43 research outputs found

    GEDUNG KONSER MUSIK DENGAN KONSEP UTOPIA DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Perkembangan seni musik di Indonesia khususnya di Kota Makassar berjalan seiiring dengan terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang tersedia. Kegiatan pertunjukan seni musik di Kota Makassar selama ini hanya dilaksanakan pada gedung dan lapangan yang tidak memiliki fasilitas penunjang yang ditinjau dari segi akustik bangunan. Kondisi tersebut menghasilkan fenomena bahwa di Kota Makassar membutuhkan sarana perwadahan aktivitas pengaktualisasian seni musik baik nasional dan internasional yang hingga saat ini terasa dipaksakan karena keterbatasan fasilitas kota. Di sisi lain yang mendorong penelitian ini adalah adanya terobosan pemerintah yang menjadikan Kota Makassar sebagai kota dunia untuk peningkatan kualitas SDM, ekonomi dan networking. Metode yang diterapkan adalah utopia yang merupakan era futuristik yang mengungkapkan khayalan idealis yang ekstrim, mengambil transformasi bentuk dari terumbu karang yang mengandung fluiditas dan menciptakan dialog baru dengan kota yang sedang berkembang, bertempat pada Kecamatan Tamalate dengan luasan terbangun 1,17 Ha dan luasan terbuka 1,75 Ha. Gedung ini terdiri atas dua lantai dengan sistem struktur rangka ruang dipadukan GFRC (Glass Fiber Reinforced Concrete) dan interior dramatis untuk sirkulasi ,lobi dan kafe yang memungkinkan cahaya masuk serta unit GFRG (Glass Fiber Reinforced Gypsum) digunakan untuk interior Auditorium yang memberi kesan energik disekitarnya . Penelitian ini hadir sebagai solusi akan kebutuhan gedung pengaktualisasian seni musik yang tidak memerlukan perubahan bentuk bangunan pada jangka waktu yang panjang. &nbsp

    Qualitative Analysis of Risk Factors Contributing to Work-Related Road Accidents on Airport Integrated Mode Bus Drivers

    Get PDF
    Kejadian kecelakaan pada moda angkutan umum dapat menyebabkan dampak buruk seperti kerugian material, korban luka hingga korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian serta faktor-faktor risiko kejadian kecelakaan kerja di jalan pada pengemudi bus pemadu moda Perusahaan X Cabang Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2022. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian berjumlah tiga orang yang terdiri dari dua orang pengemudi dan satu orang pihak manajemen yang dipilih melalui teknik purposif sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor risiko yang memengaruhi kecelakaan kerja di jalan, yaitu faktor manusia, lingkungan dan manajemen K3. Faktor manusia yang ditemukan adalah perilaku tidak selamat pengemudi meliputi mengantuk, kurang berkonsentrasi dan gagal menjaga jarak, faktor lingkungan meliputi perilaku pengguna jalan lain yang memotong jalur dan berhenti mendadak, serta faktor manajemen K3 adalah kurangnya pengawasan manajemen. Pengemudi bus disarankan untuk mengutamakan keselamatan dan mematuhi setiap peraturan lalu lintas, untuk pihak manajemen direkomendasikan untuk meningkatkan pemantauan, memberikan pelatihan rutin, mengatur jadwal kerja dan menyediakan fasilitas istirahat kepada pengemudi untuk meminimalisir risiko kelelahan dan kurang konsentrasi pada pengemudi saat bekerja

