7 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN DAUN PEPAYA TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS

    Get PDF
    Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi karena merupakan makanan alamiah yang sempurna, mudah dicerna oleh bayi, mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan, kekebalan dan mencegah berbagai penyakit. Dari hasil studi pendahuluan ibu postpartum (64,28%) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri mengalami masalah pengeluaran ASI. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Daun Pepaya Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri.Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental. Populasi yang diteliti seluruh ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri yang pengeluaran ASI tidak lancar. Menggunakan teknik purposive sampling, dengan responden berjumlah 16. Instrumen penelitian lembar observasi. Analisis data dengan uji Wilcoxon.Hasil penelitian menunjukkan 12 dari 16 responden yang daun pepaya pengeluaran ASI menjadi lancar . Hasil analisis ρ value 0,001 < 0,05 yang artinya ada pengaruh pemberian daun pepaya terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kota Kediri.Diharapkan dengan hasil penelitian ini pemberian daun pepaya terhadap kelancaran produksi ASI dapat menjadi alternatif menangani ASI tidak lancar.

    Pengaruh Ekstrak Etanol Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar FSH dan Jumlah Folikel Antral pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Hipoestrogen dengan DMPA

    Get PDF
    Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu upaya untuk mengatur kehamilan, persalinan, jarak antar kehamilan, serta usia ideal melahirkan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas Salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan adalah kontrasepsi hormonal suntik Depot-Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) dengan dosis intramuskular 150 mg yang disuntikkan setiap 3 bulan. Mekanisme kerja DMPA dengan menghambat pelepasan dan sekresi GnRH dengan kadar FSH dan LH yang rendah sehingga mencegah terjadinya ovulasi. DMPA juga menyebabkan penebalan lendir serviks untuk mengurangi kemungkinan terjadinya fertilisasi. Paparan progesteron sintetik mengakibatkan kadar estradiol dalam tubuh menurun (hipoestrogen) sehingga dapat menurunkan fungsi reproduksi karena berkurangnya jumlah folikel pada ovarium. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan DMPA dapat memanfaatkan bahan alami berupa fitoestrogen yang merupakan senyawa non-steroid dari tanaman yang secara struktur kimia dan fungsional menyerupai 17β-estradiol. Bengkuang (Pachyrhizus erosus) diketahui mengandung senyawa isoflavon dengan struktur kimia menyerupai 17β-estradiol dan memiliki khasiat seperti hormon estrogen yang mampu menimbulkan efek seperti estrogen endogen. Jika kondisi hipoestrogen menjadi penyebab terhambatnya fungsi ovarium, maka secara logis terapi estrogen dapat meringankan dampak dari penggunaan DMPA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian true experimental dengan menggunakan desain post test only control group design untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap kadar FSH dan jumlah folikel ovarium pada tikus (Rattus norvegicus) model hipoestrogen yang dipapar dengan DMPA. Hewan coba yang digunakan adalah tikus betina (Rattus norvegicus) galur Wistar berjumlah 25 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kotrol negatif (KN) yang tidak dipapar DMPA dan tidak diberi ekstrak etanol bengkuang, kelompok kontrol positif (KP) yang hanya dipapar DMPA dengan dosis 2,7 mg tanpa diberi ekstrak etanol bengkuang, kelompok perlakuan 1 (P1) yang dipapar DMPA dan diberi ekstrak etanol bengkuang dosis 70 mg/200 g BB/hari, kelompok perlakuan 2 (P2) yang dipapar DMPA dan diberi ekstrak etanol bengkuang dosis 140 mg/200 g BB/hari, serta kelompok perlakuan 3 (P3) yang dipapar DMPA dan diberi ekstrak etanol bengkuang dosis 280 mg/200 g BB/hari. Paparan DMPA dilakukan setiap 3 hari dan diulang sebanyak 4 kali penyuntikan yang disesuaikan dengan penggunaan DMPA pada manusia selama 1 tahun. Hal ini bertujuan untuk menjadikan tikus sebagai hewan model hipoestrogen. Ekstrak etanol bengkuang (Pachyrhizus erosus) diberikan setiap hari selama 14 hari sesuai dengan dosis pada tiap kelompok perlakuan kecuali pada KP dan KN. Pembedahan dilakukan pada fase proestrus dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kadar FSH dengan menggunakan metode ELISA, sedangkan ovarium diambil untuk selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histopatologis dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE) lalu dihitung jumlah folikel antral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paparan DMPA dapat menurunkan kadar FSH dan jumlah folikel ovarium. Terbukti rerata kadar FSH dan jumlah folikel ovarium pada KP lebih rendah dibandingkan dengan KN (independent sample t test p < 0.05). Selanjutnya penelitian ini membuktikan pemberian ekstrak etanol bengkuang dapat meningkatkan kadar FSH dan jumlah folikel ovarium pada tikus model hipoestrogen dengan DMPA dengan dosis yang paling optimal yaitu 280 mg/200 g BB/hari (One Way Anova p < 0.05). Paparan progesteron dari DMPA akan berikatan dan berinteraksi dengan reseptor progestin kemudian berdifusi menuju sel target, seperti hipotalamus dan hipofisis selanjutnya berikatan dengan reseptor progesteron. Progestin akan menghambat pelepasan GnRH dari hipotalamus dan menstimulasi pelepasan FSH dan LH dari hipofisis anterior dalam kadar yang rendah. Rendahnya kadar FSH akan menghambat perkembangan dan maturasi folikel sehingga tidak terjadi ovulasi. Bengkuang (Pachyrhizus erosus) mengandung senyawa isoflavon dengan struktur kimia mirip estrogen. Konsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen (genistein dan daidzein) dapat mempengaruhi fungsi ovarium karena fungsi ovarium dikendalikan oleh hormon yang beredar dalam tubuh, yaitu estrogen yang sebagian besar diproduksi di ovarium dan masuk dalam sirkulasi kemudian memberikan sinyal menuju otak. Estrogen menstimulasi hipotalamus untuk menghasilkan GnRH yang kemudian memberikan sinyal pada hipofisis anterior untuk menghasilkan FSH yang memberi sinyal pada ovarium untuk ovulasi. Senyawa dengan aktivitas estrogenik berpotensi mempengaruhi persinyalan ini dan menimbulkan respon karena berikatan dengan reseptor estrogen dan β. Hipotalamus dan hipofisis merespon estrogen dengan memproduksi gonadotropin, FSH dan LH yang berperan dalam mengendalikan ovulasi. Sinyal estrogen pada ovarium berperan dalam mengendalikan eskpresi gen yang diperlukan untuk perkembangan folikel. Penggunaan bahan alami seperti bengkuang dapat dimanfaatkan menjadi sumber estrogen alami sehingga dapat digunakan sebagai alternatif terapi pengganti hormon pada wanita dengan kondisi hipoestrogen

