135 research outputs found
Citra Tubuh Dan Bentuk Tubuh Perempuan Ideal Di Masyarakat
Body image atau citra tubuh adalah perasaan individu terhadap tubuhnya. Sebagian besar kaum perempuan memiliki citra tubuh yang negatif dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah standarisasi tubuh ideal di masyarakat. Bentuk tubuh ideal yang diekspos oleh media massa memberikan ekspetasi tinggi pada perempuan terhadap tubuhnya sendiri. Dengan ini, muncul rasa ketidakpuasan akan tubuh dan keinginan untuk terus mencapai tubuh yang ideal. Penulis mengangkat permasalahan tersebut berdasarkan perasaan personal penulis terhadap tubuhnya. Pada karya Tugas Akhir, penulis mencoba membangun visual tubuh ideal berdasarkan masyarakat jaman sekarang dan keinginan pribadi penulis. Penulis juga menghadirkan perasaan perempuan yang selalu memandang dan mengkoreksi tubuhnya sehingga mencapai kesempurnaan. Karya ini diharapkan mampu menjadi alat media penghubung dan sharing antar perempuan yang menghadapi masalah yang sama
Pembelajaran Menemukan Realitas Kehidupan dalam Buku Cerita Anak di SMP Negeri 2 Sungai Raya
This research aims to describe the lesson plan implementation (RPP), learning implementation, and evaluation of learning finding reality of life in stories children\u27s books in grade VII SMP Negeri 2 Sungai Raya learning year 2014/2015”. This research method using descriptive and qualitative terms. This research data collection using observation, engineering test/evaluation, and technical documentation. Data were analyzed in the form of description of the research data collected from the observation and recording. Based on the analysis of data, RPP components are made of teachers in accordance with the syllabus and scored 83.3 good category. Learning implementation is in accordance with the rpp, the first meeting of the teacher gets 85 value category good and the second meeting received 91 value category very good. Evaluation of learning that teachers scored 90.5 very good category because it includes affective, cognitive and psychomotor
GROWTH, PHOTOSYNTHESIS AND PROLINE ACCUMULATION OF METAL-ACCUMULATOR WEEDS
Heavy metals especially lead and mercury contaminant have been spread widely because of their intensive utilization in industry or extraction in mining area which threaten our environment. The experiment aimed to examine the growth and some physiological parameters of five metal-accumulator weed species in response to mercury (Hg) and lead (Pb) treatment. Five weed species (Branchiaria mutica, Cyperus kyllingia, Ipomea aquatica, Mikania micrantha, and Paspalum conjugatum) were grown in water culture using half strength Hoagland’s solution and subjected to Hg(NO3)2 and PB(NO3)2 at 0,  0.25 and 0.5 mM for 3 weeks. The growth, photosynthesis, lipid peroxidation and proline content were observed during the treatments. The result showed that both Hg and Pb decreased growth significantly, but the decrease was far higher in Hg than in Pb treatments. Hg treatment reduced photosynthetic rate dramatically under different photosynthetic photon flux density suggesting that heavy metal Hg until 0.5 mM caused the damage of photosynthetic apparatus almost all species except in I. aquatica. Hg and Pb treatment caused dramatic increase in leaf MDA content, which was associated with the decrease of chlorophyll content significantly. Almost all the species were tolerant to Pb treatment up to 0.5 mM except M. micrantha, while only C. kyllingia and I. aquatica were tolerant to Hg treatment up to 0.5 mM. Only Hg treatment and not Pb that induced higher proline content in the leaves of threated plants without clear pattern of the increment among the species suggesting that proline may have a role as alarm stress rather than tolerant indicator
Karbon Dan Peranannya Dalam Meningkatkan Kelayakan USAha Hutan Tanaman Jati (Tectona Grandis) Di KPH Saradan, Jawa Timur
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung karbon dan pengaruh nilai karbon pada kelayakan hutan tanaman Jati (Tectona grandis). Penelitian dilakukan di KPH Saradan, Perum Perhutani Unit II, Jawa Timur. Metode perhitungan karbon menggunakan model alometrik Biomasa (Brown dan Vademikum Kehutanan) karena model ini sangat sederhana serta mengakomodasi variabel yang lebih banyak. Dengan kondisi tanah yang relatif kurang subur, pada akhir daur (60 tahun), Jati menghasilkan karbon per hektar berturut-turut sebesar 348,08 (Brown, 1997) dan 520,46 ton C/ha (Vademecum Kehutanan, 1976). Perkiraan biaya karbon berdasarkan pembuatan hutan tanaman per ton adalah sebesar Rp. 22.194 dihitung berdasarkan pembuatan hutan tanaman. Ditambahkannya nilai karbon akan meningkatkan kelayakan hutan tanaman, yang diindikasikan dengan meningkatnya IRR Perusahaan sebesar 2%, dan NPV sebesar 73%. Implikasinya adalah dengan kondisi sekarang (daur panjang, resiko tinggi) pembangunan hutan tanaman jati layak untuk diusahakan terutama apabila nilai karbon dimasukan, karena itu perlu diteruskan
