28 research outputs found

    Persepsi Dewasa Awal Mengenai Kursus Pranikah

    Full text link
    - Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal. Persiapan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan dapat dilakukan melalui kursus pranikah. Kursus pranikah adalah pemberian bekal pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran persepsi dewasa awal tentang kursus pranikah. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan jenis penelitian survei menggunakan. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yang melibatkan 30 responden. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria dewasa awal usia 18 sampai 40 tahun, masa pernikahan kurang dari 10 tahun dan sudah pernah mengikuti kursus pranikah di Kantor Urusan Agama (KUA) sebelum melangsungkan pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewasa awal memiliki persepsi yang baik terhadap kursus pranikah yang ditunjukkan dengan hasil persepsi terhadap hukum pernikahan memperoleh nilai rata-rata 3,50, dimensi mengenai mekanisme dan prosedur pencatatan perkawinan serta dimensi merawat cinta kasih memperoleh nilai rata-rata 3,37. Berikutnya dimensi penanaman nilai keimanan, ketaqwaan serta akhlaqul karimah dalam keluarga memperoleh rata-rata 3,32. Dimensi terkait fikih munakahat memperoleh nilai rata-rata 3,27. Serta dimensi pengetahuan umum mengenai kursus pranikah memperoleh rata-rata 3,17. Rata-rata kedua terendah adalah terkait kesehatan reproduksi yang hanya 3,04. Dan hanya satu dimensi yang memperoleh nilai rata-rata dibawah 3 yaitu materi mengenai manajemen konflik, dengan rata-rata 2,97. Saran dari penelitian ini agar kursus pranikah dapat diikuti oleh dewasa awal dalam mempersiapkan pernikahan. Diharapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dapat terus berkomitmen dalam menetapkan peraturan mengenai kursus pranikah dan menjadikannya sebagai persyaratan untuk melangsungkan pernikahan. Demikian juga bagi Organisasi keagamaan Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementerian Agama, agar terus melaksanakan pelatihan untuk penyelenggara kursus pranikah agar menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dalam pelaksanaan kursus tersebut. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memaparkan keefektifan kursus pranikah guna mempersiapkan pernikahan dan mencegah terjadinya perceraian

    Pelayanan Konseling Islam pada Remaja yang Tinggal di Lingkungan Pekerja Seks Komersil (PSK) Tanah Abang

    Get PDF
    – Pengabdian masyarakat ini berupa pelayanan konseling Islam yang diberikan kepada 20 orang remaja yang tinggal di lingkungan Pekerja Seks Komersial (PSK) Tanah Abang Jakarta Pusat. Tujuannya adalah agar dapat membantu remaja tersebut memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap agama agar segala aktivitas mereka dapat dilandasi sesuai dengan syari\u27at-syari\u27at Islam. Hasil dari konseling Islami ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi baik dalam lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah, maupun permasalahan dengan teman. Sebagian besar dari mereka sudah dapat membentuk perilaku baru yang lebih baik dan sesuai dengan nilai Islam

    Kebutuhan Kompetensi Dakwah Healing dan Konseling di Dunia Kerja

    Get PDF
    There is a gap between the outcomes of higher education and the demands of competence in the workplace (Observation Teichler, 1997, 1999; Yorke and Knight, 2006). It is necessary to anticipate and evaluation conducted by the universities to the needs of the working world of the competence of its graduates. For this reason, preaches study program of Healing and Counseling at University of Al Azhar Indonesia needs to put through research, whether Healing and Counseling Program will be able to achieve the vision of its mission into educational institutions that can print a preacher who can do the required counseling Islam in society and the world of work today . This study aims for Healing and Counseling Studies Program to conduct an evaluation of the competencies needed by the real world of work in society and to adapt appropriate teaching curriculum. The results showed that the competence of graduates of Healing and Counseling Program UAI was needed in the world of work and competence in the appropriate field for Healing and Counseling is generally associated with human resources (HR) or Human Resources Department, namely as a counselor, therapist, spiritual counselor / preachers, volunteers for various family problems, physical, educational, religious, Islamic law, and violence

