16 research outputs found

    Karakteristik Kimia dan Fisika Semen Pozolan Kapur yang Diperkaya Silika Abu Sekam Padi

    Get PDF
    Development of infrastructures intensively in the last decades has increased the demand for building materials, such as cement. This also causes the prices of Portland Cement, the most common type of cements has also increased and sometimes it is difficult to find it in the markets. Another type of cement namely Lime Pozolan Cement (SPK) may be used to substitute for Portland Cement for building construction which receives relatively low loads. The SPK is produced from pozolan materials and lime without heating process. The common pozolan materials used is tras. This research is aimed to investigate chemical and physical characteristics of the SPK enriched with silica of rice hull ash (ASP). The ASP is intended to reduce the use of trace as the source of silica. Methods used included experiments and testing. Supplements of the ASP in the SPK were varied at the levels of 0, 5, 10, 15, and 20% (w/w). The results of the research indicated that without ASP supplement (control treatment), SiO2 contents was 53.94%. By 5 to 20% ASP supplement increased SiO2 content to 59.54 - 65.87%. However SO3 content was reduced from 3.43% to 2.04 - 1.11% and MgO content from 2.36% to 2.29 - 1.64%. Furthermore, as the ASP supplement in SPK increased the compresive strength of concrete samples also increased, except at 15% and 20% ASP supplement after 21 and 28 days storage of the samples. Therefore, the optimum ASP supplement in SPK in this study was 15% with compressive strength of 103 x105 kg/m2 after 21 days storage and 128 x105 kg/m2 after 28 days storage

    MICRONUTRIENTS (Fe, Cu, Zn) IN CACAO BEANS FROM COASTAL AREA OF EAST LUWU REGENCY

    Get PDF
    Cacao is an excellent essential minerals source. Cacao is a raw material for various products with rich mineral content to fulfill the nutritional requirements of human body, both for children and adults. Micronutrients of sufficient quantities greatly determines the nutritional quality of the food. Micronutrients content that in the body functions as a cofactor for certain enzymes involved in metabolism . This study aims to find out the micronutrients content in cacao beans from 5 location points and its potential to be utilized as food products raw material which meet the body nutritional requirement. This study  will be conducted at 5 locations point. Methods of analysis  used digestion and Inductively Coupled Plasma. Study findings that micronutrients content in cacao beans from 5 location points  were: copper (Cu), iron (Fe), and zinc (Zn) at average 2.316 mg/100g, 3.99 mg/100g, and  5.917 mg/100g, respectively

    ASSESSMENT OF MICRONUTRIENT (Fe, Cu AND Mn) CONCENTRATIONS IN SOIL FROM CACAO PLANTATION COASTAL AREAS, EAST LUWU REGENCY

    Get PDF
    Micronutrients Fe, Cu and Mn, despite being required in only small amount, have an important role in cacao plant metabolism. This study aims to assess of micronutrient (Fe, Cu and Mn) concentrations in soil from cacao plantation coastal areas, East Luwu Regency. Availability of micronutrient (Fe, Cu and Mn) were analyzed by dry ash method and measured with Inductively Coupled Plasma (ICP). The results showed that Iron (Fe) was represented in large quantities (788.80 mg/100 g). Copper (Cu) and Manganase (Mn) were represented in small quantities 21.65, and 4.34 mg/100 g, respectively

    Potensi Senyawa Aktif Biji Kopi sebagai Imunomodulator (Ulasan)

    Get PDF
    Beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan prevalensi infeksi virus, bakteri, dan jamur di seluruh dunia sehingga diperlukan upaya untuk menemukan berbagai obat baru maupun bahan aktif yang dapat meningkatkan fungsi imun tubuh. Imunomodulator atau biological respons modifier adalah berbagai macam bahan baik rekombinan, sintetik, ataupun sistem alamiah yang memperbaiki ketidakseimbangan imun tubuh. Kopi merupakan salah satu bahan alami dengan efek samping minimal yang memiliki efek imonumodulator. Biji kopi kaya akan senyawa aktif polifenol dan alkaloid yaitu asam klorogenat, kafein, trigonelin, dan diterpen yang telah terbukti memiliki efek farmakologi diantaranya sebagai imunomodulator, antivirus, antifungi, antioksidan, antiinflamasi, dan efek antibakteri. Pengobatan atau terapi akibat infeksi virus melalui pemberian rejimen imunomodulator dari bahan alami kopi memiliki efek samping yang minimal dibanding dengan agen sintesis. Review ini akan mengkaji prospek pemanfaatan senyawa aktif biji kopi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai imunomodulator