    Pemberdayaan Remaja dalam Pencegahan IMS/HIV-AIDS melalui PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)

    No full text
    ABSTRAK Remaja yang mengalami pubertas mempunyai dorongan atau keinginan yang kuat tentang perubahan yang akan terjadi pada tubuhnya yang mulai timbul ketertarikan dengan lawan jenis. Akibat remaja sering melakukan coba-coba dalam hal seksualitas. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular IMS adalah kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia (15-24 tahun). Berbagai bentuk pendidikan kesehatan telah dilakukan selama ini banyak dilakukan melalui media elektronik maupun media cetak, juga dilakukan secara langsung baik melalui ceramah maupun metode diskusi. Salah satu program yang dilakukan adalah melalui PIK-KKR. Tujuan dalam pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja dlam pencegahan IMS/HIV-AIDS melalui PIK-KKR (Pusat Informasi dan Konseling kesehatan Reproduksi Remaja) Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah pemberdayaan organisasi PIK-KKR, pendampingan PIK-KKR dalam rangka penyebaran dan peningkatan pemahaman remaja tentang pencegahan IMS/HIV-AIDS. Kepengurusan PIK-KKR yang ada di SMA N 1 Kadat Kabupaten Kediri diikuti oleh siswa siswi kelas X dan XI sejumlah 10 anggota.pelaksanaan pendampingan peda kelompok PIK-KKR untuk meningkatkan informasi terkait kesehatan reproduksi khususnya pencegahan IMS-HIV-AIDS pada remaja. Terlaksana kegiatan penyebaran informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja  . Kegiatan positif pada remaja yang terintegrasi di tiap elemen masyarakat, melalui  pembentukan dan pengoptimalan  TIM PIK-KKR di setiap wilayah khususnya di sekolah sebagai salah satu bentuk peningkatan informasi kepada remaja. Kata Kunci: Remaja, PIK-KKR, Kesehatan Reproduksi, IMS, HIV-AIDS  ABSTRACT Adolescents who are experiencing puberty have a strong urge or desire about the changes that will occur in their bodies which begin to arouse interest in the opposite sex. As a result, teenagers often do trial and error in terms of sexuality. The age group that has the highest risk of contracting an STI is the adolescent to young adult age group (15-24 years). Various forms of health education have been carried out so far, mostly through electronic and print media, as well as directly through lectures and discussion methods. One of the programs implemented is through PIK-KKR. The goal in this community service is to increase youth knowledge in IMS/HIV-AIDS prevention through PIK-KKR (Information Center and Youth Reproductive Health Counseling). adolescent understanding of IMS/HIV-AIDS prevention. 10 members of the PIK-KKR management at SMA N 1 Kadat, Kediri Regency were attended by students from grades X and XI. Implementation of mentoring for the PIK-KKR group to increase information related to reproductive health, especially the prevention of STI-HIV-AIDS in adolescents. Implementation of information dissemination activities about reproductive health in adolescents. Positive activities for youth that are integrated in every element of society, through the formation and optimization of the PIK-KKR TEAM in each region, especially in schools as a form of increasing information to youth. Keywords: Adolescents, PIK-KKR, Reproductive Health, IMS, HIV-AID

