5 research outputs found

    Evaluasi Manajemen Pengelolaan Obat Di Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji Tahun 2019

    Get PDF
    Pengelolaan obat yang efektif diperlukan untuk menjamin ketersediaan obat dengan jenis dan jumlah yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen pengelolaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini adalah seluruh staf yang terlibat pada manajemen pengelolaan obat di Dinas Kesehatan yaitu berjumlah 7 orang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan obat di Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji belum berjalan maksimal, diantaranya sering terjadi keterlambatan dalam laporan pemakaian obat, pencatatan dan pelaporan belum lengkap, masih terdapat jumlah dan jenis obat yang tidak sesuai permintaan Puskesmas dan masih terdapat obat kadaluwarsa, serta pelatihan pengelolaan obat di Puskesmas belum dilaksanakan. Penyimpanan obat dilakukan di Gudang Farmasi. Pengaturan tata ruang kurang baik, masih terdapat penumpukan obat dan terdapat obat kadaluwarsa. Pendistribusian obat dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas dilaksanakan dengan cara mengambil langsung ke Gudang Farmasi dan kegiatan supervisi dan evaluasi pengelolaan obat di Puskesmas belum berjalan dengan efektif dan efisien

    PERBEDAAN PENGETAHUAN ANTARA MEDIA VIDEO BASED LEARNING DENGAN MEDIA INTERAKTIF REMAJA ENGGAN MEROKOK PADA SISWA KELAS VII DI SMPN 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020

    No full text
    Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia. Hampir 6 juta kematian per tahun disebabkan karena menghisap tembakau. Pada tahun 2018 Provinsi Lampung menduduki peringkat ke-3 dengan prevalensi merokok penduduk umur lebih dari sama dengan 10 tahun. Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemilihan media yang efektif merupakan upaya untuk menurunkan perilaku merokok pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan antara media video based learning dengan media interaktif Remaja Enggan Merokok (REM) pada Siswa Kelas VII dengan usia 12-13 tahun di SMPN 22 Bandar Lampung tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan Quasy experiment dan desain Two group pretest and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki- laki kelas VII SMPN 22 Bandar Lampung tahun 2020 yang merokok berjumlah 39 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang. Teknik sampling menggunakan random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat (Paired sample t-test dan Independent sample t-test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan siswa kelas VII sebelum dan sesudah diberikan video based learning dengan P value 0,000. Serta ada perbedaan pengetahuan siswa kelas VII sebelum dan sesudah diberikan media interaktif REM (Remaja Enggan Merokok) dengan P value 0,000. Ada perbedaan pengetahuan antara media video based learning dengan media interaktif Remaja Enggan Merokok (REM) pada Siswa Kelas VII dengan usia 12-13 tahun di SMPN 22 Bandar Lampung tahun 2021 dengan P value 0,002. Diharapkan tenaga kesehatan yang hendak memberikan penyuluhan kepada siswa menggunakan media video base learning

    Guidelines for the use and interpretation of assays for monitoring autophagy (4th edition)

    No full text
    In 2008, we published the first set of guidelines for standardizing research in autophagy. Since then, this topic has received increasing attention, and many scientists have entered the field. Our knowledge base and relevant new technologies have also been expanding. Thus, it is important to formulate on a regular basis updated guidelines for monitoring autophagy in different organisms. Despite numerous reviews, there continues to be confusion regarding acceptable methods to evaluate autophagy, especially in multicellular eukaryotes. Here, we present a set of guidelines for investigators to select and interpret methods to examine autophagy and related processes, and for reviewers to provide realistic and reasonable critiques of reports that are focused on these processes. These guidelines are not meant to be a dogmatic set of rules, because the appropriateness of any assay largely depends on the question being asked and the system being used. Moreover, no individual assay is perfect for every situation, calling for the use of multiple techniques to properly monitor autophagy in each experimental setting. Finally, several core components of the autophagy machinery have been implicated in distinct autophagic processes (canonical and noncanonical autophagy), implying that genetic approaches to block autophagy should rely on targeting two or more autophagy-related genes that ideally participate in distinct steps of the pathway. Along similar lines, because multiple proteins involved in autophagy also regulate other cellular pathways including apoptosis, not all of them can be used as a specific marker for bona fide autophagic responses. Here, we critically discuss current methods of assessing autophagy and the information they can, or cannot, provide. Our ultimate goal is to encourage intellectual and technical innovation in the field
    corecore