18 research outputs found

    PENGARUH PIJAT BAYI DAN BREASTFEEDING TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA NEONATUS DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

    Get PDF
    Bayi baru lahir memiliki risiko mengalami hiperbilirubinemia yang terjadi pada sekitar 80% bayi prematur dan 60 % pada bayi aterm selama minggu pertama setelah kelahiran, yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pijat bayi dan breastfeeding terhadap penurunan kadar bilirubin pada neonatus dengan hiperbilirubinemia. Jenis penelitian desain Quasi Eksperimental dengan rancangan Non-Equivalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini neonatus hiperbilirubinemia yang menerima fototerapi sebanyak 70 bayi dibagi menjadi 4 kelompok. Bayi yang mendapatkan pijat dan breastfeeding (Kelompok I), bayi yang mendapat pijat dan susu formula (Kelompok II), bayi yang hanya mendapat breastfeeding (Kelompok III) dan bayi yang hanya mendapat susu formula (Kelompok IV). Pemberian intervensi dilakukan selama 3 hari/sampel. Analisis data menggunakan uji Paired T Test dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kadar bilirubin antara keempat kelompok setelah intervensi dengan p value 0,000<0,05. Setelah intervensi diperoleh rata-rata penurunan kadar bilirubin pada kelompok pijat+breastfeeding sebesar 7.82 mg/dl, kelompok pijat+susu formula sebesar 9.22 mg/dl, kelompok breastfeeding sebesar 14.68 mg/dl  dan kelompok susu formula sebesar 13.69 mg/dl. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelompok yang diberikan pemijatan lebih efektif menurunkan kadar bilirubin dibandingkan hanya diberikan breastfeeding atau susu formula. Pijat bayi bisa membantu mengurangi kadar bilirubin dengan  meningkatkan frekuensi defekasi pada neonatus dengan hiperbilirubinemia yang menerima fototerapi

    Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

    Get PDF
    Abstrak: Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen (Quasi eksperimen). Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 responden dengan subyek penelitian ibu yang mempunyai bayi sehat usia 0-12 bulan. Ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan persentase pengetahuan dan keterampilan dalam kategori kurang yaitu 60% dan tidak memiliki keterampilan 80%, sedangkan setelah penyuluhan persentase pengetahuan dan keterampilan meningkat menjadi pengetahuan baik 100% dan memiliki keterampilan cukup 80%.Abstract:  In Indonesia, the implementation of infant massage in the community is still held by the midwife role. During this time, the massage is not only done when the baby is healthy, but also on the sick or fussy babies and infants has become routine care after birth. The study design using the design of experiments (quasi experimen). Respondents in this study were 30 respondents to the research subjects healthy mothers with infants aged 0-12 months. There was an increase in knowledge and skills of the mother before and after counseling. Before the extension percentage of knowledge and skills in the category of less that 60% and 80% do not have the skills, whereas after the extension of knowledge and skills percentage increased to either 100% knowledge and 80% have enough skill

    Efektivitas Pemberian Tablet Zat Besi (Fe), Vitamin C dan Jus Buah Jambu Biji terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja Putri di Universitas Muhammadiyah Mataram

    Get PDF
    Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, karena setiap bulan pada remaja putri mengalami haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian tablet besi (Fe), vitamin C dan jus jambu biji terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja putri. Jenis penelitian desain eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Sampel dalam penelitian ini mahasiswi dengan kadar Hemoglobin <12gr/dl sebanyak 30 orang dibagi menjadi 3 kelompok, mahasiswi yang mendapat suplementasi tablet Fe+jus jambu biji (kelompok I), suplementasi tablet Fe+vitamin C (kelompok II) dan suplementasi tablet Fe (kontrol). Pemberian intervensi dilakukan selama 8 minggu dan pemeriksaan kadar Hb setiap 2 minggu. Analisa data menggunakan Uji paired t test dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah intervensi 8 minggu diperoleh rerata peningkatan kadar Hb tertinggi pada kelompok tablet Fe+jus jambu biji sebesar 2,13 gr/dL, kelompok tablet Fe+vitamin C sebesar 1,23 gr/dL, dan kelompok tablet Fe sebesar 0,83 gr/dL. Berdasarkan uji Anova setelah intervensi 2 minggu (p=0,010), setelah intervensi 4 minggu (p=0,226), setelah intervensi 6 minggu (p=0,423), setelah intervensi 8 minggu (p=0, 0,267) dengan α=0,05