    Pemberian Edukasi Kesehatan tentang Manfaat Asi Kolostrum pada Ibu Hamil Trimester III di Kelurahan Tamanan Kota Kediri

    No full text
    ABSTRAK Kolostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan kepada kehidupan pertama bayi karena Kolostrum mempunyai khasiat untuk membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Pengetahuan dan pengalaman tentang pemberian ASI yang baik dan benar akan menunjang keberhasilan laktasi. Berdasarkan data survey pendahuluan yang diambil di lokasi pengabdian masyarakat terdapat jumlah ibu hamil keseluruhannya berjumlah 42 ibu hamil dan 16 orang diantaranya yaitu ibu hamil TM III yang masih rendah pengetahuannya mengenai pemberian ASI Kolostrum adapun beberapa dari mereka yang masih memiliki kepercayaan bahwa Kolostrum merupakan ASI yang basi dan tidak untuk diberikan kepada bayinya. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi kesehatan pada ibu hamil tentang manfaat pemberian ASI kolostrum pada bayi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan mampu memberikan ASI kolostrum pada bayinya. Peserta kegiatan dalam pengabdian ini adalah ibu hamil trimester tiga dan kader yang berjumlah 15 orang. Metode yang digunakan dalam pemberian edukasi ini melalui penyuluhan kepada ibu hamil trimester III tentang manfaat pemberian kolostrum pada bayi. Dari hasil pengabdian masyarakat ini diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil trimester tiga tentang ASI kolostrum setelah diberikan edukasi kesehatan. Media yang digunakan dalam pengabdian ini adalah menggunakan leaflet. Leaflet merupakan media yang praktis dan mudah dibaca dan dipahami oleh peserta. Kesimpulan dari pengabdian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI kolostrum setelah diberikan edukasi kesehatan dengan menggunakan media leaflet.  Kata Kunci: Edukasi Kesehatan, ASI Kolostrum, Ibu Hamil Trimester Tiga  ABSTRACT Colostrum is a part of breast milk which is important to be given to the baby's first life because colostrum has the property to clean meconium so that the intestinal mucosa of the newborn is immediately clean and ready to receive breast milk. Knowledge and experience about good and correct breastfeeding will support the success of lactation. Based on the preliminary survey data taken at the community service location, the total number of pregnant women was 42 pregnant women and 16 of them were TM III pregnant women who still had low knowledge about colostrum breastfeeding while some of them still had the belief that colostrum was stale breast milk. and not to be given to the baby. The purpose of this community service is to provide health education to pregnant women about the benefits of giving colostrum to their babies so that they can increase their knowledge and be able to give colostrum to their babies. Participants in this activity are pregnant women in their third trimester and 15 cadres. The method used in providing this education is through counseling to third trimester pregnant women about the benefits of giving colostrum to babies. From the results of this community service it is known that there is an increase in third trimester pregnant women's knowledge about colostrum breastfeeding after being given health education. The media used in this service is using leaflets. Leaflets are media that are practical and easy for participants to read and understand. The conclusion of this service is that it is hoped that with a good understanding of colostrum breastfeeding, it can increase the coverage of exclusive breastfeeding. Keywords : Health Education, Colostrum Breastfeeding, Third Trimester Pregnant Wome

    Pencegahan Stunting melalui Edukasi pada Calon Pengantin di Wilayah Kerja Puskesmas Campurejo Kota Kediri

