27 research outputs found

    Uji Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Eksplan Pisang Barangan (Musa paradisiaca L.) Pada Media MS Secara in vitro

    Get PDF
    Perbanyakan konvensional pisang secara umum melalui anakan (sucker) dan belahan bonggol (corm), namun bibit yang dihasilkan dengan cara ini menghasilkan sedikit anakan dan membutuhkan waktu relatif lama,  pertumbuhan tidak seragam sehingga penanaman skala besar akan sulit dilakukan. Perbanyakan melalui kultur jaringan pada pisang barangan telah dilakukan, hingga diperoleh bibit bermutu baik (seragam dan bebas patogen) dalam jumlah lebih banyak dan cepat. Keberhasilan menginisiasi pembentukan kalus dan tunas merupakan langkah awal untuk menghasilkan planlet dengan multiplikasi yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan  UPT. Balai Benih Induk Gedung Johor Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi ZPT: (1). NAA (Naphthaleneacetic acid) dan BAP (Benzylamino purin) terhadap pertumbuhan eksplan pisang barangan secara kultur in vitro. (2). BA (Benzyl Adenin)  dan IBA (Indole Butyric Acid). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi NAA dan BAP; BA dan IBA terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan tampak terutama dimulai pada minggu ke-2 setelah aplikasi hingga minggu ke-12. Konsentrasi BAP dan kombinasi konsentrasi NAA dan BAP serta konsentrasi BA dn IBA dan interaksinya tidak berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh, jumlah tunas, panjang tunas, dan bobot tuna

