26,093 research outputs found

    A Final Chapter on Bishop Amat

    Get PDF
    Thaddeus Amat was the Vincentian bishop of the diocese of Monterey, California who died in 1878. In 1962, his remains had to be moved. When the casket was opened, his body had not decomposed. Francis J. Weber was assigned to investigate and could not find a natural explanation for the preservation of the remains. He also could not say whether the preservation was due to Amat’s holiness. Amat’s career and funeral are described

    Violation of Ferromagnetic Ordering of Energy Levels in Spin Rings by Weak Paramagnetism of the Singlet

    Full text link
    For the quantum Heisenberg antiferromagnet with spin-jj on a bipartite, balanced graph, the Lieb-Mattis theorem, ``Ordering of energy levels,'' guarantees that the ground state is a spin singlet, and moreover, defining EminAF(S)E^{\textrm{AF}}_{\min}(S) to be the minimum eigenvalue of the Hamiltonian in the invariant subspace consisting of all spin SS vectors, Stot2ψ=S(S+1)ψ\boldsymbol{S}_{\mathrm{tot}}^2 \psi = S(S+1)\psi, the function EminAF(S)E^{\textrm{AF}}_{\min}(S) is monotonically increasing for 0SjV0\leq S\leq j|\mathcal{V}|. For the ferromagnet, the absolute ground state is EminFM(jV)E_{\min}^{\textrm{FM}}(j|\mathcal{V}|). We say that the graph satisfies ``ferromagnetic ordering of energy levels'' at order nn, or FOEL-nn, if two properties hold: (1) EminFM(jV)EminFM(jVn)E_{\min}^{\textrm{FM}}(j|\mathcal{V}|)\leq \dots \leq E_{\min}^{\mathrm{FM}}(j|\mathcal{V}|-n), and (2) EminFM(jVn)EminFM(jVm)E_{\min}^{\mathrm{FM}}(j|\mathcal{V}|-n)\leq E_{\min}^{\mathrm{FM}}(j|\mathcal{V}|-m) for all mnm\geq n. Caputo, Liggett and Richthammer proved a theorem which generally implies FOEL-11 is true. Apparently E0FM(0)<E0FM(1)E_0^{\mathrm{FM}}(0) <E_0^{\mathrm{FM}}(1) for sufficiently long spin rings, Z/LZ\mathbb{Z}/L\mathbb{Z} with even length LL. So FOEL-nn does not hold for n=jL1n=jL-1. We consider E0FM(1)E0FM(0)E_0^{\mathrm{FM}}(1)-E_0^{\mathrm{FM}}(0) using linear spin-wave analysis and numerical computation. Using the Bethe ansatz, Sutherland already considered the spin ring with j=1/2j=1/2 and notably proved weak paramagnetism. But we also present evidence for j>1/2j>1/2.Comment: 15 pages, 6 figure

    Evaluasi Pelaksanaan dan Perumusan Strategi Keberlanjutan Program Akuaponik untuk Kesejahteraan Masyarakat

    Get PDF
    Serving Lecturer activity is one of the community service programs organized by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB as an effort to develop and apply Science and Technology for the welfare of the community. This activity was held in Muncangela Village, Cipicung District, Kuningan Regency. The stages of this activity are socialization, counseling, mentoring, Focus Group Discussion (FGD), implementation of activities, and formulation of strategies for the sustainability of the akuaponiks program. Based on the research results, to realize the sustainability of these activities, there are strategic assumptions obtained from experts and analyzed by the SAST method. The assumptions are selected based on the level of importance and the level of certainty and are integrated into a strategy called "TERAS". The strategy includes governance and government programs, education to the community, relationships, action, and synergy.Serving Lecturer activity is one of the community service programs organized by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB as an effort to develop and apply Science and Technology for the welfare of the community. This activity was held in Muncangela Village, Cipicung District, Kuningan Regency. The stages of this activity are socialization, counseling, mentoring, Focus Group Discussion (FGD), implementation of activities, and formulation of strategies for the sustainability of the akuaponiks program. Based on the research results, to realize the sustainability of these activities, there are strategic assumptions obtained from experts and analyzed by the SAST method. The assumptions are selected based on the level of importance and the level of certainty and are integrated into a strategy called "TERAS". The strategy includes governance and government programs, education to the community, relationships, action, and synergy

