38 research outputs found
ANALISIS PROYEKSI KELAYAKAN USAHA SAMBAL IKAN TERI DI LABORATORIUM KREATIVITAS FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU, PROVINSI SULAWESI TENGAH
Ikan teri umumnya menyebar secara merata hampir di seluruh wilayah perairan pesisir Indonesia. Ikan teri banyak dikonsumsi langsung oleh masyarakat namun banyak juga yang menjadikan ikan teri sebagai bahan baku produk hasil perikanan salah satunya produk sambal. Ikan teri dapat digunakan sebagai bahan baku utama untuk pembuatan sambal. Hal ini dilakukan dalam rangka diversifikasi produk, agar varian produk ikan teri yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan beragam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis proyeksi usaha produk sambal ikan teri. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kreativitas Fakultas Perikanan Universitas Alkhairaat Palu. Waktu penelitian selama 5 (lima) bulan dimulai pada bulan Maret sampai bulan Juli 2022. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kulitatif yang bersifat studi kasus. Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Analisis usaha pembuatan sambal ikan teri dilakukan dengan menggunakan rumus pendapatan usaha, revenue cost ratio (R/C), payback period, dan break even point (BEP). Hasil penelitian menunjukan pembuatan sambal ikan teri dengan menggunakan bahan baku 1 kg dapat menghasilkan sambal sebanyak 3.8 kg. Kemudian dikemas dalam kemasan botol menjadi 29 botol dengan isi bersih masing-masing 133 gram. Total biaya satu kali produksi sambal ikan teri sebesar Rp. 672.295 dengan total penerimaan sebesar Rp. 725.000. Hasil analisis R/C ratio pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu tahun usaha pembuatan produk sambal ikan teri sebesar 1.08, hasil analisis Payback Period berdasarkan hasil penelitian sebesar 2.6 tahun, sedangkan hasil analisis break even point menunjukkan titik impas usaha produk sambal ikan teri sebesar Rp. 560.212 dengan jumlah unit sebanyak 27 botol pada harga Rp.25.000
Massage Therapy for Infants and Toddlers With Acute Respiratory Infections: A Literature Review
Acute respiratory infection (ARI) is a health problem that causes morbidity and mortality in Indonesia. This infectious disease most often affects infants and toddlers ranging from the upper respiratory tract to lower respiratory tract infections. One therapy that can be done by parents is massage therapy that aims to relax and overcome various health problems in infants and toddlers. Massage therapy is the initial treatment of minor ailments such as coughs, colds, and lack of appetite. This literature review
aims to analyze the benefits of massage therapy in ISPA infants. The research method used by the author is a literature review using a database through Pubmed, Science
Direct, Ebsco, and Google Scholar from 2009 to 2019 This article discusses massage therapy in ARI infants with upper respiratory infections and lower respiratory tract infections. Literature search results show that massage therapy provides recovery benefits for ARI symptoms such as overcoming fever, overcoming sleep difficulties, improving the immune system, improving the work of the respiratory system, improving blood circulation, increasing concentration, increasing appetite, and others
KESIAPSIAGAAN KADER, KELUARGA, DAN KELOMPOK RENTAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM
Abstrak: Ibu hamil salah satu kelompok yang rentan dalam menghadapi bencana alam karena keadaan fisik dan kesehatannya yang membutuhkan perhatian khusus. Desa Padende terletak di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah yang sering kali terkena dampak bencana alam, terutama gempa bumi dan banjir. Peran kader sangat penting dalam mempersiapkan dan membimbing keluarga dan kelompok rentan termasuk ibu hamil dalam memberikan edukasi tentang langkah kesiapsiagaan melakukan evakuasi, dan membantu dalam menyusun rencana tanggap darurat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat desa Padende dalam kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Padende Kabupaten Sigi dengan jumlah peserta sejumlah 25 orang terdiri dari kader, kepala keluarga, pemuda karang taruna, dan ibu hamil. Metode yang digunakan pada pengabdian masyarakat ini adalah sosialisai dan praktik. Hasil pengabdian masyarakat ini dari analisis kuesioner sebelum (Pre-Test) dan sesudah sosialisai (Post-Test), yaitu yaitu sebelum edukasi dan pelatihan hanya 60%, setelah edukasi dan pelatihan terjadi peningkatan tingkat pengetahuan dan keterampilan mencapai 90% pada mitra PKM maupun masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.Abstract: Pregnant women one of the vulnerable groups facing natural disasters because