7 research outputs found
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT FILARIASIS PADA MASYARAKAT DI DESA LEUBOK BUNI KECAMATAN KUTA MALAKA KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2022
Umumnya, penyakit filariasis tidak banyak dijumpai karena berpeluang menular dalam jangka waktu bertahun-tahun, namun jika masyarakat masih abai dalam menerapkan perilaku pencegahan sedini mungkin, maka bukan tidak mungkin filariasis akan menjadi penyakit yang lumrah untuk dijumpai dan tidak langka lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit filariasis pada masyarakat di Desa Leubok Buni. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden di dalam penelitian ini sebanyak 59 responden dari 59 KK. Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui wawancara. Analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square dengan program computer STATA 12. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 55.93% responden kurang berperilaku pencegahan filariasis, dan berada di lingkungan yang kurang baik sebesar 72.88%, 62.71% responden memilki pengetahuan yang baik, 93.22% petugas kesehatan berperan, 52.54% tokoh masyarakat berperan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara lingkungan (p-value = 0.020), Jenis Kelamin (p-value = 0.000), Umur (p-value = 0.004), Pendidikan (0.009), dan pengetahuan (p-value = 0.002) dengan perilaku pencegahan filariasis, sedangkan pekerjaan (p-value = 0.716), peran petugas kesehatan (p-value = 0.426) dan peran tokoh masyarakat (p-value = 0.482) tidak ada hubungan yang signifikan dengan perilaku pencegahan filariasis pada masyarakat di Desa Leubok Buni Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar tahun 2022. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa faktor seperti lingkungan, jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengehatuan menjadi faktor yang berhubungan terhadap perilaku pencegahan filariasis
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGGAH MULO KECAMATAN PINTU RIME GAYO KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2023
Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk memajukan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan agar penduduk lanjut usia dapat terus hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan meningkatnya harapan hidup, jumlah orang lanjut usia meningkat dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini utnuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Singgah Mulo Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah Tahun 2022. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan Cross- Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia umur 60-69 tahun di Desa Bener Meriah, Desa Pulo Intan, Desa Rimba Raya, Desa Simpang Lancang, Desa Musara Pakat Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah Berjumlah 160 orang. Pengambilan sampel sebanyak 160 responden menggunakan teknik  total population.  Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 16-26 Januari 2023 dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat  dengan menggunakan uji  Chi- Square menggunakan aplikasi SPSS. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 51,2 % lansia tidak memanfaatkan posyandu lansia, 58,8 pengetahuan lansia kurang baik 65,6% sikap lansia negatif , 55,0 % keluarga tidak mendukung, 60,0% kader tidak berperan, 47,5% tokoh masyarakat tidak mendukung. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan lansia (p value 0,012 ), sikap lansia (p – value = 0,002), dukungan keluarga (p –value =0,001), peran kader (p –value=0,002), tokoh masyarakat (p-value=0,026) dengan pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Singgah Mulo Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah Tahun 2022. Disarankan kepada pihak puskesmas agar lebih banyak memberikan pembinaan dan pelatihan program kesehatan kepada kader posyandu guna meningkatkan pengetahuan dan kemauan bagi para lansia untuk meningkatkan pemanfaatan  posyandu  lansia
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMPASEH KECAMATAN KUTA RAJA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2022
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. Balita menjadi kelompok yang sering terkena ISPA, gejala yang dialami pada umumnya berbeda-beda tergantung jenis infeksi yang diderita oleh balita, dampak yang ditimbulkan dapat berupa gangguan pada tumbuh kembang balita.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Lampaseh Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh Tahun 2022. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini seluruh ibu yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas Lampaseh Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh berjumlah 259 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling dan diperoleh sampel sebanyak 72 responden. Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 02 sampai dengan 28 Desember 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, selanjutnya dilakukan uji statistik dengan uji chi-square menggunakan aplikasi SPSS.Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 68,1% kejadian ISPA, 69,4% pendidikan ibu rendah, 54,2% pengetahuan ibu kurang baik, 56,9% anggota keluarga ada merokok, 61,1% tidak ada pemberian kolostrum, 52,8% tidak ada pemberian ASI-Eksklusif dan 56,9% kondisi hunian tidak memenuhi syarat. Dari hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu (p-value 0,000), pengetahuan ibu (p-value 0,001), anggota keluarga merokok (p-value=0,002), pemberian kolostrum (p-value=0,000), pemberian ASI-Eksklusif (p-value=0,000), kondisi hunian (p-value=0,002) dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Lampaseh Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh Tahun 2022
FAKTOR RESIKO KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATOH KOTA BANDA ACEH
