22 research outputs found

    Ekstraksi Oleoresin dari Jahe

    Full text link
    Jahe adalah salah satu tanaman rempah yang digunakan sebagai bumbu masakan dan obat-obatan. Selama penyimpanan, jahe dapat mengalami pengeriputan, perkecambahan, dan pencemaran oleh berbagai mikroba. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka jahe diolah dalam bentuk oleoresin. Dalam penelitian ini, oleoresin jahe dibuat dari jahe putih besar dengan ekstraksi solven organik. Variabel yang diteliti adalah variasi jenis solvent dan waktu perendaman jahe. Solvent yang digunakan adalah etanol dan n-heksana, dan waktu perendamannya divariasi selama berkisar 0-30 jam. Ekstraksi dilakukan pada jahe putih besar berukuran cmxcmxcm, sebanyak 50 g. Perbandingan massa jahe terhadap volume solvent yaitu 1:4. Ekstraksi dilakukan selama 6 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Hasil ekstraksi merupakan campuran antara fixed oil dan minyak atsiri yang mudah menguap. Oleorein jahe berwarna kuning cerah, kuning sampai coklat gelap. Oleoresin yang dihasilkan masih mengandung sisa solvent. Pemurnian oleoresin jahe menggunakan alat rotary evaporator, di mana oleoresin dapat dipisahkan dari sisa solvent. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstraksi menggunakan etanol menghasilkan yield yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi menggunakan nheksana. Untuk semua jenis solvent yang digunakan dalam ekstraksi, semakin lama waktu perendaman potongan jahe maka oleoresin yang terekstrak semakin banyak. Kondisi optimum diperoleh pada ekstraksi jahe menggunakan etanol dan perendaman 30 jam dengan yield 85,40%

    Pembuatan Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Antiseptik Alami

    Full text link
    Dewasa ini masyarakat semakin memperhatikan kebersihan diri dikarenakan banyak penyakit yang ditimbulkan akibat bakteri maupun kuman. Salah satu sarana untuk membersihkan diri adalah sabun. Bentuk sabun yang saat ini diminati oleh masyarakat adalah sabun kertas karena praktis dan mudah digunakan. Biasanya dalam sabun ditambahkan zat aktif seperti triclosan untuk membunuh bakteri, namun triclosan berdampak negatif bagi tubuh. Lidah buaya mengandung saponin yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi proses terbaik menggunakan minyak kelapa dan minyak jagung; variasi jumlah NaOH; dan variasi jumlah lidah buaya yang menghasilkan sabun dengan daya antiseptik terbaik untuk kemudian dibuat menjadi sabun kertas. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada uji lempeng total, tangan yang telah diolesi dengan lidah buaya memiliki bakteri lebih sedikit dibandingkan dengan tangan yang tidak diolesi dengan lidah buaya. Hal ini membuktikan bahwa lidah buaya memiliki kemampuan antiseptik untuk menggantikan triclosan. Tetapi sabun dengan lidah buaya memiliki kemampuan lebih baik dalam membunuh bakteri. Sabun dengan hasil terbaik ditentukan dengan membandingkan sabun hasil penelitian dengan sabun komersial. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sabun dari minyak kelapa dengan jumlah NaOH 8 gram dan lidah buaya 20 mL merupakan sabun yang memiliki karakteristik sabun yang sesuai dengan standar dan memiliki jumlah bakteri paling sedikit

    Pembuatan Pulp dari Alang-alang

    Full text link
    Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alang-alang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu hidrolisis, pengaruh suhu pemasakan dan pengaruh penambahan larutan pemasakan dengan beda konsentrasi dalam pembuatan pulp kertas dengan menggunakan proses asetosolv terhadap kadar alfa selulosa dan bilangan Kappa berdasarkan acuan terhadap pulp yang digunakan sebagai bahan kertas. Mula-mula, pada penelitian ini dibuat pulp dari alang-alang dengan proses asetosolv. Pulp alang-alang yang telah dibuat tersebut kemudian diuji nilai KAS untuk menentukan kadar alfa selulosa dan uji bilangan Kappa untuk menentukan jumlah ligninnya, dan juga dihitung nilai yield. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi terbaik untuk pemasakan pulp alang-alang dengan proses asetosolv, yaitu dengan kadar asam asetat 90% dan pada suhu proses 100ºC, dengan waktu proses 1 jam, menghasilkan pulp dengan kadar alfa selulosa 84,6%, yield 62,8%, dan bilangan Kappa sebesar 23,6628

