5 research outputs found

    Mechanical performances of twill kenaf woven fiber reinforced polyester composites

    Get PDF
    Natural fibres have the potential aspect to replace glass fibre reinforced composites. One of these fibers is kenaf. It is also one of the selected natural fibres that have bio resource profit regarding on their capability to absorb energy absorption especially. In order to prove the application of this fiber for the load-bearing application, the fiber in the form of yarn is weaved into fiber mat and reinforced with the plastic resin. This study focused on the twill yarn kenaf woven composite structure. Composites were prepared using the hand lay-up method with different type of orientation where the orientation is designed using Taguchi method. The hardened composites were cured for 24 hours in an ambient temperature before it was shaped according to ASTM D3039. The samples were then stressed uni-axially to obtain the stress-strain curves. The result shows the fiber orientations were significant factor in determining the performance of tensile strength. In this work, fiber mats are then optimized and the results showed that the values of tensile and modulus strength were 55.738 MPa and 5761.704 Joule, which is increased 3.77% and 4.23% for tensile strength and Young modulus, respectively. By comparing fracture mechanism before and after optimizations, there was clear decreasing fracture surface. It indicated that, the mechanical behavior performances of the twill woven kenaf reinforced composites can be effectively improved by this method

    Efektivitas Stroke Education Program (SEP) Berbasis Telerehabilitation Dengan Pendekatan Teori Self Care Orem Terhadap Activities of Daily Living (ADL) Dan Mobilisasi Pasien Pasca Stroke

    No full text
    Stroke merupakan penyakit gangguan saraf yang datang tiba-tiba dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun status ekonomi, terjadi akibat terganggunya peredaran darah ke otak yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Pasien pasca stroke akan mengalami kelemahan dan kesulitan dalam melakukan ADL dan mobilisasi sehingga memerlukan bantuan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari sehingga untuk mengantisipasi kejadian defisit self care pada pasien pasca stroke harus dilakukan rehabilitasi sedini mungkin. Pasien pasca stroke perlu mendapatkan telerehabilitation untuk meningkatkan mobilisasi dan kemampuan ADL, telerehabilitation dengan pendekatan teori self care Orem adalah metode untuk meningkatkan mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari pasien dan juga untuk merubah gaya hidup pasien lewat olahraga sehingga stroke berulang akan sangat diminimalisir. Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan pendekatan pre-post test design dan teknik purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pasien pasca stroke di poli Saraf dan di ruang Anggrek RSUD dr. R Koesma Tuban berjumlah 50 pasien yang dibagi 25 orang masuk dalam kelompok kontrol diberikan edukasi berbentuk leaflet di aplikasi Edures-SCO dan 25 orang masuk kelompok intervensi diberikan video animasi edukasi dan rehabilitasi. Dilakukan uji chi square dan uji normalitas dan analisa data menggunkan uji Mann Whitney karena data tidak normal. Data demografi responden usia mayoritas responden adalah >50 Tahun 33 (66%), jenis kelamin mayoritas responden adalah Laki-laki berjumlah 39 (78%), lama di rumah sakit mayoritas adalah < 7 Hari sebanyak 40 (80%), dan lama stroke mayoritas responden adalah < 6 Bulan sejumlah 44 (88%), dan rata-rata responden yang menderita stroke adalah terjadi stroke ke 1 sebanyak 40 (80%), Adapun homogenitas responden pada usia p value = 0,370, jenis kelamin p value = 0,088, lama di RS p value = 0,034, lama stroke p value = 0,667, dan terjadi stroke ke berapa p value = 1,000. Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat pre test kelompok kontrol adalah 65 (45-90), sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 65 (45-90). Adapun analisis uji beda memberikan nilai p value 0,953. Artinya tidak ada perbedaan nilai pre test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga pada pre test data ADL kelompok kontrol dan intervensi menjadi homogen. Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat post test kelompok kontrol adalah 70 (55-90), sedangkan pada kelompok intervensi dengan nilai median 85 (55-100). Hasil analisis uji beda memberikan nilai p value = 0,000. Artinya ada perbedaan nilai saat post test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat pada kelompok intervensi lebih besar secara signifikan dari kelompok kontrol. Nilai median mobilisasi pada saat pre test kelompok kontrol adalah 67 (36-100), sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 77 (36-107). Analisis uji beda menghasilkan nilai p value = 0,381, yang artinya tidak ada perbedaan nilai pre test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga datanya menjadi homogen. Nilai median mobilisasi pada saat post test kelompok kontrol adalah 67 (36-107), sedangkan nilai median pada kelompok intervensi adalah 64 (36-107). Analisis uji beda menghasilkan nilai value = 0,002, yang artinya ada perbedaan nilai saat post test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat antara kelompok intervensi lebih kecil sehingga lebih signifikan hasilnya dari kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan yang signifikan pada skor ADL dan mobilisasi setelah diberikan telerehabilitation aplikasi Edures-SCO pada kelompok intervensi. Hal ini berarti pemberian aplikasi video edukasi dan rehabilitasi pasien pasca stroke efektif meningkatkan ADL dan mobilisasi pasien. Aplikasi Edures-SCO didesain dengan menggunakan teori self care Orem dengan 3 konsep yaitu wholly kompensatory system, partly kompensatory system, dan supportif educatif system, dengan disesuaikan untuk pasien pasca stroke sehingga mampu meningkatkan ADL dan mobilisasi secara baik. Langkah yang dilakukan agar intervensi efektif meningkatkan hasil post test adalah dengan melibatkan keluarga yang merawat pasien tersebut. Implikasi dalam bidang keperawatan adalah perawat dapat memonitor rehabilitasi pasien melalui jarak jauh dengan aplikasi Edures-SCO. Monitoring dapat dilakukan secara harian dengan aplikasi sehingga perawat tidak sesering mungkin bertatap muka dengan pasien. Implikasi klinis dalam penelitian ini adalah aplikasi Edures-SCO dapat diintegrasikan dalam program rehabilitasi di rumah sakit. Tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi terlebih dahulu kepada pasien mengenai cara penggunaan aplikasi pada saat discharge planning

