8 research outputs found
STUDI KANDUNGAN PB DALAM GORENGAN YANG DIJUAL DI PINGGIR JALAN
Telah dilakukan penelitian terhadap kandungan Pb dalam gorengan yang dijual di pinggir jalan di kawasan Malioboro Yogyakarta menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom. Penelitian ini menggunakan metode destruksi kering. Dimulai dengan preparasi sampel melalui tahap penumbukan, pengeringan dan pengabuan. Abu dilarutkan menggunakan HNO3 65% dan diencerkan dengan akuades. Larutan yang diperoleh dianalisis dengan Spektofotometer Serapan Atom Perkin-Elmer 5110 PC. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak semua sampel positif mengandung Pb atau di bawah limit deteksi. Sampel yang positif mengandung logam Pb sebanyak 26 sampel dengan kisaran konsentrasi 0,003 – 0,531 ppm dari 42 sampel yang diteliti atau sebanyak 61,9%. Sedangkan jumlah sampel yang tak terdeteksi mengandung Pb ada 16 atau sebanyak 38,1%. Dari 26 sampel yang positif mengandung Pb, semuanya tidak melebihi ambang batas Pb dalam makanan berdasarkan peraturan BPPOM RI No.03725/B/SK/VII/1989 yaitu 2 ppm. Uji-t terhadap sampel yang diambil pada jam 12.00 WIB dibandingkan dengan sampel yang diambil pada jam 16.00 WIB menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata di antara keduanya pada taraf signifikansi 95%
Optimalisasi filtrasi masker kain dengan filter cartridge dari limbah sabut kelapa untuk mewujudkan sustainable development goals 2030
COVID-19 sudah menginfeksi ratusan ribu orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu, WHO telah mengumumkan bahwa COVID-19 dapat menyebar melalui udara (airbone). Pemerintah telah melarang penggunaan masker kain jenis scuba dan buff bagi masyarakat, mengingat ukuran pori-pori yang besar dan tingkat filtrasi hanya 0-5% yang tidak efektif menyaring partikel seukuran virus COVID-19 yang berukuran 120-160 nm. Badan Standar Nasional (BSN) telah merilis standardisasi untuk masker kain sehingga tidak sembarang bahan dapat digunakan. Penggunaan masker kain sebenarnya menjadi alternatif terakhir karena langkanya masker medis. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi untuk meningkatkan keefektifan filtrasi pada masker kain melalui filter cartridge nanoselulosa. Filter cartridge berbentuk lembaran dan didesain untuk menggantikan fungsi tisu di dalam masker kain. Sabut kelapa adalah salah satu limbah yang banyak mengandung selulosa sekitar 54% dan masih kurang optimal dalam pemanfaatannya. Maka dari itu, sabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai filter cartridge nanoselulosa. Ada 3 tahapan besar untuk membuat nanoselulosa yaitu perlakuan asam, pemutihan, dan homogenisasi. Fiber nanoselulosa nantinya akan diubah menjadi lembaran dengan tekstur mirip kertas dengan metode fiber spinning techniques. Tujuan dari pembuatan filter cartridge adalah untuk mengoptimalkan filtrasi pada masker kain sehingga kemungkinan untuk tertular COVID-19 rendah. Selain itu, filter cartridge memerhatikan breathability yaitu cara agar seseorang tetap nyaman bernafas saat menggunakannya. Inovasi filter cartridge diharapkan dapat mendukung tercapainya salah satu program SDGs poin ketiga mengenai kehidupan sehat dan sejahtera bagi seluruh masyarakat
PENGEMBANGAN MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER (MIP) BERBASIS 2-VYNIL PYRIDINE SEBAGAI ADSORBEN SELEKTIF ION LOGAM Cu DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis Cu-MIP dengan menggunakan asam
metakrilat (MAA) sebagai mknomer fungsional, ethylen glicol dimethacrylat (EGDMA)
sebagai crosslinker, benzoil peroxide (BPO) sebagai inisiator dan template adalah ion logam
Cu
2+
. Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas adsorbsi dari CuMIP
terhadap
ion logam
Cu
2+
dalam limbah cair elektroplating.