    No full text
    ABSTRAK Pasangan calon pengantin (catin) haruslah memiliki kesehatan lahir dan batin yang baik. Oleh karena itu, menentukan kapan akan punya anak, jumlah anak dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari setiap catin. Selain itu, catin wajib memahami soal pola asuh yang tepat untuk mencegah lahirnya anak stunting. Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan calon pengantin untuk memahami soal pola asuh yang tepat untuk mencegah lahirnya anak stunting. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kepada 10 responden dengan tetap jaga jarak. Penyuluhan disampaikan dengan tema pencegahan resiko kehamilan pada calon pengantin dengan pendidikan kesehatan melalui media booklet. Hasil penyuluhan menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pemahaman masyarakat tentang masalah tersebut dari 12,5% menjadi 80,0%. Berdasarkan hasil ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan pengetahuan tersebut dengan benar demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk kegiatan pengabdian selanjutnya dapat melakukan pencegahan stunting terhadap sasaran yang lebih luas. Kata Kunci: Calon Pengantin, Stunting, Pola Asuh  ABSTRACT The bride tobe couple (catin) must have good physical and mental health. Therefore, determining when to have children, the number of children and the distance of their birth are the rights and responsibilities of each catin. In addition, catin must understand the right parenting style to prevent the birth of stunted children. To increase the knowledge, awareness, willingness and ability of the bride and groom to understand the right parenting to prevent the birth of stunted children. The method used was to provide counseling to 18 respondents while keeping their distance. The counseling was delivered with the theme of preventing pregnancy risks in brides-to-be with health education through booklet media. The results of the counseling showed that there was a significant increase in public understanding of the problem from 12,5% to 80,0%.   Based on these results, it is hoped that the public can apply this knowledge correctly in order to realize the highest degree of public health. Further service activities, stunting prevention can be carried out against wider targets. Keywords: Pre Marriage Couple, Stunting, Parentin

    EDUKASI PENCEGAHAN RESIKO KEHAMILAN PADA CALON PENGANTIN DENGAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA BOOKLET

    Get PDF
    Brides-to-be are the right targets in an effort to improve the health of the period before pregnancy. Brides-to-be need to prepare reproductive health both in the bride and in the bride-to-be, so that after marriage can have a good health status in order to produce a quality generation. This service aims to increase knowledge, awareness, willingness and ability of the bride and groom to prevent the risk of pregnancy. The method used is to provide counseling to 10 respondents while  keeping their distance. Counseling is delivered with the theme of preventing the risk of pregnancy in brides-to-be with health education through booklet media. The results of the counseling showed a significant increase in public understanding of the problem from 48.15% to 87.35%. Based on these results, it is hoped that the public can apply this knowledge correctly in order to realize the highest degree of public healt

    EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK PADA IBU HAMIL MELALUI MEDIA BOOKLET DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI

    Get PDF
    ABSTRACTCases of pregnant women who are HIV-AIDS positive have increased from 2017-2020. More than 90% of HIV-infected infants are infected by HIV-positive mothers. Transmission can occur during pregnancy, during delivery and during breastfeeding. This service aims to increase the knowledge of pregnant women about preventing HIV transmission from mother to child. The method used is to provide health promotion to 15 pregnant women. Health promotion was delivered with the theme of preventing HIV transmission from mother to child through booklets. The results of the counseling showed that there was a significant increase in the understanding of pregnant women about preventing HIV transmission from mother to child from 43.5% to 80.25%. Based on these results, it is expected that the knowledge of pregnant women about preventing HIV transmission from mother to child will increase so that it can affect the attitude of pregnant women to the problem and ultimately be able to reduce morbidity and mortality in pregnant women.Keywords: pregnant women, health promotion, prevention of mother-to-child transmission of HIV (PPIA)                                                                                                                                              ABSTRAK  Kasus ibu hamil yang positif HIV-AIDS meningkat dari tahun 2017-2020. Lebih dari 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV positif. Penularan tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan dan selama menyusui. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak. Metode yang digunakan adalah memberikan promosi kesehatan kepada 15 ibu hamil. Promosi kesehatan disampaikan dengan tema pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak melalui media booklet. Hasil penyuluhan menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pemahaman ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak  43,5% menjadi 80,25%. Berdasarkan hasil ini diharapkan pengetahuan ibu hamil tentang pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak semakin meningkat sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu hamil terhadap masalah tersebut dan pada akhirnya mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil   Kata kunci: ibu hamil, promosi kesehatan, pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA
    corecore