    Pengaruh Waktu Simpan terhadap Kualitas Soyghurt dengan Penambahan Gula dan Stabiliser

    Full text link
    Kedelai merupakan salah satu contoh kacang-kacangan yang dapat diambil sarinya. Sari kedelai atau biasa disebut dengan susu kedelai, kaya akan protein dan rendah lemak, sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita lactose intolerance dan vegetarian. Salah satu contoh produk olahan susu dari kacang-kacangan adalah soyghurt. Soyghurt merupakan susu kedelai yang telah difermentasikan dengan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu simpan dan jenis stabiliser terhadap kualitas soyghurt. Metode yang digunakan untuk pengolahan susu kedelai adalah metode fermentasi. Susu kedelai disterilkan terlebih dahulu pada suhu 70oC selama 15 menit, lalu didinginkan sampai suhu sekitar 43oC, kemudian difermentasi dengan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus selama 14 jam, dan kemudian disimpan dalam lemari es sampai 288 jam. Setiap selang waktu 24 jam, terhadap soyghurt tersebut dilakukan uji kualitas. Dari penelitian disimpulkan bahwa usia bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus adalah 18 jam, dengan waktu fermentasi soyghurt selama 14 jam. Soyghurt dengan penambahan gelatin diperoleh bahwa waktu simpan terbaik 7 hari, sedangkan soyghurt dengan penambahan CMC diperoleh bahwa waktu simpan terbaik 9 hari. Dengan semakin bertambahnya waktu penyimpanan, maka jumlah koloni bakteri akan semakin banyak, harga pH akan semakin rendah, titratable acidity (TA) akan semakin tinggi

    Pengaruh Waktu Simpan terhadap Kualitas Soyghurt dengan Penambahan Susu Bubuk

    Full text link
    Di Indonesia, pemanfaatan kedelai masih sangat terbatas, yaitu sebagai makanan tradisional seperti: tempe, tahu, dan susu kedelai. Padahal, kedelai memiliki kandungan protein cukup tinggi, dan setara dengan susu sapi. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan lain, seperti pengolahan kedelai menjadi soyghurt (yoghurt dari susu kedelai). Sekarang ini peranan minuman probiotik seperti yoghurt sangat luas. Selain untuk memperlancar sistem pencernaan, yoghurt juga berperan sebagai makanan pelengkap bernutrisi tinggi. Untuk itu perlu diteliti apakah dengan adanya substitusi susu sapi dengan susu kedelai sebagai bahan baku pembuatan yoghurt dapat mempertahankan fungsi yoghurt sebagai makanan probiotik. Dalam pembuatan soyghurt, perlu ditambahkan substrat karbon sebagai sumber nutrisi bagi Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memfermentasi susu kedelai karena susu kedelai tidak mengandung laktosa. Adapun substrat karbon yang ditambahkan pada penelitian ini adalah susu bubuk full cream, dan susu bubuk skim. Dalam soyghurt perlu diperhatikan kestabilan sistem emulsinya, sehingga perlu ditambahkan gelatin sebagai bahan penstabil. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu simpan terhadap kualitas soyghurt dengan penambahan susu bubuk krim atau skim yang ditinjau dari jumlah koloni bakteri, titratable acidity, dan pH. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis organoleptik untuk waktu simpan mula-mula, terbaik dan maksimum. Analisis ini merupakan faktor penunjang untuk menentukan kualitas soyghurt

