8 research outputs found
Estimasi penyerapan karbon hutan mangrove Bahowo Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken
Hutan mangrove merupakan sumber daya alam daerah pesisir yang mempunyai banyak manfaat sangat luas baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi potensi kandungan karbon (C) dan serapan karbondioksida (CO2) pohon mangrove Bahowo di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken. Estimasi potensi biomassa, kandungan karbon, dan serapan karbondioksida pada pohon mangrove dilakukan dalam empat plot 10 x 10 m2 dengan jarak antar plot sejauh 50 m serta menggunakan persamaan allometrik. Setiap pohon yang ada dalam plot dicatat jumlah, jenis, dan diameternya. Hasil penelitian yang didapat menunjukan total biomassa adalah sebesar 433,69 ton/ha dan hasil estimasi kandungan karbon (C) serta serapan karbondioksida (CO2) sebesar 203,83 ton C/ha dan 748,07 ton CO2/ha
Potential of Carbon Absorption Mangrove Forest at Sarawet Village Kuala Batu, East Likupang, North Minahasa Regency
Mangrove forest is one of a coastal natural resource with abundant potentials. The rapid coastal development has cost bad effects, such as mangrove forest conversion into dike or tourism. Mangrove forest has a prominent ecological function for coastal area. The purpose of this study was to analyst carbon absorption potency in both natural and restored mangrove forest in Sarawet Village, Kuala Batu, East Likupang. The sampling method in this study was a survey method that is observation and field sampling. The collected data was surface mangrove biomass and sediment, then analyst in Sam Ratulangi Laboratory, Manado. The biomass sampling data using transect line quadrat while and sediment sampling using sediment corer. This study found. That conclude that natural mangrove forest have a higher absorption and restored potential than restored mangrove forest.Keywords : mangrove, biomass, carbon, sediment AbstrakPotensi sumber daya hutan Indonesia sangat melimpah, dan salah satunya ialah hutan mangrove. Pembangunan pada daerah pesisir yang begitu cepat telah memberi dampak buruk terhadap lingkungan, seperti konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan kawasan parawisata. Hutan mangrove merupakan salah satu hutan yang memiliki fungsi ekologis sangat penting terutama bagi wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi penyerapan karbon pada hutan mangrove yang restorasi dan alami di Desa Sarawet Kuala Batu Likupang Timur. Metode pengambilan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode survey yakni pengamatan dan pengambilan sampel langsung dilapangan. Data yang diambil ialah data biomassa mangrove bagian atas dan sedimen. Sampel yang diambil di analisis di Laboratorium Terpadu Universitas Sam Ratulangi Manado. Untuk pengambilan data biomassa dilakukan dengan menggunakan garis transek kuadrat dan pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment corer. Dari hasil penelitian yang diperoleh, menunjukan bahwa hutan mangrove yang alami memiliki potensi penyerapan dan simpanan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove yang direstorasi.   Kata kunci : mangrove, biomassa, karbon, sedime
Characteristics of Marine Debris in Malalayang Coastal Area, Manado City, North Sulawesi Province
This study aims to determine the characteristics of marine debris at Malalayang Beach, Manado City, North Sulawesi Province, the marine debris collected comes from underwater and the intertidal zone. Underwater waste is collected through Scuba Dive divers, while intertidal marine debris is collected by combing along the shoreline. The method used in this study is a cruising survey with depth limits and quadrant sampling locations. The waste obtained is then sorted and weighed to obtain data for each group of waste. The condition of the marine debris on the land is much more where there are 9 groups of marine debris with an average weight value of 5.16 kg, while in the sea there are only 7 groups of marine debris with an average weight of 2.34 kg. The total weight of marine debris on the land side is still much higher at 72.30 kg, while in the sea it is only 32.70 kg.Keywords: Marine Debris; Coastal; MalalayangAbstrakKajian ini bertujuan untuk megetahui karakterisitik sampah laut pada daerah pesisir Pantai Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Sampah yang dikumpulkan berasal dari bawah air dan zona intertidal. Untuk sampah yang ada dibawah air dikumpulkan melalui penyelam Scuba Dive, sedangkan sampah daerah intertidal dikumpulkan dengan cara meyisir sepanjang garis pantai. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah survei jelajah dengan batasan kedalaman dan kuadran lokasi sampling. Sampah yang didapatkan kemudian dipilah dan ditimbang untuk mendapatkan data masing-masing kelompok sampah. Kondisi sampah pada bagian darat jauh lebih banyak dimana terdapats 9 kelompok sampah dengan nilai rata-rata berat sampah sebesar 5,16 kg, sedangkan pada bagian laut hanya ditemukan 7 kelompok sampah dengan rata-rata berat sebesar 2,34 kg. Total berat sampah pada bagian darat masih jauh lebih tinggi yaitu sebesar 72,30 kg, sedangkan pada bagian laut hanya sebesar 32,70 kg.Kata kunci: Sampah Laut; Pesisir; Malalayan
Assessing mangrove restoration practices using speciesâinteraction networks
Mangroves are uniquely important ecosystems, for preserving biodiversity, sustaining livelihoods and mitigating against climate change. However they are degraded globally and are therefore a priority for ecosystem restoration. To date, the assessment of mangrove restoration outcomes is generally poor, and the limited studies that do exist are focussed largely on forest area. Thus, more holistic ways of assessing the outcomes of mangrove restoration projects on biodiversity and associated ecological processes are urgently needed. Ecological networks are a useful tool for simultaneously examining both. Here, we assessed the utility of using species-interaction networks for evaluating mangrove restoration outcomes for the first time. We compared the structure and complexity of mangrove ecological networks in replicated âMonoculture Reforestationâ, âMixed Species Regenerationâ and âReference Forestâ plots in two study areas in Sulawesi, Indonesia, an estuarine and a coastal fringe mangrove system. We also combined and evaluated sampling methods, utilising traditional plant-animal sampling while also integrating video recording data in a novel way. We found significant differences in the structure and complexity of mangrove networks between restored and natural plots, with contrasting effects between the two sites. Our results show differences in the complex ways in which taxa interact in mangrove restoration projects, which would be overlooked if common biodiversity metrics such as species-richness were used alone, with consequences for the restoration of ecosystem functioning. We also highlight the utility of video recording data collection for constructing species interaction networks, overcoming the detrimental impacts of observer presence for some key species
Pengaruh Trust, Commitment Supply Chain Integration Terhadap Operational Performance pada Umkm Makanan dan Minuman di Jawa Timur
UMKM mempunyai peranan dalam meningkatkan produk domestic bruto sebesar
60, serta memiliki peranan penting terhadap perekonomian Indonesia sebanayak
99,9, dan UMKM bekontribusi pada gross domestic product sebesar 60 dan
membantu menyerap tenaga kerja 97 tanaga kerja nasional. Apabila UMKM di
Indonesia mengalami kenaikan 10 maka pertumbuhan ekonomi nasional
diperkirakan naik diatas 9 (Gatra.com, 2020). subsektor yang mempengaruhi
product domestic bruto paling terbesar adalah makanan dan minuman sebesar
41,69 (www.pelakubisnis.com). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh trust, commitment, supply chain integration, economic performance dan
operational performance pada UMKM makanan dan minuman di Jawa Timur.
Penelitian ini merupakan causal research dengan metode kuantitatif dengan SEM
(Structural Equation Modeling) menggunakan software SPSS 18 dan software
AMOS 22