    Efektivitas Stroke Education Program (SEP) berbasis Telerehabilitation dengan pendekatan Teori Self Care Orem terhadap Activities of Daily Living (ADL) dan Mobilisasi pasien Pasca Stroke.

    No full text
    Stroke merupakan penyakit gangguan saraf yang datang tiba-tiba dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun status ekonomi, terjadi akibat terganggunya peredaran darah ke otak yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Pasien pasca stroke akan mengalami kelemahan dan kesulitan dalam melakukan ADL dan mobilisasi sehingga memerlukan bantuan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari sehingga untuk mengantisipasi kejadian defisit self care pada pasien pasca stroke harus dilakukan rehabilitasi sedini mungkin. Pasien pasca stroke perlu mendapatkan telerehabilitation untuk meningkatkan mobilisasi dan kemampuan ADL, telerehabilitation dengan pendekatan teori self care Orem adalah metode untuk meningkatkan mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari pasien dan juga untuk merubah gaya hidup pasien lewat olahraga sehingga stroke berulang akan sangat diminimalisir. Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan pendekatan pre-post test design dan teknik purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pasien pasca stroke di poli Saraf dan di ruang Anggrek RSUD dr. R Koesma Tuban berjumlah 50 pasien yang dibagi 25 orang masuk dalam kelompok kontrol diberikan edukasi berbentuk leaflet di aplikasi Edures-SCO dan 25 orang masuk kelompok intervensi diberikan video animasi edukasi dan rehabilitasi. Dilakukan uji chi square dan uji normalitas dan analisa data menggunkan uji Mann Whitney karena data tidak normal. Data demografi responden usia mayoritas responden adalah >50 Tahun 33 (66%), jenis kelamin mayoritas responden adalah Laki-laki berjumlah 39 (78%), lama di rumah sakit mayoritas adalah < 7 Hari sebanyak 40 (80%), dan lama stroke mayoritas responden adalah < 6 Bulan sejumlah 44 (88%), dan rata-rata responden yang menderita stroke adalah terjadi stroke ke 1 sebanyak 40 (80%), Adapun homogenitas responden pada usia p value = 0,370, jenis kelamin p value = 0,088, lama di RS p value = 0,034, lama stroke p value = 0,667, dan terjadi stroke ke berapa p value = 1,000. Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat pre test kelompok kontrol adalah 65 (45-90), sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 65 (45-90). Adapun analisis uji beda memberikan nilai p value 0,953. Artinya tidak ada perbedaan nilai pre test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga pada pre test data ADL kelompok kontrol dan intervensi menjadi homogen. Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat post test kelompok kontrol adalah 70 (55-90), sedangkan pada kelompok intervensi dengan nilai median 85 (55- 100). Hasil analisis uji beda memberikan nilai p value = 0,000. Artinya ada perbedaan nilai saat post test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat pada kelompok intervensi lebih besar secara signifikan dari kelompok kontrol. Nilai median mobilisasi pada saat pre test kelompok kontrol adalah 67 (36-100), sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 77 (36-107). Analisis uji beda menghasilkan nilai p value = 0,381, yang artinya tidak ada perbedaan nilai pre test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga datanya menjadi homogen. Nilai median mobilisasi pada saat post test kelompok kontrol adalah 67 (36-107), sedangkan nilai median pada kelompok intervensi adalah 64 (36-107). Analisis uji beda viii menghasilkan nilai value = 0,002, yang artinya ada perbedaan nilai saat post test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat antara kelompok intervensi lebih kecil sehingga lebih signifikan hasilnya dari kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan yang signifikan pada skor ADL dan mobilisasi setelah diberikan telerehabilitation aplikasi Edures-SCO pada kelompok intervensi. Hal ini berarti pemberian aplikasi video edukasi dan rehabilitasi pasien pasca stroke efektif meningkatkan ADL dan mobilisasi pasien. Aplikasi Edures-SCO didesain dengan menggunakan teori self care Orem dengan 3 konsep yaitu wholly kompensatory system, partly kompensatory system, dan supportif educatif system, dengan disesuaikan untuk pasien pasca stroke sehingga mampu meningkatkan ADL dan mobilisasi secara baik. Langkah yang dilakukan agar intervensi efektif meningkatkan hasil post test adalah dengan melibatkan keluarga yang merawat pasien tersebut. Implikasi dalam bidang keperawatan adalah perawat dapat memonitor rehabilitasi pasien melalui jarak jauh dengan aplikasi Edures-SCO. Monitoring dapat dilakukan secara harian dengan aplikasi sehingga perawat tidak sesering mungkin bertatap muka dengan pasien. Implikasi klinis dalam penelitian ini adalah aplikasi Edures-SCO dapat diintegrasikan dalam program rehabilitasi di rumah sakit. Tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi terlebih dahulu kepada pasien mengenai cara penggunaan aplikasi pada saat discharge plannin

