12 research outputs found

    Konflik Air Irigasi Antar Petani Sawah di Gampong Tanjong Keumala dan Gampong Babah Buloh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan air irigasi yang tidak dapat diakses secara adil karena adanya fakor kepentingan dan juga fasilitas sarana bendungan dan juga saluran irigasi yang tidak efisien, hal tersebut membuat air irigasi yang ada dalam bendungan tidak dapat dimanfaatkan dengan optimal dan merata oleh petani sawah yang ada di Gampong Tanjong Keumala. Kondisi bendungan sangatlah memprihatinkan dengan luas dan kedalaman yang terbilang kecil dan dangkal tentunya sangatlah jauh dari kata cukup untuk menampung air yang akan dimanfaatkan untuk air irigasi dalam pengelolaan padi disawah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu penyebab terjadinya konflik adalah karena ketidakmerataan dalam mengakses air irigasi yang ditandai dengan adanya faktor kepentingan yang dimiliki individu dalam pemanfaatan air irigasi untuk lahan persawahan, kurangnya sosialisasi mengenai sistem irigasi yang dipakai, serta fasilitas saluran iirgasi yang tidak sempurna sertas kondisi bendungan yang terbilang sangat kurang.  Bentuk konflik yang terjadi antara petani sawah Gampong Tanjong Keumala dengan Gampong Babah Buloh adalah konflik horizontal dimana pihak-pihak yang berkonflik memiliki kedudukan dan posisi yang relatif sama. Proses penyelesaian konflik yang capai dalam konflik ini adalah menggunakan metode mediasi sebagai resolusi konflik, pihak yang berkonflik melibatkan pihak ketiga dalam membantu menyelesaikan konflik dengan cara menasehati dan membimbing agar tercapainya kesepakatan perdamaian yang diinginkan, mediasi yang ditempuh dalam konflik air irigasi yang terjadi antar petani sawah Gampong Babah Buloh dan Gampong Tanjong Keumala adalah dengan melibatkan pihak Muspika Kecamatan Sawang untuk berusaha mendamaikan dengan adanya bantuan dari pihak Kabupaten Aceh Utara dalam hal bantuan dana untuk fasilitas irigasi dan bendungan sehingga tercapainya kesepatan dan perdamain yang diinginkan

    Istana Maimoon : Menelusuri Transformasi Socio-Cultural Melalui Sejarah Megah Kesultanan Deli di Medan

