53 research outputs found

    Peningkatan kemampuan menganalisis prosa fiksi melalui pembelajaran kooperatif model student team achievement divisions (STAD)

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat masalah tentang apakah kemampuan menganalisis prosa fiksi siswa kelas XII SMKN 1 Samarinda dapat ditingkatkan menggunakan pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Divisions (STAD)? Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Pemasaran-2. Pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian dan saat penelitian. Data penelitian berupa tes soal, pertanyaan kepada siswa, observasi guru dan siswa selama penelitian. Observasi dinilai oleh triagulasi (guru pengamat). Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deduktif dengan menggunakan rata-rata dan persentase. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu adanya peningkatan kemampuan menganalisis prosa fiksi siswa. Nilai hasil belajar pada siklus I dibadingkan tindakan prasiklus, nilai siklus I dibandingkan dengan nilai siklus II. Ketuntasan minimal belajar bahasa Indonesia ≤ 75 merupakan patokan dalam keberhasilan. Pada prasiklus rata-rata siswa di bawah KKM. Dari siklus I hasil ratarata kelas 69 dengan kriteria cukup. Dan pada siklus II rata-rata kelas mencapai 77 dengan kriteria baik

    Meningkat keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran Project Base Learning (PJBL) pada siswa kelas XI Multimedia di SMK negeri 1 Samarinda tahun pelajaran 2015/2016

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengangkat masalah tentang bagaimana meningkatkan keterampilan menulis Teks Berita dengan menggunakan model pembelajaran project basedlearning pada siswa kelas XII Multimedia di SMK Negeri 1 Samarinda Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII Multimedia ka rena kelas ini memiliki nilai ratarata kelas di bawah KKM daripada kelas yang lain. Teknik pengumpulan data digunakan adalah teks hasil belajar, observasi aktivitas siswa dan guru, dan portofolio. Validitas data dibagi dua yaitu validitas teknik berupa hasil pengamatan, nilai proyek siswa, dokumentasi hasil proyek, dan hasil wawancara. Sedangkan validitas sumber dilakukan trianggulasi kepada observer, siswa, dan orang-orang yang menjadi narasumber proyek siswa. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan indikator keberhasilan ditentukan oleh nilai perorangan (KKM 75) dan nilai klasikal (80% tuntas mencapai KKM). Analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I masih terdapat 24 siswa atau 61,5% yang belum mencapai KKM yaitu masih di bawah nilai 75 dan siswa yang telah mencapai KKM hanya 15 siswa atau 38,5%. Sedangkan analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II, 39 siswa telah tuntas pembelajarannya dengan mencapai mencapai KKM 75

    Uji Efektivitas Serbuk Cangkang Keong Mas plus Trichoderma spp. terhadap serangan Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) Pada Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)

    Get PDF
    Celery (Apium graveolens L.) is a cultivated plant that has a distinctive aroma and high economic value and has the potential to be developed in Indonesia. One of the plant pest organisms (OPT) that can affect the quality and quantity of celery production is the root knot nematode caused by Meloidogyne spp. This study aims to determine the effectiveness of golden snail shell powder plus Trichoderma spp. in influencing root knot nematode (Meloidogyne spp.) attacks on celery plants (A.graveolens L.). This study was designed using a one-factor Completely Randomized Design (CRD). The factors tested were the effect of giving golden snail shell powder plus Trichoderma spp., giving golden snail shell powder and giving Trichoderma spp. The treatment was carried out 6 times and repeated 4 times with observation parameters, namely attack intensity, nematode population, number of stems and fresh weight of celery plants. The results showed that the administration of golden snail shell powder plus Trichoderma spp. can influence the intensity of root node attacks and reduce nematode populations in the soil around the roots, as well as have a significant effect on the number of leaves (stalks) and fresh weight of celery plantsSeledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman budidaya yang memiliki aroma khas serta bernilai ekonomis tinggi dan potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dapat mempengaruhi kualitas serta kuantitas dari produksi seledri adalah nematoda puru akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk cangkang keong mas plus Trichoderma spp. dalam mempengaruhi serangan nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) pada tanaman seledri (A. graveolens L.). Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang diujikan adalah pengaruh pemberian serbuk cangkang keong mas plus Trichoderma spp., pemberian serbuk cangkang keong mas dan pemberian Trichoderma spp. Ada 6 perlakuan dan 4 ulangan dengan parameter pengamatan yaitu intensitas serangan, populasi nematoda, jumlah tangkai dan berat basah tanaman seledri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk cangkang keong mas plus Trichoderma spp. dapat mempengaruhi intensitas serangan puru akar dan mengurangi populasi nematoda ditanah sekitar perakaran, serta berpengaruh nyata pada jumlah daun (tangkai) dan berat basah tanaman seledri

    Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa) Dalam Menghambat Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp.) Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