    Analisis Level Kemampuan Pemahaman Matematis dan Metakognitif Siswa SMP

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level kemampuan pemahaman matematis dan level metakognitif pada siswa SMP. Pengukuran level kemampuan pemahaman matematis menggunakan soal penilaian harian sesuai dengan indikator kemampuan pemahaman yang sudah divalidasi oleh dosen pendidikan matematika dan guru matematika. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri Kota Bekasi dengan populasi 1 kelas dengan jumlah 32 siswa, dengan sampel 6 siswa menggunakan kriteria hasil kemampuan pemahaman matematis yaitu istimewa, amat baik, baik, cukup, kurang dan amat kurang. Hasil pada penelitian ini (1) kemampuan pemahaman matematis dari 32 siswa memiliki rata-rata dengan kriteria amat kurang; (2) hanya siswa yang memiliki kriteria istimewa dan amat baik yang memiliki level metakognitif di atas 1, sedangkan kriteria baik sampai amat kurang memiliki metakognitif di level 1; (3) metakognitif bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa

    J-LIFESTYLE PLAZA

    Get PDF
    1. Latar Belakang Kurangnya ruang terbuka di Yogyakarta terlihat dari banyaknya pergeseran fungsinya. Sebagai contoh kawasan UGM (Graha Saba) menjadi area berjualan, berolahraga, atau hanya jalan-jalan dan makan pagi di hari minggu. Dilain tempat tepatnya di ujung Jl.Malioboro sebelah selatan menjadi area berkumpul dari semua golongan, pecinta sepeda kumbang, klub-klub motor, area berjualan dan orang yang melepas lelah setelah jalan-jalan di jalan tersebut. Area alun-alun Keraton masih berfungsi sebagai ruang publik, tetapi masih terasa kurang yaitu hanya terdapat dua pohon beringin sebagai peneduh. Untuk berjalan di siang hari terasa amat panas dan berdebu sehingga aktifitas di alun-alun hanya dilakukan di malam hari dan minggu pagi. Yogyakarta terkenal sebagai kota yang kental akan budaya seninya. Banyak seniman yang lahir dari kota Yogyakarta salah satunya dikarenakan adanya Institut Seni Indonesia yang sangat berpengaruh pada perkembangan seni di Yogyakarta. Performance Arts (seni yang dilakukan sesaat/merupakan suatu kejadian) yang menyatakan sebuah kritik social terkadang dilakukan mahasiswa-mahasiswa ISI di jalan, dari masyarakat Yogyakarta sendiri aksi trsebut sangatlah menghibur. Salah satu hiburan berupa pagelaran-pagelaran seni yang terkadang tidak terekspose di masyarakat umum, hanya dikalangan seniman saja yang biasanya tahu. Suatu pementasan seni tidak hanya seni musik saja yang bias menjadi hiburan. Selain itu performance arts dapat menjadikan sesuatu yang menarik sebagai salah satu hiburan, sehingga bias terangkat di masyarakat umum. Banyaknya masyarakat pendatang dari luar daerah Yogyakarta membuat pola hidup masyarakat Yogyakarta berubah menjadi pola hidup konsumtif. Dilihat dari bertambahnya mall di Yogyakarta. Mall-mall tersebut memiliki tipe-tipe yang sama yaitu mall yang masih tertutup dengan pengkondisian udara buatan. Masyarakat Yogyakarta membutuhkan sesuatu yang baru selain area perbelanjaan tertutup, tetapi dapat melakukan aktifitas-aktifitas secara bersamaan dalam satu waktu. Aktifitas Yogyakarta yang tidak pernah mati selalu ramai hingga pagi lagi member potensi yang menarik. Yogyakarta terkenal dengan masakan khasnya dan Jl. Malioboro menjadi tempat keharusan untuk didatangi. Di Malioboro terdapat kaki lima dan tenda lesehan yang berderet sepanjang koridor jalan. Hal tersebut yang membuat khas kota Yogyakarta dikalangan wisatawan dalam negeri atau luar negeri. J-Lifestyle Plaza adalah suatu alternative jawaban yang diharapkan tepat untuk semua kebutuhan masyarakat Yogyakarta baik itu seniman atau masyarakat umum dan pendatang-pendatang yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dari luar kota yang mengambil studi di Yogyakarta. Hadir dengan konsep modern namun masih mencerminkan atau mewadahi berbagai kegiatan ruang terbuka umum khas masyarakat Yogyakarta. Pengunjung dapat berjalan di area terbuka dengan pohon-pohon yang rindang melepas lelah setelah seharian bekerja. Terdapat juga amphitheater, kios-kios menjual karya seni dan tempat untuk memamerkan sebuah karya seni di area pedestrian sebagai fasilitas seni, sehingga pengunjung dapat menikmati jalan-jalan, makan, maupun hanya bersantai dengan sebuah pagelaran seni. Selain itu J-Lifestyle Plaza mengaplikasikan tenda lesehan seperti di Jl. Malioboro sehingga dapat menjadi sebuah cirri khas kota Yogyakarta dengan suasana baru. 2. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan Memperoleh dasar-dasar dalam merencanakan dan merancang J-Lifestyle Plaza sebagai sarana berkumpul dan bersantai masyarakat Yogyakarta atau ruang terbuka umum. 2) Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok (proses dasar) atas perencanaan dan perancangan J-Lifestyle Plaza berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (design guideline aspect). 3. Manfaat 1) Secara Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP dan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam eksplorasi desain yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. 2) Secara Obyektif Sebagai sumbangan terhadap perencanaan J-Lifestyle Plaza di Yogayakarta, dan sebagai sumbangan kepada perkembangan ilmu dan pengetahuan arsitektur pada khususnya. 4. Ruang Lingkup 1) Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan J-Lifestyle Plaza sebagai suatu ruang yang didominasi oleh ruang terbuka (public space) di kota Yogyakarta yang dapat memenuhi kebutuhan masyarkat Yogya akan sarana rekreatif yang sesuai dengan cirri khas Yogyakarta. 2) Ruang Lingkup Spasial Secara administrative daerah perencanaan terletak di Pulau Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih spesifik, daerah perencanaan terletak di daerah kota Yogyakarta/urban. 5. Metode pembahasan Metode pembahasan menggunakan metode deskriptif-komparatif, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder serta mengadakan studi perbandingan kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Tahap pengumpulan data yang dimaksud meliputi : Data Primer Melakukan survey lapangan/pengamatan, pada kegiatan dan gaya hidup (lifestyle) masyarakat Yogyakarta sehari-hari yang akan mempengaruhi kebutuhan fasilitas J-Lifestyle Plaza yang akan dating. Data Sekunder Studi literature dari buku-buku yang menjelaskan tentang ruang terbuka (public space), pola sirkulasi, fasilitas dan aktifitas dalam suatu ruang terbuka berwujud plaza. Dan studi literature tentang pasar seni dan mall yang akan digunakan sebagai fasilitas penunjang dari taman kota tersebut. Mengumpulkan data yang berkaitan seperti data kebijaksanaan, peraturan yang berlaku, keadaan social budaya masyarakat, peta kondisi wilayah seperti pola penggunaan lahan, jaringan utilitas, transportasi dan jenis tanah di Yogyakarta. 6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan untuk menyusun Laporan Program Perencanaan dan Perancangan J-Lifestyle Plaza ini adalah : BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang dari perencanaan dan perancangan J-Lifestyle Plaza, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan dan metode pembahasan serta sistematika pembahasan. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi tentang tinjauan umum mengenai public space, taman kota sebagai ruang terbuka umum, pasar seni, dan mall sebagai bangunan penunjang. Dan berisi tentang fungsi, pelaku dan aktifitas taman kota, pasar seni, dan mall. BAB III Tinjauan J-Lifestyle Plaza di Yogayakarta Berisi tentang tinjauan kota Yogyakarta. Dan tinjauan khusus mengenai lifestyle/gaya hidup dan budaya masyarakat Yogyakarta, dalam baba ini juga dipaparkan mengenai studi banding yakni Taman Menteng di Jakarta, Pasar seni Ancol dan Ci-Walk di Bandung yang dapat dijadikan gambaran mengenai wujud public space yang akan dirancang. BAB IV Kesimpulan, Batasan, dan Anggapan Berisi kesimpulan yang didapat dari bab-bab sebelumnya beserta batasan dan anggapan yang memungkinkan untuk mempermudah dalam menganalisa dan melakukan pendekatan program perencanaan dan perancangan. BAB V Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Menguraikan tentang dasar-dasar pendekatan perencanaan yang meliputi pendekatan lokasi dan tapak, dan masterplan kota Yogayakarta. Kemudian menguraikan tentang dasar pendekatan aspek perancangan yang meliputi pendekatan pelaku dan aktivitas, kebutuhan ruang, hubungan ruang, luas ruang dan aspek-aspek perancangan yakni aspek teknis, aspek kinerja dan aspek arsitektural. BAB VI Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Merupakan rangkuman dari pendekatan pada bab V yang berisi tentang lokasi dan tapak terpilih, studi besaran tapak, program ruang, dan aspek-aspek perancangan