    Pertanian dan Irigasi Kolonial di Bone, 1911-1942

    Get PDF
    In the early decades of the 20th century, the Dutch East Indies government implemented the "ethical policy" in Bone. Bone was a potentially lucrative land that provided surplus growth to the economy, with the majority of its population relying on agriculture. The land was primarily managed by a rain-fed system, which presented opportunities for improving irrigation and increasing production. The purpose of this research is to understand how irrigation development supported agriculture in Bone between 1911 and 1942. The study employs historical methods consisting of heuristic, verification, interpretation, and historiography stages. The sources include documents, artifacts, newspapers, and magazines. The findings indicate that irrigation served as a transitional means of peace in the traditional-to-modern way of life for the community. Irrigation development was implemented gradually, from dam structures to canal channels, and built semi-permanently and permanently. Irrigation was intensively developed from 1920 to 1942 in Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, and Padang Lampe. These developments resulted in increased agricultural production and the export of crops through shipping and trading activities at Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro and Barebbo ports.Dekade awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda melaksanakan kebijakan politik etis di Bone. Bone merupakan lahan potensial yang memberikan surplus terhadap pertumbuhan ekonomi. Mayoritas masyarakatnya bergantung pada pertanian. Lahan yang dikelola didominasi sistem tadah hujan, memberikan peluang pendekatan tersedianya kebutuhan air dan peningkatan produksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembangunan irigasi dalam menopang pertanian di Bone kurun tahun 1911-1942. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, terdiri dari tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Sumber diperoleh berupa arsip, artefak, koran, dan majalah. Hasil penelitian menunjukkan irigasi menjadi sarana perdamaian transisi kehidupan masyarakat tradisional ke modern. Pembangunan irigasi dilaksanakan secara bertahap, dari bangunan bendung hingga saluran kanal, dan dibangun secara semi dan permanen. Irigasi dibangun secara intensif dari Kurun tahun 1920-1942, di Lerang, Maradda, Palakka, Pattiro, Palengoreng, Amali, Wolangi, Melle, Pacing, Bengo, Lanca, dan Padang Lampe. Pembangunan tersebut menunjukkan peningkatan hasil produksi dan ekspor hasil pertanian melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan di pelabuhan Pallime, Bajoe, Ujung Pattiro dan Barebbo

    KELOMPOK MEKAR JAYA: WADAH PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SEBAGAI PENGGERAK EKONOMI MASYARAKAT DAN OPTIMALISASI POTENSI TANAMAN PURUN DI KELURAHAN PALINGKAU BARU

    Get PDF
    Tujuan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan di Kelurahan Palingkau Baru adalah membantu perempuan pengrajin anyaman purun dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan, dan pendapatan usahanya. Salah satu metode awal yang digunakan adalah melalui pembentukan kelompok pengrajin anyaman purun. Berdasarkan wawancara hasil observasi ditemukan bahwa pengrajin purun yang tersebar di Kelurahan Palingkau Baru belum memiliki ikatan kelompok. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin purun antara lain: Bahan baku tidak tercukupi; Produksi masih secara tradisional belum ada sentuhan teknologi; Manajemen pengelolaan usaha masih belum optimal; Pemasaran masih terbatas dan masih menggantungkan satu tengkulak; Keterampilan dalam diversifikasi produk anyaman purun masih terbatas dalam produk tikar dan bakul. Melihat Permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian yang telah kami berikan kepada pengrajin purun antara lain: Melakukan musyawarah pembentukan kelompok pengrajin purun dengan dipandu oleh ketua RT dan Ketua LPMK; Membuatkan surat keterangan kelompok purun yang telah disetujui oleh pihak kelurahan untuk mendaftarkan kelompok pengrajin purun di Dinas Perindagkop UMKM agar mendapatkan pembinaan lebih lanjut; Berkolaborasi dengan Dinas Perindagkop UMKM Kabupaten Kapuas untuk melakukan pelatihan terkait dengan Diversifikasi produk anyaman purun dan digital Marketing; Pembuatan Logo usaha purun oleh mahasiswa peserta KKN Kebangsaan kepada masing-masing pengrajin purun. Kata Kunci: Purun, Pemberdayaan, Diversifikasi, Pemasaran   ABSTRACT  MEKAR JAYA GROUP: WOMEN EMPOWERMENT AS A ACTIVATOR OF COMMUNITY ECONOMY AND OPTIMIZATION OF THE PURUN POTENTIAL IN PLINGKAU BARU. The aim of the KKN Program in the Calonkau Baru Sub-District is to help purun woven craftswomen to be able to Increase their knowledge, skills, and business income. One of the initial methods used was through the formation of a group of purun woven craftswomen. Based on the results of observations, it was found that purun craftswomen who were spread across the Mostkau Baru Village did not yet have a business group. In addition, the problems faced by purun craftswomen include Insufficient raw materials, Production still traditionally without a touch of technology, Business management still not optimal, Marketing still limited and still depends on one middleman, skills in the diversification of purun woven products still limited to mats and baskets. Based on these problems, the community service activities that we provided to purun craftswomen include: Conducting deliberations to form purun craftswomen business group guided by the head of the RT and the head of the LPMK; Making a certificate of purun business group that has been approved by the village administration to register purun craftswomen groups at the UMKM Perindagkop Service in order to get further guidance; Collaborating with the Kapuas Regency UMKM Perindagkop Service to conduct training related to the diversification of purun woven products and digital marketing; and Making a purun business logo by KKN students for each purun craftswomen.  Keywords: Purun, Empowerment, Diversification, Marketin