Sintesis Cu-MIP dilakukan dengan mereaksikan CuCl2, MAA, EGDMA dan BPO yang
dilarutkan dalam kloroform, kemudian dialiri gas nitrogen selama 2 menit. Polimerisasi
dilakukan selama 18 jam. Proses pelepasan template dilakukan dengan menggunakan larutan
HNO3 2 M selama 24 jam. Untuk menentukan jumlah Cu yang terikat dan terlapas dari CuMIP
dilakukan dengan menggunakan AAS. Sebagai kontrol, dilakukan sintesis NIP, Mip
tanpa ion template, dengan cara yang sama pada sintesis Cu-MIP. Adsorbsi dilakukan selama
1 jam dengan menggunakan adsorben Cu-MIP dan NIP sebanyak 0,5 g.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah telah dilakukan sintesis Cu-MIP dan
NIP berbasis MAA dengan menggunakan CuCl2 sebagai template, MAA sebagai monomer
fungsional, EGDMA sebagai crosslinker dan BPO sebagai inisiator dan diperoleh Cu-MIP
dan NIP berupa padatan putih dan agak rapuh. Kapasitas 1,19 mg/g untuk Cu-MIP dan 0,39
mg/g untuk NI
Health Risk Assessment of Heavy Metals on Total Suspended Particles in Semi Urban, Urban, and Industrial Areas, of Bandung Metropolitan Area, Indonesia
Total Suspended Particulates (TSP) in ambient air contain metallic elements and can be inhaled by humans. Inhaled metal elements risk public health with long-term exposure because metallic elements are carcinogenic in the human body. This study aimed to analyze metallic elements and assess their risk to public health in the Bandung area and its surroundings. The metal elements analyzed in this research are Pb, Al, and Mn. Ambient air sampling was carried out in five industrial areas: Bandung Wetan, Buahbatu, Cibeureum, Padalarang, and Cimahi. High Volume Air Sampler (HVAS) is for sampling TSP in ambient air, and X-Ray Fluorescence (XRF) was used to analyze metallic elements. The results of the study showed that the Cimahi location gave the highest TSP level (126.7 g/m3) and the lowest is Padalarang (15.1µg/m3). The metal elements concentrations, Pb, Al, and Mn were varied widely of 7.1–29.21 ng/m3, 1054.9–1700.1 ng/m3, and 8.91–14.79 ng/m3, respectively. Risk analysis was determined by calculating ADDinhale, Hazard Quotient (HQ), and Hazard Index (HI) to determine whether there is a potential non–carcinogenic effect on public health. Each industrial area gives an HI value > 1, and Buahbatu has the highest HI. This study proves that Pb significantly contributes to the increased risk of community exposure to non-carcinogenic effects
Cemaran alami aflatoksin B1 dalam pakan konsentrat dan aflatoksin M1 dalam susu sapi perah
SINTESIS SILIKA GEL DARI ABU BAGASSE DAN UJI SIFAT ADSORPTIFNYA TERHADAP ION LOGAM TEMBAGA (II) PADA VARIASI JENIS ASAM
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari abu bagasse, mempelajari pengaruh jenis asam, dan karakteristiknya terhadap daya dan efisiensi adsorpsi ion logam tembaga(II) sehingga diketahui daya dan efisiensi adsorpsi optimal.
Subjek penelitian ini adalah silika gel dari abu bagasse, objeknya adalah karakter silika gel yang dihasilkan meliputi keasaman, kadar air, spektra inframerah, daya dan efisiensi adsorpsi terhadap ion logam tembaga(II). Penelitian diawali dengan pengabuan bagasse pada 700oC dilanjutkan dengan pembuatan larutan natrium silikat dengan melarutkan 6 gram abu bagasse ke dalam 200 ml larutan NaOH 1M disertai pengadukan dan pemanasan 1 jam. Filtrat natrium silikat yang terbentuk ditambahkan bertetes-tetes larutan dengan variasi jenis asam yaitu asam klorida, asam sulfat, asam asetat dan asam sitrat dengan konsentrasi masing-masing 3M hingga larutan mencapai pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan semalam, disaring, dicuci dengan aquademineralisata, serta dikeringkan dalam oven 120oC selama 2 jam dan digerus hingga lolos ayakan 200 mesh. Proses adsorpsi dilakukan dengan memasukkan silika gel ke dalam larutan ion logam tembaga(II), kemudian dikocok menggunakan shaker selama 2 jam, dan disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 2000 rpm untuk memisahkan endapan. Larutan sisa dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom untuk mengetahui jumlah ion logam tembaga(II) yang teradsorpsi ke dalam silika gel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis yaitu SGAB-HCl, SGAB-H2SO4, SGAB-CH3COOH dan SGAB-C6H8O7.H2O mempunyai nilai keasaman berturut-turut 8,3200; 6,5540; 6,8355 dan 7,5736 mmol/g dan kadar air 12,8798; 15,1183; 11,0850 dan 17,4230%. Hasil karakterisasi gugus fungsi dengan IR menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis mempunyai kemiripan dengan kiesel gel 60G. Daya dan efisiensi adsorpsi optimal diperoleh dari SGAB-HCl berturut-turut yaitu 0,422276 mg/g dan 96,31409%.
Kata kunci : abu bagasse, silika gel, adsorpsi, ion logam Cu(II