Efektivitas Stroke Education Program (SEP) berbasis Telerehabilitation dengan pendekatan Teori Self Care Orem terhadap Activities of Daily Living (ADL) dan Mobilisasi pasien Pasca
Stroke.
Stroke merupakan penyakit gangguan saraf yang datang tiba-tiba dan dapat
menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun status ekonomi, terjadi akibat
terganggunya peredaran darah ke otak yang terjadi sekitar 24 jam atau lebih. Pasien
pasca stroke akan mengalami kelemahan dan kesulitan dalam melakukan ADL dan
mobilisasi sehingga memerlukan bantuan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari
sehingga untuk mengantisipasi kejadian defisit self care pada pasien pasca stroke harus
dilakukan rehabilitasi sedini mungkin. Pasien pasca stroke perlu mendapatkan
telerehabilitation untuk meningkatkan mobilisasi dan kemampuan ADL, telerehabilitation
dengan pendekatan teori self care Orem adalah metode untuk meningkatkan mobilitas
dan aktivitas kehidupan sehari-hari pasien dan juga untuk merubah gaya hidup pasien
lewat olahraga sehingga stroke berulang akan sangat diminimalisir.
Metode penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan pendekatan pre-post
test design dan teknik purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah pasien pasca
stroke di poli Saraf dan di ruang Anggrek RSUD dr. R Koesma Tuban berjumlah 50
pasien yang dibagi 25 orang masuk dalam kelompok kontrol diberikan edukasi berbentuk
leaflet di aplikasi Edures-SCO dan 25 orang masuk kelompok intervensi diberikan video
animasi edukasi dan rehabilitasi. Dilakukan uji chi square dan uji normalitas dan analisa
data menggunkan uji Mann Whitney karena data tidak normal.
Data demografi responden usia mayoritas responden adalah >50 Tahun 33
(66%), jenis kelamin mayoritas responden adalah Laki-laki berjumlah 39 (78%), lama di
rumah sakit mayoritas adalah < 7 Hari sebanyak 40 (80%), dan lama stroke mayoritas
responden adalah < 6 Bulan sejumlah 44 (88%), dan rata-rata responden yang menderita
stroke adalah terjadi stroke ke 1 sebanyak 40 (80%), Adapun homogenitas responden
pada usia p value = 0,370, jenis kelamin p value = 0,088, lama di RS p value = 0,034,
lama stroke p value = 0,667, dan terjadi stroke ke berapa p value = 1,000.
Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat pre test kelompok kontrol
adalah 65 (45-90), sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 65 (45-90).
Adapun analisis uji beda memberikan nilai p value 0,953. Artinya tidak ada perbedaan
nilai pre test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga pada pre test
data ADL kelompok kontrol dan intervensi menjadi homogen.
Nilai median Activity Daily Living (ADL) pada saat post test kelompok kontrol
adalah 70 (55-90), sedangkan pada kelompok intervensi dengan nilai median 85 (55-
100). Hasil analisis uji beda memberikan nilai p value = 0,000. Artinya ada perbedaan
nilai saat post test antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat
pada kelompok intervensi lebih besar secara signifikan dari kelompok kontrol.
Nilai median mobilisasi pada saat pre test kelompok kontrol adalah 67 (36-100),
sedangkan kelompok intervensi dengan nilai median 77 (36-107). Analisis uji beda
menghasilkan nilai p value = 0,381, yang artinya tidak ada perbedaan nilai pre test antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga datanya menjadi homogen.
Nilai median mobilisasi pada saat post test kelompok kontrol adalah 67 (36-107),
sedangkan nilai median pada kelompok intervensi adalah 64 (36-107). Analisis uji beda
viii
menghasilkan nilai value = 0,002, yang artinya ada perbedaan nilai saat post test antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Nilai yang di dapat antara kelompok intervensi
lebih kecil sehingga lebih signifikan hasilnya dari kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan yang signifikan
pada skor ADL dan mobilisasi setelah diberikan telerehabilitation aplikasi Edures-SCO
pada kelompok intervensi. Hal ini berarti pemberian aplikasi video edukasi dan
rehabilitasi pasien pasca stroke efektif meningkatkan ADL dan mobilisasi pasien. Aplikasi
Edures-SCO didesain dengan menggunakan teori self care Orem dengan 3 konsep yaitu
wholly kompensatory system, partly kompensatory system, dan supportif educatif system,
dengan disesuaikan untuk pasien pasca stroke sehingga mampu meningkatkan ADL dan
mobilisasi secara baik. Langkah yang dilakukan agar intervensi efektif meningkatkan
hasil post test adalah dengan melibatkan keluarga yang merawat pasien tersebut.
Implikasi dalam bidang keperawatan adalah perawat dapat memonitor
rehabilitasi pasien melalui jarak jauh dengan aplikasi Edures-SCO. Monitoring dapat
dilakukan secara harian dengan aplikasi sehingga perawat tidak sesering mungkin
bertatap muka dengan pasien. Implikasi klinis dalam penelitian ini adalah aplikasi
Edures-SCO dapat diintegrasikan dalam program rehabilitasi di rumah sakit. Tenaga
kesehatan dapat memberikan edukasi terlebih dahulu kepada pasien mengenai cara
penggunaan aplikasi pada saat discharge plannin