6 research outputs found
STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR DALAM MENYAMPAIKAN PESAN-PESAN DAKWAH DI RADIO ROBBANI 91,1 FM PEKANBARU
Keberadaan media radio cukup memiliki posisi yang strategis, hal tersebut karena radio
mempunyai keistimewaan dibanding dengan media massa lainnya. radio dapat
memindahkan informasi pada pendengarnya dalam waktu yang lebih cepat antara yang
lainnya dengan cara membantu orang untuk lebih kreatif dengan melepaskan imajinasi
sebebas-bebasnya, mengembangkan daya nalar keberbagai penjuru, sehingga berhasil
menemukan suatu pemikiran yang cemerlang dan stabil. Penelitian ini adalah kualitatif,
dengan metode deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Strategi komunikasi penyiar dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah di radio Robbani
91.1 FM Pekanbaru. Subjek Penelitian ini pengurus dari Radio Robbani Kota Pekanbaru.
Informan penelitian ini adalah berjumlah 2 (dua) orang dan berfungsi sebagai responden
atau informan penelitian. Yaitu: 2 orang dari penyiar Radio Robbani 91,1 FM Kota
Pekanbaru. Data yang diperolah menggunakan analisa kualitatif yang mengambarkan
kata-kata atau kalimat untuk kesimpulan. Kemudian dilakukan analisi data. Hasil
penelitian penerapan strategi penyiaran dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah
di mulai dengan perhatian (Attention), minat (Interest), Keinginan (Desire),
terakhir aksi (Action) berupa strategi menyampaikan pesan dakwah dalam
penyiaran. Disebut AIDA dari singkatan 4 tahap. Attention (perhatian) cara Radio
Robbani membuat pendengar menarik perhatian dengan cara penyampaian
penyiar lebih menarik dan terstruktur Interest (minat) Ketertarikan pendengar
dengan membuat susunan acara lebih menarik Desire (berniat atau berhasrat)
Menyiarkan siaran melalu strategi yang tersusun sehingga seakan-akan
menyiarkan secara spontan. Action (aksi) sudah mulai diterapkan diradio robbani.
Kata Kunci : Strategi Siaran Radio, Pesan-pesan Dakwa
Slip Rate of Kumering Fault in Lampung Province Calculated from GPS Data from 2007 to 2021
Kumering Fault in Lampung Province is a segment of SFZ that was tectonically active region that had generates large earthquakes. The earthquake hazard around Kumering Fault can be estimated by understanding slip rate of Kumering Fault. This research aim is to estimate slip rate of Kumering Fault by using GPS data from 2007 to 2021. GPS data used in this research are 6 periodic GPS sites and 1 continuous Sumatran GPS Array site. GPS data is processed to obtain daily solution coordinates which are used to calculate velocity by using least-square method of linear regression. Fault parallel velocities are calculated to estimate slip rate and locking depth of Kumering Fault. The The process to obtain slip rate is using grid-search method by finding best fit velocities for all GPS sites. The velocities of GPS sites indicate Sundaland Plate movement. Fault parallel velocities shows the typical movement of right-lateral Kumering Fault. The slip rate of Kumering Fault estimated from this study is 18.2 ± 10 mm/year while the locking depth of the Kumering Fault is 17 ± 3 km. It proves that SFZ is rigid block. However, building more GPS sites in area study is mandatory to obtain better result
Uji Signifikansi Stasiun GPS Kontinu dan Periodik dalam Identifikasi Pergerakan Koseismik
