8 research outputs found

    Optimasi Proses Pembuatan Bubuk Oleoresin Lada (Piper Nigrum) melalui Proses Emulsifikasi dan Mikroenkapsulasi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas mutu produk oleoresin lada melalui optimasi proses emulsifikasi dan mikroenkapsulasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Response Surface Methodology (RSM). Hasil penelitian menunjukkan bahan pengemulsi yang terpilih adalah gum arab yang memiliki kelarutan tertinggi dalam air (99,78%). Titik optimum proses emulsifikasi terjadi pada konsentrasi gum arab 15% dan lama homogenisasi 4 menit yang memberikan nilai kelarutan dalam air 99,80% dan stabilitas emulsi 97,15%. Titik optimum proses mikroenkapsulasi terjadi pada rasio maltodekstrin dan natrium kaseinat (3:1), konsentrasi bahan penyalut 10%, dan suhu inlet pengeringan 180°C yang memberikan nilai kadar minyak atsiri 1,04%, kelarutan dalam air 98,18%, kadar surface oil 0,20%, kadar air 2,45%, oil recovery 77,07%, dan rendemen 69,87%

    Pemanfaatan Pati Biji Durian (Durio Zibethinus Murr.) Dan Pati Sagu (Metroxylon SP.) Dalam Pembuatan Bioplastik

    Full text link
    Bioplastik adalah plastik yang dapat didegradasi oleh mikroba yang ada di dalam tanah karena adanya kandungan pati di dalamnya. Bioplastik diharapkan merupakan salah satu solusi dari masalah lingkungan yang disebabkan oleh penumpukan sampah kantong plastik belanja yang menjadi beban lingkungan. Secara komersial sudah ada bioplastik yang diproduksi dengan variasi jumlah penambahan pati singkong atau pati jagung, namun kendalanya adalah harga produk masih mahal jika dibandingkan dengan harga kantong plastik konvensional pada umumnya, karena tepung dan pati tersebut masih dibutuhkan di sektor pangan dan energi. Pada penelitian ini bioplastik dibuat dengan menggunakan pati yang diekstraksi dari biji durian yang selama ini merupakan limbah, untuk dicampur dengan biji plastik LDPE pada variasi konsentrasi pati 0% sampai 50%. Sebagai pembanding dipakai pati dari empulur sagu, sehingga karakteristik fisik seperti warna dan sifat mekanik dari bioplastik seperti kekuatan tarik, perpanjangan putus, dan kekerasan dapat dibandingkan. Uji penurunan berat bioplastik dilakukan dengan pemendaman di dalam tanah selama 8 minggu. Hasil uji Anova menunjukkan perlakuan jenis pati dan konsentrasi pati yang ditambahkan tidak beda nyata (p>0,05) terhadap kehilangan berat plastik. Analisis SEM dilakukan untuk membandingkan rongga diantara molekul pati dengan polimer plastik pada perbesaran 2500x yang menyebabkan kekuatan mekanik plastik menjadi berkurang dan rapuh ketika ditarik. Pati biji durian 10% terbukti optimal dapat digunakan sebagai substitusi polimer tanpa penambahan aditif dalam pembuatan bioplastik, dengan karakteristik mekanik yang dapat dibandingkan dengan pati sagu dan pati singkong, namun memiliki laju degradasi yang lebih rendah

    Aktivitas Antimikroba Minyak Esensial Jahe Merah (Zingiber Officinale Var. Rubrum) dan Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata K. Schum) terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Pangan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, komposisi dan aktivitas antimikroba minyak esensial jahe merah dan lengkuas merah lokal Indonesia terhadap empat spesies bakteri patogen dan Perusak pangan, yaitu B.cereus ATCC 10876, E.coli ATCC 25922, S. typhimurium ATCC 14028, dan P. aeruginosa ATCC 27853. Analisis karakteristik fisika-kimia dilakukan sesuai standar ISO 7355:1985. Komposisi kimia dianalisis menggunakan alat GC-MS. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram untuk menentukan zona hambat, sertabroth microdillution untuk menentukan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC) dan Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Karakteristik minyak esensial jahe merah yang dihasilkan yaitu kuning kecoklatan, berat jenis 0,883, indeks bias 1,480, putaran optik -8.45, larut jernih (1:1) dalam alkohol 90%, bilangan asam 2,06, dan bilangan ester 42,45. Minyak esensial lengkuas merah memiliki karakteristik warna kuning terang, berat jenis 0,895, indeks bias 1,496, putaran optik -9.15, larut jernih (1:1) dalam alkohol 90%, bilangan asam 1,95 dan bilangan ester 140,15. Komponen mayor minyak esensial jahe merah terdiri dari trimethyl-heptadien-ol, ar-curcumene, camphene, carbaldehyde, -sesquiphellandrene, dan nerol; sedangkan komponen mayor minyak esensial lengkuas merah terdiri dari 1.8-cineole, chavicol,9-desoxo9-xi-hydroxy-3,5,7,8,9,12-pentaacetat-ingol, -caryophyllenedan -selinene. Minyak esensial jahe merah dan lengkuas merah memiliki aktivitas antibakteri yang bersifat moderat terhadap bakteri patogen dan Perusak pangan, dengan kisaran zona hambat rata-rata 7,17-10,33 mm dan 7,25-11,17 mm. Minyak esensial jahe merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji pada nilai MIC 2,65-3,97 mg/mL dan nilai MBC 3,10-5,29 mg/mL, sedangkan minyak esensial lengkuas merah dapat menghambat bakteri uji dengan nilai MIC 1,79-4,03 mg/mL dan nilai MBC 1,79-4,92 mg/mL. Berdasarkan nilai MIC dan MBC, sensitivitas bakteri uji terhadap minyak esensial jahe merah dan lengkuas merah menurun berturut-turut dari B. cereus > E. coli > S. typhimurium > P. aeruginosa. Sensitivitas bakteri Gram positif dan Gram negatif terhadap kedua minyak esensial ini menunjukkan potensi minyak esensial jahe merah dan lengkuas merah untuk digunakan sebagai pengawet alami di industri pangan

