311 research outputs found

    Kontribusi Kompetensi Kerja Guru Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Taman Kanak Kanak

    Full text link
    Penelitian ini beranjak dari adanya indikasi guru TK di Kabupaten Bangka belum menunjukan kinerja mengajar yang memadai. Untuk mewujudkan kinerja mengajar guru TK yang baik diperlukan adanya kompetensi kerja guru dan iklim sekolah yang mendukung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kompetensi kerja guru dan iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru TK di Kabupaten Bangka. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru TK di Kabupaten Bangka yang berjumlah 316 orang. Sampel diambil dengan metode probability samples dan diperoleh sampel sejumlah 76 orang guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner, data yang terkumpul selanjutnya diolah menggunakan teknik analisis regresi linier Hasil penelitian menunjukan gambaran dari variabel kompetensi kerja guru, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru TK di Kabupaten Bangka berada pada kategori sangat baik. Hasil uji korelasi ketiga variable menunjukan tingkat hubungan yang positif dan signifikan. Kompetensi kerja guru dan iklim sekolah berkontribusi cukup tinggi terhadap kinerja mengajar guru TK di kabupaten Bangka. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi kerja guru dan iklim sekolah memberikan kontribusi terhadap kinerja mengajar guru TK di Kabupaten Bangka.This research begins from the indication of a kindergarten teacher in Bangka District not show adequate teaching performance. To create a good teaching performance, kindergarten teacher needs the teachers competency and school climate which support it. The purpose of this study was to determine the contribution of the teachers competency and school climate on the teaching performance of kindergarten teachers in Bangka district. The study was conducted using descriptive and quantitative approaches. The population in this study was a kindergarten teacher in Bangka district, amounting to 316 people. Samples taken by the method of probability samples and obtained a sample of 76 teachers. Data was collected using questionnaires, the data collected subsequently processed using linear regression analysis techniques. The results showed a picture of the variables teachers competency, school climate and the teaching performance of kindergarten teachers in Bangka district are in very good category. The third variable correlation test results showed levels of positive and significant relationship. The teachers competency and school climate is high enough to contribute towards the teaching performance of kindergarten teachers in the district of Bangka. Based on research findings, it can be concluded that the teachers competency and school climate contributed to the teaching performance of kindergarten teachers in Bangka district

    Desain Interior Perpustakaan sebagai Sarana Edukasi dan Hiburan dengan Konsep Post Modern

    Full text link
    Di jaman modern seperti sekarang ini terjadi fenomena persaingan antar individu di masyarakat agar tidak tertinggal dengan perkembangan arus globalisasi sangat pesat. masyarakat dituntut untuk memiliki skill dan pengetahuan yang luas. Kebutuhan akan pendidikan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. Untuk memperoleh pendidikan tidak hanya didapat secara formal seperti disekolah tetapi juga dapat diperoleh secara tidak formal seperti membaca di perpustakaan. Namun sayangnya kesadaran masyarakat tentang minat baca dirasa masih sangat kurang. Dibutuhkan suatu perpustakaan dengan konsep yang menarik sehingga minat baca masyarakat dapat meningkat kembali. Perpustakaan yang baik dapat menjadi ruang publik yang menawarkan edukasi sekaligus hiburan yang dikemas secara berbeda. Faktor Kenyamanan dan fasilitas yang baik harus benar-benar diperhatikan sehingga dapat mempengaruhi psikolgi pengguna perpustakaan agar minat bacanya meningkat. Metode desain yang digunakan meliputi pengumpulan data yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Pembagian kuisioner,wawancara dan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengetahui apa yang dibutuhkan. Sedangkan studi pustaka, majalah, dan internet mengenai perpustakan, Post Modern dan nuansa interiornya merupakan cara untuk mendapatkan data pendukung, standar perancangan, perkembangan desain dan referensi tentang objek yang diperlukan. Data yang sudah didapat akan diolah menggunakan penghitungan data statistika dengan cara analisa deskriptif, analisa kesenjangan dan pertanyaan terbuka . Hasil yang diharapkan dari desain interior ini adalah merancang desain interior perpustakaan sebagai sarana edukasi dan hiburan yang dapat meningkatkan minat baca dan kreatifitas masyarakat luas

    Efektivitas Program Bantuan Dana Bergulir P2kp (Studi Kasus pada Kelurahan Pancoran Mas-depok, Jawa Barat)

    Full text link
    Potensi USAha kecil perlu dikembangkan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) adalah salah satu program pemerintah yang dimaksudkan sebagai pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas prosedur penyaluran dan efektivitas pengelolaan dana bergulir yang diterima masyarakat miskin di daerah pinggiran. Pengambilan contoh dilakukan secara acak sebanyak 85 kelompok swadaya masyarakat, pada kelurahan Pancoran Mas Depok. Efektivitas prosedur penyaluran dana dianalisis berdasarkan skor kepuasan sampel sedangkan efektivitas pengelolaan dana dianalisis berdasarkan loans at risk, portofolio at risk, cost covarage, return on investment. Pada umumnya kelompok swadaya masyarakat merasa puas dengan prosedur penyaluran dana yang baik. Efektivitas pengelolaan dana termasuk pada kategori minimum , hal ini dipengaruhi oleh tidak lancarnya tingkat pengembalian dana

    ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi (luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk organik, pupuk NPK, dan pestisida) terhadap jumlah produksi dalam usahatani bawang merah, di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Teknik penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan secara snowball sampling, dimana sampel diperoleh melalui proses bergulir dari Dinas Pertanian, Kantor BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) Wanasari, hingga ke kelompok tani. Metode pengambilan sampel dilakukan secara kuota, yaitu pengambilan responden petani dengan penentuan jumlah sampel 90 responden di lima desa (Desa Wanasari, Desa Siasem, Desa Sisalam, Desa Kupu dan Desa Sidamulya) dengan masing-masing desa diambil sebanyak 18 petani. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara rata-rata produksi di Kecamatan Wanasari 9,261 ton per hektar dengan produksi bawang merah pada tahun 2015 di Jawa Tengah sebesar 11,05 ton per hektar dan di tingkat Nasional sebesar 10,06 ton per hektar hasilnya berbeda sangat nyata dengan signifikansi 0,000. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi bawang merah adalah luas lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk organik, pupuk NPK, dan pestisida. Kata kunci: faktor-faktor produksi, bawang merah, produks

    Pengaruh Ketinggian Habitat Kelapa (Cocos Nucifera) Terhadap Pengembangbiakan Bacillus Thuringiensis H-14 Dan Toksisitasnya Terhadap Jentik (Anopheles Aconitus)

    Full text link
    Penggunaan Bacillus thuringiensis H-14 sebagai biolarvasida sudah banyak diketahui di masyarakat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) telah menguji penggunaan media buah kelapa sebagai media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Pada penelitian ini dilakukan pengembangbiakkan B.thuringiensis H-14 galur lokal dengan menggunakan media air kelapa yang diambil dari berbagai wilayah dengan memperhatikan ketinggian wilayahnya. Lokasi pengambilan sampel air kelapa adalah daerah dengan ketinggian 600 gram dari masing-masing wilayah penelitian. Kemudian air kelapa dari masing-masing wilayah penelitian diambil secara random untuk dilakukan pengujian kandungan nutrisinya, sedangkan sisanya di sterilisasi untuk dijadikan media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pengembangbiakan di media air kelapa yang didapatkan dari lokasi dengan ketinggian habitat yang berbeda-beda, serta efek toksisitasnya terhadap jentik Anopheles aconitus. Hasil uji analisa air kelapa dari pantai Parangtritis adalah kadar karbohidrat 1,82%, dengan lemak 0,02%, protein 0,04% dan gula reduksi sebesar 1,67%. Air kelapa dari kabupaten Purworejo kandungan karbohidrat 1,92%, lemak 0,01%. protein 0,06% dan gula reduksi 1,87%. Air kelapa dari Kabupaten Semarang kandungan karbohidrat 1,68%, lemak 0,01%, protein 0,12% dan gula reduksi 1,52%. Sedangkan kandungan karbohidrat dari air kelapa kota Salatiga adalah 3,12% merupakan kandungan yang tertinggi dibandingkan dari daerah lain, kandungan lemak 0,01%, protein 0,11% dan gula reduksi 2,97%, merupakan kandungan tertinggi dibandingkan dengan hasil dari daerah lain. Hasil pertumbuhan sel dan spora B.thuringiensis H-14 dari media air kelapa pantai Parangtritis pada pH 7,5 adalah 85,7 x1010 dan 11,1 x 1010, sedangkan dari kabupaten Purworejo jumlah sel dan spora yang dihasilkan adalah sebesar 2,3 x 1010 dan 2,5 x 1010. Media air kelapa dari kabupaten Semarang jumlah sel dan spora sebesar 24,9 x 1010 dan 23,9 x 1010, dan air kelapa yang berasal dari kota Salatiga 62,7 x 1010 dan 1,1 x 1010. Kesimpulan dari penelitian ini adalah B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media dari kabupaten Semarang memiliki Lc50 0,003 % dan Lc95 0,021%,yang merupakan Lc terkecil dibandingkan dengan B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media air kelapa dari daerah lain. Kata kunci : B.thuringiensis H-14, Air kelapa, toksisitas Abstract Using of Bacillus thuringiensis H-14 as a Biolarvacide are more commonly on this decade. Institute of Vector Control and Reservoir Disease (IVCRD) has used coconut as a medium for B.thuringiensis H-14. This research used only coconut water that was took from many kind of places with difference on altitudes. Locations of this research were from Parangtritis (with altitude < 20 m dpl)), Purwerojo district (150 m dpl), Semarang district (400 m dpl) and Salatiga municypality (650 m dpl). The objective of this study is to know what difference result of B.thuringiensis H-14 spores that was growth from many kind of habitat (locations) which is diferent on altitudes, and the eficacy of B.thuringiensis H-14 to An.aconitus larvae. The nutrition that contain on coconut water was analise by Health Laboratory on Semarang District. Result of this research shows that coconut water from Parangtritis beach was contain of carbohidrat 1.82 %, fats 0.02%, protein 0.04% dan glucose 1.67%. Coconut water from Purworejo district was contain carbohydrat 1.92%, fats 0.01%, protein 0.06% and glucose 1.87%. There for coconut water from Semarang district was contain carbohydrats 1.68%, fats 0.01%, protein 0.12% and glucose 1.52%. And the coconut water from Salatiga Munycipality was contain carbohydrat 3.12%, that is the highest than others, fats 0.01%, protein 0.11% and glucose 2.97%. Number of sels and spores that growth on that medium were different. Number of sels and spores from parangtritis beach medium were85.7 x 1010 and 11.1 x 1010. Coconut water medium from Purworejo district may potencial to growth B. thuringiensis H.14. number sels and spores from Purworejo district medium were 2.3 x 1010 and 2.5 x 1010. Coconut water medium from Semarang district could resulting number of sels and spores were 24.9 x 1010 and 23.9 x 1010, and the medium from Salatiga municypality were 62.7 x 1010 and 1.1 x 1010. The efficacy from B.thuringiensis to the An.aconitus larvae shows that lethal concentration from Semarang district were Lc50 0.003% dan Lc95 0.021%, which is the lowest concentration than B.thuringiensis that was growth on the medium from other places. Keywords : B.thuringiensis H-14, coconut water, An.aconitu