    Get PDF
    Social transformation refers to significant changes in the institutions, social norms, and values embedded in society. This change occurs over a long period and impacts the emergence of new social, economic, and political patterns in a community. Istana Maimoon, located in Medan, the capital city of North Sumatra Province, is an example of the social transformation that occurs in the midst of society. The palace is a historical landmark and the legacy of the Deli Sultane, one of the most magnificent palaces still standing in Indonesia. The purpose of social transformation, as noted by Appiah-Kubi, is to create a more just, sustainable society that fulfills the needs and aspirations of all members. Built-in 1888, Istana Maimoon was designed by an Italian architect and dominated by the typical Malay Yellow color. It covers an area of 2,772 square meters and consists of two floors divided into three parts: the main building, the left wing, and the right wing. The palace is influenced by European culture, as seen in the crystal lamps and furniture such as chairs, tables, and wardrobes, while the influence of Islamic.Culture is evident in the curved shapes on some parts of the palace’s roof. The palace’s architecture also features Dutch and Spanish styles, such as wide and tall doors and windows. In front of the palace stands the Masjid Al Maksum or the Great Mosque of Medan. Istana Maimoon is governed by a Deli Sultan who holds a monarchical system of governance. Currently, the Deli Sultanate is ruled by Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, the XIV Sultan of Deli who has been in power since 2005. Over time, Istana Maimoon has undergone transformations, adapting to the changing times, yet still maintaining its historical and cultural significance.Transformasi social merujuk pada perubahan signifikan dalam institusi, norma social, dan nilai yang tertanam dalam masyarakat. Perubahan ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan berdampak pada munculnya pola-pola social, ekonomi, dan politik yang baru disebuah komunitas. Istana Maimoon, yang terletak di Medan, Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, adalah contoh dari transformasi social yang terjadi di tengah Masyarakat. Transformasi social merujuk pada perubahan signifikan dalam institusi, norma social, dan nilai yang tertanam dalam masyarakat. Perubahan ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan berdampak pada munculnya pola-pola social, ekonomi, dan politik yang baru disebuah komunitas. Istana maimoon, yang terletak di Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara adalah contoh dari transformasi social yang terjadi di tengah Masyarakat. Istanan ini merupakan landmark sejarah dan warisan Kesultanan Deli merupakan salah satu istana paling megah yang masih berdiri di Indonesia.Tujuan dari transformasi sosial, seperti yang dicatat oleh Appiah-Kubi, adalah untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil, lestari, dan memenuhi kebutuhan dan aspirasi semua anggotanya. Dibangun pada tahun 1888, Istana Maimoon dirancang oleh seorang arsitek Italia dan didominasi oleh warna kuning khas Melayu. Istana ini mencakup luas area 2.772 meter persegi dan terdiri dari dua lantai yang terbagi menjadi tiga bagian: bangunan utama, sayap kiri, dan sayap kanan. Istana ini dipengaruhi oleh budaya Eropa, seperti yang terlihat pada lampu kristal dan perabotan seperti kursi, meja, dan lemari, sementara pengaruh budaya Islam terlihat pada bentuk-bentuk melengkung pada beberapa bagian atap istana. Arsitektur istana juga menampilkan gaya Belanda dan Spanyol, seperti pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Di depan istana terdapat Masjid Al Maksum atau Masjid Agung Medan. Istana Maimoon diperintah oleh seorang Sultan Deli yang memiliki sistem pemerintahan monarki. Saat ini, Kesultanan Deli diperintah oleh Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam, XIV Sultan Deli yang telah berkuasa sejak tahun 2005. Seiring waktu, Istana Maimoon telah mengalami transformasi, beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap mempertahankan makna sejarah dan budayanya

    PERAMPAM DENE PERNIKAHAN DI SUKU GAYO

    Get PDF
    Penelitian ini memfokuskan pada proses pernikahan perampam dene di kampung Gunung Tunyang dan menfokuskan pada alasan masyarakat masih mempertahankan pernikahan perampam dene di kampung Gunung Tunyang. Penelitian ini menggunakan teori Konflik Sosial Lewis Coser. Menurut Lewis Coser berpendapat bahwatak selamanya konflik berkonotasi negatif, sebaliknya konflik sosial dapat menjadikan konflik itu berkonotasi positif,  Fungsi berkonotasi positif dari konflik menurut Lewis Coser Menurut Coser konflik juga merupakan unsur interaksi yang penting, dan sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa konflik selalu tidak baik atau memecah belah ataupun merusak merupakan cara atau alat untuk mempertahankan, mempersatukan, dan bahkan untuk mempertegas sistem sosial yang ada. Menurut Coser konflik juga merupakan unsur interaksi yang penting, dan sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa konflik selalu tidak baik atau memecah belah ataupun merusak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi.wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pernikahan perampam dene di Kampung Gunung Tunyang adalah (a) Memberitahukan pelaksanaan acara pernikahan perampam dene kepada Reje Kampung (b) Melakukan Pakat Sudere (c) Melaksanakan Acara Tradisi Adat Pernikahan Perampam Dene dan (d) Memberikan Nasihat Terhadap Pemuda Pemudi Kampung Gunung Tunyang. Alasan Masyarakat Masih Mempertahankan Pernikahan Perampam Dene adalah (a) Untuk Menjaga Keamanan Pemuda Pemudi Agar Terhindar Dari Hal Buruk seperti pergaulan bebas dan Jina (b) Masyarakat Masih Menganggap Adanya Hubungan Persaudaraan (c) Masyarakat Masih Menganggap Pernikahan Perampam Dene Sebagai Proses Tradisi Turun-Temurun.This study focuses on the marriage process of perampam dene in Gunung Tunyang village and focuses on the reasons people still maintain perampam dene marriage in Gunung Tunyang village. This research uses Lewis Coser's Social Conflict theory. According to Lewis Coser argues that conflict does not always have a negative connotation, on the contrary social conflict can make the conflict have a positive connotation. dividing or destroying is a way or tool to maintain, unite, and even strengthen the existing social system. According to Coser conflict is also an important element of interaction, and in no way should it be said that conflict is always not good or divisive or destructive. The research method used in this study is a qualitative method. The data collection techniques used in this study are observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that the perampam dene marriage process in Gunung Tunyang Village is (a) Informing the implementation of the perampam dene wedding ceremony to Reje Kampung (b) Performing Sudere Pakat (c) Carrying out the Traditional Wedding Ceremony of Perampam Dene and (d) Providing advice to youth Youth of Gunung Tunyang Village. The reasons people still maintain Perampam Dene's marriage are (a) To maintain the safety of young people so that they avoid bad things such as promiscuity and jina (b) People still consider the existence of brotherly relations (c) People still regard Perampam Dene's marriage as a hereditary tradition process . 

