25 research outputs found

    Penguatan Sistem Manajemen Mutu dan Konsep Zero Waste Production pada Kelompok Pengolah Produk Perikanan di Kampung Madung

    Get PDF
    Kepulauan Riau merupakan salah satu Provinsi yang mengedepankan sektor perikanan sebagai salah satu ujung tombak perekonomiannya. Industri pada sektor tersebut masih didominasi oleh industri kecil menengah (IKM) yang umumnya bergerak pada produk olahan hasil perikanan. UMRAH sebagai salah satu Universitas di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kewajiban dalam membantu mengembangkan industri kecil menengah (IKM) tersebut dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Adapun permasalahan utama pada mitra yaitu pemahaman tentang sistem manajemen mutu yang masih kurang. Selain itu, permasalahan lain adalah sosialisasi konsep zero waste production yang belum dilakukan. Konsep zero waste ini sangat perlu diterapkan mengingat tingginya limbah dari hasil produksi. Berdasarkan hasil kegiatan dilakukan telah dilakuakan pembinaan dalam proses peningkatan mutu dengan mengidentifikasi titik kritis serta membuat alur proses prduksi serta relabeling dari produk yang diproduksi

    LAJU KEMUNDURAN MUTU GONGGONG (Strombus sp.) SEGAR PADA PENYIMPANAN SUHU CHILLING DAN RUANG DENGAN MUTU SENSORI

    Get PDF
    The purpose of this research was to analyzed the rate of the quality of fresh gonggong snail (Strombus sp.) stored at chilling and space temperature within 24 hours. The research method used consisted of morphometric test, yield test and sensory test with characteristics of appearance, texture and smell of gonggong snails. The results of the study based on observations of deterioration in quality of fresh gonggong snails (Strombus sp.) can be seen from the morphometric observations of gonggong, namely obtaining an average total weight of 23.36 ggonggong, 5.98 g length, and 3.6 g width. Based on the results, the yield of shell research was the largest portion at 60.77%, the meat yield was 21.25%, while offal was the smallest part, which was 15.83%. Observations on the sensory test at chilling temperature using a temperature of 5ºC were carried out for 4 hours 1 time observation with the characteristics of appearance, texture and smell making the sample not too fast to experience the process of decay and change in the sample. While the sensory test observations at room temperature are carried out for 24 hours. 1 time the observation of the quality deterioration process occurs very quickly because storage at room temperature can accelerate the deterioration of quality due to bacterial overhaul occurs very quickly.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis laju kemunduran mutu siput gonggong (Strombus sp.) segar yang disimpan pada suhu chilling dan ruang dalam waktu 24 jam. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari uji morfometrik, uji rendemen dan uji sensori dengan karakteristik kenampakan, tekstur dan aroma pada siput gonggong. Hasil dari penelitian berdasarkan pengamatan kemunduran mutu pada siput gonggong (Strombus sp.) segar dapat dilihat dari hasil pengamatan morfometrik gonggong yaitu mendapatkan rata-rata berat utuh gonggong 23,36 g, panjang 5,98 g, dan lebar 3,6 g. Berdasarkan hasil rendemen penelitian cangkang merupakan bagian paling besar yaitu sebesar 60,77%, rendemen daging 21,25%, sedangkan jeroan merupakan bagian terkecil yaitu sebesar 15,83%. Pengamatan pada uji sensori pada suhu chilling menggunakan suhu 5ºC dilakukan selama 4 jam 1 kali pengamatan dengan karakteristik kenampakan, tekstur dan aroma membuat sampel tidak terlalu cepat mengalami proses terjadinya pembusukan dan perubahan pada sampel. Sedangkan pengamatan uji sensori pada suhu ruang yang dilakukan selama 24 jam 1 kali pengamatan proses kemunduran mutu terjadi sangat cepat dikarenakan penyimpanan di suhu ruang dapat mempercepat kemunduran mutu akibat perombakan bakteri terjadi sangat cepat

    ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN DAN MINERAL DARI BUAH BERUWAS LAUT(Scaevola taccada)