    EFEKTIVITAS PEMBERIAN TABLET ZAT BESI (FE), VITAMIN C DAN JUS BUAH JAMBU BIJI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN (HB) REMAJA PUTRI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

    Get PDF
    Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, karena setiap bulan pada remaja putri mengalami haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian tablet besi (Fe), vitamin C dan jus jambu biji terhadap peningkatan kadar hemoglobin remaja putri. Jenis penelitian desain eksperimental dengan rancangan pretest-posttest with control group. Sampel dalam penelitian ini mahasiswi dengan kadar Hemoglobin <12gr/dl sebanyak 30 orang dibagi menjadi 3 kelompok, mahasiswi yang mendapat suplementasi tablet Fe+jus jambu biji (kelompok I), suplementasi tablet Fe+vitamin C (kelompok II) dan suplementasi tablet Fe (kontrol). Pemberian intervensi dilakukan selama 8 minggu dan pemeriksaan kadar Hb setiap 2 minggu. Analisa data menggunakan Uji paired t test dan uji Anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah intervensi 8 minggu diperoleh rerata peningkatan kadar Hb tertinggi pada kelompok tablet Fe+jus jambu biji sebesar 2,13 gr/dL, kelompok tablet Fe+vitamin C sebesar 1,23 gr/dL, dan kelompok tablet Fe sebesar 0,83 gr/dL. Berdasarkan uji Anova setelah intervensi 2 minggu (p=0,010), setelah intervensi 4 minggu (p=0,226), setelah intervensi 6 minggu (p=0,423), setelah intervensi 8 minggu (p=0, 0,267) dengan α=0,05

    PREMENSTRUAL GENTLE YOGA MELALUI MEDIA TERAPI MUSIK RELAKSASI SEBAGAI UPAYA MENGATASI GEJALA PREMENSTRUAL SYNDROM (PMS) DI DESA JEMPONG TIMUR WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE

    Get PDF
    ABSTRAKBerdasarkan analisis situasi yang teridentifikasi teradapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu sebagian besar remaja mengalami ketidaknyamanan menjelang menstruasi (7-10 Hari sebelum menstruasi) sebesar 80%, sebesar 25% remaja mengkonsumsi obat anti nyeri saat menstruasi dan tidak mengetahui cara penanganan selain mengkonsumsi obat anti nyeri, belum memiliki pengetahuan tentang Premenstrual Gentle Yoga dan belum mampu untuk melakukannya. Sehingga penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh mitra yang diberikan yaitu dengan memberikan penyuluhan Premenstrual Gentle Yoga Melalui Daring Sebagai Upaya Mengatasi Gejala Premenstrual Syndrome (PMS). Kegiatan ini diharapakan akan terus berlanjut dilakukan oleh remaja melalui Posyandu Remaja yang ada di Desa Jempong Timur. Metode kegiatan yang digunakan adalah dengan metode penyuluhan dan pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah kegiatan, dari 75% meningkat menjadi 85%. Potensi hasil pelaksanaan PKM-M yang telah dilaksanakan kurang lebih 1 bulan adalah remaja merasakan sekali manfaat setelah melakukan yoga, nyeri yang dirasakan agak berkurang walau belum hilang dikarenakan pelaksanaan baru dilakukan sekali dan dilakukan kembali oleh remaja dirumah masing-masing. Kata kunci: premenstrual gentle yoga; premenstrual syndrome ABSTRACTBased on the analysis of the situation identified there were several problems faced by partners, namely most of the teenagers experienced discomfort before menstruation (7-10 days before menstruation) by 80%, 25% of adolescents took anti-pain medication during menstruation and did not know how to handle it besides consuming pain medication, do not have knowledge of Premenstrual Gentle Yoga and have not been able to do so. So that the solution to the problems faced by the partners given is by providing Premenstrual Gentle Yoga online as an Effort to Overcome Premenstrual Syndrome (PMS) Symptoms. It is hoped that this activity will continue to be carried out by youth through Youth Posyandu in Jempong Timur Village. The activity method used is counseling and training methods. The results showed that there was an increase in knowledge before and after the activity, from 75% to 85%. The potential results of the implementation of PKM-M that have been implemented for about 1 month are that teenagers feel once the benefits after doing yoga, the pain they feel is somewhat reduced even though they have not disappeared because the implementation has only been done once and done again by teenagers in their respective homes. Keywords: premenstrual gentle yoga; premenstrual syndrom

    The Effect of Counseling on Dairy Milk Management on The Knowledge and Attitudes of Working Mothers