    PERSEPSI MUSLIM, ETIKA DAN NILAI BISNIS DARI KARAOKE SYARIAH

    Get PDF
    Abstrak: Pariwisata halal menjadi tren baru dan menjadi perhatian lebih umat muslim di Indonesia. Adanya pariwsata halal ini tertuang dalam roadmap ekonomi syariah Indonesia yang diharapkan mampu menarik wisatawan lebih karena potensi ekonomi yang besar dari aspek demografi indonesia yang mayoritas muslim. Jenis pariwisata halal yang sudah berkembang di Indonesia diantaranya adalah tempat wisata halal, Hotel Syariah, makanan halal dan masih banyak lagi. Salah satu yang kontroversial dalam pengembangan pariwisata halal yaitu karaoke syariah. Ada aspek yang menjadi perdebatan mengenai karaoke syariah, misalnya persepsi masyarakat muslim mengenai etika yang sesuai dengan al qur’an dan hadis pada kegiatanan karaoke. Disisi lain, adanya karaoke ini menjadi bentuk menggeliatnya perekonomian dari sektor pariwisata. Namun, eksistensi karaoke syariah sepertiya kurang diminati oleh masyarakat karena berbagai sebab seperti persepsi dan etika mayoritas umat muslim, kegagalan ini pernah terjadi pada karaoke syariah di lamongan, tetapi untuk karaoke non syariah malah semakin banyak dan ramai. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan menggunakan pendekatan ini adalah untuk memotret persoalan yang terjadi dilapangan nilai bisnis antara karaoke umum dan karaoke syariah di wilayah yang mayoritas muslim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya dua kelompok konsumen yang mempunyai selera berbeda, ukuran etika yang berbeda dan adanya perspesi yang berbeda. Ada kelompok yang menganggap semua aktivitas di karaoke itu maksiat sehingga meskipun namanya karaoke syariah tetap saja akan merusak citra muslim, dimana hal ini menjadi salah satu penyebab gagalnya karaoke syariah dimlamongan. Bagi kelompok kedua menganggap karaoke umum merupakan tempat yang menyenangkan dan didukung dengan persepsi tidak semua karaoke menyelenggarakan maksiat. Kelompok kedua inilah yang paling banyak di kabupaten lamongan. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat; Etika Masyarakat; Pariwisata Halal; Karaoke Syariah.   Abstract: Halal tourism is becoming a new trend and is of greater concern to Muslims in Indonesia. The existence of halal tourism is contained in the roadmap for Indonesia's sharia economy which is expected to be able to attract more tourists because of the large economic potential from the demographic aspect of Indonesia which is predominantly Muslim. Types of halal tourism that have developed in Indonesia include halal tourist attractions, Sharia hotels, halal food, and many more. One that is controversial in the development of halal tourism is Islamic karaoke. Some aspects that become debatable regarding Syariah karaoke, for example, the Muslim community's perception of ethics by following per under the al-Quran and hadiths in karaoke activities. On the other hand, the existence of karaoke is a form of stretching the economy of the tourism sector. However, the existence of sharia karaoke seems to be less attractive to the public due to various reasons such as the perception and ethics of the majority of Muslims, this failure has occurred in Islamic karaoke in Lamongan, but for non-sharia karaoke, it is, even more, numerous and crowded. This research is a type of qualitative research that uses a phenomenological approach. The purpose of using this approach is to capture the problems that occur in the business value field between public karaoke and Islamic karaoke in Muslim-majority areas. The results of this study indicate that there are two groups of consumers who have different tastes, different ethical measures, and different perspectives. Some groups consider all activities at karaoke to be immoral so that even though the name is sharia karaoke it will still damage the image of Muslims, which is one of the reasons for the failure of sharia karaoke at night. The second group considers public karaoke to be a fun place and is supported by the perception that not all karaoke performs immoral. This second group is the most numerous in Lamongan Regency. Keywords: Public Perception; Community Ethics; Halal Tourism; Sharia Karao

    DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DI SEKITAR WISATA RELIGI MAKAM SUNAN KALIJAGA, DEMAK

    Get PDF
    Abstrak: Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi covid-19 terhadap perilaku masyarakat di sekitar wisata religi makam Sunan Kalijaga. Metode penelitian menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan melalui data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Demak. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami perubahan pada sektor ekonomi dan perilaku masyarakat. Dalam hal ekonomi membuat pendapatan masyarakat berkurang, karena usaha yang dimiliki mereka di sekitar area makam tidak seramai dulu. Kemudian dalam hal perilaku, masyarakat patuh terhadap himbauan dari pemerintah seperti melakukan WFH, jaga jarak, memakai masker lapis/rangkap dua, dan selalu menggunakan hand sanitazer saat bepergian. Kata Kunci: Pandemi, Makam Sunan Kalijaga; Perilaku Masyarakat; PPKM   Abstract: The purpose of writing this article is to find out the impact of the COVID-19 pandemic on the behavior of the people around the religious tourism of Sunan Kalijaga Tomb. The research method is through primer and secondary data obtained through BPS data (Central Bureau of Statistics) Demak Regency. This research found that most of the changes in the economic sector and people's behavior. In terms of economy, people's incomes are reduced, because their businesses around the tomb area are not as busy as they used to be. Then in terms of behavior, the community obeys the advice from the government such as doing WFH, keeping a distance, wearing double layer masks, and always using hand sanitizer when traveling. Keywords: Pandemic; Sunan Kalijaga Grave; Community Behavior; PPK

    Para Pemuja Ramuan Ajaib (Kontsruksi Kecantikan Anti Aging dalam Iklan Sk Ii R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret To Look Younger-Looking Skin)

    Get PDF
    Artikel ini  bertujuan untuk melihat bagaimana sihir kecantikan awet muda yang ditawarkan oleh produk kecantikan anti penuaan SK II R.N.A Power Airy melalui iklan produk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin dapat menghipnotis perempuan untuk memiliki rasa takut dan kecemasan berlebih terhadap penuan. Penggunaan trik yang digunakan dalam kampanye iklan tersebut untuk  menjadikan perempuan sebagai pemuja ramuan ajaib yang paling setia serta takut terhadap penuaan. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Iklan adalah pesan komersial, yakni secara semiotika terdapat tanda dan makna. Melalui pelbagai tanda yang dapat dilihat secara visual tersebut, maka tampilan iklan produk anti penuaan dapat dikaji serta ditafsirkan melalui konteks dan kepentingannya dengan memandang aspek latar budaya dan idiologi yang membentuk tampilan iklan tersebut. Adapun temuan dari artikel ini adanya narasi besar mengenai kecantikan baik secara sadar maupun tidak sadar telah menghegemoni perempuan untuk selalu cantik dan dituntut mempertahankan kecantikannya. Hal ini didukung pula oleh media melaui tayangan iklan kecantikanproduk New SK II R.N.A Power Airy Tang Wei’s Secret to Look Younger-Looking Skin yang ditayangkan melalui media sosial baru seperti instagram, youtube, dan lain sebagainya. Konsep kecantikan yang dicitrakan melalui iklan tersebut yaitu perempuan muda berkulit putih cerah, sebenarnya merupakan sebuah narasi besar yang dianggap sebagai sebuah keharusan yang benar. Konsep kecantikan tersebut dapat menggiring opini khalayak ramai bahwa perempuan yang cantik adalah perempuan berkulit putih, awet muda serta memiliki tampilan tanpa cela sehingga menjadikan perempuan membenci tubuhnya sendiri dan takut terhadap penuaan