    Pengembangbiakan Bacillus Thuringiensis H-14 Galur Lokal Pada Berbagai Macam Ph Media Air Kelapa Dan Toksisitasnya Terhadap Jentik Nyamuk Vektor Aedes Aegypti Dan Anopheles Aconitus

    Full text link
    The culture of bioinsecticide containing active Bacillus thuringiensis H-14 local strain on various kinds on coconut water pH and its toxicity against Aedes aegypti and Anopheles aconitus were carried out in the laboratory on Institute of Vector and Reservoir Control Research and Development Salatiga. The objectives of this study were : To determine the optimum pH from various kinds of coconut water pH forculturing of B. thuringiensis H-14 local strain. This study was using 20 coconuts with 6-8 months age coconut on average weight around 1 kg that contained water approximately 400-500 ml/coconut were taken from Kunir Rejo village, Butuh regency, Purworejo district. Fifteen out of 20 coconuts were used to culture cells and spores of B. thuringiensis H-14 local strain and 5 coconuts were used to analyze the contain of coconut water in the Institute of Health Laboratory Semarang. The results showed, that B. thuringiensis H-14 local strain can culture at ranges from pH 7 to pH 8.5 with the pH7 as the optimum pH. Total Viable Cell (TVC) and a Total Viable Spore Count (TVSC) were 3,5 x 10 degree 10 cells /ml and 3, 3 x 10 degree 10 spores/ml respectively. The Lethal Concentration (LC50) = 10.56 ppm and LC95 = 22. 13 ppm against Ae. agypti larvae and LC50 = 5 ppm and LC95 = 11 ppm against An.aconitus larvae. The result showed the analyze test contain of coconut water were 1.92 % carbohydrate, 0.01 % fat, 0.06 % protein and reduced glucose 1.87 %. Coconut water can be used asan alternative local media to culture B. thuringiensis H-14 local strain

    Pengaruh Ph Air Kelapa Terhadap Patogenisitas Larvasida Bacillus Thuringiensis H-14 Galur Lokal Pada Larva Aedes Aegypti Dan Aopheles Aconitus

    Full text link
    A study was conducted to determine 1). The optimum of pH coconut water for proliferation cell and spore B. thuringiensis H-14 local strain 2). The LC50 (Lethal Concentration 50 %) and LC95 Ae. aegypti dan An. aconitus mosquito larvae from various kinds of coconut water for 24 hours testing. 3). The measure contents of the nutrition ( carbohydrate, fat, protein and reduced glucose) coconut water for proliferation B. thuringiensis H-14 local strain.. This study was using 6-8 months age coconuton average weight around 1 kg that contained water approximately 400-500 ml/coconut. Those coconuts were taken from Kunir Rejo village, Butuh regency, Purworejo district. Fifteen out of 20 coconuts were used to culture living cells and spore of B. thuringiensis H-14 local strain on Institute of Vector and reservoir Control Research and Development Salatiga laboratory and the rests of them were used to analyze the contain of coconut water (it was done in the Institute of Health Laboratory Semarang). The results showed pH 7 as the optimum pH for proliferation cells and spore of B. thuringiensis H-14 local strain at coconut water media with LC50 dan LC95 against Ae. aegypti and An. aconitus larvae for 24 hours of exposure were LC50 = 21.77 ppm and LC95 = 64,00 ppm ; LC50 = 0.0004 ppm and LC95 = 0.0010 ppm. respectively. It has 1.92%, carbohydrate, 0.01% fat, 0.06% protein and reduced glucose 1,87 %. Coconut water can be used as an alternative local media to culture B. thuringiensis H-14 local strain
    • …
    corecore