Diare adalah suatu keadaan peradangan pada mukosa lambung dan usus halus yang mengakibatkan pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak seperti biasanya dengan konsistensi lembak atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih) dalam satu hari. Angka Kematian Balita (AKBA) merupakan salah satu indicator yang di nilai paling peka dan telah disepakati secara nasional dengan istilah ukuran derajat kesehatan suatu wilayah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, bersifat deskriftif dengan pendekatan cross-sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti mencari hubungan antara variabel independen (pengetahuan ibu, status gizi, pemberian ASI Ekslusif, pengolahan air minum dan makanan, serta infeksi) terhadap variabel dependen (kejadian diare pada anak usia 1-4 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Batoh Tahun 2022, dengan melakukan pengukuran pada saat tertentu. Penelitian dilakukan pada tanggal 24 Desember-05 januari 2023. Sampel dalam penelitian ini adalah 69 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi responden dengan pengetahuan baik mencapai 50,7% sedangkan pengetahuan kurang baik sebesar 49,3%, proporsi responden dengan status gizi normal hanya 42,0% sedangkan status gizi tidak normal sebesar 58,0%, proporsi responden yang mendapatkan ASI-Ekalusif sebesar 58,0% dan tidak mendapatkan ASI-Ekalusif sebesar 42,0%, proporsi responden yang ada melakukan pengolahan makanan dan minuman 69,9%, tidak melakukan pengolahan 30,4%. Uji statistik menunjukan ada hubungan antara pengetahuan ibu (p value=0,000), satus gizi (p value= 0,026), pemberian ASI-Ekslusif (p value 0,013), pengolahan makanan dan minuman (p value= 0,000). Sehingga terhadap hubungan antara pengetahuan ibu, status gizi,pemberian asi ekslusif dan pengolahan makanan dan minuman dengan kejadian diare di wilayah Kerja Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh Tahun 2023
A Brief Review of Efficacious Plants in the World: Tagetes (Marigold)
Tagetes is a genus consisting of several efficacious plant species known as marigold, which is native to Mexico and has spread worldwide due to its ability to adapt to different soil conditions. This genus is very popular among gardeners because it’s easy to cultivate, adaptable, produces flowers all year round, has a free flowering habit, short duration, and the flower has an attractive color and shape. It has many flowers of varying colors such as red, orange, yellow, mixed red-orange or red-yellow, but the yellow and orange color are the most popular. The flowers contain many carotenoids, which act as antioxidants, anti-bacterial, anti-inflammatory, anti-carcinogen, nematicide, and cosmetics. The carotenoid can also cure fever, epileptic fits, astringent, scabies, liver complaints, stomachache, sore throat, and can be used as a natural moisturizer, and natural mosquito repellent Besides its use as a medicinal plant, Tagetes is also used as ornamental plants and edible plants. This manuscript’s endeavour is to include some important investigations and studies about the general description, phytochemicals compounds and essential oils, medicinal uses, natural pesticides, and food and beverage uses of the marigolds.
Analisis Keefektifan Penyuluhan Promosi Kesehatan Melalui Media sosial (WhatsApp) Terhadap Perubahan Body Mass Index (BMI) dan Lingkar Perut Pegawai Kantor Bupati Aceh Besar
Pegawai kantoran merupakan orang yang termasuk jarang memiliki waktu untuk menjaga kesehatan secara optimal sehingga banyak yang mengalami obesitas. Untuk menangani masalah ini maka perlu diberikan penyuluhan promosi kesehatan salah satunya melalui sosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penyuluhan promosi kesehatan melalui media sosial (WhatsApp) terhadap perubahan BMI dan lingkar perut pada pegawai Kantor Bupati Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan desain one group pretest-postest. Adapun populasi yaitu seluruh pegawai Kantor Bupati Aceh Besar sebanyak 543 orang. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 55 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji chi square dan paired sampel t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,45% pegawai memiliki BMI Overweight, 87,27% memiliki lingkar perut tidak normal, 50,91% berumur 26-45 tahun, 78,18% berjenis kelamin laki-laki. Hasil uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan perilaku merokok (P=0,021) dengan Body Mass Index, ada hubungan umur (P=0,009), perilaku merokok (P=0,031) dengan lingkar perut pada pegawai di Kantor Bupati Aceh Besar. Hasil uji paired t-test, tidak ada perubahan antara BMI Baseline dengan BMI bulan ke-3 (P=0,410), Lingkar perut Baseline dengan Lingkar perut bulan ke-3 (P=0,763), BMI bulan baseline dengan bulan ke-6 (P 0,165) dan lingkar perut baseline dengan bulan ke-6 (P=0,783) pada pegawai di Kantor Bupati Aceh Besar
Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kepatuhan Pencegahan Covid-19 Pedagang dalam Penggunaan Masker di Pasar Al Mahirah Lamdingin Tahun 2021
Dinkes Aceh melaporkan terjadinya penurunan pemakain masker sekitar 1,68%, dari 88,53% (8-9 Agustus) menjadi 85,85% (16-22 Agustus). Rendahnya perilaku kepatuhan para pedagang dalam memakai masker juga terlihat pada saat observasi awal 90% pedagang tidak menggunakan masker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan pedagang dalam penggunaan masker di Pasar Al Mahirah Lamdingin Tahun 2021. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Pedagang di Pasar Al Mahirah Lamdingin berjumlah 87 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proposional random sampling. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat, dengan uji statistik chi square. Pengumpulan data dilakukan pada 20 januari s/d 30 januari 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis univariat menunjukkan bahwa pengetahuan yang kurang (79,3%), sikap pedagang yang positif (67,8%), peran sumber informasi yang kurang (88,5%), fasilitas yang tidak ada (93,1%), dan kebijakan pemerintah yang tidak ada (67,8%). Analisis bivariat yang menunjukkan pengetahuan (p=0,003) ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku kepatuhan, artinya semakin baik pengetahuan pedagang maka semakin patuh terhadap penggunaan masker, sikap (p=0,000) semakin positif sikap pedagang maka semakin patuh terhadap penggunaan masker, serta yang tidak ada hubungan peran sumber informasi, fasilitas, dan kebijakan pemerintah. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada dua variabel yang berhubungan hubungan dengan perilaku kepatuhan yaitu pengetahuan, sikap. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para pedagang, dan bagi puskesmas dalam melakukan sosialisasi pentingnya pemakaian masker