904 research outputs found

    Evaluasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Rusunawa (Studi Kasus : Rusunawa Wangurer, Tangkoko Dan Unsrat)

    Full text link
    The main problems encountered in the development rusunawa include affordability (ratio of income and expenses), adequacy (quality and density residential) environmental conditions and availability. The research was conducted in rusunawa (Wangurer and Tangkoko) in the municipality of Bitung and rusunawa Unsrat located on the campus UNSRAT Manado.. Secondary data collected through library research and field study. Data processing using analytical hierarchy process (AHP) through expert computer program choice. The results showed that for all three rusunawa, environmental factors (26%) are at the highest value followed occupancy factor (16%), physical utilization factor (14.7%), factor governing body (10.2 %), the economic capacity factor (9.4%), factor the role of local government (8.2%), regulatory factors (8.2%) and social empowerment factor (7.1%). The results per-rusunawa that meets eight factors are rusunawa Tangkoko, followed rusunawa Wangurer and rusunawa Unsrat. In conclusion, environmental factors stated rusunawa third placement on target, flood free, healthy, not adjacent to residential areas, and can be accessed easily with other modes of transportation. Furthermore rusunawa Tangkoko were at the top or the best, because it meets the criteria of the eight factors rusunawa management, followed by rusunawa Wangurer and rental flats Unsrat, not rusunawa. It is recommended that need ongoing socialization of the rules / regulations regarding the management of rusunawa to low income earners (MBR)

    The c- Jun N-terminal kinase JNK participates in cytokine- and isolation stress-induced rat pancreatic islet apoptosis

    Get PDF
    Aims/hypothesis: The protocols used for the preparation of human pancreatic islets immediately induce a sustained and massive activation of the c-Jun-N-terminal kinase (JNK). JNK, which participates in apoptosis of insulin-secreting cells, is activated by mechanical stresses, as well as by exposure to pro-inflammatory cytokines. Here, we investigated whether the delivery of a protease-resistant JNK inhibitory peptide (D-JNKI) through a protein transduction system during pancreatic digestion might impair JNK signalling throughout the transplantation procedure. Methods: Rat pancreases were treated with D-JNKI through the pancreatic duct and cells then isolated by enzymatic digestion. Protein extracts were prepared to determine JNK activity by kinase assays and total RNA was extracted to measure gene expressions by a Light-Cycler technique. Cell apoptosis rate was determined by terminal deoxynucleotidyl transferase dUTP nick end labelling (TUNEL) assay and by scoring cells displaying pycnotic nuclei. Results: Our data establish that the peptide transduction system used here efficiently transfects islets, allowing for stable in vivo (up to 2days) transfection of human islets transplanted under the kidney capsule. Further, D-JNKI decreases intracellular JNK signalling during isolation and following cytokine exposure in both human and rat islets, as measured by kinase assays and reduced c-fos expression; D-JNKI also confers protection against apoptosis induced during the rat islet preparation and subsequent to IL-1β exposure. Conclusions/interpretation: JNK signalling participates in islet isolation- and IL-1β-induced apoptosis in rat islets. Furthermore, the system we used might be more generally applicable for the persistent blockage (several days) of pro-apoptotic pathways in the transplanted islets; this days-long protection might potentially be an absolute prerequisite to help transplanted islets better survive the first wave of the non-specific inflammatory attac

    Model Pergerakan Penduduk Di Kawasan Kepulauan Dengan Variabel Bebas Parameter Sosioekonomi (Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Sangihe)

    Full text link
    Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di kabupaten Kepulauan Sangihe berkembang sangat pesat, sehingga mempengaruhi arus lalulintas pergerakan penduduk dari dan ke dalam kabupaten. Penelitian ini menggunakan analisis model regresi untuk mendapatkan model pergerakan Kawasan Kepulauan dengan variabel bebas parameter sosioekonomi. Hubungan antara pergerakan penduduk (sebagai variabel bebas y) yang terjadi dengan parameter sosioekonomi seperti jumlah/komposisi anggota keluarga (variabel tidak bebas x1), jumlah anggota keluarga yang bekerja (variabel tidak bebas x2), jumlah anggota keluarga yang bersekolah (variabel tidak bebas x3), kepemilikan kendaraan (variabel tidak bebas x4) dan penghasilan kepala keluarga (variabel tidak bebas x5) dianalisis. Model yang dihasilkan dapat menggambarkan fenomena pertumbuhan penduduk dan pembangunan di kabupaten kepulauan Sangihe yang memicu tumbuhnya bangkitan pergerakan, sehingga dapat menjadi dasar pengembangan jaringan transportasi yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan suatu daerah.Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi bangkitan pergerakan keluarga di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah variabel bebas X1 (komposisi keluarga), variabel bebas X2 (jumlah anggota keluarga yang bekerja), dan variabel bebas X3 (jumlah anggota keluarga yang bersekolah), variabel bebas X4 (kepemilikan kendaraan) dan variabel bebas X5 (pendapatan keluarga). Hasil ini dirumuskan: Y = 0,52475597 + 0,20488251X1 + 0,79880294X2 + 0,615967 X3 + 0,00160785 X4 + 0,00821735X5 dengan r = 0,80020013 dan R2 = 0,64032025. Kuat hubungan yang ditunjukkan oleh persamaan ini adalah pada variabel bebas terhadap variabel terikat lebih besar serta konstanta dan koefisien regresinya lebih kecil dibanding persamaan lainnya. Karena menggunakan tiga variabel bebas, maka koefisien determinasi yang digunakan adalah angka dari r sebesar 0,80020013 atau 80,02%. Pola distribusi perjalanan yang diakibatkan oleh adanya pergerakan di wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Matriks Asal Tujuan (MAT), dimana diperoleh tujuan perjalanan responden dari masing-masing kecamatan asal adalah yang terbesar menuju ke kecamatan Tahuna sebesar 9,27%, kemudian kedua terbesar menuju ke kecamatan Tahuna Barat sebesar 9,04%, dan ketiga terbesar menuju ke kecamatan Manganitu Selatan sebesar 8,99%
    corecore