    PENATAAN KELURAHAN KAMBIOLANGI SEBAGAI SENTRA BUDIDAYA PERTANIAN DENGAN PENDEKATAN ECHO-TEC

    Get PDF
    Penataan Kelurahan Kambiolangi Sebagai Sentra Budidaya Pertanian Dengan Pendekatan Echo-Tec, Nurman Jaya. Kambiolangi adalah salah satu Kelurahan yang berada di kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Yang memiliki luas wilayah 3,5 Km2 dan berjarak 33 Km dari Kota Enrekang dengan ketingian 1300-1750 Meter dari permukaan laut (MDPL).  Kelurahan kambiolamgi memiliki lahan pertanian yang luas dan mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah bertani, yang dapat dikembangkan sebagai kontribusi dalam perekonomian daerah. Berdasarkan potensi yang ada maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan penataan Kawasan pertanian. Maka diperlukan adanya penataan sentra budidaya pertanian dengan pendekatan eco-tech yang fokus terhadap penerapan pertanian modern dan pemeliharaan lingkungan. Metode yang diterapkan berupa survei di lapangan untuk mengetahui kondisi awal, potensi dan kendala sumberdaya wilayah serta kebijakan sektoral dan kebijakan pembangunan daerah kemudian  dianalisis hingga menghasilkan rancangan berupa desain penataan kawasan pertanian di kelurahan kambiolangi. Dalam desain ini terdapat beberapa perencanaan yaitu perencanaan kawasan pertanian, perencanaan kawasan kuliner/industri olahan hasil pertanian, Gedung pengemasan hasil pertanian, area pengolahan sampah, area parkiran pasar dan Kawasan olahraga kelurahan kambiolangi serta desain perencanaan fasilitas penunjang seperti taman, tugu salak sebagai icon dan papan petunjuk arah. Hasil dari Penataan kawasan pertanian kelurahan kambiolangi ini diharapkan menjadi referensi bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang ada sehinggga kelurahan kambiolangi menjadi pusat budidaya Pertanian di kabupaten enrekang yang mandiri, berkelanjutan dan berwawasan lingkunga

    HOTEL WISATA PANTAI PITURA DI WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA DENGAN TEMA ARSITEKTUR TRADISIONAL MEKONGGA

