57 research outputs found

    Si Tanun

    Get PDF

    Paralelisme Bentuk & Makna 1998

    Get PDF

    Verba &Pemakaiannya Dalam Bahasa Indonesia (2000)

    Get PDF

    PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GENERASI MUDA PROVINSI MALUKU UTARA DALAM RANAH KETETANGGAAN DAN PENDIDIKAN

    Get PDF
    Penggunaan bahasa daerah dalam ranah ketetanggaan dan pendidikan di kalangan generasi muda Provinsi Maluku Utara merupakan fenomena kebahasaan yang perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persentase dan posisi rentang skala Likert dalam garis kontinum penggunaan bahasa daerah generasi muda Provinsi Maluku Utara dalam ranah ketetanggaan dan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan sosiolinguistik. Teknik analisis data menggunakan teknik penghitungan persentase, rata-rata berbobot, dan skala Likert untuk menunjukkan posisi rentang skala dalam garis kontinum dan kemudian menginterpretasikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika generasi muda Provinsi Maluku berbicara dengan mitra tutur dalam ranah ketetanggaan/pertemanan dan pendidikan sama-sama tergolong tidak baik. Hal itu disebabkan kecenderungan generasi muda Provinsi Maluku Utara tidak pernah menggunakan bahasa daerah kepada mitra tutur seperti kepada guru yang sesuku di sekolah, guru yang tidak sesuku di sekolah, siswa yang sesuku di sekolah (di luar kelas), siswa yang sesuku di sekolah (di dalam kelas), siswa yang tidak sesuku di sekolah (di dalam kelas), dan siswa sesuku di sekolah (di luar kelas)

    Di Balik Derita Siboru Tombaga

    Get PDF

    Penggunaan Bahasa Daerah Generasi Muda Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat

    Get PDF
    The use of vernacular among the younger generation when writing letters and short massage service (SMS)/ whatsapp (WA) in the family domain is interesting to study. In this paper the study is limited to the problem of using vernacular among the younger generation, especially the younger generation of North Maluku and West Papua is in the family domain when they write letters and SMS/WA messages to speech partners. The objective of this research is to describe the category of language use of the young generation of North Maluku and West Papua when writing letters and SMS/WA with their speech partners. This research method is descriptive qualitative in which the data. The results of the analysis showed that the young generation of North Maluku wrote letters to speech partners (parents, uncle/aunt/aunt, grandparents, siblings (brother/sister), and distant relatives) in vernacular through classified letters. very bad and through SMS/WA classified as not good the young generation of North West Papua wrote a letter to speech partners (parents, uncle/aunt/aunt, grandfather/grandmother, siblings (brother/sister), and distant family) using vernacular, either through letters or SMS/WA are classified as not good.AbstrakPenggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda ketika menulis surat dan short massage service (SMS)/ whatsapp (WA) dalam ranah keluarga menarik untuk dikaji. Dalam tulisan ini kajian dibatasi pada masalah penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, khususnya generasi muda Maluku Utara dan Papua Barat dalam ranah keluarga ketika mereka menulis surat dan SMS/WA kepada mitra tutur. Tujuan penelitian mendeskripsikan kategori penggunaan bahasa daerah generasi muda Maluku Utara dan Papua Barat ketika menulis surat dan SMS/WA dengan mitra tuturnya. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang datanya dikumpulkan dengan metode penyebaran kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa generasi muda Maluku Utara menulis surat kepada mitra tutur (orang tua, paman/tante/bibi, kakek/nenek, saudara (kakak/adik), dan famili jauh) dengan bahasa daerah melalui surat tergolong sangat tidak baik dan melalui SMS/WA tergolong tidak baik. Generasi muda Papua Barat Utara menulis surat kepada mitra tutur (orang tua, paman/tante/bibi, kakek/nenek, saudara (kakak/adik), dan famili jauh) dengan bahasa daerah, baik melalui surat maupun SMS/WA tergolong tidak baik