    GELATIN BERKUALITAS TINGGI DARI LIMBAH TULANG IKAN BANDENG

    Get PDF
    Limbah tulang ikan bandeng yang dihasilkan oleh industri pengolahan ikan bandeng tanpa tulang saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal tulang ikan bandeng itu sendiri memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Gelatin merupakan bahan pembentuk gel, pembentuk kekentalan, dan pembentuk emulsi. Gelatin berasal dari pemutusan protein kolagen yang terkandung dalam tulang ikan bandeng. Pemutusan protein kolagen dilakukan dengan cara perendaman dengan larutan asam dan ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh perendaman asam klorida dengan variabel konsentrasi perendaman (1,5%; 2%; 2,5%; 3%; 3,5%) dan lama perendaman (24; 36, 48 jam) terhadap yield. Setelah didapat yield tertinggi dilakukan analisa kadar air, kadar abu, kadar protein, FTIR, viskositas, kekuatan gel, pH, dan titik leleh. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perendaman pada konsentrasi asam klorida 2,5% selama 48 jam menghasilkan yield terbaik yaitu 16,19% dengan kadar air, kadar abu, kadar protein, viskositas, kekuatan gel, pH, dan titik leleh berturut- turut: 2,95%; 11,04%; 85,44%; 2cP; 70,5g bloom; 4,16; dan 19oC. Kata Kunci: tulang ikan bandeng, gelatin, perendaman asam, asam klorid

    PEMBUATAN PULP DARI ALANG-ALANG

    Get PDF
    Alang-alang merupakan tanaman gulma yang jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hingga saat ini pemanfaatan dalam jumlah yang besar terhadap alang-alang di Indonesia belum ada. Alang-alang mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Pada penelitian pendahuluan terhadap bahan baku alang-alang mengandung kadar alfa selulosa sekitar 41,7% dan mempunyai bilangan Kappa sebesar 37,1886. Maka alang-alang bisa dijadikan sebagai bahan dari pulp untuk pembuatan kertas. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu hidrolisis, pengaruh suhu pemasakan dan pengaruh penambahan larutan pemasakan dengan beda konsentrasi dalam pembuatan pulp kertas dengan menggunakan proses asetosolv terhadap kadar alfa selulosa dan bilangan Kappa berdasarkan acuan terhadap pulp yang digunakan sebagai bahan kertas. Mula-mula, pada penelitian ini dibuat pulp dari alang-alang dengan proses asetosolv. Pulp alang-alang yang telah dibuat tersebut kemudian diuji nilai KAS untuk menentukan kadar alfa selulosa dan uji bilangan Kappa untuk menentukan jumlah ligninnya, dan juga dihitung nilai yield. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan kondisi terbaik untuk pemasakan pulp alang-alang dengan proses asetosolv, yaitu dengan kadar asam asetat 90% dan pada suhu proses 100ºC, dengan waktu proses 1 jam, menghasilkan pulp dengan kadar alfa selulosa 84,6%, yield 62,8%, dan bilangan Kappa sebesar 23,6628

    PERBANDINGAN SUBSTRAT KULIT ARI KEDELAI DAN TONGKOL JAGUNG UNTUK PRODUKSI ENDO - p - GLUCANASE DENGAN BANTUAN ASPERGILLUS NIGER

    Get PDF
    Kulit ari kedelai dan tongkol jagung adalah limbah dari proses industri. Kedua bahan ini masih mengandung nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh kapang untuk menghasilkan enzim endo - p - glucanase. Enzim endo - p - glucanase dapat membantu proses oligomerisasi dari komponen p - glucan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan substrat kulit ari kedelai dan tongkol jagung dalam memproduksi enzim endo - p - glucanase dengan bantuan Aspergillus niger. Mula-mula disiapkan medium fermentasi substrat padat berupa serbuk kulit ari kedelai dan tongkol jagung yang sudah ditambahkan nutrisi hingga mempunyai kadar air 67%, 75% dan 80%. Selanjutnya medium fermentasi ditambahan suspensi spora Aspergillus niger dan diinkubasi pada suhu 35 oC selama 168 jam. Pengamatan dilakukan dengan menganalisa aktivitas enzim endo - p - glucanase tiap selang waktu 24 jam. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aktivitas Aspergillus niger dalam memproduksi enzimendo - p - glucanase lebih tinggi (0,1312 IU/mL) dengan memanfaatkan tongkol jagung sebagai substrat pada kadar air 75% Kata Kunci : Aspergillus niger, endo - p- glucanase, kulit ari kedelai, tongkol jagung