their physical condition and health require special attention. Padende Village, located in Marawola District, Sigi Regency, often affected by natural disasters, especially earthquakes and floods. The role of cadres very important preparing and guiding families, vulnerable groups, and pregnant women, in providing education about evacuation preparedness steps, and preparing emergency response plans. Purpose of this community service to increase the knowledge and skills of the Padende village in preparing for natural disasters. This community service was carried out in Padende Village, Sigi Regency with a total of 25 participants consisting of cadres, head of family, youth groups and pregnant women. The methods used in this community service are socialization and practice. The results of this community service from the analysis of questionnaires before (Pre-Test) and after socialization (Post-Test), Before education and training it was only 60%, after education and training there was an increase in the level of knowledge and skills reaching 90% in PKM partners and the community regarding preparedness for natural disasters
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN “GOLDEN AGE PERIOD FOR GOLDEN GENERATION” SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
Abstrak: Golden age period merupakan siklus yang penting pada anak, dimana kecerdasan anak berkembang dengan cepat. Golden age dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan anak sampai berusia mencapai dua tahun. Hal ini dapat mengurangi risiko anak mengalami stunting sejak masa kehamilan dengan memenuhi nutrisi seimbang, pemeriksaan antenatal care secara rutin, berolahraga secara rutin, pola asuh yang baik, dan hindari paparan asap rokok. Solusi terhadap permasalahan yang ada adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) melalui kegiatan edukasi dan tanya jawab bagaimana upaya pencegahan stunting yang harus dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan melatih ibu yang memiliki balita dan para kader untuk melakukan skrining penilaian perkembangan anak dengan menggunakan instrumen KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Permasalahan yang dihadapi mitra belum sepenuhnya mengetahui perawatan serta tumbuh kembang balita menggunakan KPSP. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak apakah ada penyimpangan atau normal. Hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada mitra PKM maupun ibu balita tentang upaya pencegahan stunting.Abstract: The golden age period is important cycle in children, where children's intelligence develops rapidly. The golden age starts from the first 1000 days of a child's life until two years of age. This can reduce the risk of children experiencing stunting since pregnancy by balanced nutrition, routine antenatal care, exercising, good parenting, and avoiding exposure cigarette. The solution existing problems is the Community Partnership Program (PKM) through educational and questions-answers on how stunting prevention must be carried out in the first 1000 days of life (HPK) and training mothers with toddlers and cadres to conduct screening assessments of child development using KPSP (Development Pre-screening Questionnaire). The problems by partners are not fully aware and growth development of toddlers using KPSP. This aims to determine whether the child's development is abnormal or normal. The results of the service activities carried out showed an increase in knowledge and skills for PKM partners and mothers of children under five about stunting prevention efforts
EDUKASI TERAPI PIJAT UNTUK MENJAGA SISTEM IMUN BAYI 6-12 BULAN DI MASA ADAPTASI KENORMALAN BARU
Abstrak: Selama masa pandemi, berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 pada bayi dan balita. Salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah pijat bayi dengan menggunakan gerakan-gerakan tertentu yang memiliki banyak manfaat. Kenyataannya, tidak banyak kader posyandu di kecamatan Layana yang terlatih melakukan pijat dengan teknik yang benar. Pijat bayi bisa dilakukan oleh orang tua tetapi kebanyakan orang tua takut untuk memijat bayinya sendiri. Tujuan pengabdian ini agar orang tua dan kader posyandu dapat memijat bayi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan meningkatkan fungsi organ tubuh. Kegiatan tersebut dilakukan melalui metode penyuluhan berupa tanya jawab dan pelatihan pijat bayi. Di awal kegiatan peserta diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal peserta tentang pijat bayi, dilanjutkan dengan ceramah dan tanya jawab kemudian pelatihan. Diakhir kegiatan diberikan posttest untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta. Proses pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan sukses. Peserta sangat aktif, dalam memberikan pertanyaan dan terlihat dari hasil pretest berada pada kisaran 51-65% atau kategori sedang. Hasil Postest mengalami peningkatan pada kisaran 75-90% atau kategori tinggi. Kegiatan edukasi ini dinilai efektif untuk melakukan terapi pijat sesuai standar operasional prosedur untuk meningkatkan daya tahan tubuh.Abstract: During the pandemic, various efforts were made to prevent the spread of COVID-19 in infants and toddlers. One of the health services provided is baby massage using certain movements that have many benefits. In fact, not many posyandu cadres in Layana sub-district are trained to do massage with the correct technique. Baby massage can be done by parents but most parents are afraid to massage their baby themselves. The purpose of this service is so that parents and posyandu cadres can massage babies to overcome various health problems and improve organ function. The activity was carried out through counseling methods in the form of questions and answers and baby massage training. At the beginning of the activity the participants were given a pretest to determine the participants' initial knowledge about baby massage, followed by lectures and questions and answers then training. At the end of the activity, a posttest was given to determine the increase in participants' knowledge. The process of implementing community service has been carried out successfully. Participants were very active, in asking questions and as seen from the results of the pretest the was in the range of 51-65% or the moderate category. Posttest results have increased in the range of 75-90% or high category. This educational activity is considered effective for performing massage therapy according to standard operating procedures to increase endurance
PKM PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA NELAYAN DESA KALIBURU KECAMATAN SINDUE TOMBUSABORA KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH
Tujuan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan skill kelompok wanita nelayan melalui transformasi teknologi pengolahan dan pengemasan ikan tuna menjadi berbagai macam jenis olahan yang bernilai ekonomis, menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan pengelolaan usaha home industry dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui penjualan dari hasil pengolahan ikan tuna berupa abon ikan, nugget ikan dan pancake fish. Dalam kegiatan PKM metode yang dikembangkan adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta demo pembuatan aneka produk yang berasal bahan baku perikanan. Selain itu menggunakan pendekatan learning by doing melalui kelompok home industri yaitu belajar sambil bekerja/berusaha. Melalui PKM ini akan mengembangkan usaha home industi yang berbasis potensi lokal yang di fokuskan pada pengolahan hasil perikanan. Dengan sentuhan PKM kelompok mitra akan mampu mengembangkan potensi sumberdaya ikan dapat meningkatkan produk yang bernilai ekonomis. Pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan teknologi khususnya Teknologi Tepat Guna (TTG), masyarakat mampu mengakses potensi yang ada di lingkungan mereka, sehingga dapat menambah pendapatan keluarga menuju masyarakat sejahtera dan mandiri. Adapun realiasi kegiatan adalah terlaksananya pelatihan pengolahan abon ikan, nugget ikan dan pancake fish
PKM PEMBERDAYAAN PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENERAPAN MODEL SLPHT DI DESA WOMBO KECAMATAN TANANTOVEA KAB. DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH
Target yang dicapai dari program PKM adalah: Meningkatnya keterampilan anggota kelompok tani di Desa Wombo Kalonggo tentang teknologi pengendalian hama dan penyakit pada budidaya bawang merah lokal Palu sedangkan luaran yang ingin dicapai dari program PKM ini adalah: Meningkatnya produksi bawang merah lembah palu melalui transformasi teknologi pengendalian hama dan penyakit bawang merah lembah palu secara terpadu. Dalam meningkatkan keterlibatan dan menciptakan kemandirian anggota kelompok tani pada pelaksanaan program PKM dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA/RRA), secara bersama-sama dengan anggota kelompok tani dapat menyelesaikan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok.Penguatan kapasitas sumber daya manusia petani secara individu dan kelompok, introduksi dan adopsi teknologi pertanian dengan basis ramah lingkungan dengan pendekatan model demonstrasi percobaan dengan metode sederhana Sekolah Lapangyang mencakup: Introduksi Teknologi Budidaya Tanaman Sehat, Introduksi Teknologi Bioinsektisida Berbahan Aktif Beauveria bassiana dan Trichoderma sp, Introduksi Teknologi Bioinsektisida Berbahan Aktif Trichoderma sp, TeknologiPupuk Organik,Teknologi Pasca Panen
