18 research outputs found

    PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE SIMULASI TERHADAP PRAKTIK CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA

    Get PDF
    Diarrhea is a disease where the condition of defecation with a liquid or soft consistency and the frequency is more than three times a day. Cibeureum sub-district was ranked first in cases of diarrhea aged 5-14 years, as many as 311 cases out of a total of 23,370 cases (2019-2020). In 2020-2021 (January to November) there were 248 cases of diarrhea with a percentage of 61.2% of patients at the elementary school (SD) level. SDN Cibeureum was ranked first with the number of diarrhea cases as many as 25 cases. Hand washing behavior that does not meet health requirements is at risk of developing diarrhea. Children tend to have a habit of not keeping their hands clean by washing their hands, especially at school. Efforts to improve the practice of washing hands with soap (CTPS) can be done through health education using interesting methods. Simulation is a learning method that is considered suitable for community skills. The research design is a pre-experimental design research with a one group pretest-posttest research design. The research subjects were 57 grade 1 students at Cibeureum State Elementary School, Tasikmalaya City. Data collection tools using observation sheets. The results of statistical tests with the Wilcoxon test, namely (1) obtained p-value = 0.001 concluded that there is an effect of health education with the simulation method on CTPS practice immediately after being given treatment and (2) obtained p-value = 0.001 concluded that there is an effect of health education with the method simulation of the practice of CTPS one week after being given treatment. Schools are advised to provide adequate facilities to implement CTPS, provide information about CTPS regularly to students and conduct learning using the simulation method

    PEMBENTUKAN DOKTER CILIK SEBAGAI BAGIAN DARI UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) ( di SDIT At-Taufik Al-Islamy dan SDIT Ibadurrohman)

    Get PDF
    Implementasi program pemberdayaan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah merupakan upaya penanaman perilaku hidup sehat kepada peserta didik sejak dini. Pelatihan dokter cilik sebagai bagian dari UKS memiliki beberapa tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan tentang hidup sehat kepada siswa SD, memberikan keterampilan melakukan upaya pertolongan pertama pada siswa yang sakit, mengajak dan mempromosikan hidup sehat kepada teman sebayanya. Kegiatan ini memberikan solusi kepada sekolah dasar yang belum mengadakan UKS. Target dari kegiatan ini adalah SDIT At-Taufiq Al Islamy dan SDIT IBadurrahman yang belum memiliki UKS. Luaran yang dihasilkan yaitu terbentuknya dokter cilik di sekolah tersebut, meningkatnya pemahaman tentang pentingnya UKS dan adanya media promosi kesehatan tentang pentingnya UKS. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), praktek menjadi dokter cilik disertai pelatihan. Telah dilaksanakan pendidikan kesehatan mengenai doker cilik di dua sekolah dan dilanjutkan dengan pembentukan dokter cilik sebanyak 25 orang untuk tiap sekolah. Hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.Kata Kunci: dokter cilik, Unit Kesehatan Sekolah, Pelatihan, Pembentukan

    HUBUNGAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA SOPIR

    Get PDF
    Hypertension is a cardiovascular disease. Hypertension is influenced by many risk factors such as gender, age, family history, lack of exercise, excess sodium and fat consumption, alcohol, coffee consumption, smoking, stress and obesity. This study aims to determine the relationship between obesity and stress on hypertension in bus drivers majoring in Tasik-Ciamis Cirebon. This study used a cross-sectional design with a total sample of 53 with accidental sampling technique. Statistical test results from table 4.5 based on the stress conditions of the respondents showed that the value of p = 0.010 (p 0.05), there was a relationship between central obesity and the incidence of hypertension in Microbus drivers majoring in Tasikmalaya-Ciamis-Cirebon in 2018 with a value of p = 0.035 (p 0.05). suggested to driver to care their nutrition status

    IbBM Peningkatan Kemampuan Ibu Balita dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak Menuju Keluarga Sehat 2018

    Get PDF
    Masalah kurang gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia menunjukan peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh kembangnya yang tidak optimal. Demikian pula halnya yang terjadi di Indonesia selama ini, yang cenderung naik tingkat kerawanannya akibat krisis ekonomi yang dikhawatirkan dapat mengancam kualitas SDM generasi penerus.Upaya-upaya yang mendukung untuk tumbuh kembang optimal bagi anak sudah dan akan terus dilakukan bahkan dikembangkan ke arah yang lebih baik, salah satunya melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan yang dilakukan di Posyandu. Posyandu sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu balita dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita dengan mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik, yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya. Maka perlu diadakan pelatihan untuk ibu balita yang ke posyandu tentang deteksi tumbuh kembang pada anak menuju keluarga sehat 2018. Mitra kerjasama adalah Posyandu RW 12 dan RW 05 Desa Singasari Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Estimasi Peserta pelatihan adalah 30 orang untuk tiap posyandu.LP

    FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS REMAJA (Studi pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Tahun 2016)

    Get PDF
    Adanya kecenderungan meningkatnya kejadian berat badan lebih atau obesitas, di negara maju maupun negara sedang berkembang khususnya di kota besar, menunjukkan bahwa obesitas sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Bukti empirik menunjukkan bahwa obesitas menimbulkan resiko serius bagi kesehatan, baik anak maupun orang dewasa, yang perlu diantisipasi agar tidak mengganggu ketersediaan SDM Indonesia yang berkualitas di masa depan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan obesitas pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan kasus kontrol, dari populasi 368 mahasiswa dipilih 56 orang  mahasiswa berrisiko obesitas dan obesitas. Sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 112 orang. Faktor risko yang diteliti adalah jenis kelamin, asupan energi (Kal/hari), asupan protein (gram/hari) dan aktivitas fisik. Asupan energi dan protein diukur dengan menggunakan Food Frequency Semi Quantitative dan aktivitas fisik menggunakan Activity Recall 24 Hour. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin bukan faktor risiko obesitas. Asupan energi merupakan faktor risiko obesitas dimana  asupan energi tinggi 7,471 kali berisiko obesitas dibandingkan dengan asupan rendah.  Asupan protein merupakan faktor risiko obesitas dimana  asupan protein tinggi 7,588 kali berisiko obesitas dibandingkan dengan asupan rendah. Aktivitas fisik rendah merupakan faktor risiko obesitas dimana  aktivitas fisik rendah 6,833 kali berisiko obesitas dibandingkan dengan aktivits fisik cukup. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar mahasiswa diberi penyuluhan tentang pola makan dan pola hidup sehat serta bahaya obesitas.Kata kunci : Obesitas, Asupan Energi, Aktivitas Fisik, Mahasiswa

    Lifestyle Habits Associated to Overweight Among Female Adolescents in Tasikmalaya, West Java, Indonesia

    Get PDF
    Background: Adolescence, specifically among female is a high-risk period for weight gain and the incidence of being overweight. Lifestyle is considered a significant contributing factor to overweight in female adolescents. Objectives: This study aimed to examine the association between lifestyle, particularly daily activity and eating habits with the incidence of being overweight among female adolescents in Tasikmalaya City, West Java. Methods: A cross-sectional design was used with 275 subjects from seven state junior high schools selected by proportional random sampling. The data collected included demographics, lifestyle comprising daily activity, eating habits, as well as the incidence of being overweight, measured using the Body Mass Index-Age-Z score (BAZ). The association between lifestyle and overweight was evaluated using binary logistic regression. Results: The results showed that out of 275 subjects, 51 were overweight (18.5%) and 224 (81.5%) had normal weight. The risk factors for being overweight included sleeping less than seven hours a day (p=0.017; OR=3.020; 95%CI=1.218-7.486), mild physical activity (p=0.008; OR=19.251; 95%CI=2.170-170.790), breakfast frequency less than 3 times a week (p=0.033; OR=2.418; 95% CI=1.074-5.443) and frequent snacking habits (p=0.000; OR=15.022; 95% CI=5.922-43.846). Conclusions: Several lifestyles were found to significantly impact the incidence of being overweight among female adolescents, thus  suggesting the need to make lifestyle  modifications

    Factors Associated with Malnutrition in Adolescent Girls during the COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    This study aimed to analyze the factors associated with malnutrition in adolescent girls. The study design was a cross-sectional study with a stratified proportional random sampling, which resulted in samples of 156 adolescent girls aged 10 to 24 years in high schools in Tasikmalaya City. Chi-square test is used to analyze factors associated with malnutrition in adolescent girls. Menstrual cycle, knowledge, physical activity, and stress were significantly associated with malnutrition, while a history of infectious disease was not significantly associated. The implication of this research is that during the pandemic, adolescent girls need to maintain knowledge, physical activity, and coping skills to avoid malnutrition

    PELATIHAN PEMBUATAN MINUMAN TRADISIONAL PENINGKAT IMUN TUBUH DALAM MENGHADAPI COVID 19 DI DESA TANJUNGSARI KABUPATEN TASIKMALAYA