    Get PDF
    The productivity of cayenne pepper in South Kalimantan has increased in 2017 – 2020, to maintain the stability of cayenne pepper productivity in South Kalimantan, efforts are needed to prevent the occurrence of cayenne pepper anthracnose. Anthracnose disease caused by the fungus Colletotrichum sp. which is an important disease in cayenne pepper because it can cause crop failure. Farmers generally control anthracnose using synthetic pesticides, but the use of synthetic pesticides can have a negative impact on the environment and crop quality. Alternative environmentally friendly controls that can be developed are the use of organic materials, especially organic wastes which still have active compounds and have the potential to be used as vegetable pesticides. One of the organic wastes that can be used is jengkol peel (Pithecellobium jiringa). The purpose of this study was to determine the effectiveness of jengkol peel extract in inhibiting the growth of the fungus Colletotrichum sp. on chili peppers. The environmental design used in this study was a one-factor completely randomized design (CRD) consisting of 5 concentrations of jengkol peel extract, namely T0 (control), T1 (10%), T2 (20%), T3 (30%), and T4 (40%) with 4 replications. The application of jengkol peel extract was carried out 3 times and the inoculation of the fungus Colletotrichum sp. done 1 time when the plants are flowering (50 hst). Observations were made every 7 days after the application of jengkol peel extract. The results of research observations showed that jengkol peel extract was effective in inhibiting the occurrence of anthracnose disease. The concentration of jengkol peel extract that was most effective in inhibiting the growth of anthracnose disease in cayenne pepper was at a concentration of 40% with the smallest percentage of disease incidence of 12.9%.Produktivitas cabai rawit di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan pada tahun 2017 – 2020, untuk menjaga kestabilan produktivitas cabai rawit di Kalimantan Selatan perlu adanya upaya pencegahan terjadinya antraknosa cabai rawit. Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp. yang merupakan penyakit penting pada tanaman cabai rawit karena dapat menyebabkan gagal panen. Petani pada umumnya mengendalikan penyakit antraknosa menggunakan pestisida sintetik, akan tetapi penggunaan pestisida sintetik dapat berdampak buruk terhadap lingkungan serta kualitas hasil panen. Alternatif pengendalian ramah lingkungan yang bisa dikembangkan adalah pemanfaatan bahan organik, khususnya limbah organik yang masih memiliki senyawa aktif dan berpotensi sebagai pestisida nabati. Salah satu limbah organik yang dapat digunakan yaitu kulit jengkol (Pithecellobium jiringa). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit jengkol dalam menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichum sp. pada tanaman cabai rawit. Rancangan lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yang terdiri dari 5 perlakuan konsentrasi ekstrak kulit jengkol yaitu T0 (kontrol), T1 (10%), T2 (20%), T3 (30%), dan T4 (40%) dengan 4 kali ulangan. Aplikasi ekstrak kulit jengkol dilakukan sebanyak 3 kali dan inokulasi cendawan Colletotrichum sp. dilakukan 1 kali pada saat tanaman sudah berbunga (50 hst). Pengamatan dilakukan setiap 7 hari sekali setelah aplikasi ekstrak kulit jengkol. Hasil pengamatan penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit jengkol efektif menghambat kejadian penyakit antraknosa. Konsentrasi ekstrak kulit jengkol yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan penyakit antraknosa pada tanaman cabai rawit yaitu pada konsentrasi 40% dengan persentase kejadian penyakit terkecil 12,9%.&nbsp

    MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) PADA SISWA KELAS XII MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 1 SAMARINDA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    Get PDF
    It is a classroom action research. It discusses about how to improve news text writing skills using project based learning model in class XII Multimedia students of SMK Negeri 1 Samarinda in the academic year of 2017/2018. The subjects of this research are students of class XII Multimedia since their average scores are below minimum mastery criteria (MMC) compared to  other classes. The data collected here are texts of learning outcomes, observations of student and teacher activities, and portfolios. The data validity is divided into technique validity and source validity. Technique validity is in the form of observations, the score of student projects, documentations of result projects, and interviews. In order to triangulate the data, the researcher collects the information from observers, students, and informants of the student projects. It applies qualitative descriptive techniques. The indicators used here are individual scores (MMC 75) and the classical scores (80% of MMC). On the first cycle, 24 students or 61.5% do not reach MMC and only 15 students or 38.5% reach MMC, while on the second cycle, 39 students reach MMC 75.