    EKSPLORASI DAN MUTASI INDUKSI DALAM UPAYA PERBAIKAN GENETIK PADI GOGO BERAS MERAH LOKAL SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara tropis dengan megabiodiversiti terbesar kedua, memiliki kekayaan plasma nutfah atau sumber daya genetik (SDG) yang sangat besar. Plasma nutfah adalah sumberdaya alam yang sangat penting dan merupakan modal dasar dalam mengembangkan industri pertanian. Tingginya tingkat keanekaragaman hayati (biodiversiti) SDG ini karena Indonesia memiliki bentang alam yang luas dengan penyebaran dan kondisi wilayah geografis yang bervariasi. Tantangan global pada masa mendatang akan selalu berkaitan dengan perubahan iklim yang akan berpengaruh langsung kepada penyediaan pangan dan energi bagi penduduk yang semakin meningkat. Upaya untuk memenuhi kebutuhan beras penduduk mendapat tantangan berat mengingat varietas unggul (VU) padi yang tersedia hanya sedikit yang mampu beradaptasi dengan baik. Produktivitas padi sawah di Provinsi Sumatera Utara masih di bawah produksi rata-rata nasional sebesar 4,7 ton/ha, sementara padi gogo sebesar 2 ton/ha. Oleh karena itu diperlukan suatu terobosan dalam penghasilan VU untuk peningkatan produksi dalam mendukung ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan. Padi lokal masih banyak ditemukan dan merupakan aset SDG dalam penyediaan VU yang adaptif, sehingga pengembangannya masih terus diupayakan. Padi gogo beras merah lokal di Sumatera Utara banyak ditanam masyarakat, karena memiliki keunggulan, baik sebagai makanan pokok dengan rasa nasi dan aroma sesuai selera masyarakat setempat, maupun fungsi kesehatan bagi tubuh. Genotipe lokal biasanya beradaptasi dengan baik pada daerah asalnya dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Namun demikian padi lokal memiliki kekurangan, seperti umur dalam, batang tinggi sehingga mudah rebah, tidak responsif terhadap pemupukan, dan produksi rendah. Oleh karena itu, para pemulia harus lebih giat dalam merakit atau memperbaiki varietas sesuai dengan agroekosistem pengembangan, karena setiap VU menuntut sejumlah persyaratan untuk dapat menampilkan keunggulan secara maksimum. Eksplorasi dan konservasi merupakan suatu kegiatan awal dari pemuliaan dalam menghasilkan VU yang bersifat spesifik lokasi. Agar SDG dapat lebih diberdayakan maka perlu dilakukan cara konservasi yang lebih dinamis, seperti pelestarian in situ lekat lahan (onfarm conservation) dan ex situ conservation, serta dilakukan perbaikan genetik melalui pemuliaan mutasi (mutasi induksi). Penelitian terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap eksplorasi dan tahap perbaikan genetik. Penelitian pertama adalah eksplorasi dan karakterisasi, dilaksanakan di beberapa Kabupaten di Sumatera Utara mulai bulan Agustus 2015 hingga akhir tahun 2017, melalui studi literatur, wawancara dan kunjungan langsung ke ladang petani di kabupaten yang merupakan daerah penghasil padi dan mempunyai potensi keberadaan padi gogo lokal. Genotipe yang dikumpulkan, selanjutnya diidentifikasi dan dikoleksi. Informasi yang diperoleh adalah kondisi lingkungan, sistem usahatani, karakter petani, dan kondisi pertanaman. Karakter agronomi, morfologi, dan produksi diamati, yaitu karakter awal, meliputi: tinggi tanaman, umur panen, produksi per hektar, bobot 1000 butir, gabah dan biji serta dilakukan analisis DNA secara molekuler dengan Random Amplified Polymorfism DNA (RAPD). Hasil yang diperoleh yaitu pertama, hasil eksplorasi di 11 kabupaten dengan topografi sedang hingga tinggi, telah dikumpulkan sebanyak 22 genotipe padi gogo lokal yang memiliki karakter agronomis dan morfologi yang bervariasi; kedua, teknik budidaya yang dilakukan petani sangat sederhana, baik pada pola monokultur, maupun pada pola tumpang sari. Sistem usahatani yang dilakukan masih tergolong sederhana dan dengan penanaman ladang berpindah. Penanaman dilakukan antara Agustus-September; ketiga, karakterisasi 19 padi gogo beras merah berdasarkan 79,79% kemiripan gabah/beras padi diperoleh 3 kelompok genotipe padi gogo beras merah lokal; keempat, karakterisasi 19 padi gogo beras merah berdasarkan tingkat kemiripan 80% secara molekuler diperoleh 11 kelompok genotipe padi gogo beras merah lokal Sumatera Utara. Berdasarkan prefensi masyarakat, daya adaptasi, dan sebaran lokasi penanaman, baik dari literatur maupun hasil kunjungan lapangan padi Sigambiri Merah terpilih untuk diperbaiki melalui muatsi induksi. Penelitian kedua adalah perbaikan genetik, dilaksanakan sejak April 2016 sampai Agustus 2018 bertujuan untuk memperbaiki genetik padi beras merah lokal Sumatera Utara khususnya terkait umur tanaman agar lebih genjah dan postur pendek/semi pendek melalui mutasi induksi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari irradiasi, orientasi dosis efektif, penanaman M1, M2, dan M3 serta analisis DNA. Untuk mendapatkan dosis optimum, benih padi diiradiasi dengan sinar gamma Co 60 dengan dosis 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 Gy di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-BATAN), Jakarta. Penanaman M1 dan M2 dilaksanakan di BPTP Sumatera Utara: (1) Pada tahap M1, dosis iradiasi yang efektif dalam menghasilkan keragaman genetik yang tinggi serta kerusakan fisik yang rendah adalah dosis 200 Gy, seperti pada persentase perkecambahan, reduksi pertumbuhan tinggi, panjang akar, dan persentase kehampaan (sterilitas) benih permalai, serta telah menghasilkan keragaman genetik (seperti frekuensi mutasi klorofil 0,15% dan frekuensi mutan genjah 1.09%). Dosis tersebut dipandang telah menghasilkan keragaman genetik yang cukup baik, sehingga mendukung program seleksi pada tahap selanjutnya; (2) Pada tahap M2 telah terbentuk keragaman genetik yang tinggi, khususnya pada karakter umur tanaman berbunga dan karakter tinggi tanaman, sedangkan pada jumlah anakan produktif, dan panjang malai memiliki keragaman genetik yang rendah. Hasil seleksi pada tahap M2 telah diperoleh sebanyak 86 kandidat mutan; (3) Pada tahap M3 dari 20 mutan yang ditanam, ternyata hanya 11 mutan yang memiliki kestabilan karakter, sedangkan 9 kandidat mutan lainnya ternyata bukan mutan; (4) Berdasarkan analisis DNA, dari 11 kandidat galur mutan pada M3 berdasarkan tingkat kemiripan 90% diperoleh 6 kelompok. Karakter umur genjah dan karakter semi dwarf, pada galur-galur mutan yang terseleksi dikendalikan oleh satu gen resesif. Kultivar Sigambiri merah dipilih (berdasarkan potensi dan lokasi penanaman paling luas yang menyebar di beberapa kabupaten) untuk diperbaiki dengan teknik pemuliaan mutasi (mutasi induksi). Pada tahap M2 telah terbentuk keragaman genetik yang tinggi khususnya pada karakter umur tanaman berbunga serta karakter tinggi tanaman. Sebaliknya, pada karakter jumlah anakan produktif dan panjang malai memiliki keragaman genetik yang rendah. Karakter umur genjah pada galur-galur mutan yang terseleksi dikendalikan oleh satu gen resesif. Begitu pula pada karakter semi dwarf, dikendalikan juga oleh satu gen resesif

    PENERAPAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIK MINIATUR TANDON AIR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS X SMA NEGERI 3 KOTA MANNA

    Get PDF
    Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah: (1) Untuk mengetahui perbedaan efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air dengan alat peraga charta rangkaian listrik seri dan parallel, (2) Untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada pembelajaran logika matematika melalui alat peraga praktik miniatur tandon air terhadap peningkatan mutu pembelajaran matematika yang ditengarai dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.Ukuran keberhasilan penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil belajar antara siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen pada pelajaran matematika  yang dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar secara individual dan klasikal serta nilai rata-rata kelas. Hasil belajar matematika siswa di kelas kontrol menunjukkan: ketuntasan belajar individual 20 orang, ketuntasan belajar klasikal 62,5 % dan rata-rata kelas 64,8 sedangkan hasil belajar matematika di kelas eksperimen menunjukkan: ketuntasan belajar individual 28 orang, ketuntasan belajar klasikal 87,5% dan rata-rata kelas 75,3. Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia melalui penggunaan alat peraga praktik miniatur tandon air terbukti lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika bila dibandingkan dengan alat peraga charta rangkaian listrik seri dan paralel. Kata Kunci:     Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dan Alat Peraga Peraga Praktik Miniatur Tandon Ai

    PEMBAKARAN SAMPAH ANORGANIK MENIMBULKAN DAMPAK POSITIF DENGAN PEROLEHAN ASAP CAIR BAGI MASYARAKAT LINGKUNGAN IX KECAMATAN AMPLAS

    Get PDF
    The impact of open burning of garbage can actually be detrimental to the surrounding community, both for health and the environment. The problem faced by the community of Environment IX in Siti Rejo III Village is the increasing number of piles of garbage with an unpleasant aroma in the riverbank flow area, this means that community awareness is still low so that it littering. The aim of the community service is to obtain liquid smoke from closed burning of garbage on the edge of the river area. The method of implementing the activity is counseling / directing to local residents. A number of inorganic waste is put into the incinerator and then immediately closed tightly with a cover for burning the garbage when the blower is on. The solution to this problem is to build a closed furnace for burning waste. The results of the burning of inorganic waste carried out by local residents in various places (land) along the river can produce liquid smoke which is useful for pesticides, food preservatives, etc. It can directly reduce environmental pollution because emissions from burning waste will be reduced with the consequence of reducing the volume of waste. As a result of this activity, the community has been able to carry out a technique of burning garbage with a closed system where the smoke spreads to the pipe installation with the output producing liquid smoke that does not cause environmental pollution. Therefore, it is deemed necessary immediately to build several units of closed stoves for burning garbage around the rive

    KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK SUBSIDI DAN NON SUBSIDI DI DESA KEPALA SUNGAI, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

