5 research outputs found

    SISTEM PENGETAHUAN DAN KEARIFAN LOKAL “DABOM” DI KAMPUNG MURIS, DISTRIK DEMTA KABUPATEN JAYAPURA PAPUA

    Get PDF
    Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang mengandung nilai-nilai luhur dan dipedomani, diterapkan dan ditaati oleh masyarakat secara turun-temurun dan telah terbukti berhasil dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, sehingga masih sangat relevan digali dan diadopsi dalam sistem pengelolaan modern yang seringkali tidak dapat menjawab tujuan dari pengelolaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali sistem kearifan lokal di Kampung Muris Besar, guna mendukung pengelolaan sumber daya pesisir dan laut berkelanjutan sebagai model pengelolaan. Penelitian ini menggunakan tiga metode pendekatan, yakni studi literatur, survei, dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sistem kearifan lokal Dabom memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi terkait dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Kampung Muris Besar. Oleh karena itu, praktik Dabom tidak hanya menjadi model pengelolaan di kampung Muris guna mempertahankan sumber daya pesisir dan laut yang ada, tetapi juga telah menjaga eksistensi masyarakat Kampung Muris Besar sebagai Masyarakat Adat dalam mengelola sendiri sumber daya yang dimilikinya.Local wisdom is knowledge that contains noble values and is guided, applied and adhered to by the community from generation to generation and has been proven to be successful in managing coastal and marine resources so that it is still very relevant to be explored and adopted in modern management systems. The purpose of this study is to explore the local wisdom system in Muris Besar Village in order to support sustainable coastal and marine resource management as a management model. This research uses three approach methods, namely literature study, survey, and in-depth interviews. Results indicated that the Dabom local wisdom system had very high values related to the management of coastal and marine resources which the people of Muris Besar Village still adhere to. Therefore, the practice of Dabom has not only become a management model in Kampung Muris Besar to maintain existing coastal and marine resources, but has also maintained the existence of the people of Kampung Muris Besar as Indigenous Peoples in managing their own resources

    Analisis Kerentanan Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir Teluk Depapre, Jayapura, Papua

    Get PDF
    Understanding the vulnerability of livelihoods is very important in identifying and developing alternative livelihoods for communities to achieve their welfare. Alternative livelihoods are intended so that people do not depend their livelihoods entirely on the use of natural resources. Thus, the exploitation pressure on natural resources, especially the coast and the sea can be minimized. The purpose of this study is to analyze the level of livelihood vulnerability of the people in Depapre Bay using the Livelihood Vulnerability Matrix method. The results of the analysis showed that the level of vulnerability of people's livelihoods is in the vulnerable category (2.44), where the variable value is still low in terms of disaster disruption, social networks, savings, means of production, production costs, and fulfillment of basic needs.Keywords: Vulnerability; Livelihood; Coastal Community; Exploitation Pressure; Natural Resources; Teluk Depapre; Papu

    Identifikasi Mata Pencaharian Alternatif Masyarakat Lokal di Calon Kawasan Konservasi Teluk Depapre, Jayapura

    Get PDF
    Teluk Depapre telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional penunjang pembangunan di Provinsi Papua dan juga akan diusulkan sebagai pencadangan kawasan konservasi perairan dipastikan telah memberikan dampak terhadap masyarakat khususnya masyarakat lokal di sekitar kawasan. Tujuan dari penelitian ini, yakni mengidentifikasi, menentukan dan merumuskan strategi pengembangan mata pencaharian alternatif. Penelitian ini menggunakan empat pendekatan yaitu: studi kepustakaan, observasi dan survei serta Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Coastal Livelihood System analysis, analisis Rating Scale dan analisis kelayakan USAha. Berdasaran analisis rating scale, didapatkan sebanyak tiga mata pencaharian alternatif yang teridentifikasi yang sangat potensial dikembangkan, yakni USAha pembuatan ikan asap, penyewaan pondok wisata dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon. Kemudian hasil analisis kelayakan secara finansial dari didapatkan rasio pendapatan terhadap total biaya (BCR) dari ketiga jenis mata pencaharian alternatif tersebut, maka rasio pendapatan tertinggi yakni USAha pembuatan ikan asap (3,70), kemudian USAha penyewaan pondok wisata (2.64), dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (1,62). Berdasarkan efisiensi penggunaan investasi (ROI), maka USAha ikan asap lebih efisien yakni (90%), USAha penyewaan pondok wisata (85%), dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (58%). Berdasarkan Payback Period (PP), yakni berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang lebih cepat dalam satu tahun yakni tercepat USAha ikan asap (0.04), USAha penyewaan pondok wisata (2.17), dan USAha penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (2,32). Mengingat kendala-kendala yang ada dalam pengembangan USAha mata pencaharian tersebut khususnya, ketersediaan bahan baku, modal, dan minat serta penguasaan teknologi yang masih rendah maka perlu strategi pelatihan dan pendampingan oleh stakeholder yang terkait

    Identifikasi Mata Pencaharian Alternatif Masyarakat Lokal di Calon Kawasan Konservasi Teluk Depapre, Jayapura

    Get PDF
    Teluk Depapre  telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional penunjang pembangunan di Provinsi Papua dan juga akan diusulkan sebagai pencadangan kawasan konservasi perairan dipastikan telah memberikan dampak terhadap masyarakat khususnya masyarakat lokal di sekitar kawasan. Tujuan dari penelitian ini, yakni mengidentifikasi, menentukan dan merumuskan strategi pengembangan mata pencaharian alternatif. Penelitian ini menggunakan empat pendekatan yaitu: studi kepustakaan, observasi dan survei serta Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Coastal Livelihood System analysis,  analisis Rating Scale dan analisis  kelayakan usaha. Berdasaran analisis rating scale, didapatkan sebanyak tiga mata pencaharian alternatif yang teridentifikasi yang sangat potensial dikembangkan, yakni usaha pembuatan ikan asap, penyewaan pondok wisata dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon. Kemudian hasil analisis kelayakan secara finansial dari didapatkan rasio pendapatan terhadap total biaya (BCR) dari ketiga jenis mata pencaharian alternatif tersebut, maka rasio pendapatan tertinggi yakni usaha pembuatan ikan asap (3,70), kemudian usaha penyewaan pondok wisata (2.64), dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (1,62). Berdasarkan efisiensi penggunaan investasi (ROI), maka usaha ikan asap lebih efisien yakni (90%), usaha penyewaan pondok wisata (85%), dan penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (58%). Berdasarkan Payback Period (PP), yakni berdasarkan tingkat pengembalian investasi yang lebih cepat dalam satu tahun yakni tercepat usaha ikan asap (0.04), usaha penyewaan pondok wisata (2.17), dan usaha penangkapan ikan dengan bantuan rumpon (2,32). Mengingat kendala-kendala yang ada dalam pengembangan usaha mata pencaharian tersebut khususnya, ketersediaan bahan baku, modal, dan minat serta penguasaan teknologi yang masih rendah maka perlu strategi pelatihan dan pendampingan oleh stakeholder yang terkait

    Jurnal al-hikmah : international journal for religious studies

    No full text
    Jurnal Ilmiah Al-Hikmah yang diterbitkan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) IAIN alauddin Makassar, menerima sumbangan naskah tulisan nberupa artikel hasil telaah dan hasil penelitian dalam bidang keagamaan dan penerbit lainnya.263 hlm. ilus; 23c
    corecore