Nilai Ekonomi Air di Sub DAS Konto dan Sub DAS Cirasea
Nilai ekonomi manfaat hidrologis yang dihasilkan hutan lindung belum diketahui secara luas, sehingga apresiasi terhadap hutan lindung masih rendah dan tekanan terhadap hutan lindung masih terus berlangsung. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-ekonomi manfaat hidrologis air dari hutan lindung. Metode yang digunakan adalah pendekatan biaya pengadaan, yang mencerminkan nilai minimal manfaat ekonomi air yang dirasakan rumah tangga di hulu DAS yang langsung memanfaatkan air dari sumber mata air hutan lindung. Analisis ini menggunakan software Minitab versi 13.0. Penelitian dilakukan di bagian hulu-tengah DAS Brantas, yaitu di Sub DAS Konto, yang mengalirkan air ke waduk Selorejo, dan di Sub DAS Cirasea, hulu DAS Citarum. Lokasi ini dipilih karena merupakan DAS yang paling banyak memiliki permasalahan, terutama polusi air permukaan, konflik air, dan penurunan muka air tanah, serta merupakan sumber air utama untuk Perum Jasa Tirta (PJT) I dan PJT II yang merupakan BUMN pensuplai air terbesar di pulau Jawa. Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi air untuk manfaat hidrologis Sub DAS Konto, dan Sub DAS Cirasea, masing-masing sebesar Rp. 37.873.740.832/tahun dan Rp. 76.769.512.989/tahun, nilai ini adalah nilai yang diberikan oleh keberadaan hutan lindung di Sub DAS Brantas dan Sub DAS Cirasea yang menghasilkan manfaat hidrologis terhadap rumah tangga. Hasil perhitungan nilai ekonomi air dari manfaat hidrologis yang dihasilkan sebagai fungsi dari keberadaan kawasan hutan lindung di Sub DAS Brantas dan Sub DAS Cirasea ini, hanya sebagian kecil dari nilai ekonomi air total yang dikandung oleh kawasan hutan lindung di Sub DAS Brantas dan Sub DAS Cirasea karena masih banyak pengguna-pengguna air lain yang lebih besar seiring dengan mengalirnya air
Economic Assessment of Some Agro Forestry Systems and Its Potential for Carbon Sequestration Service in Indonesia
This paper provides several alternatives agroforestry and plantation systems to consider for carbon sequestration purposes. It is indicated that multicropping of coffee multistrata or fruit trees such as mango, duku and durian with timber or food and vegetable crops produces more benefits financially and economically compared to monoculture of tree plantation such as albizia. The former system is more attractive in terms of return to labour and land. However, the later system produce more carbon and low cost of carbon, which is more potential from the buyers point of view: So there is a trade-off from supply and demand side for choosing the best alternatives system. Implication of these are as follows: (i) amount and price of product is becoming a key factors in determining whether a system is more feasible for selling of product or carbon trade, and (ii) there is a need to create incentives system for land owners/producers if carbon trade is a priority
Understanding the diagnostic delay in rare diseases
According to the European definition, rare diseases are life-threatening or chronically debilitating conditions that affect only 5 out of 10,000 people in the European Union. It is estimated that there are around 6000-8000 different rare diseases, affecting 6-8% of the population in the course of their lives. For the Netherlands, this means that about 1 million people are affected by a rare disease, or one in 17 people. Patients with rare diseases indicate that they often have a long and uncertain diagnostic journey behind them, while the first symptoms present in childhood in 75% of the rare diseases. In this perspective, we discuss some of the results from the research report 'Scherperzicht op diagnostischevertragingbijzeldzameaandoeningen' in which the diagnostic journey for patients with rare diseases is mapped out with figures. We also make recommendations to speed up the diagnostic process for patients with rare diseases.</p
- …