    Optimasi Proses Ekstraksi Bahan-bahan Minuman Tradisional Indonesia

    Full text link
    Indonesia dikenal akan kearifan lokal dengan potensi pangan fungsional berupa minuman-minuman tradisional.Produk minuman tradisional dibuat dari ekstraksi bahan alami seperti rimpang jahe dan temulawak, daun tanaman kumis kucing, serta kayu secang.Kemampuan bioaktif minuman salah satunya dipengaruhi oleh efektivitas ekstraksi komponen fitokimia dari bahan-bahan minuman.Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan proses ekstraksi yang optimal dari bahan-bahan minuman tradisional Indonesia, yaitu kumis kucing, secang, jahe dan temulawak. Optimasi waktu ekstraksi daun tanaman kumis kucing dan kayu secang dikembangkan menggunakan Response Surface Methodology dengan software Design Expert 7,0. Proses ekstraksi optimum dari daun tanaman kumis kucing dan kayu secang didapatkan selama 30 menit pemanasan dalam air dengan perbandingan bahan dan air 1:25. Persamaan matematika dapat digunakan untuk memprediksi total fenol dan aktivitas antioksidan ekstrak. Peningkatan skala menyebabkan penurunan aktivitas antioksidan dan total fenol pada ekstrak daun tanaman kumis kucing dan kayu secang. Pada skala pilot plant nilai aktivitas antioksidan 2508,9 ppm AEAC dan total fenol 926,6 ppm GAE untuk ekstrak kumis kucing dan nilai aktivitas antioksidan 1601,7 ppm AEAC dan total fenol 1319,9 ppm GAE untuk ekstrak kayu secang. Efisiensi dan efektivitas proses ekstraksi jahe diperoleh melalui pemblansiran dengan direndam air panas (90-95oC) selama 3 menit, sedangkan temulawak tidak perlu dilakukan pemblansiran. Ekstraksi jahe dengan cara tersebut mampu memberikan total fenol 2294,6 ppm GAE dan rendemen 61,1%. Prosedur ekstraksi optimum pada temulawak memberikan total fenol ekstrak 5621,8 ppm GAE dan rendemen 46,9%. Ekstrak optimum yang didapatkan dapat digunakan untuk formulasi minuman fungsional dengan berbagai manfaat bagi kesehata

    Kajian Perlakuan Dingin untuk Pengendalian Lalat Buah pada Jeruk Mandarin

    Full text link
    Indonesia has a high volume of import fruit especially Mandarin orange. This fact is highly asociate with the spread of new pests and diseases from their original countries to the plants in Indonesia. Therefore, quarantine treatment is important activity that must be done. This research aims to determine the effectiveness of cold treatment as a quarantine method for controlling fruit fly of Mandarin orange and to ensure the best quality of the fruit. The methods are contain from several step. First, was determine the most tolerant stage in cold temperature (2 oC and 3 oC for 18 days), then large scale trial, physical and sensory quality test. The result of pest control showed that the second instar of Bactrocera cucurbitae was the most resistant of cold treatment. Large scale trial at 3oC for 18 days has reached 100% mortality. For comparing before and after cold treatment, it was a significant difference of hardness parameter. While resulted in hedonic test showed that no significant difference of consumer preference to the fruit in different retail storage system for 15 days. Thus, it can be concluded that different temperature has no effect to consumer preference to overall quality of Mandarin orange fruit
    corecore