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the content of vitamins, minerals, proximate, and food fibres from Beruwas Laut (Scaevola taccada). This research was conducted descriptively. The results of the research analyzed concluded that the Beruwas Laut (Scaevola taccada) was water content (80.994 %), ash content (0.318 %), lipid content (0.573 %), protein content (0.312 %), and carbohydrate (17.803 %) while the vitamin content in the Beruwas Laut (Scaevola taccada) namely vitamin A (12.415 SI), vitamin B12 (0.025 SI), vitamin E (0.130 SI), vitamin C (22.578 SI) and mineral content in the Beruwas Laut (Scaevola taccada) namely Magnesium (4.326 %), Iron (1.321 %), Calcium (28.775 %), Potassium (116.228 %), Phosphorus (8.519 %), Iodine (13.733 %). Based on the results of the study it can be concluded that the analysis of the content of vitamins and minerals in the Beruwas Laut (Scaevola taccada) contains vitamin C and mineral content of Potassium, the highest research results.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan vitamin, mineral, proksimat, dan serat pangan dari buah beruwas laut(Scaevola taccada).Penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian yang telah dianalisis menyimpulkan bahwa pada buah beruwas laut(Scaevola taccada) yaitu kadar air (80.994 %), kadar abu (0.318 %), kadar lemak (0.573 %), kadar protein(0.312 %), dan karbohidrat (17.803 %) sedangkan kandungan vitamin pada buah beruwas laut(Scaevola taccada) yaitu vitamin A (12.415SI), vitamin B12 (0.02mg), vitamin E (0.130mg), vitamin C (22.578 mg) dan kandungan mineral pada buah beruwas laut (Scaevola taccada) yaitu magnesium (4.326 mg), besi (1.321 mg), kalsium (28.775 mg), kalium (116.228 mg), fosfor (8.519 mg), iodium (13.733 mg). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan analisis kandungan vitamin dan mineral pada buah beruwas laut(Scaevola taccada) terdapat kandungan vitamin C dan kandungan mineral Kalium yang hasil penelitiannya paling tinggi

    UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN BERUWAS LAUT (Scaevola taccada) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST(BSLT)

    Get PDF
    Beach Naupaka leaves (Scaevola taccada) originating from the coast of Tanjung Siambang, Riau Islands are thought to have secondary metabolites. This study aims to determine the level of toxicity and active compounds in young leaves and old leaves with marine characteristics. Extraction of active compounds is done in two ways, namely extraction without using solvents to produce crude extracts and extraction using chlorofrom solvents to produce crude extracts of chloroform. Each extract was tested for toxicity against Artemia salina Leach shrimp larvae. The results showed that the toxicity of crude extracts from beach naupaka leaves against shrimp larvae of Artemia salina Leach obtained LC50 values, namely crude extracts of young leaves and old leaves of beach naupaka amounted to 6006.20 ppm and 59841.16 ppm. Whereas crude chloroform extracts of young and old beach naupaka leaves are 410204.10 ppm and 7153.19 ppm. Phytochemical test results show that crude extract and crude extract of chloroform are steroids and reducing sugars. This result was reinforced by TLC using the best eluent, for crude extracts young leaves of eluent chloroform  produced 7 spots with an Rf value of 0.088-0.213. Crude extract old leaves of eluent chloroform produced 7 spots with an Rf value of 0.169-0.263. Crude extract of chloroform young leaves of eluent metanol:chloroform (1:1) produced 10 spots with an Rf value of 0.025-0.275. And crude chloroform extract old leaves of eluent chloroform  produced 11 spots with an Rf value of 0.006-0.281.Daun beruwas laut (Scaevola taccada) yang berasal dari pantai Tanjung Siambang, Kepulauan Riau diduga memiliki senyawa-senyawa metabolit sekunder. Senyawa-senyawa tersebut kemungkinan merupakan senyawa bioaktif yang dapat digunakan dalam dunia farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas dan senyawa aktif pada daun muda dan daun tua beruwas laut. Ekstraksi senyawa aktif dilakukan dengan dua cara yaitu ekstraksi tanpa menggunakan pelarut menghasilkan ekstrak kasar dan ekstraksi menggunakan pelarut klorofrom menghasilkan ekstrak kasar kloroform. Masing-masing ekstrak diuji toksisitasnya terhadap larva udang Artemia salinaLeach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji toksisitas ekstrak kasar daun beruwas laut terhadap larva udang Artemia salinaLeach diperoleh nilai LC50 yaitu ekstrak kasar daun muda dan daun tua beruwas laut sebesar 6006,20 ppm dan 59841,16 ppm. Sedangkan ekstrak kasar kloroform daun muda dan daun tua beruwas laut sebesar 410204,10 ppm dan 7153,19 ppm. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahawa ekstrak kasar dan ekstrak kasar kloroform adalah steroid dan gula pereduksi. Hasil ini diperkuat dengan KLT menggunakan eluen terbaik, untuk ekstrak kasar daun muda uluen kloroform menghasilkan 7 spot dengan nilai Rf 0,088-0,213. Ekstrak kasar daun tua uluen kloroform menghasilkan 7 spot dengan nilai Rf 0,169-0,263. Ekstrak kasar kloroform daun muda uluen metanol:kloroform (1:1) menghasilkan 10 spot dengan nilai Rf 0,025-0,275. Dan Ekstrak kasar kloroform daun tua uluen kloroform menghasilkan 11 spot dengan nilai Rf 0,006-0,281

    PEMANFAATAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) SEBAGAI MINUMAN FUNGSIONAL

    Get PDF
    Research on the use of sea cucumber (Holothuria scabra) is a functional drink has been carried out. The purpose of this study was to find out the proximate analysis of fresh sea cucumber meat, to determine the best formulation of sea cucumber functional drinks, find out the antioxidative activity and identification of saponin from functional drinks. The best formulation of sand cucumber (H. scabra)functional drinks based on organoleptic tests is MFT1 sea cucumber functional drinks(20% seacucumber, 20% lemongrass, 20% sugar, 20% rosella flower, 10% citrus, and10% ginger). The functional drink has positive saponins. The antioxidant activity contained in these functional drinks is very weak because the IC50 value is greater than 200 ppm which is 1838 ppm.Penelitian tentang pemanfaatan teripang pasir (Holothuria scabra) sebagai minuman fungsional telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui analisis proksimat daging teripang segar, untuk mendapatkan formulasi terbaik dari minuman fungsional teripang pasir, mengetahui analisis antioksidan dan analisis saponin dari minuman fungsional. Formulasi minuman fungsional teripang pasir (H. scabra)terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah minuman fungsional teripang MFT1 (20% teripang, 20% serai, 20% gula, 20% bunga rosella, 10% jeruk, dan 10% jahe). Minuman fungsional tersebut positif mengandung saponin. Aktivitas antioksidan yang terdapat dalam minuman fungsional tersebut adalahsangat lemah, karena nilai IC50-nya lebih besar dari 200 ppm yaitu 1838ppm

    SOSIALISASI PENGOLAHAN MINUMAN FUNGSIONAL DARI TERIPANG DENGAN MENERAPKAN TEKNOLOGI THERMAL DI KAMPUNG MADUNG KELURAHAN KAMPUNG BUGIS KOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU

    Get PDF
    Kepulauan Riau merupakan salah satu Provinsi yang mengedepankan sektor perikanan sebagai salah satu ujung tombak perekonomiannya. Industri pada sektor tersebut masih didominasi oleh industri kecil menengah (IKM) yang umumnya bergerak pada produk olahan hasil perikanan. UMRAH sebagai salah satu Universitas di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kewajiban dalam membantu mengembangkan industri kecil menengah (IKM) tersebut dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Adapun mitra yang dipilih merupakan kelompok masyarakat pengolah produk perikanan yang berada di sekitar kampus FIKP UMRAH. Pada dasarnya program ini merupakan bentuk kegiatan solutif dari pihak kampus kepada mitra sebagai masyarakat sasaran. Adapun permasalahan utama pada mitra yaitu masih kurangnya pengetahuan tentang diversifikasi produk pangan dari pengolahan teripang sehingga hanya dijual dalam bentuk kering, padahal hal ini sangat berguna untuk meningkatkan nilai ekonomis dari produk. Solusi utama adalah sosialisasi pengolahan minuman fungsional teripang dengan penerapan teknologi thermal pada kemasannya sehingga menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan lebih awet dalam penyimpanan. Metode program ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu penentuan kader, diskusi atau tanya jawab kepada masyarakat sasaran yang akan memberikan kesempatan kepada MItra untuk melakukan proses pemahaman materi atau menyampaikan gagasan dan permasalahan yang terkait dengan diversifikasi produk olahan teripang,  sosialisasi praktik pengolahan minuman fungsional dari teripang, pembagian buku saku sebagai pengetahuan dasar tentang penganekaragaman produk olahan hasil perikanan. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang penganekaragaman produk hasil perikanan dari teripang dengan menggunakan teknologi thermal pada kemasannya. Hasil pengabdian yang ingin dicapai adalah khalayak sasaran dapat mengolah teripang menjadi minuman fungsional dan menerapkannya pada industri/kelompokny

    SEX IDENTIFICATION THE DOG CONCH Strombus sp. ONLY MORPHOLOGY IN MADUNG WATERS, TANJUNGPINANG, INDONESIA

    Get PDF
    Morphological identification as an alternative sex identification of dog conch without damaging the shell and viscera. The study aimed to identify the gender of the dog conch Strombus sp. by morphology. Samples were obtained from fishermen collecting dog conch on the coast of Madung, Tanjungpinang, Indonesia. Samples were collected by hand at low tide. To distinguish between male and female dog conch is done by looking at the shell structure morphologically without seeing the internal organs of the body shell. To see the gonads or reproductive organs is done by removing the whole dog conch by breaking the shell. The shell length was measured using by caliper a precision 0.01 mm. The length of the shell is the distance from the anterior edge to the posterior end of the shell. To know the sex ratio of dog conch type analyzed chi-square. The data obtained were analyzed descriptively. The results showed that of the total sample of 1124 individuals, obtained two types of dog conch are Strombus canarium and Strombus sp. The determination of the gender of morphological dog conch can be seen from the structure of the shell (width and slim). The wide shell shape signifies a female, a slim form of shell signifying a male. The sex ratio of dog conch type S. canarium and Strombus sp. males and females in different ratios.Identifikasi morfologi sebagai alternatif identifikasi jenis kelamin siput gonggong tanpa merusak cangkang dan viscera. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kelamin siput gonggong Strombus sp. secara morfologi. Sampel diperoleh dari nelayan pengumpul di pesisir Madung, Tanjungpinang, Indonesia. Sampel dikoleksi pada saat surut terendah, hasil koleksi disimpan dalam wadah ember. Siput gonggong jenis kelamin jantan dan betina dibedakan secara morfologi melalui pengamatan visual terhadap cangkang tanpa pembedaan organ bagian dalam cangkang. Organ reproduksi diketahui dengan cara mengeluarkan keseluruhan daging dengan memecahkan cangkang. Panjang cangkang diukur menggunakan kaliper dengan ketelitian 0,01 mm. Panjang cangkang adalah jarak dari ujung anterior ke ujung posterior cangkang. Rasio jenis kelamin siput gonggong dianalisis dengan metode chi-square. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siput gonggong yang ditemukan adalah jenis Strombus canarium dan Strombus sp. dari total sampel sebanyak 1124 individu. Jenis kelamin siput gonggong dapat ditentukan secara morfologi berdasarkan kemontokan cangkang (lebar dan langsing). Bentuk cangkang lebar menandakan siput gonggong jenis kelamin betina, bentuk cangkang langsing menandakan siput gonggong jenis kelamin jantan. Nisbah kelamin siput gonggong jenis S. canarium dan Strombus sp. jantan dan betina dalam  rasio berbeda

    TEKNIK IMOTILISASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUNDAN BUAH PETAICINA(Leucaena leucocephala)

