78 research outputs found

    Frekuensi Gangguan Terhadap Kinerja Sistem Proteksi Di Gardu Induk 150 KV Jepara

    Full text link
    — PT PLN (Persero) P3B JB APP Semarang, Gardu Induk 150 KV Jepara merupakan pusat pengatur kebutuhan beban tenaga listrik dan berfungsi sebagai pusat pengamanan peralatan-peralatan sistem tenaga listrik dan sebagai pusat proses penormalan terhadap gangguan-gangguan yang ada di wilayah Jepara. Sistem penyaluran tenaga listrik tersebut tidak menutup kemungkinan terjadi gangguan, terutama gangguan yang disebabkan oleh alam. Adanya gangguan yang tidak dapat diprediksi maka diperlukan suatu peralatan pengaman (sistem proteksi) yang tepat dan dapat diandalkan agar mampu meningkatkan penyaluran tenaga listrik ke beban (konsumen). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kuantitas gangguan dan keandalan sistem proteksi area trafo tenaga di Gardu Induk 150 KV Jepara dari tahun 2007 sampai 2012. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi ilmiah sebagai bahan pertimbangan untuk menyikapi kuantitas gangguan dan kinerja sistem proteksi area trafo tenaga di Gardu Induk 150 KV Jepara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penilitian deskriptif kualitatif yang sifatnya eksploratif untuk mengetahui pengaruh gangguan terhadap kinerja sistem proteksi area trafo tenaga di Gardu Induk 150 KV Jepara dari tahun 2007 sampai 2012. Hasil penelitian diketahui, pesentase gangguan yang mempengaruhi sistem proteksi area trafo tenaga 1 di Gardu Induk 150 KV Jepara adalah gangguan nonteknis sebesar 50% dan gangguan yang tidak diketahui penyebabnya sebesar 50%. Sistem proteksi area trafo tenaga 1 di Gardu Induk 150 KV Jepara memiliki persentase keandalan rele sebesar 91,67%. Pesentase gangguan yang mempengaruhi sistem proteksi area trafo tenaga 2 di Gardu Induk 150 KV Jepara adalah gangguan teknis sebesar 50% dan gangguan yang tidak diketahui penyebabnya sebesar 50%. Sistem proteksi area trafo tenaga 2 di Gardu Induk 150 KV Jepara memiliki persentase keandalan rele sebesar 91,67%. Berdasarkan hasil penelitian, gangguan yang sering mempengaruhi sistem proteksi area trafo tenaga di Gardu Induk 150 KV Jepara dari tahun 2007 sampai 2012 adalah gangguan nonteknis dan gangguan yang tidak diketahui penyebabnya, yang mengakibatkan Short Circuit Feeder (SCF) pada Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) tertimpa pohon. Sistem proteksi area trafo tenaga di Gardu Induk 150 KV Jepara dari tahun 2007 sampai 2012 memiliki keandalan dengan predikat cukup baik dalam mengatasi kuantitas gangguan.Keywords— Gangguan Gardu Induk, sistem proteksi Gardu Induk, PL

    DIET COMPOSITION OF ANOA (Buballus sp.) STUDIED USING DIRECT OBSERVATION AND DUNG ANALYSIS METHOD IN THEIR HABITAT

    Get PDF
    Anoa are fully protected under Indonesian Law since 1931 (Law of Protection of Wild Animals 1931, no 134). Increasing law enforcement regarding hunting as well as promoting awareness of the Anoas unique threatened the existence of conservation measures. The modern concept of conservation based on the sustainability utilization, and therefore the knowledge of the Anoa preference in feeding to support the sustainability conservation should be studied. In the present study, the combination of direct observation methods which was done in the Lore Lindu National Park in Toro village at District Kulawi, Central Sulawesi and the epidermal analysis method which was carried out to Anoa’s dung were aimed to identify the vegetations preferred by Anoa in their habitat. The result showed 28 species of vegetations was used as feed by Anoa on in situ area. According to its percentage, the first ten were Freycinetia insignis Blume (17%), Microlepia todayensis Christ (8.9%), Disoxylum sp (8.6%), Lasianthus clementis Merr (7.7%), Clusia sp (7.5%), Schleria sp (6%), Podocarpus imbricatus (5.4%), Smilax leucophylla (5.1%), Elastostema sp (4.2%), and Garcinia sp (3.8%), respectively. Furthermore, it can be concluded that Anoa was eat more leafs and shrubs/bushes (each 24%, respectively) compared to flowers (18%), fruits (12%), shoots (8%), grasses, tubers, young grooves (each 4%, respectively) and moss (2%). Nutritionally, Anoa consumed 8.8% protein and 25.6% crude fiber. Keywords: Diet Composition, Dung Analysis, Ano