    ANALISA KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK AGROINDUSTRI KAKAO MENGGUNAKAN MULTI DIMENSIONAL SCALLING

    Get PDF
    Keberlanjutan rantasi pasok agroindustri kakao pada beberapa tahun terakhir ini, diprediksi mempunyai indeks yang rendah. Hal ini terjadi karena banyak faktor dan salah satunya adalah  karena banyaknya konversi lahan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka penelitian ini dibuat untuk mengukur indeks keberlanjutan dan merumuskan indikator kunci yang mampu meningkatkan keberlanjutannya. Berdasarkan hasil analisis MDS dengan teknik Rap-cacao, diketahui bahwa agroindustri kakao berada pada kategori kurang berkelanjutan dengan bobot 29.33%. Indeks keberlanjutan yang paling rendah adalah dimensi ekonomi sebesar 20.75% (tidak berkelanjutan) dan paling tinggi adalah dimensi lingkungan sebesar 43.41% (kurang berkelanjutan). Indikator paling kritis pada dimensi sosial adalah kelembagaan, indikator paling kritis pada dimensi ekonomi yaitu keseimbangan distribusi keuntungan dan indikator paling kritis pada dimensi lingkungan yaitu produk sampingan kakao. Indikator kunci pada setiap dimensi, saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga perbaikan harus dilakukan secara terintegrasi. Indikator kunci diperoleh dari hasil analisis leverage factor dari  23 indikator. Hasil dari analisis MDS dinyatakan valid karena perbandingan antara MDS dengan monte carlo memiliki tingkat kepercayaan tinggi dengan nilai selisih kurang dari 5%. Rendahnya keberlanjutan rantai pasok agroindustri kakao, menunjukkan bahwa komoditas kakao di Indonesia mengalami ancaman serius yang harus segera diperbaiki

    KARAKTERISTIK KARET SHEET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG AKTIF BAMBU

    No full text
    Abstrak: Bahan pengisi arang aktif bambu digunakan sebagai alternatif untuk memperbaikikekerasan dan memperbesar volume karet sehingga mutu karet lembaran menjadi lebih baik.Penelitian ini menggunakan arang aktif bambu yang dapat berfungsi sebagai filler aktif untukmeningkatkan karakteristik karet lembaran. Jumlah arang aktif bambu pada formulasi karetlembaran divariasikan menjadi 6, yaitu 25, 30, 35, 40, 45, 50 gram. Setiap perlakuan diulangsebanyak 3 (tiga) kali. Parameter yang diamati meliputi kadar abu, plastisitas awal (Po),Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperlakuan variasi jumlah arang aktif bambu berpengaruh terhadap kadar abu, plastisitas awal(Po), Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Karakteristik karet lembaranmemenuhi syarat mutu Standard Indonesian Rubber (SIR) sesuai SNI 06-1903-2000 dengankarakteristik kadar abu untuk semua perlakuan, Po dan PRI, perlakuan F3 (lateks pekat 945 gdan arang aktif bambu 35 g) hingga F6 (lateks pekat 945 g dan arang aktif bambu 50 g).Viskositas Mooney karet lembaran untuk semua perlakuan memenuhi standar mutu karet SIRkomersial, minimal 40.Kata Kunci: arang aktif bambu, karakteristik, karet lembara

    KRITERIA PARAMETER MUTU GREEN COFFEE POWDER UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN STANDAR PRODUK KOPI (ULASAN)