    Efektivitas Pestisida Nabati Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Mortalitas Hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Pada Tanaman Padi

    Get PDF
    Oryza sativa L. is the main food crop in Indonesia. The need for rice continues to increase every year. Rice production in South Kalimantan in 2019 reached 790,449 tons of rice, then in 2020 it decreased to 677,105 tons of rice. One of the causes of the decline in rice productivity is the attack of the brown planthopper (Nilavarpata lugens Stall.). This research aims to determine the effectiveness of the herbal pesticide babadotan leaves on the mortality of brown planthopper pests on rice plants. This research was designed using a Completely Randomized Design (CRD). The factors tested were the administration of a herbal pesticide solution of babadotan leaves at doses of 3%, 6% and 9% with a control treatment that was not given pesnab and a chemical control as a comparison. This study had 5 treatments and 4 replications. The results of the study showed that administering 9% herbal pesticide solution from babadotan leaves was effective in controlling brown planthopper pests with a mortality value of 80%.Tanaman Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia. Kebutuhan beras setiap tahunnya terus meningkat.  Produksi beras di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai 790.449 ton beras kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan menjadi 677,105 ton beras. Salah satu penyebab terjadinya penurunan produktivitas padi adanya serangan wereng coklat (Nilavarpata lugens Stall.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pestisida nabati daun babadotan terhadap mortalitas hama wereng coklat pada tanaman padi. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang diujikan adalah pemberian larutan pestisida nabati daun babadotan dengan dosis 3%, 6% dan 9% dengan perlakuan kontrol yang tidak diberikan pesnab dan kontrol kimia sebagai pembanding. Penelitian ini memiliki 5 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 9% larutan pestisida nabati daun babadotan efektif mengendalikan hama wereng coklat dengan nilai mortalitas sebesar 80%

    Kemampuan Jenis PGPR dalam Menekan Serangan Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) pada Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)

    Get PDF
    Celery plant (Apium graveolens L.) is a cultivated plant that has high economic value, usually used as food flavoring, cooking seasoning and can also be used as a dish garnish. Functions for health such as drugs to lower high blood pressure for people with hypertension. One pest that can affect the quality and quantity of celery production is root knot nematode (NPA) caused by Meloidogyne spp. This study aims to determine the ability of PGPR species to suppress root knot nematodes (Meloidogyne spp.) on celery. This study was designed using a one-factor Completely Randomized Design (CRD). The factor tested was the effect of giving PGPR types namely elephant grass root, kalakai root, fern root and bamboo root. There were 5 treatments and 4 replications. The results showed that giving PGPR could reduce the intensity of root knot attacks and reduce nematode populations in the soil around the roots, as well as significantly affect the number of leaves (stalks) of celery at the age of 58 and 72 days after planting (dap) and weight. wet celery at the age of 44, 58 and 72 dap.Tanaman seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman budidaya yang bernilai ekonomis tinggi, biasanya dapat digunakan sebagai penyedap makanan, bumbu masakan dan bisa juga digunakan sebagai hiasan hidangan. Berfungsi untuk kesehatan seperti untuk obat menurunkan tekanan darah tinggi bagi penderita hipertensi. Salah satu OPT yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari produksi seledri adalah nematoda puru akar (NPA) yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan jenis PGPR dalam menekan serangan nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) pada tanaman seledri. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang diujikan adalah pengaruh pemberian dari jenis PGPR yakni PGPR akar rumput gajah, akar kalakai, akar pakis dan akar bambu. Ada 5 perlakuan dan 4 ulangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR dapat menekan intensitas serangan puru akar dan mengurangi populasi nematoda ditanah sekitar perakaran, serta berpengaruh nyata pada jumlah daun (tangkai) seledri pada umur 58 dan 72 hari setelah tanam (hst) dan berat basah seledri pada umur 44, 58 dan 72 hst

    Potensi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Untuk Mengendalikan Tobacco Mosaic virus (TMV) Pada Tanaman Cabai

    Get PDF
    The mosaic disease that causes TMV is a major pest of chili cultivation. Mosaic disease is significant because the losses it causes are quite significant. Environmentally friendly control of TMV can use PGPR. This study aims to study the potential of PGPR derived from reed roots, bamboo roots, kalakai roots and elephant grass roots in controlling TMV in chili plants. This study used a 1-factor Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments, K1(–), K2(+), A + TMV, B + TMV, C + TMV and D + TMV. PGPR is made using reed roots, bamboo roots, kalakai roots and elephant grass roots. The results of the study confirmed that PGPR derived from reed roots, bamboo roots, melakai roots and elephant grass roots had the potential to control TMV in large chili plants and stimulate the growth of chili plants, namely increasing the height of chili plants infected with TMV, increasing fruit and production. PGPR derived from bamboo roots has better performance than reed roots, elephant grass roots, and kalakai roots.Penyakit mosaik penyebab TMV merupakan hama utama budidaya cabai. Penyakit mosaik signifikan karena kerugian yang ditimbulkannya cukup signifikan. Pengendalian TMV secara ramah lingkungan dapat menggunakan PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi PGPR yang berasal akar alang-alang, akar bambu, akar kalakai dan akar rumput gajah dalam mengendalikan TMV pada tanaman cabai. Penelitian ini memakai metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 6 perlakuan, K1(–), K2(+), A + TMV, B + TMV, C + TMV dan D + TMV. PGPR dibuat menggunakan akar alang-alang, akar bambu, akar kelakai dan akar rumput gajah. Hasil penelitian memastikan bahwa PGPR yang berasal dari akar alang-alang, akar bambu, akar kelakai dan akar rumput gajah berpotensi mengendalikan TMV dalam tanaman cabai besar dan memacu pertumbuhan tanaman cabai yaitu meningkatkan tinggi tanaman cabai yang terinfeksi TMV, meningkatkan buah dan produksi. PGPR yang berasal dari akar bambu mempunyai kemampuan lebih baik dibandingkan dengan akar alang-alang, akar rumput gajah, akar kalakai

