besar mengerjakan kontruksi kecil hingga sedang. Kondisi sebelum program pengabdian masyarakat berjalan, gambar desain yang diinginkan konsumen hanya dibuat sket gambar manual seadanya tanpa mengukuti kaidah gambar teknik standar ISO dan tanpa melalui proses perancangan, sehingga estimasi biaya dan kebutuhan bahan hanya perkiraan saja. Selain itu dalam proses pembuatan produk, terjadi banyak kesalahan pengukuran sehingga pemotongan dan penggunaan bahan tidak effesien. Pendampingan pengenalan dan pelatihan penggunaan perangkat lunak CAD dalam mendesain dan merancang produk yang dikerjakan dengan proses pengelasan menjadi fokus utama PKM ini. Sasaran utama program pengabdian ini adalah juru las dan warga sekitar terutama warga lulusan sekolah vokasi/SMK untuk berkolaborasi dengan mengangkat studi kasus merancang dan mendesain pembuatan Gazebo masjid Fatimah Ar-Royyan Jaten karanganyar. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah tumbuhnya minat warga yang ingin mempelajari dan menguasai pengoperasian perangkat lunak desain CAD. Evaluasi secara keseluruhan terjadi peningkatan interaksi antara mitra pembuat (juru las dengan Mitra konsumen) dengan adanya peresentasi visual gambar 3D maupun gambar teknik, dan terjadi efesiensi penggunaan bahan dan proses yang lebih baik.

    Peningkatan Kualitas Juru Las Bengkel Las Rumah Tangga Melalui Pelatihan Dan Sertifikasi

    Get PDF
    Banyak juru las industri rumah tangga yang bisa mengelas secara otodikdak namun tidak menguasai teknik pengelasan yang sesuai standard yang ditetapkan oleh asosiasi pengelasan. Untuk itu, tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta bekerja sama dengan Inlastek Welding Institute Surakarta malaksanakan pelatihan juru las untuk meningkatkan mutu produk bengkel las rumah tangga. Pelaksanaan pelatihan pengelasan ini dilakukan dengan standard ISO 9606-1-2013. Pelatihan pengelasan ini dilakukan selama 2 hari di mana materi pelatihan teori diajarkan oleh tim pengabdi UNS karena mempunyai sertifikat Welding Engineer sedangkan materi pelatihan praktek dan uji sertifikasi dilakukan di Inlastek Welding Institute. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan pengelasan terutama pengelasan dalam mengelas pelat yang tebal. Selain itu, juru las juga menjadi mengenal jenis-jenis teknik pengelasan yang lebih canggih daripada teknik pengelasan yang ada di bengkelnya

    Rancang Bangun Alat Olahraga Luar Ruang untuk Pengembangan Integrasi Wisata Alam-Olahraga

    Get PDF
    Kemajuan teknologi yang membawa kemudahan bagi manusia untuk bekerja, berbelanja, dan berwisata. Berdasarkan data dari kementrian Pariwisata telah terjadi pergeseran pilihan wisata yang diinginkan masnyarakat beberapa tahun belakangan ini seiring kesadaran untuk hidup sehat dengan berolahraga. Wisata olahraga menjadi tren tujuan wisata baru yang terintegrasi dengan wisata alam. Wisata ini berpotensi untuk dikembangkan area wisata Gunung Pegat desa Karangasem Sukoharjo. Permasalahan pada pengembangan wisata Alam-olahraga pada Gunung Pegat terkendala oleh infrastruktur di kawasan tersebut.  Inovasi pembangunan infrastruktur taman rekreasi yang dilengkapi alat olahraga outdoor (luar ruang). Program PKM ini akan difokuskan pada rancang bangun alat olahraga Outdoor yang sesuai dengan kondisi alam dan budaya olahraga masyarakat. Pelaksanaan perancangan hingga manufaktur dilaksanaan di lingkungan kampus. Prototipe yang telah dibangun ditempatkan di area wisata sebagai percontohan bagi warga dalam mengembangkan produk serupa. Pembangunan alat olahraga outdoor diharapkan dapat meningkatkan roda perekonomian warga Desa Karangasem, Bulu-Sukoharjo