    Get PDF
    Green coffee powder (GCP) adalah produk kopi yang tidak melalui proses sangrai dan tanpa penambahan bahan lain. GCP tergolong produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT). Produk ini sudah dikomersilkan melalui e-commerce baik dalam bentuk powder maupun kapsul, namun belum didukung dengan standar yang menjadi syarat mutu. Kajian ini bertujuan untuk menentukan kritera mutu GCP sekaligus untuk mendukung pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kajian dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi observasi ke IKM penggiat kopi antara lain IKM Kopi Puncak Malino dan IKM Kopi Turaya. Selain itu, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai stakeholder yang bertindak sebagai narasumber dan peserta baik dari kalangan pemerintah, akademisi, asosiasi dan industri. Hasil dari kegiatan observasi dan FGD menjadi bahan masukan penulis dalam menentukan kriteria mutu GCP berdasarkan aspek kualitas, keaslian produk, aktivitas dan keamanan pangan. Kriteria mutu tersebut antara lain keadaan produk, kadar air, kadar dan kealkalian abu, ukuran partikel, kadar kafein, sari kopi, asam klorogenat, cemaran mikroba, dan cemaran logam. Kajian ini belum menetapkan syarat nilai dari tiap kriteria mutu yang direkomendasikan. Seluruh kriteria mutu mengacu pada SNI 8964:2021 Kopi Sangrai dan Kopi Bubu

    Karakteristik Karet Sheet dengan Bahan Pengisi Arang Aktif Bambu

    Full text link
    Bahan pengisi arang aktif bambu digunakan sebagai alternatif untuk memperbaikikekerasan dan memperbesar volume karet sehingga mutu karet lembaran menjadi lebih baik.Penelitian ini menggunakan arang aktif bambu yang dapat berfungsi sebagai filler aktif untukmeningkatkan karakteristik karet lembaran. Jumlah arang aktif bambu pada formulasi karetlembaran divariasikan menjadi 6, yaitu 25, 30, 35, 40, 45, 50 gram. Setiap perlakuan diulangsebanyak 3 (tiga) kali. Parameter yang diamati meliputi kadar abu, plastisitas awal (Po),Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperlakuan variasi jumlah arang aktif bambu berpengaruh terhadap kadar abu, plastisitas awal(Po), Plasticity Resistance Index (PRI), dan viskositas Mooney. Karakteristik karet lembaranmemenuhi syarat mutu Standard Indonesian Rubber (SIR) sesuai SNI 06-1903-2000 dengankarakteristik kadar abu untuk semua perlakuan, Po dan PRI, perlakuan F3 (lateks pekat 945 gdan arang aktif bambu 35 g) hingga F6 (lateks pekat 945 g dan arang aktif bambu 50 g).Viskositas Mooney karet lembaran untuk semua perlakuan memenuhi standar mutu karet SIRkomersial, minimal 40

    Protein and Mineral Contents of Cocoa Beans Fermentation from Luwu Timur Regency, South Sulawesi

    Get PDF
    Cocoa beans are raw materials of cocoa processed food products rich in protein and minerals. Availability of sufficient quantities greatly determines the nutritional quality of the food. One of the post-harvest processes affecting the protein and minerals contents in cocoa beans is fermentation. The purpose of this study was to determine the protein, macro, and micronutrients contents in fermented cocoa beans of PBC 123, BR 25, and MCC 02 clones with fermentation time variations for 24, 48, 72, 96, and 120 hours. Methods of analysis used Kjeldahl and Atomic Absorption Spectrophotometer. The results showed that clones, fermentation time, and their interaction affect protein, macro and micronutrients content in cocoa beans. The interaction between BR 25 clone and 48-hour fermentation time showed the highest protein content (13.34%). The highest macronutrients content were found in PBC 123 clone with 72-hour fermentation time for Ca, in MCC 02 clone with 24-hour fermentation time for Mg, in BR 25 clone with 72-hour fermentation time for Na, and in BR 25 clone with 24-hour fermentation time for K. The highest micronutrients contents were found in PBC 123 clone  with 96-hour fermentation time for Fe, in MCC 02 clone with 120-hour fermentationtime for Mn, and in BR 25 clone with 96-hour fermentation time for Zn. Variations  of protein,  macronutrients and micronutrients contents in cocoa beans were affected  by clone variety and fermentation time treatment
    corecore