    Efektivitas Beauveria bassiana vuill. dengan Berbagai Media Pembiakan Massal untuk Mengendalikan Wereng Coklat (Nilaparvata lugens stal.)

    Get PDF
    Oryza sativa L. can be called an important commodity because it is used as a staple food. Farmers in cultivating rice expect high yields, but there are obstacles that cause yields to decline, namely the attack of the Brown Stem Planthopper (BSP) (Nilaparvata lugens Stal.) which can lead to crop failure. Farmers controlling N. lugens still use insecticides. Control by using insecticides is known to have a negative impact on users and the environment and can cause resistance, resurgence and residue. One of the safe controls is the use of Beauveria bassiana as an entomopathogenic fungus. This study was conducted to determine the effectiveness of B. bassiana cultured on various media in controlling WBC attacks. The design used was a Completely Randomized Design (CRD) with 6 treatments, namely control treatment without B. bassiana, control with B. bassiana grown on PDA media, B. bassiana grown on corn media, and B. bassiana growing on media. grown on rice media, given B. bassiana grown on bran media, given B. bassiana grown on husk ash and repeated 4 times. Observations were made after one application by observing mortality (mortality) every 24 hours for 7 days. The results of the observation that the highest mortality percentage was found in the corn media treatment reaching 47.50%, rice media 40%, bran media 18.75% while the lowest was found in the husk media, namely 15%.Oryza sativa L. dapat disebut sebagai komoditas penting sebab digunakan sebagai bahan pokok. Petani dalam membudidayakan padi mengharapkan hasil yang tinggi, namun terdapat kendala yang membuat hasil menurun yaitu adanya serangan Wereng Batang Coklat (WBC) (Nilaparvata lugens Stal.) yang dapat  mengakibatkan gagal  panen. Petani  mengendalikan   N. lugens masih menggunakan insektisida. Pengendalian dengan menggunakan insektisida diketahui memiliki dampak negatif bagi pengguna dan lingkungan serta dapat menimbulkan resistensi, resurgensi dan residu. Salah satu pengendalian yang aman adalah penggunaan Beauveria bassiana sebagai cendawan entomopatogen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas B. bassiana yang dibiakkan pada berbagai media dalam mengendalikan serangan WBC. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan, yaitu perlakuan kontrol tanpa pemberian B. bassiana, kontrol dengan pemberian B. bassiana yang ditumbuhkan pada media PDA, pemberian B. bassiana yang ditumbuhkan pada media jagung, pemberian B. bassiana yang ditumbuhkan pada media beras, pemberian B. bassiana yang ditumbuhkan pada media dedak, pemberian B. bassiana yang ditumbuhkan pada abu sekam dan diulang sebanyak 4 kali. Pengamatan dilakukan setelah satu kali aplikasi dengan mengamati kematian (mortalitas) setiap 24 jam sekali selama 7 hari. Hasil pengamatan persentase mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan media jagung mencapai 47,50 %, media beras 40%, media dedak 18,75% sedangkan terendah terdapat pada media sekam yaitu 15 %

    Training on Making Rat Empos Explosions, Application, and Introduction of Active Rat Holes in Binturu Village, Kelua District, Tabalong Regency, South Kalimantan

    Get PDF
    Rats are the main pests on rice plantations. The presence of rat pests in rice plantations begins at the time of vegetative age rice plants and peaks during the generative phase. The availability of feed sources in the form of rice grains that contain high carbohydrates causes rice planting to be inseparable from the presence of rat pests. Efforts to suppress rat pest populations around rice plantations are the first step in increasing production yields. Improper rat pest control will cause rats to bait strap. The nature of bait jerks by rats makes repeated use of rodenticides no longer effective. The utilization of rat empos explosions in active holes is expected to have a significant influence in suppressing rat pest populations in rice plantations. The results of community service show the enthusiastic attitude of farmer groups in Binturu Village, Kelua District, Tabalong Regency, South Kalimantan
    • …
    corecore