    Get PDF
    AbstrakPemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona di Indonesia hingga hari ini. Di tengah pandemi ini, sistem imunitas tubuh menjadi sangat krusial. Oleh karena itu, satu cara untuk menjaga kekebalan tubuh adalah dengan mengonsumsi minuman-minuman yang terbukti secara klinis mampu menjaga imunitas. Direkomendasikan oleh Medical Daily untuk mengonsumsi minuman-minuman yang mengandung nutrisi penting seperti protein, vitamin A, dan vitamin C diantaranya adalah jahe, kunyit dan serai. Tanaman tersebut mudah didapatkan di daerah Gunung Tanjung, sehingga bahan baku minuman tradisional ini mudah didapatkan dan dapat dikembangkan sebagai usaha bisnis dalam memanfaatkan potensi desa. Berdasarkan hasil temuan tersebut kami melaksanakan kegiatan Pelatihan Pembuatan Minuman Tradisional dalam Rangka Peningkatan Imun Tubuh dalam Menghadapi COVID 19 di Desa Tanjungsari Kecamatan Gunung Tanjung Kabupaten Tasikmalaya untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara pencegahan dari COVID 19 serta menjadikan peluang usaha dalam bisnis minuman tradisional. Pelatihan minuman tradisional ini diadakan pada tanggal 14 November 2020 di aula koperasi PGRI Dusun Lengkong dan tanggal 15 November 2020 di aula madrasah Dusun Leuwidahu masing-masing dihadiri 30 orang. Sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan dilaksanakan pre test dan post test untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan masyarakat tentang COVID 19 dan tentang khasiat minuman tradisional dalam meningkatkan imun tubuh. Materi pelatihan yang diberikan adalah COVID 19 dan peran imun tubuh serta khasiat herbal bagi imun tubuh, kualitas air, peluang usaha minuman tradisional serta demonstrasi minuman tradisional. Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata skor dan post test peserta bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta pelatihan tentang pentingnya minuman tardisional dalam meningkatkan imun tubuh bagi pencegahan penyakit COVID 19.AbstractThe government stated that there is still a transmission of the corona virus in Indonesia to this day. In the midst of this pandemic, the immune system is very crucial. Therefore, one way to maintain immunity is to consume drinks that are clinically proven to maintain it. It is recommended by Medical Daily to consume drinks that contain important nutrients such as protein, vitamin A, and vitamin C, including ginger, turmeric and lemongrass. These plants are easy to find in the Gunung Tanjung area, so the raw material for this traditional drink is available and can be developed as a business venture in exploiting the potential of the village. Based on these findings, we conducted Training on Making Traditional Drinks in the Context of Increasing Immune in the Face of COVID 19 in Tanjungsari Village, Gunung Tanjung District, Tasikmalaya Regency to provide knowledge to the community on how to prevent COVID 19 and make business opportunities in the traditional beverage business. This traditional beverage training was held on November 14, 2020 at the PGRI Dusun Lengkong cooperative hall and November 15, 2020 at the Dusun Leuwidahu madrasah hall, each attended by 30 people. Before and after the training activities, pre-test and post-test were carried out to find out the level of public knowledge about COVID 19 and about the efficacy of traditional drinks in increasing body immunity. The training materials provided were COVID 19 and the role of body immunity as well as herbal properties for body immunity, water quality, traditional beverage business opportunities and demonstrations of traditional drinks. Based on the results of calculations, the average score and post test of the participants indicated that there were significant differences in the knowledge of the training participants about the importance of traditional drinks in increasing the body's immunity for the prevention of COVID 19. Kata kunci: COVID 19; Imun Tubuh; Minuman Tradisional; Pelatihan

    EDUKASI GIZI DAN PELATIHAN IKAN PATIN SEBAGAI SALAH SATU MAKANAN ALTERNATIF PENINGKATAN KECUKUPAN PROTEIN DAN PENCEGAHAN STUNTING

    Get PDF
    Abstrak: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya. Tujuan dari pengabdian ini berfokus pada pengembangan potensi pengolahan bahan pangan lokal yaitu sosis berbahan dasar ikan patin untuk meningkatkan konsumsi zat gizi terutama protein sebagai upaya pencegahan stunting pada balita melalui metode penyuluhan dengan media booklet dan demonstrasi pembuatan sosis berbahan dasar ikan patin yang bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani yang berlokasi di Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 31 orang. Responden diberikan pretest terlebih dahulu sebelum pemberian edukasi, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan responden terhadap materi yang akan diberikan. Selanjutnya posttest diberikan setelah materi edukasi tersampaikan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh nilai rata-rata pretest responden 6,55% dan pada posttest 8,23%. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai pengetahuan siswa setelah mendapatkan edukasi.Abstract: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition so that children are shorter for their age. The purpose of this service focuses on developing the potential for processing local food ingredients, namely sausages made from catfish to increase the consumption of nutrients, especially protein as an effort to prevent stunting in toddlers through counseling methods with booklet media and demonstrations of making sausages made from catfish in collaboration with the farmer women's group located in Parakannyasag Village, Indihiang District, Tasikmalaya City with a total of 31 respondents. Respondents were given a pretest before giving education, to find out the extent of the respondent's knowledge of the material to be given. Furthermore, the posttest is given after the educational material is delivered. Based on the results of the descriptive analysis, the average pretest value of the respondents was 6.55 and the post-test was 8.23. This means that there is an increase in the value of students' knowledge after receiving education.
    corecore