    Get PDF
    Immotilization of live fish can be done in two ways, namely by lowering the temperature by using anesthetics, both natural and synthetic chemicals. Chinese petai leaf and fruit extracts are one of the potential natural ingredients to be used as anesthetics because they contain various bioactive components including saponins, tannins, flavonoids and steroids / triterpenoids. The research phase consisted of three stages, namely searching for anesthetic doses, fish alkimatisation, producing stunning media, fish stunning, and water quality testing consisting of DO, temperature, pH, ammonia and tilapia blood glucose test. The best Chinese petai leaf extract is at a concentration of 25% with a time of onset (fainting) 167.39 minutes and recovery time (conscious) is 22.36. The best Chinese petai extract was at a concentration of 25% with a time of onset (fainting) 188.30 minutes and the longest (conscious) recovery time of 19.28 minutes. Graduation rates for fish at all three concentrations have a 100% survival rate.Pemingsanan terhadap ikan hidup dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara penurunan suhu dengan menggunakan bahan-bahan pembius, baik yang alami dan bahan kimia sintetik. Ekstrak daun dan buah petai cina merupakan salah satu bahan alami yang potensial untuk dijadikan bahan anastesi karena mengandung berbagai komponen bioaktif diantaranya saponin, tanin, flavonoid dan steroid / triterpenoid. Tahap penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pencarian dosis anestesi, alkimatisasi ikan, pembuatan media pemingsanan, pemingsanan ikan, dan pengujian kualitas air terdiri dari DO, suhu, pH, amonia dan uji glukosa darah ikan nila. Ekstrak daun petai cina terbaik adalah pada kosentrasi 25% dengan waktu onset (pingsan) 167,39 menit dan waktu pulih (sadar) yaitu 22,36. Ekstrak buah petai cina terbaik adalah pada kosentrasi 25% dengan waktu onset (pingsan) 188,30 menit dan waktu pulih (sadar) terlama yaitu 19,28 menit. Tingkat kelulusan hidup ikan pada ketiga konsentrasi memiliki tingkat kelulusan hidup 100%

    PEMANFAATAN AIR LIMBAH REBUSAN IKAN TAMBAN (Sardinella sp.) SEBAGAI FLAVOR PASTA ALAMI

    Get PDF
    The aims of this study was to determine the effect of temperature on the level of preference of panelists resulting from flavor paste. This research is an experimental laboratories with a completely randomized design of one factor, namely wastewater boiled fish is treated with different temperatures with a temperature of 70 °C, 75 °C, 80 °C, 85 °C, 90 °C. Then analyzed using SPSS 25 to obtain the best treatment. The results of the experiment showed that falvor paste given different treatment gave a significant difference (<0,05%) to the panelist preference level. Based on the results of the chemical analysis test that is obtained 0.76% protein content, 62.44% water content, 13.42% ash content, 22.94% carbohydrate. while for the amino acids obtained with the highest value, Tyrosine 0.18%, the lowest value is Serin 0.5% in the best flavor paste with the F3 code. The raw material used in making flavors is also tested by heavy metals but not detected.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap tingkat kesukaan panelis hasil flavor pasta. Penelitian ini bersifat experimental laboratories dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaituair limbah rebusan ikan tamban diberi pelakuan suhu yang berbeda dengan suhu 70°C,75°C,80°C,85°C,90 °C. Kemudian di analisis menggunakan SPSS 25 untuk memperoleh perlakuan terbaik. Hasil percobaan menunjukkan bahwa falvor pasta yang diberikan perlakuan berbeda memberikan perbedaan yang nyata (ðœŒ<0,05%) terhadap tingkat kesukaan panelis. Berdasarkan hasil uji analisis kimia yaitu diperoleh kandungan protein 0,76%, kadar air 62,44%, kadar abu 13,42%, karbohidrat 22,94%. sedangkan untuk asam amino yang diperoleh dengan nilai tertinggi yaitu Tirosin 0,18%, nilai terendah yaitu Serin 0,5% pada flavor pasta terbaik dengan kode F3. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan flavor ini juga dilakukan uji logam berat namun tidak terdeteksi
    corecore