    Get PDF
    Penelitian ini berlokasi di jalan Pitura, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang terdapat di Wisata Pantai Pitura yaitu, belum tersedianya sarana penunjang  akomodasi/penginapan di kawasan wisata tersebut. oleh sebab itu, diperlukan segera mungkin pembangunan hotel pada kawasan wisata pantai pitura Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, yang dalam perancangannya menggunakan konsep desain Arsitektur Tradisional Mekongga, yaitu menyajikan kembali Arsitektur Tradisional Mekongga kedalam bangunan hotel tersebut. adapun untuk bentuk fisik bangunan mengadopsi bentuk timpa  laja' dari rumah adat  bokeo suku mekongga serta ornamen yang ada pada rumah adat tersebut dan juga warna-warna  yang digunakan pada bangunan yang masing-masing memiliki makna tersendiri. dalam kompleks bangunan hotel wisata pantai pitura terdapat 15 massa bangunan  yaitu bangunan utama satu massa, bangunan restoran satu massa, bangunan family cottage empat massa, bangunan standar cottage dua massa, bangunan musollah satu massa, bangunan tempat wudhu satu massa, bangunan salon satu massa, bangunan toilet umum satu massa, bangunan ruang sewa alat satu massa, bangunan ruang bilas dan loker satu massa, bangunan tim sar satu massa, bangunan pos skurity empat massa, bangunan ruang ME satu massa, bangunan menara pengawas satu massa dan terakhir bangunan gazebo sebanyak 16 massa, sehingga total keseluruhan bangunan sebanyak 15 massa. penggunaan material pada bangunan terdiri dari dua macam material yaitu penggunaan material tradisional dan moderen.  material tradisional yang digunakan  adalah kayu, batu bata merah dan daun nipah yang menjadi material penutup atap pada bangunan cottage, bangunan menara pengawas dan bangunan gazebo, sedangkan untuk material moderen yang digunakan adalah beton yang menjadi material dinding lantai dan struktur pada bangunan tertentu. maka dari hasil rancangan hotel wisata pantai pitura ini diharapkan dapat menjadi ciri khas atau simbol dari wisata tersebut dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta memperbaiki Sosial Budaya masyarakat setempat, dan juga dapat menjadi Icon terbaru atau Landmark khusus di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

    Respon Fisiologis dan Hematologi Kelinci Rex yang diberi Pakan Mengandung Indigofera zollingeriana

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan mengandung daun indigofera (Indigofera zollingeriana) terhadap respon fisologis dan hematologi kelinci Rex. Penelitian menggunakan 4 ekor kelinci Rex betina yang dibagi menjadi 2 perlakuan. P0 merupakan perlakuan tanpa mengandung daun indigofera, P1 merupakan perlakuan pakan mengandung 20 % daun indigofera. Variabel yang diamati dalam penelitian yaitu: laju respirasi, denyut jantung, suhu rektal, suhu kulit, kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, nilai, jumlah leukosit, dan kadar glukosa. Data respon fisiologis didapatkan dari masing-masing 4 ekor kelinci di tiap perlakuan. Data respon fisiologis dianalisis menggunakan T-test, dan data hematologi didapatkan dari masing-masing dua ekor kelinci dari tiap perlakuan, dan data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pemberian daun indigofera tidak memberikan pengaruh pada respon fisiologis kelinci. Hematologi kelinci yang diberi pakan daun indigofera masih dalam batas normal. Kelompok diet non-indigofera memiliki hemoglobin 11,5; eritrosit 3,7 × 106/mm3;  37,7 %; leukosit 9,8 × 103/mm3 dan glukosa 77,5 mg/dL. Kelinci pada kelompok indigofera memiliki hemoglobin 12,2, jumlah eritrosit 4,15 × 106/mm3,  39,55 %, leukosit 12,9 × 103/mm3 dan glukosa 87,0 mg/dL. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa daun indigofera dapat digunakan hingga level 20 % tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap respon fisiologis dan hematologi kelinci Rex

    STUDI SISTEM PENGATURAN FREKUENSI MENGGUNAKAN CAPACITOR VOLTAGE TRANSFORMER (CVT) PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

    Get PDF
    The need of accurate and reliable information on the environment PLN, bring the experts to design a system frequency of communication and information to be superimposed to the network system Air Channel High Voltage (SUTT) 150 KV. One of the tools that support the workings is Capacitor Voltage Transformer (CVT) that is merging several capacitors as coupling components in Power Line Carrier (PLC). After the discussion, was obtained the value of capacitance from Capacitor Coupling Transformer (CVT) is used. Where the value of the capacitance is calculated based on the frequency that will be superimposed on SUTT. The value of frequencies superimposed on Air Channel High Voltage (SUTT) is ranges between 50 KHz to 500 KHz, and be adapted by the needs of communication used. In the calculation of the frequency of 50 Hz obtained impedance value is 530,7855626 Ohm, at a frequency of 50 KHz obtained impedance value is 0,530785563 Ohm, at a frequency of 100 KHz obtained impedance value is 0,265392781 Ohm, at a frequency of 200 KHz obtained impedance value is 0,132696391 Ohm, at a frequency of 300 KHz obtained impedance value is 0,08846426 Ohm, at a frequency of 500 KHz obtained impedance value is 0,053078556 Ohm. It can be concluded that the greater the frequency the smaller the passing CVT impedance values, as well as to the contrary Keywords: impedance, current, and capacitance