    Ekstraksi Oleoresin Dari Jahe

    Get PDF
    Jahe adalah salah satu tanaman rempah yang digunakan sebagai bumbu masakan dan obat-obatan. Selama penyimpanan, jahe dapat mengalami pengeriputan, perkecambahan, dan pencemaran oleh berbagai mikroba. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka jahe diolah dalam bentuk oleoresin. Dalam penelitian ini, oleoresin jahe dibuat dari jahe putih besar dengan ekstraksi solven organik. Variabel yang diteliti adalah variasi jenis solvent dan waktu perendaman jahe. Solvent yang digunakan adalah etanol dan n-heksana, dan waktu perendamannya divariasi selama berkisar 0-30 jam. Ekstraksi dilakukan pada jahe putih besar berukuran cmxcmxcm, sebanyak 50 g. Perbandingan massa jahe terhadap volume solvent yaitu 1:4. Ekstraksi dilakukan selama 6 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Hasil ekstraksi merupakan campuran antara fixed oil dan minyak atsiri yang mudah menguap. Oleorein jahe berwarna kuning cerah, kuning sampai coklat gelap. Oleoresin yang dihasilkan masih mengandung sisa solvent. Pemurnian oleoresin jahe menggunakan alat rotary evaporator, di mana oleoresin dapat dipisahkan dari sisa solvent. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstraksi menggunakan etanol menghasilkan yield yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi menggunakan nheksana. Untuk semua jenis solvent yang digunakan dalam ekstraksi, semakin lama waktu perendaman potongan jahe maka oleoresin yang terekstrak semakin banyak. Kondisi optimum diperoleh pada ekstraksi jahe menggunakan etanol dan perendaman 30 jam dengan yield 85,40%

    Pengaruh Waktu Simpan Terhadap Kualitas Soyghurt Dengan Penambahan Susu Bubuk

    Get PDF
    Di Indonesia, pemanfaatan kedelai masih sangat terbatas, yaitu sebagai makanan tradisional seperti: tempe, tahu, dan susu kedelai. Padahal, kedelai memiliki kandungan protein cukup tinggi, dan setara dengan susu sapi. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan lain, seperti pengolahan kedelai menjadi soyghurt (yoghurt dari susu kedelai). Sekarang ini peranan minuman probiotik seperti yoghurt sangat luas. Selain untuk memperlancar sistem pencernaan, yoghurt juga berperan sebagai makanan pelengkap bernutrisi tinggi. Untuk itu perlu diteliti apakah dengan adanya substitusi susu sapi dengan susu kedelai sebagai bahan baku pembuatan yoghurt dapat mempertahankan fungsi yoghurt sebagai makanan probiotik. Dalam pembuatan soyghurt, perlu ditambahkan substrat karbon sebagai sumber nutrisi bagi Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memfermentasi susu kedelai karena susu kedelai tidak mengandung laktosa. Adapun substrat karbon yang ditambahkan pada penelitian ini adalah susu bubuk full cream, dan susu bubuk skim. Dalam soyghurt perlu diperhatikan kestabilan sistem emulsinya, sehingga perlu ditambahkan gelatin sebagai bahan penstabil. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh waktu simpan terhadap kualitas soyghurt dengan penambahan susu bubuk krim atau skim yang ditinjau dari jumlah koloni bakteri, titratable acidity, dan pH. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis organoleptik untuk waktu simpan mula-mula, terbaik dan maksimum. Analisis ini merupakan faktor penunjang untuk menentukan kualitas soyghurt
    corecore