125 research outputs found

    PHILOSOPHICAL VIEW AND RARAMBANGAH SYSTEM: A LOCAL GENIUS OF THE BAJAU PEOPLE LIVING AT BUNGIN PERMAI VILLAGE, SOUTHEAST SULAWESI

    Get PDF
    According to the philosophical view of the Bajau people, the values inherited from their ancestors which are maintained in their socio-cultural belief still constitute their supernatural strength, which is still referred to when they conceptualize and express their lives, the essence of their lives, objectives, orientation, knowledge and their interpretation of the cosmos. It is their local genius which has enabled them to survive and grow in the sea which is full of challenges. As their creative reply to numerous problems faced to make both ends meet, they have developed a social network termed as rarambangah, in which a number of people, who have the same objective to alleviate their living burden by helping, trusting and accepting each other, develop a social network

    Keluarga dan Lokalisasi (Studi Kasus: Lokalisasi Batu Merah Tanjung Kota Ambon)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perkembangan keluarga yang tinggal di lingkungan Lokalisasi Batu Merah Tanjung, dengan melihat pada kehidupan sosial dalam memanfaatkan lokalisasi sebagai kebutuhan di masyarakat serta dampak yang dialami dari keberadaan lokalisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat studi kasus, dimana keluarga yang bermukim ditempat lokalsisasi sebagai sasaran utama, kemudian data dikaji menggunakan motode diskriptif analisis kualitatif yang meliputi pencarian data dan analisis data berdasarkan informasi data di lapangan. Adanya kesinggungan antara keberadaan lokalisasi dengan keluarga yang tinggal ditempat lokalisasi, dimana lokalisasi sebagai pemberi stigma negative bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan lokalisasi tepapi lokalisasi juga sebagai pemberi manfaat terhadap kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar yang memanfaatkan keberadaan lokalisasi. Keluarga memiliki peranan yang angat penting terhadap perkembangan anak sehingga penetuan tempat bermukim juga harus diperhatikan, selain itu pemerintah daerah harus bijak terhadap keberadaan lokalisasi dengan menempatkan jauh dari pemukiman warga

    Fenomena Gugatan Cerai Dari Kalangan Istri Terhadap Suami (Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

    Get PDF
    Meningkatnya angka perceraian dari tahun ketahun pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang, khususnya gugatan cerai yang dilakukan istri terhadap suami. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor perceraian, perubahan pergeseran nilai sosial dan makna perceraian bagi wanita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dan berbentuk diskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya gugatan cerai (kekerasan baik secara fisik dan non fisik, melalaikan tanggung jawab suami dan kebutuhan ekonomi), akan tetapi setiap faktor tersebut tidaklah berdiri sendiri sebagai faktor tunggal, melainkan merupakan satu rangkaian sebab yang pada satu titik membuat pasangan memutuskan untuk bercerai. Dari hal tersebut ditemukan bahwasannya terdapat pergeseran nilai social dalam masyarakat menyebabkan perceraian bukan lagi hal yang tabu untuk dilakukan dan adanya perubahan fungsi dalam keluargayang tergantikan pada saat ini, serta dapat diketahuiterdapatmakna perceraian bagi wanita bercerai (sebagai jalan keluar dari masalah, kebebasan dan kemandirian secara ekonomi). Maka jika dengan semakin berkembangnya proses tersebut, maka semakin membuat istri berani untuk memutuskan hubungan terlebih dahulu perkawinan jika terdapat hal-hal yang membuat perkawinannya tidak dapat dipertahankan lagi

    Fenomena Gugatan Cerai Dari Kalangan Istri Terhadap Suami (Studi Kasus Pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang)