    Pemberian Pakan Komplit Mengandung Tepung Daun Gliricidia sepium terhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Serat Kasar pada Kelinci Rex

    Get PDF
    This study aims to evaluate the effect of using Gliricidia sepium leaf meal in feed on the digestibility of dry matter, organic matter, and crude fiber of Rex rabbits. The study used 12 Rex rabbits which were grouped into 3 feed treatment groups. Group P0 is the control group, Group P1 is fed with 5% Gliricidia sepium leaf meal. Group P2 was fed with 10% Gliricidia sepium leaf meal. The variables observed were dry matter consumption, dry matter digestibility, organic matter digestibility and crude fiber digestibility. The data obtained were analyzed using ANOVA. The results showed that the use of Gliricidia sepium leaf powder did not have a significant effect on the consumption and production of rabbit dry matter. The average dry matter consumption of rabbits ranged from 90.67 to 103.76 g/head/day. The treatment had a very significant effect (P<0.01) on the digestibility of dry matter, organic matter, and had a significant effect (P<0.01) on the digestibility of crude fiber. Based on the DMRT test, on dry matter digestibility, P0 (69.74 ± 1.02 %) and P1 (67.55 ± 2.39 %) were very significantly different from P2 (63.26 ± 1.81 %). Based on the DMRT test, on organic matter digestibility, P0 (69.23 ± 0.84 %) and P1 (67.41 ± 2.27 %) were very significantly different from P2 (62.35 ± 1.80 %). Based on the DMRT test, on crude fiber digestibility, P0 (67.92 ± 0.96 %) was very significantly different from P1 (63.41 ± 3.59 %) and P2 (67.93 ± 1.67 %). The conclusion from the study was that the use of Gliricidia sepium leaf meal up to 5% had no effect on the digestibility of dry matter, organic matter, and crude fiber in Rex rabbits.   Key words: digestibility, pellet, tannin   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung daun Gliricidia sepium dalam pakan terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, dan serat kasar pada kelinci Rex. Penelitian menggunakan 12 ekor kelinci Rex yang dikelompokkan dalam 3 kelompok perlakuan pakan. Kelompok P0 merupakan kontrol, Kelompok P1 pakan dengan kandungan 5% tepung daun Gliricidia sepium. Kelompok P2 pakan dengan kandungan 10% tepung daun Gliricidia sepium. Variabel yang diamati adalah konsumsi bahan kering, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan kecernaan serat kasar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun Gliricidia sepium tidak memberikan pengaruh nyata terhadap konsumsi dan produksi bahan kering kelinci. Rataan konsumsi bahan kering kelinci berkisar pada 90,67 sampai 103,76 g/ekor/hari. Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, dan berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kecernaan serat kasar. Berdasarkan uji DMRT, pada kecernaan bahan kering, P0 (69,74±1,02 %) dan P1 (67,55±2,39 %) berbeda sangat nyata dengan P2 (63,26±1,81%). Berdasarkan uji DMRT, pada kecernaan bahan organik, P0 (69,23±0,84 %) dan P1 (67,41±2,27 %) berbeda sangat nyata dengan P2 (62,35±1,80 %). Berdasarkan uji DMRT, pada kecernaan serat kasar, P0 (67,92±0,96 %) berbeda sangat nyata dengan P1 (63,41±3,59 %) P2 (67,93±1,67 %). Kesimpulan dari penelitian bahwa penggunaan tepung daun Gliricidia sepium sampai 5% tidak memberikan pengaruh terhadap kecernan bahan kering, bahan organik, dan serat kasar pada kelinci Rex
    corecore