    Pelayanan Konseling melalui Komunikasi Kelompok untuk Pengurangan Risiko Bencana Bagi Siswa Sekolah Aman Bencana di Kota Bogor Jawa Barat

    Get PDF
    Kota Bogor merupakan salah satu wilayah yang rentan bencana gempa bumi, banji dan tanah longsor. Paradigma bencana kini yang harus dibangun adalah pengurangan risiko, dan fokus kedepan adalah kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana sehingga harus ditumbuhkan kemandirian dan kesadaran individu. Oleh karenanya kesiapsiagaan bencana harus diperkenalkan sejak usia dini dan terus menerus sesuai kapasitas komunitas. Kegiatan pengabdian masyarakat berbasis penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas dengan memelihara ingatan serta meningkatkan kepedulian siswa dan guru tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana. Metode yang digunakan konseling melalui komunikasi kelompok yang diawali dengan wawancara guru dan siswa, pengamatan terhadap lingkungan sekolah yang dekat sungai Ciliwung dan rawan longsor di Sekolah Dasar Negeri Sempur Kota Bogor Jawa Barat. Kegiatan konseling dilakukan melalui permainan kelompok (ular tangga, dan kartu pesan bencana), dan drama musikal. Dari konseling melalui komunikasi kelompok, siswa memperoleh beberapa manfaat yaitu: pemenuhan identitas diri, pertukaran informasi, kesempatan menunjukkan kreativitas, mengenal inovasi tentang informasi bencana serta belajar tentang perbedaan peran dalam pertolongan bencana

    Pelayanan Konseling Integratif pada Masalah Perkawinan dan Keluarga di Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat

    Get PDF
    Kehidupan pernikahan merupakan pintu awal pasangan beradaptasi dan saling memahami. Tidak ada pernikahan yang berjalan mulus tanpa hambatan. Masalah muncul karena pasangan memiliki latar belakang berbeda, mempengaruhi cara berpikir, bersikap ataupun bertindak. Ketidakmampuan untuk mengelola perbedaan dapat menimbulkan konflik dan pertengkaran, bahkan dapat berujung pada perceraian. Tingkat perceraian di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Penyebab perceraian salah satunya adalah jauhnya pasangan dari agama. Berdasarkan data dari Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Pusat, kebutuhan akan pelayanan konseling perkawinan sangat tinggi, namun organisasi sosial keagamaan ini memiliki keterbatasan tenaga profesional dalam memberikan pelayanan tersebut. Sehingga diperlukan bantuan dalam memberikan pelayanan konseling integratif yang mengintegrasikan perspektif konseling konvensional dengan pendekatan Islam. Pelayanan ini diberikan kepada lima orang klien di BP4 Pusat, selama satu sampai tiga kali sesi, secara luring maupun daring. Setelah menjalani sesi konseling, klien menjadi lebih baik secara psikologis, karena merasa memperoleh pendampingan, insight, dan yang paling utama adalah membantu untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Perubahan yang dialami klien adalah kondisi emosional yang lebih stabil, mampu berpikir adaptif dan mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang akan dilakukan. Terlihat dari penurunan skor skala permasalahan yang dirasakan klien ketika sebelum diberikan konseling dengan setelah diberikan konseling menjadi lebih rendah (baik).Kata kunci: Konseling Islam, Integratif, Perkawinan, Keluarg

    Hubungan Sikap terhadap Seksual Pranikah dengan Tingkat Penilaian Moral Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia

    Full text link
    - Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan antara sikap terhadap seksual pranikah dengan tingkat penilaian moral mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah korelasional, dengan subjek penelitian 50 orang mahasiswa UAI yang diambil secara accidental sampling. Alat ukur penelitian menggunakan model dari Likert, dan data yang diperoleh dianalisis dengan Pearson\u27s correlation. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap seksual pranikah dengan tingkat penilaian moral pada mahasiswa dengan nilai r .072. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap seksual pranikah dengan tingkat penilaian moral prakonvensional dengan r .115. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap seksual pranikah dengan tingkat penilaian moral konvensional dengan r .053. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap seksual pranikah dengan tingkat penilaian moral pascakonvensional dengan r -.072. Tetapi hasil perbedaan mean dari variabel sikap terhadap seksual pranikah, pada aspek kognitif sebesar 92.96. aspek afektif 81.32. dan aspek konatif 61.68. Artinya unsur kognitif atau pemikiran lebih dominan ketika mereka diminta untuk bersikap terhadap seksual pranikah. Tingkat penilaian moral mahasiswa lebih tinggi pada tahap konvensional (35.34) dibandingkan dengan tahap prakonvensional (22.24) dan pasca konvensional (12). Artinya mahasiswa dapat menginternalisasi standar dari figur otoritas, mereka peduli dan dapat mempertahankan aturan sosial jika dihadapkan pada penilaian moral terhadap seksual pranikah. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah mahasiswa perlu lebih banyak diajak diskusi dan menalar untuk meningkatkan pengetahuan bagaimana bersikap terhadap seksual pranikah, agar mereka dapat menegakkan aturan agama, aturan hukum dan aturan sosial disaat mereka menjalin hubungan dengan lawan jenis. Pihak universitas maupun orang tua dapat membuat program bersama yang dapat menstimulasi penilaian moral mahasiswa dengan memberikan perhatian yang lebih tentang bagaimana seharusnya mahasiswa menilai sikap terhadap seksual pranikah. Aturan yang diterapkan dikampus, perlu diterapkan juga di saat mereka berada di rumah agar penilaian moral mereka terhadap sikap pada seksual pranikah menjadi lebih baik dan mengurangi perilaku yang mengarah pada seksual pranikah. Selain itu untuk meningkatkan penilaian moral terhadap seksual pranikah pihak universitas dapat bekerjasama dengan insitusi terkait misalnya BKKBN, dengan membuat program edukasi dikampus tentang bahaya penyimpangan perilaku seksual pranikah Kata Kunci - Sikap terhadap seksual pranikah, Tingkat penilaian moral prakonvensional, Konvensional dan pasca konvensiona

    Pelatihan Kiat Membangun Karakter Anak

    Full text link
    - Dampak negatif dari globalisasi perlu diantisipasi sejak dini. Mulai dari struktur terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga dengan penanaman karakter sejak dini. Perlu kiranya orang tua, guru, maupun anggota masyarakat untuk memahami bagaimana membangun karakter Islami pada anak. Untuk itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pelatihan dengan tema “Kiat Membangun Karakter Anak” diberikan kepada orangtua dan guru TK Raudhatul Azhar. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada orangtua terkait pendekatan psikologis sesuai masa perkembangan anak, agar orangtua dapat menjalankan perannya dalam menanamkan karakter positif dan Islami pada anak. Karakter dalam Islam disebut juga dengan akhlak. Akhlak termasuk didalamnya adab yang meliputi pembiasaan, keteladanan, dan disiplin. Adapun materi pelatihan yang diberikan untuk orangtua berkaitan dengan “Kiat Membangun Karakter Anak Ditinjau dari Aspek Agama dan Psikologis”, dan materi yang diberikan untuk guru berkaitan dengan “Pembelajaran Moral dan Perilaku Anak Usia Dini”. Hasil pelatihan menggambarkan bahwa pelatihan terkait “Kiat Membangun Karakter Anak” dibutuhkan oleh orangtua, terlihat dari hasil evaluasi bahwa hampir 90% orangtua merasa memperoleh pemahaman terkait membangun karakter anak, walaupun baru sekitar 85% orangtua yang sudah mulai menerapkan materi tersebut. Begitu pula dengan hasil evaluasi yang diperoleh dari guru TK Raudlatul Azhar, bahwa 90% guru TK memperoleh pengetahuan tentang rancangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis karakter dari materi pelatihan. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh masukan agar pada kegiatan selanjutnya lebih banyak ditambahkan materi praktek dan tugas rumah yang dievaluasi secara berkala. Kata Kunci - Membangun Karakter Anak, Pendekatan Psikologis, Pembelajaran Moral dan Perilak

