Smoothness of Loewner Slits

In this paper, we show that the chordal Loewner differential equation with $C^{\beta}$ driving function generates a $C^{\beta + 1/2}$ slit for $1/2 < \beta \leq 2$, except when $\beta = 3/2$ the slit is only proved to be weakly $C^{1,1}$.Comment: 30 pages, 6 figure

CRIMINAL SANCTIONS AND ACTIONS IN RELIGIOUS JUSTICE CRIME LAW ENFORCEMENT

Victims of drug abuse in the mandate of the Act should the victim run a rehabilitation, will remain in reality the victim immediately subjected to criminal penalties, so that there is a non-compliance with the law enforcement system carried out by the authorities with statutory regulations, weaknesses in the criminal sanction policy and actions in law enforcement in handling the current drug crime, as well as how the reconstruction of criminal sanctions policies and actions in the enforcement of the drug crime control system in realizing religious justice

Reconstruction of Criminal Sanction and Rehabilitation Combating On Narcotic’s Victims Based On Religious Justice

During this time, law enforcement officials tend to impose criminal sanctions for victims of drug without rehabilitation but instead provide criminal sanctions such as prison. Without the detoxification process through medical and social rehabilitation process, they will soon be back looking for narcotics so out of prisons because of the association in the increasingly severe prison, As described in Act No. 35 of 2009 on Narcotics Article 54 that the rehabilitation of abusers of Narcotics; “Addicts Narcotics and Narcotics abuse on victims to undergo mandatory medical rehabilitation and social rehabilitation”. It is strengthened by the Supreme Court Circular No. 04 of 2010 concerning the Placement, Victims and Narcotic Addict Into The Rehabilitation Institute of Medical and Social Rehabilitation. Because of their position in this case is the victim, not the dealer let alone active users is appropriate that they get special treatment before the law. Law enforcement officials are supposed to be representatives of God on earth to be a judge and establishing the truth, fairest, it erred in sentencing. Besides religiously also does not reflect the nature of God's servants who are wise and fair.Keywords: Reconstruction; Sanctions; Narcotic’s Victim; Religious Justice

SUMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN MAKAN PAGI TERHADAP ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN (AKG) BERDASARKAN POLA ASUH ANAK

Latar Belakang : Dalam Upaya peningkatan gizi dan kesehatan anak sekolah, slah satu indikatornya adalah "keluarga biasa makan pagi". Kebiasaan makan pagi pada anak sekolah tidak akan berhasil tanpa dukungan keluarga khususnya peran seorang ibu. Data dari Puskesmas Kaligangsa tahun 2005, sebesar 32,9 % anak SD/MI tidak diasuh oleh ibunya karena ibu usaha Warung Tegal (Warteg) di Jakarta. Tujuan: untuk menganalisis perbedaan sumbangan energi dan protein makan pagi terhadap Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) berdasarkan pola asuh pada anak Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hikmah. Metode: penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, VI MI Nurul Hikmah yang berjumlah 99 anak. Sampel sebesar 70 siswa yang diambil dengan metode "Stratified Random Sampling", masing-masing kelompok diambil secara proporsional. Analisis data secara deskriptif dan analitik dan untuk menguji Perbedaan pada kedua kelompok (diasuh ibu dan tidak diasuh ibu) digunakan "Independent Sample t Test dan Mann-Whitney U test". Hasil: menunjukkan rata-rata sumbangan energi makan pagi terhadap AKG pada anak yang diasuh ibu sebesar 23,8% sedangkan pada anak yang diasuh bukan ibu sebesar 20,3 %. rata-rata sumbangan protein makan pagi terhadap AKG pada anak yang diasuh ibu sebesar 25,6 % sedangkan pada anak yang diasuh bukan ibu sebesar 24,4 %. Hasil uji tidak ada perbedaan yang signifikan sumbangan energi maupun protein makan pagi terghadap AKG berdasarkan pola asuh. Kesimpulan: sumbangan makan pagi diharapkan dapat mencukupi sebesar 20-30% AKG, karena diperlukan untuk aktifitas di sekolah. Dengan demikian hasil ini merupakan kondisi yang baik dan perlu dipertahankan.Kata kunci: energi, protein, AKG, pola asuh anak

PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA ( Studi Kasus Pada Ruas Jalan Nguter – Wonogiri )

Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian barang atau jasa. Ketersediaan jalan yang baik dan stabil berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Diperlukan penambahan sarana infrastruktur jalan dan perencanaan lapis perkerasan yang baik serta pemeliharaan jalan yang terus menerus agar kondisi jalan tetap aman dan nyaman untuk memberikan pelayanan terhadap lalu lintas kendaraan. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, baik di jalan dalam kota maupun luar kota, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Wonogiri merupakan kota di Jawa Tengah tepatnya berada di bagian selatan paling timur yang berbatasan dengan Jawa Timur bagian selatan seperti Pacitan, Ponorogo dan sekitarnya. Berdasarkan klasifikasi menurut fungsi jalan, Ruas Jalan Nguter - Wonogiri dikategorikan jalan kelas IIIA. yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. Disamping sebagai kota penghubung, Wonogiri juga sebagian besar penduduknya bekerja dibidang jasa, sehingga penting sekali mempertahankan kinerja ruas jalan Nguter - Wonogiri. Untuk menunjang hal itu, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung segala aktifitas masyarakat Kota Wonogiri. Selama ini penanganan kerusakan jalan yang dilakukan pada Ruas Jalan Nguter - Wonogiri hanya sebatas pemeliharaan, yaitu dengan perbaikan fungsional pada permukaan jalan yang rusak. Penanganan ini dirasa belum cukup tepat karena upaya perbaikan yang dilakukan tidak dapat bertahan lama sesuai dengan umur rencana. Oleh karena itu, perlu diadakan kajian yang lebih dalam terhadap Ruas Jalan Nguter - Wonogiri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbaikan yang tepat pada Ruas Jalan Nguter - Wonogiri

RECONSTRUCTION OF THE CRIMINAL SANCTION POLICY AND ACTION (DOUBLE TRACK SYSTEM) IN LAW ENFORCEMENT FOR NARCOTIC CRIME PREVENTION REFFERED TO RELIGIOUS JUSTICE

Narcotics abuse is a dangerous problem that can impede the progress of the Indonesian nation in implementing development in every sector of life. Where we know that Indonesia in the decade of the '70s had not yet become a lucrative area for drug marketing. At that time, this country is only a transit area for illicit goods to be shipped to Australia or to other Asia Pacific countries. But two decades later, Indonesia has become a lucrative market for the drug dealers. Even touted to be producers of goods that can make sense of hovering it. The problems faced today are related to the drug is that North Sumatra ranked third after Jakarta and East Kalimantan in the rate of drug users. Setting up a rehabilitation center for criminals, especially drug is a solution. They need the healing process of the illicit drug dependence. Jail is not the best solution for this problem, hold but also perform medical therapy before going to work and we call it “double track system”. It's no secret that many drug users in Penitentiary but still drug dependence. This is because they just physically restrained but the disease has not been cured. They need treatment that has not been achieved. It's no secret that many drug users in Penitentiary but still drug dependence. This is because they just physically restrained but the disease has not been cured. They need treatment that has not been achieved. It's no secret that many drug users in Penitentiary but still drug dependence. This is because they just physically restrained but the disease has not been cured. They need treatment that has not been achieved