    Get PDF
    Meningkatnya angka perceraian dari tahun ketahun pada Pengadilan Agama Kabupaten Malang, khususnya gugatan cerai yang dilakukan istri terhadap suami. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor perceraian, perubahan pergeseran nilai sosial dan makna perceraian bagi wanita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif dan berbentuk diskriptif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya gugatan cerai (kekerasan baik secara fisik dan non fisik, melalaikan tanggung jawab suami dan kebutuhan ekonomi), akan tetapi setiap faktor tersebut tidaklah berdiri sendiri sebagai faktor tunggal, melainkan merupakan satu rangkaian sebab yang pada satu titik membuat pasangan memutuskan untuk bercerai. Dari hal tersebut ditemukan bahwasannya terdapat pergeseran nilai social dalam masyarakat menyebabkan perceraian bukan lagi hal yang tabu untuk dilakukan dan adanya perubahan fungsi dalam keluargayang tergantikan pada saat ini, serta dapat diketahuiterdapatmakna perceraian bagi wanita bercerai (sebagai jalan keluar dari masalah, kebebasan dan kemandirian secara ekonomi). Maka jika dengan semakin berkembangnya proses tersebut, maka semakin membuat istri berani untuk memutuskan hubungan terlebih dahulu perkawinan jika terdapat hal-hal yang membuat perkawinannya tidak dapat dipertahankan lagi

    TRADISI KABHELAINO LAMBU PADA ETNIS MUNA DI KECAMATAN KATOBU KELURAHAN RAHA II KABUPATEN MUNA

    Get PDF
    Tradisi kabhelaino lambu merupakan tradisi suku Muna yang menjadi pengalaman suatu masyarakat dalam membangun rumah baru yang berasal dari nilai luhur orang tua terdahulu yang bertujuan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tahapan  pelaksanaan Tradisi kabhelaino lambu pada masyarakat suku Muna Kelurahan Raha II,Kecamatan Katobu,Kabupaten Muna. (2) untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam Tradisi kabhelaino lambu di Kelurahan Raha II,Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.  Analisi dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menetapkan informan kunci. Informan penelitian terdiri atas imam( kepala lingkungan, tokoh masyarakat yang mengetahui tentang tradisi kabhelaino lambu,dan warga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan kabhelaino lambu terdiri atas :  Tahap awal yaitu tahap kasolono wite (memeriksa atau mengecek keadaan tanah), tahap pelaksanaan yaitu tahap kaghondono gholeo metaa (mencari hari baik) dan tahap akhir yaitu tahap kabhelaino lambu (peletakan batu pertama). Selain itu , dalam tradisi ini terdapat beberapa simbol yaitu kain putih, telur ayam kampung, batu yang berukuran cukup besar, sebaskom air bersih, pasir dan semen

    BENTENG LIAMOPUTE DI KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA : 1575-1968

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang pembangunan Benteng Liamopute dan fungsi Benteng Liamopute yang terletak di Kecamatan Tongkuno (Kabupaten Muna). Selain membahas latar belakang dan fungsinya, penelitian ini juga akan menguraikan benda-benda peninggalan sejarah yang terdapat di Benteng Liamopute. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan melalui empat tahapan kerja antara lain: heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pembangunan Benteng Liamopute yang berlokasi di Kecamatan Tongkuno bertujuan untuk membentengi diri atau sebagai benteng pertahanan dan keamanan masyarakat di masa lalu. Benteng Liamopute dibangun pada masa pemerintahan Lapatola Kamba yakni pada tahun 1575. Benteng ini memiliki letak yang strategis dimana berada di atas bukit dengan dikelilingi oleh jurang yang cukup curam sehingga sangat urgen untuk menjadi tempat persembunyian para pasukan perang dari kalangan musuh. Alasan masyarakat di masa itu memberikan nama “Liamopute” sebagai nama Benteng Liamopute dikarenakan gua yang berada di sekitaran benteng tersebut memiliki dinding yang berwarna putih. Sejak tahun 1968 hingga masa kini, Benteng Liamopute digunakan sebagai tempat kunjungan wisata sejarah bagi masyarakat Muna bahkan masyarakat dari luar Pulau Muna. Selain berfungsi sebagai kunjungan wisata, keberadaan Benteng Liamopute juga sangat membantu ingatan masyarakat Muna melalui benda-benda peninggalan sejarah yang berada di benteng tersebut. Peninggalan sejarah yang terdapat di dalam maupun di luar Benteng Liamopute terdiri atas bangunan fisik Benteng Liamopute, pintu masuk Benteng Liamopute, koinaha (tapak kaki), koburu (kuburan), Gua Liamopute, dan benda-benda peninggalan sejarah lainnya

    MODERNISASI PERTANIAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI SAWAH DI DESA DURIASI KECAMATAN WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE (1983-2021)