    IMPLEMENTASI TEACHING FACTORY DI PONDOK PESANTREN WIRAUSAHA FATIMAH AR-ROYYAN KARANGANYAR

    Get PDF
    Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan mengajarkan teori dan praktek kepada santri-santrinya agar mampu mandiri berwirausaha. Selama proses belajar mengajar, hasil praktek santri baik kain maupun kertas tidak termanfaatkan dengan baik dan lebih banyak yang menjadi sampah, padahal biaya BHP (Bahan Habis Pakai) praktek desain grafis dan sablon cukup tinggi. Oleh karena itu, penerapan konsep teaching factory pada pondok pesantren ini sangat penting. Implementasi teaching factory adalah dengan menjadikan materi pelajaran praktek santri sebagai pengerjaan pesanan dari pelanggan atau produk yang bisa dijual. Langkah-langkah penerapan konsep teaching factory adalah sebagai berikut: (1) memberi pelatihan dan pendampingan konsep teaching factory, (2) merancang bangun alat-alat sablon kaos, (3) memberi bantuan fasilitas desain grafis, (4) menguruskan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), (5) merancangkan logo, iklan, materi promosi dan papan nama. Hasil implementasi teaching factory, Kegiatan Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Wirausaha Fatimah Ar-Royyan bisa menghemat BHP bahkan bisa menghasilkan keuntungan finansial. Dengan keuntungan finansial ini, Pondok Pesantren Wirausaha Masjid Fatimah Ar Royyan bisa tetap gratis dan bisa meningkatkan kapasitas santrinya sehingga semakin banyak pemuda-pemuda putus sekolah dan dari keluarga tidak mampu bisa menimba ilmu keterampilan dan kewirausahaan

    Numerical analysis dynamometer (water brake) using computational fluid dynamic software

    Get PDF
    One of the most popular internal combustion engines is the engine in the transportation device. Power is a parameter that shows the capabilities of an object that gives energy, for example the internal combustion engine. Power in this engine is measured by a device called dynamometer. The CFD (Computational Fluid Dynamic) fluent software was simulated several impeller variables to absorb power of engine. With that result, we knew the biggest dynamometer absorber power, cheapest and easy to be made. The hydraulic dynamometer is selected type of dynamometer as the result of design process. The basic principle of a hydraulic dynamometer is the same as centrifugal pump but it has low pump efficiency. The results of the test are maximum power and torque of the tested engine and the operation area of the selected hydraulic dynamometer

    Static load simulation of steering knuckle for a formula student race car

    No full text
    This research aims to determine the stress distribution which occurs on the steering knuckle and to define its safety factor number. Steering knuckle is the most critical part of a car’s steering system. Steering knuckle supports the tie rod, brake caliper, and the wheels to provide stability. Steering knuckle withstands the load which given on the front wheels and functions as the wheel’s axis. Balljoint and king support the rotation of the suspension arm. When the car is in idle position, knuckle hold the weight of the car, it gets braking force when it’s braking and cornering. Knuckle is designed to have the strength that could withstand load and to have a good safety factor value. Knuckle is designed using Fusion software then simulated using Fusion simulation software with a static load, moment braking force, and cornering force as the loads in this simulation. The simulation works in ideal condition. The result of this simulation is satisfying. This simulation produces a maximum displacement of 0.01281mm, the maximum shear stress is 3.707 MPa on the stub hole, and the safety factor is 5.24. The material used for this product is mild steel AISI 1018

    Solar Air Heater Thermal Performance Enhancement using V-Up Continuous Ribs

    No full text
    The viability of renewable energy sources (emphasizing solar energy) helps reduce the barrier of fossil energy depletion. Despite the issue of low thermal performance, different techniques are projected to gain high energy to boost the heat transfer for the solar energy system. This experimental work evaluates the thermal performance enhancement of two designed solar air heaters with and without V-rib (smooth plate). Using V-up continuous ribs, the impact of various attack angles (α) at 30°, 45°, and 60° on the thermal-hydraulic performance of artificially roughened solar air heater duct is investigated. Thermal performance consideration involves the intensification of heat transfer (Nusselt Number, Nu) and diminution of friction factor (f). The tests were performed as an indoor experiment where the intensity of solar energy was simulated by heating the absorber plate using the electric heater to gain 1000 W/m2 of constant heat flux. Furthermore, adjusting the air-flow rates provides the Reynolds number (Re) values between 3480 – 9980. The results showed that the solar air heater with V-up continuous ribs experienced the maximum thermal performance when α reached 60° then gradually decreased with increasing of α. Compared with the smooth plate, the presence of Vribs in solar air heaters gained a higher value of Nu, f, and thermal-hydraulic performance. Adjusting the α at 30°, 45°, and 60° of V-up continuous ribs improves the Nu in the maximum value of 123% for α of 60°as compared to those of the smooth tube. Besides, it also occurs that the maximum increment of f and thermal performance factor was 2.85 times and 1.26 for α of 60°. Moreover, empirical correlations developed from current results can predict the Nu and f with a reasonable agreement between the experimental predicted values
    corecore