    Get PDF
    Fertilizer is one of the important inputs in increasing the productivity of food crops, so that its existence and utilization has a strategic position. One of the policies in the procurement of fertilizers is fertilizer subsidies. Fertilizer subsidies have long been implemented with various policies that follow it, such as policies on fertilizer procurement, distribution of fertilizers and supervision of subsidized fertilizers. The problem faced is that local people do not know which are subsidized and non-subsidized fertilizers. So that with this extension, the Kepala Sungai community can find out the type and method of obtaining the fertilizer. This PKM activity has added insight from the local community in knowing which fertilizers are subsidized and non-subsidized, although there are some things that still need to be improved for the progress of agriculture in the future. In Indonesia, the distribution of fertilizer subsidies is currently still constrained. These deviations include incomplete RDKK data collection, distribution of subsidized fertilizers to unauthorized parties, lack of distribution volume that causes a shortage of fertilizers, procurement and distribution of subsidized fertilizers by the fertilizer industry, obstacles in calculating fertilizer subsidies, and supervision of subsidized fertilizer distribution. Most of the deviations in the implementation of subsidized fertilizer program policies occur at the retailer, distributor and producer level as well as the weak mechanism for monitoring the implementation of subsidized fertilizers. Aspects of transparency and information disclosure in the implementation chain of the subsidized fertilizer policy program are also still weak. The strategy for distributing or distributing subsidized fertilizers in Indonesia can be implemented through several distribution alternatives

    Pengaruh cekaman kekeringan terhadap penampilan dan produksi beberapa galur padi asal sigambiri merah pada tanaman M4

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk menguji beberapa galur tanaman padi mutan yang tahan terhadap kekeringan dan untuk menilai keragaan beberapa galur padi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor galur (G) yang terdiri dari 6 taraf: Sigambiri merah (tetua tanaman) (G1), Inpago 8 (G2), galur 67210 (G3), galur 1877-9-3 (G4), galur 1251-79 (G5), galur 25-3-3 (G6) dan faktor penyiraman (P) yang terdiri dari tiga taraf: disiram 1 hari sekali (P1), disiram 10 hari sekali (P2), disiram 20 hari sekali (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur padi yang digunakan mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik terhadap cekaman kering karena keragaan pertumbuhan terutama panjang akar dan hasil gabah kering giling tidak berbeda dengan padi tanpa cekaman kekeringan

    PERBAIKAN TEKNIK PENGOLAHAN KERANG KUPAS DI DESA PERCUT KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

    Get PDF
    Some of the people of Percut village make a living as fishermen catching fish and collecting shells. The consumptive culture of coastal communities, especially seafood and beach products, provides opportunities to produce innovative culinary businesses. After conducting socialization and hearings with the Percut village community, information was obtained that a breakthrough effort had been made in the marketing of shelled clams. The shelled clams here are sourced from feather clams (Anadara antiquata), although there are several other types of shellfish such as green mussels, hemp clams and other shellfish. On the coast of Percut village it is quite easy to get clams and several other types of shellfish, but the processing is still very simple, namely by simply boiling them. This processed product still contains impurities (sand or mud), the appearance is less attractive, the type and size are not the same and the packaging is not attractive so that the attractiveness and interest of the public to buy is still very low. Therefore, technical improvements are needed from the beginning of the shellfish processing process in order to obtain quality results and be accepted by the market. It is hoped that the improvement in processing techniques for peeled shellfish in Percut village will provide added value from shellfish products and the establishment of a Percut village-specific culinary snack business that will increase people's interest in buying them

    EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING PADA KADER KESEHATAN MELALUI PENERAPAN POLA ASUH PEMBERIAN MPASI BALITA DI KABUPATEN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Latar Belakang.Bayi yang sehat dan cerdas merupak   an dambaan setiap orang tua. Namun   apabila pola asuh yang diberikan tidak adekuat dapat berdampak pada  tumbuh kembang anak. . Pola Asuh memiliki peranan penting dalam pencegahan stunting terutama dalam pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) pada balita.Kasus stunting masih tinggi di Indonesia. Stunting merupakan masalah gagal tumbuh yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis yang terjadi pada rentang waktu yang cukup lama sehingga menghambat tumbuh kembang anak.Tujuan.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para kader kesehatan dalam penerapan pola asuh untuk pencegahan stunting.Metode.Kegiatan dilaberikan melalui metode ceramah yang interaktif, diskusi, dan role play melalui kasus-kasus yang banyak terjadi. Partisipan dalam kegiatan ini berjumlah 60 orang yang dipilih secara random dengan mewakili semua daerah kecamatan di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara.Kesimpulan. Kegiatan pemberian edukasi ini memiliki manfaat untuk meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan dalam penerapan pola asuh untuk pencegahan stunting

