4 research outputs found
THE MEMORISATION CURRICULA IN THE ISLAMIC EDUCATIONAL INSTITUTIONS
Pertanyaan apakah menghafal itu penting atau tidak akhir-akhir ini mendapat perhatian besar. Pakar pendidikan telah mengajukan berbagai argumen, baik yang mendukung maupun menentang, namun pendapat para pendidik Islam belum didengarkan. Dengan menelusuri perkembangan teknik hafalan di lembaga pendidikan Islam sejak masa Ottoman hingga saat ini di Indonesia, tulisan ini berupaya untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Isu krusial kedua yang diangkat dari analisis literatur ini adalah terdepresiasinya penghafal Al-Qur'an akibat meningkatnya jumlah rumah tangga tahfidz di Indonesia belakangan ini. Ringkasnya, artikel ini mengemukakan tiga poin penting: Pertama, kurikulum pendidikan Islam kini memasukkan hafalan sebagai strategi pembelajaran dan akan selalu demikian. Kedua, menghafal tidak secara inheren mendiskualifikasi proses pemahaman. Pertentangan antara kedua konsep ini hanyalah salah satu contoh bagaimana cara berpikir kita dikaburkan oleh perbedaan ontologi sistem pendidikan Islam dan Eropa. Ketiga, cita-cita luhur seorang Muslim untuk mewujudkan Al-Qur'an dalam dirinya telah menjadi ciri khas lembaga pendidikan Islam selama berabad-abad dan terancam punah. Ketiga kesimpulan ini berkaitan dengan peningkatan setidaknya dua metodologi pengajaran dalam pendidikan Indonesia: kebutuhan untuk mempertahankan sistem pendidikan yang asli dari lembaga pendidikan Islam dan keberlanjutan tingkat pendidikan Islam.The question of whether memorizing things is essential or not has recently gained substantial attention. Education specialists have offered a range of arguments, both for and against, but Islamic educators' opinions have not been heard. By tracking the development of memorization techniques in Islamic educational institutions from the Ottoman era to the present day in Indonesia, this essay seeks to address this gap. The second crucial issue brought up by this literature analysis is the depreciation of memorizing the Qur'an as a result of the recent increase in tahfidz households in Indonesia. In summary, this article makes three crucial points: First, the Islamic educational curriculum now incorporates memorization as a learning strategy and always will. Second, memorization does not inherently disqualify the understanding process. The conflict between these two concepts is just one example of how our way of thinking is clouded by the divergent ontologies of the Islamic and European educational systems. Third, the lofty goal of a Muslim embodying the Qur'an inside himself or herself has been the hallmark of Islamic educational institutions for centuries and is in risk of disappearing. These three conclusions are pertinent to the promotion of at least two instructional methodologies in Indonesian education: the need to maintain an educational system that is native to the womb of Islamic educational institutions and the sustainability of Islamic educational levels
Wabah Pandemi Covid 19 dan Angka Perceraian di Pengadilan Agama Sleman Tahun 2020 dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam
Tulisan ini berupaya untuk menjelaskan pengaruh wabah pandemi covid 19 terhadap fluktuasi angka perceraian khususnya di Pengadilan Agama Sleman tahun 2020. penelitian ini menjadi penting mengingat dampak dari pandemi Covid 19 salah satunya adalah menimbulkan kelesuan di bidang perekonomian, bahkan banyak terjadi PHK (pemutusan Hubungan Kerja). Untuk itu terdapat dua hal yang dilihat dalam tulisan ini, yaitu (1) Fluktuasi angka perceraian sebagai dampak dari terjadinya pandemi Covid 19, serta faktor apa saja yang mempengaruhinya? (2) Tinjauan Sosiologi Hukum Islam terhadap faktor-faktor terjadinya fluktuasi angka perceraian di Pengadilan Agama Sleman. Penelian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat deskriptif analitis, dengan menggunakan analisis kualitatif dan pendekatan Sosiologi Hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal terjadinya pandemi sempat mengalami penurunan selama kurang lebih dua bulan pertama sejak pertengahan bulan Maret 2020. Hal tersebut terjadi karena dibatasinya jumlah para pihak yang akan mendaftarkan perkara oleh pihak PA Sleman, maksimal 6 perkara setiap harinya. Selanjutnya secara makro, faktor penyebab terjadinya perceraian tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara sebelum dan pada waktu terjadinya pandemi Covid 19. Terlihat dari beberapa faktor penyebab terjadinya perceraian yang cenderung tidak berbeda, yaitu faktor ekonomi, tidak bertanggungjawab, akhlak, selingkuh dan ketidakcocokan antara suami dan istri
ANALISIS MATERI FIKIH IBADAH DI PERGURUAN TINGGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis materi Fikih Ibadah semester II pada jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Syari’ah dan Hukum Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis deskriptif, yakni menganalisis isi materi atau topik kajian yang terdapat dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Peneliti berusaha untuk menganilis dan mengkaji RPS. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dokumentasi. Sementara itu, untuk analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis) melalui Teknik analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RPS yang ada perlu untuk diperbaiki khususnya pada tujuan pembelajaran, melihat bahwa kemampuan kognitif heararki hanya pada satu kata operasional yaitu menjelaskan. Kata menjelaskan sunggguh sangat sederhana, karena kata seharusnya untuk jenjang MI/SD, sedangkan di jenjang perguruan tinggi hierarki kognitifnya harus lebih tinggi, yaitu menggunakan kata kerja operasional menganalisis, menilai, dan menciptakan. Selain itu, adanya ketidaksesuaian alokasi waktu dengan jumlah kajian topik di setiap materiny
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA, DAN PERANNYA TERHADAP PEMBENTUKAN AQIDAH ANAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peran pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap pembentukan aqidah seorang anak. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah pendidikan Agama dalam keluarga memiliki peranan yang cukup besar terhadap perkembangan aqidah (keimanan) seorang anak. Walaupun kendati demikian pengaruh pengajaran yang didapatkan di sekolah maupun lingkungan sekitar juga ikut serta berperan dalam pembentukan aqidah tersebut meski tidak sebesar pengaruh peran dari orang tua dan keluarga