    MEMIKIRKAN KEMBALI PEMBANGUNAN BANDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA) PASCA KONFLIK: DAMPAK SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT KULONPROGO, YOGYAKARTA (RETHINKING POST-CONFLICT OF THE DEVELOPMENT OF NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (NYIA): SOCIAL ECONOMIC IMPACT ON THE COMMUNITY OF KULONPROGO, YOGYAKARTA)

    Get PDF
    The construction of the New Yogyakarta International Airport (NYIA) by the Government of Indonesia and PT Angkasa Pura I, which began in 2011, has resulted in a number of vertical conflicts between the government-entrepreneurs and local residents, particularly in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon, and Glagah Village. However, even though conflicts arose and there was opposition from many parties including from an environmental impact analysis, the construction of the NYIA Airport was continued and completed in 2019. This study aims to reveal the social and economic impacts felt by local residents in Jangkaran Village, Sindutan Village, Palihan Village, Kebonrejo Village, Temon Kulon Village, and Glagah Village after the construction of the NYIA Airport. Do local residents get economic and social security for the construction of NYIA Airport? Data were obtained using a qualitative research approach through data collection techniques of observation, FGD, and in-depth interviews with villagers at the research locations and other stakeholders. The results showed that some people were able to adapt to changes in socio-economic conditions after the construction of the NYIA. They are able to find a new job that is better than before so that they are socio-economically more prosperous. However, some people are still not able to adapt so they are still in a cycle of poverty that shackles them.Pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) oleh Pemerintah Indonesia dan PT angkasa Pura I yang dimulai tahun 2011, telah mengakibatkan sejumlah konflik vertikal antara pemerintah-pengusaha dan warga lokal, khususnya di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah. Namun demikian, meskipun konflik muncul dan terdapat penentangan dari banyak pihak termasuk dari analisis dampak lingkungan, pembangunan Bandara NYIA ini tetap dibangun dan selesai pada tahun 2019, bahkan saat ini telah beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan oleh warga lokal di Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Palihan, Desa Kebonrejo, Desa Temon Kulon, dan Desa Glagah pasca pembangunan Bandara NYIA. Apakah warga lokal mendapatkan jaminan ekonomi dan sosial atas pembangunan Bandara NYIA? Data didapat dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif melalui teknik pengumpulan data berupa observasi, FGD, dan wawancara mendalam dengan warga desa di lokasi penelitian serta stakeholders lain yang terlibat. Selain itu, penelitian ini juga dukungan data sekunder dari penelusuran di internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian masyarakat mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi sosial ekonomi pasca pembangunan NYIA. Mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik dari sebelumnya sehingga secara sosial-ekonomi meraka lebih sejahtera. Namun demikian sebagian masyarakat masih belum mampu beradaptasi sehingga masih dalam lingkaran kemiskinan yang membelenggu mereka

    JULO-JULO DALAM KONTEKS PERTUKARAN SOSIAL

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pertukaran sosial dalam kegiatan Julo-Julo serta fungsi pertukaran sosial dalam ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini, yakni teori resiprositas. Dari hasil yang diperoleh Julo-Julo dalam konteks pertukaran sosial di Desa Merah Pupuk, Kecamatan Atu Lintang, Kabupaten Aceh Tengah yaitu Julo-Julo bahan-bahan pokok untuk acara pernikahan dan hajatan merupakan Julo-Julo bahan-bahan pokok yang dikumpulkan oleh ketua pengurus Julo-Julo ketika anggota Julo-Julo menggelar sebuah acara pernikahan dan hajatan. Menggunakan metode Julo-Julo bahan-bahan pokok yaitu sesuai dengan kriteria, di mana kriteria tersebut adalah anggota Julo-Julo yang paling membutuhkan yaitu untuk memenuhi kebutuhan secara materil. Bentuk pertukaran yang ada pada masyarakat yaitu resiprositas sebanding dan resiprositas umum. Fungsi pertukaran dalam Julo-Julo bagi masyarakat di Desa Merah Pupuk yaitu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada ketika menggelar acara pernikahan dan hajatan seperti keterbatasan modal uang, keterbatasan tenaga kerja rewang (orang yang membantu) dan keterbatasan sarana dan prasarana. Kata Kunci: resiprositas;  julo-julo; pertukaran sosial.   Abstract: This study aims to determine the form of social exchange in Julo-Julo activities and the function of social exchange in the economy. This research was conducted using a qualitative approach with a phenomenological method. Data collection techniques were carried out through observation, interviews, and documentation. The theory used in this research is reciprocity theory. From the results obtained by Julo-Julo in the context of social exchange in Merah Pupuk Village, Atu Lintang District, Central Aceh Regency, namely Julo-Julo, basic ingredients for weddings and celebrations, Julo-Julo, basic ingredients collected by the chairman of the julo management. -julo when members of Julo-Julo hold a wedding and celebration. Using the Julo-Julo method, the basic ingredients are in accordance with the criteria, where the criteria are the Julo-Julo members who need the most, namely to meet material needs. The forms of exchange that exist in society are proportional reciprocity and general reciprocity. The function of exchange in Julo-Julo for the community in Merah Pupuk Village is to overcome the obstacles that exist when holding weddings and celebrations such as limited financial capital, limited rewang (people who help) and limited facilities and infrastructure. Keywords: reciprocity, julo-julo; social exchange