KUALITAS KIMIA DAN ORGANOLEPTIK BURGER IKAN TUNA YANG DISUBTITUSI DENGAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia)
oai:ojs2.pengolahanpangan.jurnalpertanianunisapalu.com:article/6The purpose of this research is to know the effect of addition of noni flour as substitution of tapioca flour to protein content, moisture content, and ash content and organoleptic nature of tuna burger. This study used Completely Randomized Design (RAL) and Randomized Block Design (RAK). The experimental treatment were: B1 (0% noni flour + 15% tapioca flour), B2 (2.5% noni flour + 12.5% tapioca flour), B3 (5% noni flour + 10% tapioca flour), B4 7.5% noni flour + 7.5% tapioca flour). To know the effect of treatment, then the analysis of variance and if the treatment has real effect continued with BNT advanced test. Based on the result of the research, it can be concluded that the addition of noni flour as substitution of tapioca flour to 7.5% can increase the protein tuna burger protein by 14.87%, moisture content 71.07% and ash content 2.07%, and aroma, taste, color, and texture are relatively the same on all treatment
WISATA PANTAI SEBAGAI SENTRA OLAHAN MINYAK KELAPA TAHAN SIMPAN DAN VIRGIN COCONUT OIL PASCA GEMPA DI DESA SALUBOMBA
Desa Salubomba memiliki potensi hasil pertanian melimpah, namun belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan yang lebih baik, karena ketidakberdayaan masyarakat mengelola potensi sumberdaya yang dimiliki dan manajemen lemah pasca gempa. Salah satunya belum dapat mengolah minyak kelapa yang tahan simpan dan virgin coconut oil (VCO). Meningkatkan pendapatan masyarakat pasca gempa perlu diberdayakan pengolahan hasil pertanian sehingga menghasikan produk bernilai ekonomi tinggi dipasarkan pada lokasi wisata pantai. Tujuan PPDM yaitu membantu program pemerintah membangun masyarakat, membantu mensukseskan terlaksananya program RPJM desa serta membantu kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Mitra PPDM yaitu kelompok mengolah minyak tahan simpan dan Virgin Coconut Oil serta pengelola wisata sebagai pengrajin lidi kelapa. Kegiatan berbasis teknologi meliputi penyuluhan, pendidikan dan pelatihan pengolahan hasil pertanian serta pendampingan pasca pelatihan. Proses untuk mengembangkan kelompok mitra yang lebih berdaya guna, dengan pendekatan learning by doing yaitu belajar sambil berusaha. Pendekatan dilakukan pasca pelatihan untuk pengembangan usaha, sehingga tercipta wirausaha baru untuk peningkatan ekonomi masyarakat pasca gempa. Kegiatan non teknis; manajemen kelompok melalui penguatan kelembagaan kelompok mitra, strategi pemasaran dan pembukuan kelompok mitra. Keseimbangan antara kegiatan teknis pengolahan hasil pertanian dan manajemen kelompok, berkembang menuju kelompok mandiri, memasarkan produk olahan lokal menunjang kepariwisataan di desa Salubomba.
Kata kunci: Kelapa, Minyak kelapa, VCO, Wisata pantai
ABSTRACT
Salubomba village has the potential for abundant agricultural products, but has not been able to raise a better level of welfare, due to the powerlessness of the community to manage its potential resources and weak post-earthquake management. One of them has not been able to process storage-resistant coconut oil and virgin coconut oil (VCO). Increasing the income of the community after the earthquake, it is necessary to empower agricultural product processing so as to produce high economic value products marketed at coastal tourism locations. The objectives of PPDM are to assist government programs to build communities, to help the implementation of the village RPJM program and to help the independence and welfare of the community. PPDM partners, namely a group processing storage resistant oil and virgin coconut oil as well as tourism managers as coconut stick craftsmen. Technology-based activities include counseling, education and training on agricultural product processing as well as post-training assistance. The process of developing a more efficient partner group with a learning by doing approach, namely learning by doing. The approach is carried out after training for business development, so as to create new entrepreneurs to improve the community's economy after the earthquake. Non technical activities; group management through institutional strengthening of partner groups, marketing strategies and bookkeeping of partner groups. The balance between technical activities of agricultural product processing and group management, developing towards an independent group, marketing local processed products to support tourism in the village of Salubomba.
Keywords: Coconut, Coconut oil, Virgin coconut oil, Beach touris