Pengukuran pergerakan bumi dengan menggunakan sistem GPS telah menjadi bagian penting dalam pemahaman deformasi kerak bumi yang berkaitan dengan aktivitas seismik. Dalam penelitian ini dilakukan uji signifikansi dari stasiun GPS yang beroperasi secara kontinu dan periodik dalam mengidentifikasi pergerakan koseismik gempa Pesisir Barat pada 10 Maret 2020 (M5,8) dan gempa Bengkulu pada 19 Agustus 2020 (M6,8). Pengolahan data GPS menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK yang bertujuan untuk mendapatkan koordinat dan nilai pergeseran koseismik. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata titik tidak menunjukan pergeseran secara signifikan baik dari data GPS kontinu maupun data GPS periodik. Terdapat satu titik pengamatan yang menunjukkan pergeseran secara signifikan yaitu stasiun pengamatan PRKB yang menunjukkan pergeseran sebesar ~2-3 mm. Uji signifikansi dipengaruhi oleh nilai pergeseran koseismik dan standar deviasinya yang dipengaruhi mekanisme gempa. Uji signifikansi dari pengamatan stasiun GPS menunjukkan tidak terdapat perbedaan baik dari data GPS secara kontinu maupun GPS secara periodik pada uji signifikansi karena gempa yang diamati relatif kecil sehingga menghasilkan pergeseran koseismik yang relatif kecil
Penentuan Alternatif Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Bandar Lampung Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Volume sampah yang terus meningkat dan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kota Bandar Lampung yang semakin terbatas harus menjadi perhatian serius. Termasuk dengan merencanakan lokasi TPA yang baru, agar permasalahan sampah mampu dikurangi. Hal ini dilakukan mengingat di Kota Bandar Lampung hanya terdapat satu TPA yaitu TPA Bakung yang berlokasi di Kelurahan Bakung Kecamatan Teluk Betung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi alternatif Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan menggunakan sistem pengelolaan berbasis sanitary landfill. Penentuan alternatif lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dalam penelitian ini menggunakan standar SNI 03-3241-1994. Penentuan lokasi alternatif menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis dengan metode skoring dan overlay melalui 3 proses tahapan analisis yaitu: 1) tahap regional; 2) tahap penyisih; 3) tahap penetap. Berdasarkan hasil analisis rekomendasi lokasi alternatif TPA Kota Bandar Lampung terdapat pada wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat dan kecamatan kemiling dengan total luas sebesar 477.48 Hektar dengan luasan wilayah data yang telah divalidasi sebesar 42.16 Hektar, validasi yang dilakukan ditinjau dari aksesibiltas jalan menuju lokasi yang sangat baik, kemiringan lereng di bawah 20% serta luasan lahan yang cukup luas menunjukan lokasi tersebut sesuai untuk alternatif Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kota Bandar Lampung
Sosialisasi Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) di Dusun Sebalang, Lampung Selatan
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perbandingan laut mencapai 2/3 wilayah yang merupakan lautan. Secara geografis Indonesia memiliki luas wilayah perairan yang sangat luas dengan potensi yang sangat besar untuk dieksplorasi terutama di wilayah Perairan Lampung. Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan menjadi sebuah sarana khusus untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan dengan menganalisis sebaran Klorofil-a dan Suhu Permukaan Laut (SPL) dari Citra Aqua MODIS level 2. Kedua faktor tersebut mempengaruhi berbagai aktivitas ikan seperti pertumbuhan ikan, pemijahan dan metabolisme sehingga penggabungan identifikasi suhu permukaan laut dan sebaran Klorofil-a dapat dijadikan rujukan dalam penentuan daerah potensial ikan. Hasil Daerah Penangkapan Ikan (DPI) di wilayah Laut Selat Sunda diketahui titik yang terdeteksi sebagai daerah persebaran ikan terbanyak terdapat pada bulan Juli sedangkan persebaran ikan yang tidak terdeteksi di Perairan Selat Sunda terdapat pada bulan Januari dan Maret. Sosialisasi yang diberikan sebagai upaya dalam meningkatkan pengetahuan nelayan akan pentingnya faktor penentuan daerah tangkapan ikan bagi nelayan untuk meningkatkan tingkat keefisienan bahan bakar dan waktu dalam mencari lokasi tangkapan ikan sehingga akan meningkatkan hasil tangkapan ikan