    Get PDF
    Based on data from the United Nations Children's Fund (UNICEF) in 2012, only 39% of babies under the age of 6 months receive exclusive breastfeeding worldwide. Riskesdas data in 2013 stated that the success of exclusive breastfeeding was only 54.3%. The coverage of exclusive breastfeeding can be increased if puerperal mothers, especially those who work, can apply dairy milk management. The purpose of this study is to analyze the effect of counseling on dairy breast milk management on the knowledge and attitudes of working mothers in the work area of the Karang Pule Health Center in Mataram City. This research is a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest research design. The samples in this study were 30 samples with purposive sampling technique. The data were measured with questionnaires and analyzed using the Wilcoxon Match Pairs Test. The results of this study were that there was a difference in the average level of maternal knowledge of 2.48 and a difference in the average attitude of working mothers of breastfeeding of 24.29 with a p-value of 0.001 which means that there was a significant difference in the knowledge and attitudes of working mothers before and after being given counseling. The conclusion in this study is that there is an influence of counseling on the knowledge and attitudes of mothers working before and after being given counseling on dairy milk management. The suggestion from this study is expected to increase the knowledge and attitudes of working mothers about good dairy milk management so that it can be applied directl

    GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER I DI PUSKESMAS KARANG PULE

    Get PDF
    Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang tanda bahaya dalam kehamilan, maka semakin rendahnya kejadian bahaya pada ibu hamil. Tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I di Puskesmas Karang Pule. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester I yang datang berkunjung ke Puskesmas Karang Pule tahun 2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability dengan metode accidental sampling sehingga sampel yang diambil sebesar 30 orang dengan pertimbangan batas minimal sampel yang ditetapkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mengunakan alat bantu kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 23 orang (76,7%), berpendidikan dasar sebanyak 19 orang (63,3%), tidak bekerja sebanyak 20 orang (66,7%), sedangkan dari segi tingkat pengetahuan responden diketahui sebagaian besar berpengetahuan cukup dan berumur 20-35 tahun, berpendidikan dasar dan tidak bekerja. Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester I di Puskesmas Karang Pule tahun menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan cukup dan berumur 20-35 tahun, berpendidikan dasar dan tidak bekerja

    KEGIATAN PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (MBS) KOTA MATARAM

    Get PDF
    Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Dalam 1.000 hari pertama (sejak janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun) kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Namun anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia masih banyak yang mengalami masalah gizi (29,9%) di usia dini. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan/informasi tentang pemeriksaan tumbuh kembang pada balita, memberikan penyuluhan/informasi pelaksanaan pemeriksaan tumbuh kembang pada balita dan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang pada balita. Pada pengabdian masyarakat ini menggunakan dua metode yaitu penyuluhan dan praktik. Kegiatan dilaksanakan di Muhammadiyah Boarding School Kota Mataram. Hasil pemeriksaan terdapat 79,2% (19 orang) murid MBS memiliki status gizi baik, sedangkan yang memiliki status gizi kurang sebanyak 16,6% (4 orang), dan yang memiliki status gizi berlebih atau obesitas sebanyak 4,2% (1 orang). Dapat disimpulkan bahwa rata-rata murid di Muhammadiyah Boarding School memiliki status gizi yang baik. Sedangkan dari hasil pemeriksaan umum kesehatan telinga, mulut dan gigi, diperoleh bahwa masih ada beberapa murid memiliki telinga yang kotor, dan masih ada murid yang memiliki gigi berlubang.Abstract: Basic Health Research Data in 2018 shows 17.7% of infants under five years old (toddlers) still experience nutritional problems. In the first 1,000 days (from the fetus in the womb until the age of two years) the baby's life is a golden age for child development. However, there are still many children who should be the hope for the future of the Indonesian nation who experience nutritional problems (29.9%) at an early age. The purpose of this service activity is to provide counselling/information about growth and development examinations for toddlers, provide counselling/information on the implementation of growth and development checks on toddlers and carry outgrowth and development checks on toddlers. In this community service, it uses two methods, namely counselling and practice. The activity carried out at the Muhammadiyah Boarding School of Mataram City. The results of the examination were 79.2% (19 people) MBS students had functional nutritional status. In contrast, those who had undernourished condition were 16.6% (4 people), and those who had excess dietary status or obesity were 4.2% (1 person) ). It can conclude that the average student at Muhammadiyah Boarding School has a functional nutritional status. While from the results of a general examination of the health of the ears, mouth and teeth, it found that there were still some students who had dirty ears, and there were still students who had cavities
    corecore