    STRATEGI IBU YANG BEKERJA DALAM MENYIAPKAN SARAPAN PAGI BAGI ANAK YANG BERSEKOLAH DI KOTA LHOKSEUMAWE

    Get PDF
    This research was conducted at Meunasah Alue village, Muara Dua district of Lhokseumawe city. This research study about the mothers working strategy in preparing breakfast for their children who go to school. The purpose of this research is to know how is the strategy used by the mother working to prepare the breakfast for their children who go to school. The method used in this research is descriptive qualitative through the structural functional theory proposed by Talcot Parsons. The result of this research explained that: (1) Breakfast is very important before doing activity in the morning, because thr body need energy for do the acrivity. (2) Breakfast has become a habit must to do because realize about the important of breakfast in the morning. (3) The breakfast menu was made is based on children favorite food and easy to make it also required the nutrition in it. (4) In the preparing breakfast need helpness by family as a husband or parent. (5) They can get breakfast by buying food on weekend. (6) It is any different time for breakfast, there is anyone start to preparing brealfast at 05.00 am because of their office is far, and somebody strat to preparing breakfast after they do shubuh prayer. The conclution is many ways can do the working mothers to prepare breakfast in the morning because they realize that breakfast in very important to doPenelitian ini dilakukan di Desa Meunasah Alue, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe. Pada penelitian ini mengkaji tentang Strategi Ibu yang Bekerja Dalam Menyiapkan Sarapan Pagi Bagi Anak Yang Bersekolah. Tujuan dari Penelitian ini untuk mendapatkan informasi maupun untuk mengetahui tentang bagaimana strategi yang dilakukan oleh pihak ibu yang bekerja dalam menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya yang bersekolah. Metode dalam melakukan penelitian ini ialah metode kualitatif deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Fungsional Struktural yang dicetuskan oleh Talcot Parsons. Hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa (1) pandangan tentang sarapan pagi ini sangat penting karena untuk melakukan aktivitas dipagi hari memang dibutuhkan asupan untuk bisa beraktivitas dengan lancar, (2) sarapan pagi sudah menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan karena sadar akan pentingnya sarapan di waktu pagi hari. (3) jenis menu sarapan yang dibuat adalah dari segi kesukaan anak-anak dan gampang untuk membuatnya dan tentunya ada unsur gizi yang terkandung didalamnya. (4) dalam menyiapkan sarapan pagi tentunya dibantu oleh pihak keluarga seperti suami ataupun orangtua. (5) pada waktu akhir pekan atau hari libur kerja mereka membeli sarapan pagi diluar rumahnya. (6) waktu melakukan aktivitas sarapan pagi dilakukan secara berbeda-beda yaitu ada yang melakukan aktivitas memasak sarapan pagi dari jam 05.00 dikarenakan tempat kerjanya yang jauh, dan ada juga yang memulai aktivitas memasak sarapan pagi setelah sholat shubuh. Kesimpulannya yaitu banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang ibu yang bekerja untuk bisa menyiapkan sarapan di waktu pagi hari, karena mereka menganggap sarapan pagi ini sangat penting untuk dipenuhi
    corecore