    Design and Development of a Portable Metal Chip Baler using A System Design Approach

    No full text
    A large amount of metal chips at workplace will result in untidy and unsafe condition thus measurements of safety are needed in some industries, where the metal chips will be collected and put into a container until the volume is sufficient to be recycled. Due to that reason, the metal chips require a lot of spaces for storage before going to recycle. In this study, a portable metal chip baler as a device for compacting those metal chips is presented based on a system approach of engineering design. Basically, the system design evolves through four phases of development that are started from conceptual design, preliminary system design, detail design and development to system test and evaluation. The portable metal chip baler uses current technology such as pneumatic cylinder to compress the metal chips so that the system capable to operate efficiently. The output from this system is the metal chips are compacted into a block shape and a working prototype was developed to prove the concept of the system. As a summary, the conceptual design of portable metal chip baler was proven and was presented using the philosophy of the systems design approach. This tool may assists workers especially in the Small-Medium Enterprise (SME) manufacturing industries, school or universities’ workshops for managing metal chips easily and systematically

    Design and Development of a Portable Metal Chip Baler using A System Design Approach

    No full text
    A large amount of metal chips at workplace will result in untidy and unsafe condition thus measurements of safety are needed in some industries, where the metal chips will be collected and put into a container until the volume is sufficient to be recycled. Due to that reason, the metal chips require a lot of spaces for storage before going to recycle. In this study, a portable metal chip baler as a device for compacting those metal chips is presented based on a system approach of engineering design. Basically, the system design evolves through four phases of development that are started from conceptual design, preliminary system design, detail design and development to system test and evaluation. The portable metal chip baler uses current technology such as pneumatic cylinder to compress the metal chips so that the system capable to operate efficiently. The output from this system is the metal chips are compacted into a block shape and a working prototype was developed to prove the concept of the system. As a summary, the conceptual design of portable metal chip baler was proven and was presented using the philosophy of the systems design approach. This tool may assists workers especially in the Small-Medium Enterprise (SME) manufacturing industries, school or universities’ workshops for managing metal chips easily and systematically
    corecore