    INFORMASI PARSIAL DAN MIGRASI PERINGKAT KREDIT UPAYA MENCEGAH KREDIT BERMASALAH

    Get PDF
    Informasi memegang peran yang amat penting dalam era globaJisasi. Migrasi peringkat kredit juga merupakan salah satu faktor yang memiliki peran yang amat penting dalam pengelolaan risiko, khususnya risiko kredit. Informasi memiliki hubungan yang erat dalam penentuan adanya migrasi peringkat kredit

    PENGARUH MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG SEDERHANA DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah menggunakan media flashcard dapat meningkatkan keterampilan berhitung sederhana dan perkembangan kognitif pada kelompok A dan B di TKIT Nusantara Banten. Variabel X (media flashcard) memiliki 9 indikator, Y1 (keterampilan berhitung sederhana) memiliki 6 indikator. Variabel Y2 (perkembangan kognitif) terdapat 22 indikator. Desain penelitian menggunakan kuantitatif kausal. Metode penentuan luas wilayah dengan cara purposive sampling. Teknik studi demografi melibatkan 31 anak kelompok A dan B. Teknik pengumpulan data: 1). observasi, 2). wawancara, 3). dokumen. Hasil wawancara kemudian ditransformasikan ke dalam beberapa uji instrumental yaitu uji validitas dan reliabilitas, kemudian dilakukan uji hipotesis klasik yang meliputi uji normalitas, uji validitas, dan uji reliabilitas, uji homogenitas, uji autokorelasi dan uji korelasi, uji heterogenitas, dan terakhir pengujian hipotesis meliputi uji t dan uji F. Hasil uji t X dibandingkan sig Y1&lt;0,05 (0,000). Terdapat pengaruh penggunaan media flashcard terhadap perkembangan kognitif anak kelompok A dan B di TKIT Nusantara Banten. Ada pengaruh media flashcard terhadap kemampuan berhitung sederhana anak kelompok A dan B di TKIT Nusantara Banten

    PERAN SOSIAL MEDIA DALAM MENINGKATAN PEREKONOMIAN PELAKU UMKM DI DESA JALUPANG

    Get PDF
    Sejalan dengan program yang digalakan pemerintah daerah Kabupaten Subang yang bertajuk Subang Jawara yang merupakan kepanjangan dari Jaya, Istimewa, dan Sejahtera maka salah satu aspek yang harus diwujudkan adalah menggalakan potensi ekomomi yang ada di setiap wilayah di Kabupaten Subang. Kabupaten Subang di di dominasi wilayah pedesaan yang menghasilkan beragam hasil bumi, yang kemudian di olah menjadi beragam produk penganan yang di hasilkan oleh usaha individu maupun kelompok UMKM. Dalam kegiatan pengabdian ini peneliti mencoba menitik beratkan pada peran sosial media dalam upaya meningkatkan perekonomian pelaku UMKM di Desa Jalupang. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam pengabdian ini yaitu bagaimana rancangan strategi pemasaran UMKM Olahan Jamur Tiram di Desa Jalupang. Adapun tujuan dari pengabdian ini adalah: 1)Mengedukasi masyarakat terkait potensi ekonomi dari hasil olahan jamur tiram, 2) Mengetahui potensi UMKM Desa Jalupang terutama terkait strategi promosi penjualan melalui media sosial yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomiannya. Metodologi pengabdian yang dilakukan adalah penelitan lapangan (Field Research). Peneliti mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah. Sehingga diharapkan dengan pengabdian ini adanya hubungan antara peran sosial media terhadap peningkatan perekonomian pelaku UMKM di Desa Jalupan

    STUDI KETAHANAN NASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE WAYANG DAN KETAHANAN BUDAYA

    Get PDF
    untuk sosialisasi dan penanaman tanaman obat yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk obat tradisional khususnya pengobatan alternatif untuk hipertensi. Metode pengabdian yang dilakukan terdiri dari dua tahapan, yaitu penyuluhan dan penanaman TOGA. Hasil evaluasi kepuasan peserta menunjukkan kegiatan penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan lancar terutama materi yang disampaikan sudah sesuai kebutuhan dan penyampaiannya juga sudah jelas dan mudah dipahami oleh peserta sehingga penyuluhan dinilai bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah hipertensi di lingkungan Desa Tabing Rimbah
    corecore