9 research outputs found
Peningkatan kemampuan penalaran matematis dan self regulated learning siswa melalui pembelajaran match mine berbasis symbolab
Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa menuntut guru profesional mengaransmen bahan ajar berbasis teknologi. Tujuan penelitian meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa melalui pembelajaran match mine berbasis symbolab. Metode quasi eksperimen melibatkan sampel 56 orang siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Bandung Indonesia, yang dikategorikan dua kelas; kelas eksperiment 28 siswa dan kelas kontrol 28 siswa. Instrumen kemampuan penalaran matematis. Analisis data kuantitatif dengan uji-t, tes Man-Withney U, ANAVA dua jalur. Hasil temuan Menunjukkan (a) Peningkatan Kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh Pembelajaran Match Mine berbasis Symbolab lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional; (b) Terdapat perbedaan pencapaian penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Match Mine berbasis Symbolab dan pembelajaran konvensional berdasarkan Pengetahuan Awal Matematika berdasarkan kategori Tinggi, Sedang dan Rendah; (c) Terdapat peningkatan Self Regulated Learning siswa yang memperoleh pembelajaran Match Mine berbasis Symbolab; (d) Kesulitan pada beberapa permasalahan yang dialami siswa dapat diminimalisir dengan cara memberikan latihan-latihan soal non rutin. (e) Tanggapan guru dengan baik dalam pembelajaran berbasis Symbolab. Siswa terampil mengkonstruk konsep matematik melalui manipulasi, mengajukan dugaan, membuat generalisasi, memberikan alasan logis serta bukti kebenaran algoritma. Pembelajaran match mine berbasis symbolab memfasilitasi proses konflik, proses penemuan, proses interaksi sosial, dan proses reflektif sehingga kemampuan penalaran matematis siswa meningkat
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF DAN PEMECAHAN MASALAH SERTA RESILIENSI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN CHALLENGE BASED LEARNING (CBL)
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan penalaran adaptif dan pemecahan masalah serta resiliensi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Challenge Based Learning (CBL) lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau secara keseluruhan dan berdasarkan Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Subjek dalam penelitian ini adalah 48 siswa kelas VIII tahun ajaran 2022/2023 pada salah satu SMP di Kabupaten Bandung dengan populasi tiga kelas dan diambil dua kelas sebagai sampel penelitian, 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan 22 siswa sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa yang memperoleh pembelajaran CBL lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau secara keseluruhan maupun ditinjau berdasarkan Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa, tetapi tidak terdapat perbedaan antara kelompok KAM sedang dan kelompok KAM rendah; 2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa yang memperoleh pembelajaran CBL ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; 3) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memperoleh pembelajaran CBL lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau secara keseluruhan maupun berdasarkan KAM siswa, tetapi tidak terdapat perbedaan antara kelompok KAM tinggi dan kelompok KAM rendah; 4) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran siswa yang memperoleh pembelajaran CBL ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa; 5) Peningkatan resiliensi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran CBL tidak berbeda daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ditinjau secara keseluruhan maupun berdasarkan KAM siswa; 6) Tidak terdapat perbedaan peningkatan resiliensi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran CBL ditinjau dari Kemampuan Awal Matematis (KAM) siswa
Analisis Kesalahan Kemampuan Penalaran Adaptif dan Pemecahan Masalah pada Siswa SMP
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran adaptif dan pemecahan masalah matematis siswa, khususnya kesulitan belajar siswa dalam memahami materi bilangan. Subyek penelitian adalah 6 siswa kelas VII. Metode penelitian ini deskriptif kualitatif dengan menganalisis kesulitan siswa dari instrumen yang diberikan. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes tertulis kemampuan penalaran adaptif dan pemecahan masalah matematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran adaptif dan pemecahan masalah matematis siswa rendah