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang modernisasi pertanian di Desa Duriasi Kecamatan Wonggeduku. Alat-alat pertanian yang digunakan awalnya masih sangat tradisional kemudian berkembang dengan menggunakan peralatan modern. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) kondisi kehidupan sosial ekonomi petani sawah sebelum dan setelah modernisasi pertanian di Desa Duriasi, (2) dampak modernisasi pertanian terhadap kehidupan sosial ekonomi petani sawah di Desa Duriasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah. Penelitian ini menggunakan lima langkah penelitian sejarah terdiri dari : (1) pemilihan topik, (2) heuristik sumber, (3) verifikasi sumber, (4) interpretasi sumber, dan (5) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kondisi kehidupan sosial ekonomi petani sebelum modernisasi pertanian di Desa Duriasi di antaranya: gotong royong dengan solidaritas sosial yang tinggi, sistem pertanian bersifat tradisional, rendahnya hasil panen dan pendapatan, kondisi perumahan semi permanen. Pascamodernisasi pertanian, kehidupan sosial ekonomi masyarakat mengalami perubahan, yakni lunturnya tradisi gotong royong, tingkat pendidikan keluarga petani lebih maju, kualitas kesehatan keluarga petani meningkat, buruh tani kehilangan pekerjaan dan termarginalisasi, hasil panen dan pendapatan petani meningkat, dan kemampuan petani membangun perumahan meningkat. (2) Dampak modernisasi pertanian terhadap kehidupan sosial ekonomi petani sawah, yaitu modernisasi pertanian mengubah sistem pertanian tradisional, munculnya pengusaha baru di bidang agribisnis, luas areal persawahan semakin bertambah, serta bertambahnya pengetahuan petani sawah

    MAKNA REVITALISASI BIOROKRASI DAN KOLABORASI BUDAYA LOKAL TERHADAP KINERJA ASN PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SORONG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Aparatur Sipil Negara di Dinas Lingkungan Hidup Memaknai Kolaborasi Budaya Lokal terhadap Kinerja ASN di Kabupaten Sorong. Metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun jenis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah wawancara, observasi ,dokumetasi. Teknik analisis data, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer maupun data sekunder untuk diteliti guna mengetahui kelengkapan data yang diperoleh. Hasil Peneltian menunjukan bahwa budaya lokal sangat mempengaruhi kinerja pegawai dinas lingkungan hidup Kabupaten Sorong baik itu seruan dan simbol-simbol bahasa lokal tentang pentingnya etos kerja yang tinggi. Tapi sejauh belum memiliki pengaruh yang siginikan dalam kinerja ASN sistematis. Harapan kedepan ini adalah contoh trobosan kolaburasi kearifan Budaya lokal dengan birokrasi di era Revolusi Industri 4.0. pesan dari Sehingga ASN benar-benar harus teliti dalam mengisi segala pelaporan yang ada sesuai tugas dan fungsinya sehingga terwujud sesuai harapan e-governance

    MAKNA REVITALISASI BIOROKRASI DAN KOLABORASI BUDAYA LOKAL TERHADAP KINERJA ASN PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SORONG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Aparatur Sipil Negara di Dinas Lingkungan Hidup Memaknai Kolaborasi Budaya Lokal terhadap Kinerja ASN di Kabupaten Sorong. Metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun jenis data yang digunakan dalam Penelitian ini adalah wawancara, observasi ,dokumetasi. Teknik analisis data, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer maupun data sekunder untuk diteliti guna mengetahui kelengkapan data yang diperoleh. Hasil Peneltian menunjukan bahwa budaya lokal sangat mempengaruhi kinerja pegawai dinas lingkungan hidup Kabupaten Sorong baik itu seruan dan simbol-simbol bahasa lokal tentang pentingnya etos kerja yang tinggi. Tapi sejauh belum memiliki pengaruh yang siginikan dalam kinerja ASN sistematis. Harapan kedepan ini adalah contoh trobosan kolaburasi kearifan Budaya lokal dengan birokrasi di era Revolusi Industri 4.0. pesan dari Sehingga ASN benar-benar harus teliti dalam mengisi segala pelaporan yang ada sesuai tugas dan fungsinya sehingga terwujud sesuai harapan e-governance
    corecore