    Studies on Functional Bacteria of Indonesian Tropical Forest Plants for Biorehabilitation of Degraded Lands

    Full text link
    Forest degradations have left vast amount of damaged and abandoned lands in Indonesia. In this paper, we present our approaches in rehabilitation of adverse soils using functional bacteria isolated from plant species of Indonesian tropical rain forests. For these purposes, we collected bacteria from various bio-geo-climatically different forests and conducted bioassays to test these bacterial abilities in improving plant growth. Repeated seedling-based studies on Shorea spp., Alstonia scholaris, Acacia crassicarpa, and Agathis lorantifolia have revealed that many bacteria were able to promote plant growth at early stage in the nursery. Various plant responses towards inoculations suggested that although forest soils maintain highly diverse and potent bacteria, it is necessary to select appropriate approaches to obtain optimum benefits from these plant-bacteria interactions. Our ideas and futures studies for further management of these plant- bacteria interactions for biorehabilitation are also discussed

    Dampak Loyalitas dari Keputusan Konsumen Disebabkan Pelayanan dan Promosi pada Usaha Gimnastik

    Full text link
    This research purpose is to analyze the influence service quality and promotion to decision making and its impact on consumer loyalty. Method used in this research is descriptive-associative, using Pearson Correlation Path Analysis. Data gathered by distributiong questionnaire to 110 respondents in Gold's Gym Thamrin City. From the data analysis, it is found out that the structural model is given as Y= 0,497X2 + 0,868, whereas R2 24,7% , and structural 2 Z = 0,491 X1 + 0,871 whereas R2=24,2. The service quality seems have less influence to consumer's decision making but have stronger influence to consumer loyalty. Promotion effectively influences consumer's decision making as much as 24,2%. Thus, service quality and promotion should be leveraged to increase sales and consumer loyalty

    Pemberdayaan Anggota Karang Taruna Kelurahan Lidah Wetan melalui Pelatihan Pembuatan Cenderamata

    Full text link
    Kelurahan Lidah Wetan Lakarsantri Surabaya adalah salah satu wilayah yang aktivitas warganya cukup ramai, bila dibandingkan dengan wilayah lain dalam satu kecamatan. Salah satu pemicunya adalah adanya kampus Unesa yang berada dalam satu wilayah/kelurahan. Berbagai USAha dan aktivitas ekonomi baru yang dikelola oleh masyarakat mulai bermunculan. Selain itu dengan diakuinya makam ‘Sawunggaling' sebagai cagar budaya (2013) yang berada di kelurahan yang sama akan menambah ramai oleh kedatangan orang-orang luar daerah sebagai peziarah di makam tersebut. Permasalahannya, apakah oleh-oleh, souvenir/cenderamata yang bisa dibawa pulang oleh orang luar daerah dan atau para peziarah makam ‘Sawunggaling' setelah mereka meninggalkan lokasi? Oleh karena itu tim pengabdian kepada masyarakat peduli untuk mengangkat dan memberdayakan anggota karang taruna di wilayah tersebut melalui pelatihan pembuatan cenderamata dari bahan fiber glass. Metode pelatihan yang digunakan adalah; (1) presentasi tentang bahan dan alat, (2) demonstrasi tentang penggunaan bahan dan alat, (3) pelatihan dan praktek membuat cenderamata, (4) tugas dan evaluasi setelah mereka membuat produk cenderamata sesuai kreasinya. Pelatihan pembuatan cenderamata gantungan kunci dengan bahan fiber glass ini diikuti oleh 15 anggota karang taruna berjalan lancar. Peserta pelatihan telah menghasilkan berbagai bentuk cenderamata gantungan kunci dengan bahan fiber glass yang bertemakan ‘Sawunggaling' dan ikon kota Surabaya. Hasil evaluasi menunjukkan antusiasme peserta pelatihan cukup bagus karena mereka merasa mendapatkan tambahan ilmu dan bekal life- skill untuk memberdayakan potensi remaja karang taruna di lingkungan kelurahan Lidah Wetan Surabaya

    Correlations Between Structural and Hardness of Fe-50%Al Coating Prepared by Mechanical Alloying

    Full text link
    Fe-50%Al coatings were deposited on the surface of low-carbon steel using mechanical alloying technique atdifferent milling times. The correlation between structure and hardness of coating before and after heat treatment wasinvestigated. At the milling time of less than 180 min, the coating has an elongated lamellar structure. The size of elongatedlamellar structure decreased with increasing milling times which led to an increase in the hardness value of coating. Afterheat treatment, the coating transformed to FeAl intermetallic phase with a denser structure and uniform in the composition. Itaffected the hardness of coating. The hardness value of all samples after heat treatment was higher than coating after milling.The hardness of coating was strongly influenced by the morphology and phase of coating
    • …
    corecore