17 research outputs found

    Bahasa Sebagai Model Studi Kebudayaan Di Indonesia - Antropologi Struktural Di Indonesia

    Full text link
    This paper examines the development of structural paradigm in theanthropology discipline in Indonesia during the period of 1979 - 2009. It looksat cultural models used by new anthropology paradigms. There are two newparadigms considered in the paper. One is ethnoscience from America and theother is Levi-Strauss' structuralism from France. Although the two paradigmsare different, but both use model originated from the same discipline, namelylinguistic, or phonology sub-discipline. The key difference is that Frenchstructuralism get the model from structural phonology developed by RomanJakobson, while ethnoscience get the model from descriptive phonology

    Preliminary Study on Worldviews

    Get PDF
    Worldviews are an important part of human life because they illustrate the ways people think and act. This article aims to review studies conducted by scholars, definitions of the term "worldview", and scientists' explorations of worldviews, and to examine how such categories may be applied to capture reality. This study concludes that worldviews have been the focus of intensive studies since the 1980s. Many scientists have defined the concept of "worldview" and attempted to explain its dynamics. Studies of worldviews can be grouped into several paradigms. Because of the extent of the study area, theoretically worldviews can be classified into several categories based on, for example, views of self and others, time, space, relationships, and causation. In reality, the worldview of a society can be seen in how members of the society live in relation to God, nature, people, and the environment. In examining the worldviews held in social reality, the specific categories mapped by scholars must be made congruent with the realities in the field, because sometimes these categories are interrelated and difficult to understand separately

    Banalitas Simbol Keagamaan Dalam Sinetron Religi: Analisis Tayangan Sinetron “Bukan Islam KTP” Di Sctv

    Full text link
    The banality of religious symbols used in television soap opera has caused the distortion on meaning, so that some values of religious teachings have moved away from its substance. By observing the religious soap opera entitled “Bukan Islam KTP”, the writer tries to find out how such banality happens. This piece of work finds out that, in this soap opera, verbal and non-verbal religious symbols have been constructed in such a way for the sake of market interest as well as for the benefits of the symbol creator. This aim is carried out by representing religious teaching using entertainment program.***Banalitas penggunaan simbol-simbol keagamaan dalam tayangan sinetron di televisi telah mengakibatkan pembelokan makna, sehingga ajaran agama telah bergeser dari substansinya. Tulisan ini bermaksud untuk menemukan bagaimana peristiwa banalitas tersebut terjadi, dengan meneliti tayangan sinetron religi “Bukan Islam KTP”. Dalam sinetron ini, simbol kegamaan yang bersifat verbal dan non-verbal dikonstruksikan sedemikian rupa untuk kepentingan pasar serta keuntungan produsen pesan, dengan menyajikan program keagamaan yang bersifat hiburan

    Regenerative-Relational Tritangtu: Sundanese Triadic Transformation Model

    Get PDF
    Ă‚ Tritangtu atau pola pikir tritunggal merupakan kosmologi masyarakat Sunda dan Minang yang terdiri dari tiga entitas (pola tiga). Tritangtu sebagai kearifan lokal juga melatarbelakangi struktur mental pelaku kreatif dalam membuat karya baik berupa pertunjukan, nilai filosofi artefak mau- pun produk budaya lainnya di masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan teknik pengumpulan data observasi partisipasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Obyek penelitian ini adalah praktik pelaku kreatif di bidang desain di Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya transformasi tritangtu Sunda dari struktur yang tetap menjadi struktur dinamis. Perubahan struktur ini ditentukan oleh relasi antar struktur pembentuk unsur desain de- ngan segmentasi pasar global. Peminjaman penanda identitas Sunda khususnya budaya rakyat atau tradisi masa lalu merupakan upaya regeneratif dalam usahanya untuk harmonisasi pola tiga dalam menghadapi dan memenangkan persaingan pasar bebas di Indonesia.

    Strukturalisme Levi-strauss Untuk Arkeologi Semiotik\u27

    Full text link
    Sebagaimana kita ketahui, kajian arkeologis tentang pola pemukiman merupakan salah satu cabang kajian yang sangat berkembang dalam apa yang kini dikenal sebagai New Archaeology atau Arkeologi Ba- Humaniora No . 12 September- Desember 1999 u. Arkeologi yang sangat sadar akan teori, etode, dan tujuan penelitiannya ini berupa menjelaskan dengan seksama berbagai Perubahan yang telah terjadi dalam masyarakat- masyarakat kuno di masa lampau, dan mencoba merumuskan "hukum-hukum" yang ada di Balik berbagai Perubahan tersebut . Epistemologi yang dianut oleh New Archaeology ini jelas-jelas merupakan epistemologi yang positivistik, yang memang paling sesuai untuk tujuan yang dirumuskan oleh arkeologi ini. Para pakar arkeologi penganut Arkeologi Baru ini sadar betul akan kedudukan arkeologi sebagai suatu science, suatu cabang ilmu pengetahuan yang nomothetis . Dalam arkeologi semacam ini keketatan pengertian sebuah konsep, ketelitian dalam merumuskan hipotesis, dan konsistensi dalam metode penelitiannya merupakan hal-hal yang tidak dapat diabaikan sama sekali . Semua harus diperhatikan dengan seksama. Demikian pula halnya dengan prosedur dalam operasionalisasi konsep, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan . Semua ini merupakan hal-hal yang dianggap sangat penting dan harus sangat jelas bagi orang lain agar pakar lain dapat menguji kembali hasil-hasil penelitian yang dikemukakan

    Beberapa Paradigma Sinkronis dalam Arkeologi Pemukiman

    Full text link
    Dalam tulisan ini saya akan mencoba menguraikan secara singkat beberapaparadigma sinkronis yang relatif dominan dalam arkeologi pemukiman dan hasil analisis yang dicapainya, yakni: paradigma Ekologi; paradigma Analisis Lokasi; dan paradigma Jangkauan Situs. Peta paradigma ini tentu perlu ditambah dan dikembangkan di masa-masa yang akan datang, seiring dengan perkembangan teoritis yang terjadi dalam studi arkeologi pemukiman

    Seni Tradisi, Jatidiri Dan Strategi Kebudayaan

    Full text link
    In this article the author identifies and describes three kinds of traditional arts in Indonesia: the arts of the Great Tradition, of the Little Tradition and of the Tribal Tradition. These kinds of tra-ditional arts need to be preserved and developed since they have a number of functions for the so-cieties, namely: as tourist attractions; identities of their communities/societies; source of inspira-tions for the creation and development of new arts. In Indonesia, the efforts are hindered by several problems, such as the decline of the popularity of the traditional arts, lack of regeneration, lack of institutional support, and lack of grand design for the development. These problems need to be solved to develop the Indonesian traditional arts
    corecore