    Pelayanan Konseling pada Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bangun Daya I – Kedoya Jakarta Barat

    Get PDF
    Pengabdian masyarakat ini meliputi pelayanan konseling kepada 17 orang Warga Binaan Sosial (WBS) yang terdiri dari pengemis, joki, pengamen, anak jalanan, Pekerja Seks Komersial/pelacur, penjahat dan lainnya yang berada di Panti Sosial Bangun Daya I – Kedoya Jakarta Barat. Tujuan konseling individu dan kelompok adalah untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan WBS, meningkatkan pemahaman tentang agama, memberikan motivasi, dan meningkatkan kepercayaan diri dan pola pikir bahwa hidup adalah USAha dan bekerja dengan tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku. This public service has the form of counseling services to 17 peoples of Citizens Social Patronage (Warga Binaan Sosial/WBS) which consists of beggars, jockeys, street singers, street children, prostitutes, criminals and others who are in Bangun Daya I Social Institutions – Kedoya West Jakarta. The purpose of individual and group counseling is to help solve the problems encountered in the life of the WBS, increased understanding of religion and motivation, and increase the confidence and mindset that life is an effort and work with not against the rules and norms

    Pengaruh Ideologi Peran Jender terhadap Pemberian Dukungan Kepada Calon Pemimpin Perempuan pada Organisasi Kemahasiswaan

    Get PDF
    Jender sering dipahami sebagai karakter yang melekat dalam diri perempuan maupun lak-laki yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Konstruksi tersebut secara langsung atau tidak menimbulkan harapan yang berbeda terhadap ideal selveslaki-laki dan perempuan. Penelitian ini berusaha untuk melihat bagaimana ideologi peran jender dalam pemilihan pemimpin perempuan pada organisasi kemahasiswaan (intra kampus) di UAI tahun 2009

    Motivasi Berjilbab Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI)

    Full text link
    – Titik tolak penelitian ini adalah untuk menelusuri secara ilmiah motivasi berjilbab mahasiswi UAI –khususnya mereka yang berjilbab setelah masuk UAI, pengetahuan mereka tentang syariat jilbab, dan manfaat yang mereka peroleh. Diharapkan, hasilnya dapat membantu pimpinan dan segenap civitas akademika UAI, serta orang tua mahasiswi dalam membangun pendidikan karakter dan lingkungan keagamaan yang kondusif. Penelitian ini menyimpulkan sejumlah temuan penting, di antaranya: (1) Para mahasiswi UAI yang berjilbab secara garis besar bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok: konsisten dan inkonsisten. (2) Konsistensi mereka dalam berjilbab sangat dipengaruhi motivasi intrinsik yang kuat. (3) Mahasiswi UAI yng berjilbab mendapat dukungan dari keluarga, teman-teman kuliah, dan orang terdekatnya. Dan motivasi ekstrinsik ini sangat membantu dalam kasus di mana motivasi intrinsiknya tidak begitu kuat. Abstarct – The main purpose of this research is to explore scientifically the motivation behind wearing hijab among UAI students –particulary those who decide to wear hijab after entering the UAI, their syariah knowledge about the obligation of wearing hijab, and what the benefit is. The result is expected to help the leaders and academic community in the UAI, as well as parents in building character and strengthening religious environment. The study summarizes a number of important findings: (1) Basically, the UAI students can be categorized into two groups; consistent and inconsistent in wearing hijab. (2) Their consistency in wearing hijab briefly influenced by its strong intrinsic motivation. (3) Students who wear hijab get strong support from the family, friends, and people who close to them. This extrinsic motivation can be very helpful where intrinsic motivation is not strong enough
    corecore