    Anak yang Hilang

    Get PDF

    KRITERIA VITALITAS BAHASA TALONDO

    Get PDF
    This research was conducted in the village of Talondo Kondo, District Bonehau, Mamuju, West Sulawesi province with the aim to determine the  vitality of the Talondo languages criteria.The methods of the research was done by doing the field research and the literature study.A fieldwork was conducted to obtain primary data while the library research obtaining secondary data. The sources of data in this study were 81 respondents from Talondo language native speakers. The datas are obtained from observations and questionnaires.To determine the vitality of Talondo language criteria the research used Likert scale models to test and compare the mean index of vitality. The calculation result of subindex groups with respondent characteristics (based on gender, age group, education level, and occupation) showed that the vitality of a Talondo language was setbacks. Because the average value addition and division of the total index of the four variables with the variables gender, age group, education level, and type of work is 0.58. The range value of its included in the index line 3—4 based on visualization in a spider diagram. ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di Desa Talondo Kondo, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dengan tujuan untuk menentukan kriteria vitalitas bahasa Talondo. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan dan pustidaka. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, sedangkan penelitian pustidaka untuk memperoleh data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah 81 responden penutur bahasa Talondo. Data diperoleh dari hasil pengamatan dan kuesioner. Untuk menentukan kriteria vitalitas bahasa Talondo digunakan model skala Likert dan indeks dengan uji compare mean. Hasil perhitungan kelompok subindeks dengan karakteristik responden (jenis kelamin, kelompok usia, jenjang pendidikan, dan jenis pekerjaan) menunjukkan bahwa vitalitas bahasa Talondo masuk kriteria mengalami kemunduran. Hal itu disebabkan karena nilai penjumlahan dan pembagian rerata indeks total keempat variabel dengan variabel jenis kelamin, kelompok usia, jenjang pendidikan, dan jenis pekerjaan adalah 0,58. Nilai 0,58 termasuk pada garis indeks 3—4 berdasarkan visualisasinya pada diagram laba-laba

    BAHASA INDONESIA, DAERAH, DAN ASING DI WILAYAH PERBATASAN: Studi pada Bahasa Walsa dan Muyu

    Get PDF
    People’s perception in border area toward bahasa Indonesia, local and foreign languages is still relevant to be observed. In this regard, the study purpose is to  describe the characteristics of Banda and Kombut respondents who live in the border areas of Indonesia and Papua New Guinea and their perceptions toward bahasa Indonesia (language of Indonesian people), local languages (Walsa and Muyu), and foreign language   (Papua New Guinea language) which related to the policy on Indonesian and local assistance. To reach that goal, this research model is using quantitative model with descriptive method. This research is classified as field research with primary and secondary data types. The sample consists of 108 respondents of Kampung Banda and 110 of Kampung Kombut. The data were processed by simple tabulation analysis and Likert scale with reference to the average score formula. The results of this research indicate that Banda people’s perception is very positive towards bahasa Indonesia, positive to Walsa language, and not positive to Papua New Guinea language. Kombut people’s perception is positive towards bahasa Indonesia, quite positive both towards Muyu and of Papua New Guinea language. The perceptions of those two communities toward bahasa Indonesia, and their local languages due to loyalty, proudness, and awareness of bahasa Indonesia, Walsa, and Muyu norms. The results of people’s perception toward Papua New Guinea language which are Banda is not positive and Kombut is quite positive as they do not use the language as a medium of daily communication. Abstrak: Masyarakat tutur di wilayah perbatasan terhadap bahasa Indonesia, daerah, dan asing masih relevan untuk dicermati. Sehubungan dengah hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden masyarakat Banda dan Kombut yang berdomisili di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini dan persepsi mereka terhadap bahasa Indonesia, daerah (bahasa Walsa dan Muyu), dan asing (bahasa Negara Papua Nugini) yang berkaitan dengan kebijakan pembinaan bahasa Indonesia dan daerah. Untuk mencapai tujuan itu, model penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini tergolong penelitian lapangan dengan jenis data primer dan sekunder. Sampel terdiri atas 108 masyarakat tutur Kampung Banda dan 110 Kampung Kombut. Data diolah dengan analisis tabulasi sederhana dan skala Likert dengan  mengacu pada rumus skor rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Banda  adalah sangat positif terhadap bahasa Indonesia, positif terhadap bahasa Walsa, dan tidak positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Persepsi masyarakat Kombut adalah positif terhadap bahasa Indonesia, cukup positif terhadap bahasa Muyu, dan cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini. Kedua kelompok masyarakat tersebut berpersepsi demikian terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing karena mereka setia, bangga, dan sadar adanya norma bahasa Indonesia, Walsa, dan Muyu. Persepsi masyarakat Banda adalah  tidak positif dan masyarakat Kombut cukup positif terhadap bahasa Negara Papua Nugini karena mereka tidak menggunakan bahasa Negara itu sebagai media komunikasi sehari-hari
    • …
    corecore