    Effectiveness of using g-learning in online lectures for students during the Covid-19 pandemic

    Get PDF
    This study aims to determine whether G-Suite (Google Learning Application) is effective in student online lectures and can provide a good and efficient academic atmosphere during the Covid-19 pandemic. The research approach uses quantitative with a quasi-experimental type. The data collection technique was carried out through the distribution of online surveys to all students of the Biology Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, North Sumatra Islamic University (UISU) who learned to use the G-Suite during the Covid-19 pandemic. Based on the calculation results obtained that t-count of 2,901. After being consulted with the t-table at a significance level of 5% and db 68 of 1.990, it turns out that the t-count is greater than the t-table (2.901 > 1.990) so that Ho which reads there is no difference in student outcomes between groups of students taught using the G-Suite and groups of students who were taught without using the G-Suite media have been successfully rejected. Thus, Ha, which reads that there is a significant difference in lecture learning outcomes between groups of students who are taught using G-Suite media and groups of students who are taught without using G-Suite media

    APLIKASI MESIN PENCACAH RUMPUT DENGAN VARIASI PISAU POTONG UNTUK PAKAN TERNAK KAMBING DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

    Get PDF
    Peternak kambing masih mengalami suatu kendala dalam penyediaan pakan ternak sebagai sumber protein. Bagi peternak yang memiliki kambing dengan jumlah banyak harus menyediakan rumput dalam jumlah yang cukup banyak pula untuk dirajang sebagai bahan pakan ternak, oleh karenanya diperlukan tenaga dan waktu yang lebih banyak. Hingga kini peternak kambing masih menggunakan proses pencacah rumput secara konvensional dengan menggunakan sabit untuk memotong/merajang rumput. Solusi pemecahan masalah yang dihadapi adalah membuat mesin teknologi tepat guna sebagai mesin alternatif (dua mesin menggunakan tuas sebagai penghubung). Dengan penerapan mesin pencacah  rumput alternatif, diperoleh potongan rumput yang lebih kecil dan baik sekali untuk diberikan sebagai pakan ternak. Sebagai penggerak utama pencacah rumput ini adalah dinamo motor listrik daya 800 watt 1250 rpm dan mesin bahan bakar bensin 2 hp dengan 2420 rpm. Jika lokasi tersedia sumber arus listrik dapat menggunakan dinamo motor listrik. Jika kondisi tempat ternak tidak ada sumber listrik bisa menggunakan mesin bahan bakar bensin dengan menggeser tuas. Alternatif pencacah rumput dengan konsekuensi dapat meningkatkan kapasitas produksi pakan ternak. Peralihan fungsi sabit sebagai alat pencacah rumput ke pencacahan rumput menggunakan mesin akan menjamin waktu yang cepat dan peningkatan kapasitas produksi yang terbukti berhasil di kelompok ternak sapi Kesuma. Hasil pengamatan dengan mesin bahan bakar bensin untuk pencacahan rumput diperoleh   ukuran panjang rumput  (1 – 2) cm atau dengan UPr 1.3 cm sedangkan dinamo motor listrik (2 – 3) cm atau dengan UPr 2.8 cm masing-masing memakai pisau rajangan tiga mata pisau ganda. Diharapkan mesin alternatif  yang dibuat dapat bermanfaat bagi peternak kambing yang  memberikan kemudahan dalam hal penyediaan pakan ternak dan idealnya baik bagi proses pencernaan dengan ukuran rajangan rumput yang lebih kecil bagi hewan ternak kambing
    corecore