4 research outputs found

    ANALISIS PERBANDINGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI CABAI MERAH ANTARA POLA TANAM MONOKULTUR DENGAN POLA TANAM TUMPANG SARI DI KECAMATAN PIDIE KABUPATEN PIDIE

    Get PDF
    Faidil Akbar "Analisis Perbandingan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Cabai Antara Pola Tanam Tumpang sari dengan Pola Tanam Monokultur di Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie". Dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Sofyan, M. Agric.Sc sebagai pembimbing utama dan Bapak Dr. lr. Agussabti, M.Si sebagai pembimbing keduaPenelitian ini dilakukan di Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar perbedaan tingkat pendapatan petani yang menerapkan pola tanam tumpangsari dan pola tanam monokultur, serta bagaimanakah pengaruh luas lahan, biaya produksi, dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani cabai pola tanam tumpang sari dan monokultur.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan pendapatan dari petani cabai yang menerapkan pola tanam tumpangsari dengan pola tanam monokultur dan untuk melihat besarnya pengaruh luas lahan, biaya produksi, dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani cabai dengan pola tanam tumpang sari dan Monokultur.Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pendapatan yang didapatkan petani dari usahatani cabai pola tanam monokultur yaitu sebesar Rp8.094.566,67/MT, dan perhektar sebesar Rp 70.184.104,0549/Ha/MT, sedangkan pada pola tanam tumpang sari rata-rata pendapatan petani yang diperoleh adalah sebesar Rp 11.616.466,67/MT dan pendapatan perhektar sebesar Rp 104.968.072,30 /Ha/MT. Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapatan di antara kedua pola tanam tersebut, dimana pendapatan pola tanam tumpang sari lebih besar dibandingkan pendapatan pola tanam monokultur dengan perbedaan pendapatan sebesar Rp 3.521.900/MT atau sekitar Rp 34.783.968,24/Ha/MT.Hasil analisis perbandingan diperoleh tcari sebesar 4,889, sedangkan ttabel sebesar 1,75, dengan demikian tcari> tcari dengan taraf nyata 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian keadah keputusan terima hipotesis Ha dan menolak hipotesis Ho yang berarti bahwa pendapatan petani cabai pola tanam tumpangsari lebih besar dibandingkan dengan pendapatan petani pola tanam monokultur. Hasil pengujian secara serempak (uji F) menunjukan bahwa luas lahan, biaya produksi, dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani cabai pola tanam tumpangsari dan pola tanam monokultur di Kecamatan Pidie KabupatenPidie Berdasarkan perhitungan koofisien determinasi R2 pada pola tanam tumpangsari diperoleh nilai koofisien determinasi sebesar R2 = 0,981 yang berarti bahwa 98,1 % pendapatan usahatani cabai pola tanam tumpangsari dipengaruhi oleh faktor luas lahan (X1), biaya produksi (X2), dan tenaga kerja (X3), sedangkan sisanya sebesar 1,9 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian. Sedangkan hasil perhitungan koofisien determinasi R2 pada pola tanam monokultur diperoleh nilai koofisien determinasi sebesar R2 = 0,988 yang berarti bahwa 98,8 % pendapatan usahatani cabai pola tanam monokultur dipengaruhi oleh faktor luas lahan (X1), biaya produksi (x2), dan tenaga kerja (x3), sedangkan sisanya sebesar 1,2 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian

    PERBANDINGAN EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL 96% AKAR DAN DAUN KUMIS KUCING (ORTHOSIPHON STAMINEUS) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT (MUS MUSCULUS)

    Get PDF
    Orthosiphon stamineus yang dikenal dengan nama kumis kucing adalah tanaman herbal yang banyak digunakan dalam berbagai penyakit, termasuk diabetes melitus. Tanaman ini sangat mudah dijumpai di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 diperoleh data prevalensi diabetes melitus meningkat dari 6,9 % menjadi 8,5 %. Membandingkan efektivitas ekstrak etanol 96% daun dengan akar kumis kucing (Orthosiphon stamineus) terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus musculus). Jenis penelitian ini adalah eksperimental, 25 ekor mencit diinduksikan aloksan secara I.P, ekstrak daun dan akar kumis kucing masing-masing diberikan dengan dosis 35 mg dan 50 mg/ 20 gBB /hari secara oral selama 7 hari. Hasil: Ekstrak daun kumis kucing dosis 35 mg dan 50 mg/20 gBB/ hari menurunkan kadar glukosa darah mencit 35,45% dan 41,61%, sedangkan eskstrak akar kumis kucing dosis 35 mg dan 50 mg/20 gBB/ hari sebanyak 25,5% dan 29,19%. Uji t berpasangan didapatkan nilai p = 0.000, artinya terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah mencit yang signifikan. Kesimpulannya yaitu Ekstrak etanol 96% dari daun kumis kucing dosis 50 mg/20 gBB/ hari memiliki efek antidiabetik yang lebih tinggi daripada ekstrak akar kumis kucing

    Pelaksanaan Pemberian Susu Formula Terhadap Anak Usia Enam Bulan Tanpa Alasan Medis Ditinjau Dari Dari Persfektif Hukum Islam Dan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Eksklusif Di Pekanbaru

    No full text
    is the best food for babies. Government Indonesia also pays attention to the exclusive breastfeeding program by issued a new legal basis. Government Regulation Number 33 Year 2012 the Indonesian government requires mothers, families, local governments, and the community to support exclusive breastfeeding for six months However, there are still many mothers who do not exclusively breastfeed for no reason medical (such as the mother is sick and has been sentenced by the doctor can not remove ASI) usually occurs because the mother works. Based on data from the Department of Pekanbaru City Health in 2021, coverage of exclusive breastfeeding in the City Pekanbaru is about 55.7% of the 11,229 babies. The main problem of this research is how to give milk formula for children aged six months without medical reasons in Pekanbaru reviewed from the perspective of Islamic law? And how about formula feeding against children aged six months without medical reasons in Pekanbaru in terms of Government Regulation No. 33 of 2012 concerning Exclusive Breastfeeding? The research method used in this research is by using empirical legal research with data collection techniques namely by observation interviews. Judging from the nature of this research, including: descriptive research, namely research that provides a detailed description and clear about the main research problem. The result of the discussion of this research is the provision of formula milk not in accordance with Government Regulation Number 33 of 2012 concerning Water Supply Exclusive Mother's Milk due to the mother giving formula milk to her baby there is still a lot to do in Pekanbaru City because mothers don't understand the benefits of breast milk and don't want to bother giving food intake to her baby. And giving formula milk to children aged six months without medical reasons in Pekanbaru in terms of the legal perspective of Islamic law it is obligatory for a mother to breastfeed her child if the woman enters 3 categories, namely the woman is still a wife of husband, The child does not want to breastfeed other than the mother. In this case include if the child does not want to be given formula milk and if there is no father or the father has died The majority of scholars also agree that a mother obliged to breastfeed their child
    corecore