38 research outputs found

    Stupika dan votive tablet Borobudur

    Get PDF
    Votie tablet adalah simbol/icon buddha berukuran kecil yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dengan teknik tekan untuk selanjutnya dibakar atau bisa pula hanya dijemur. Sebagai miniatur dari stupa maka bagian-bagian dalam stupika tablet mengacu kepada bentuk stupa. Bagian-bagian dari stupa ini memiliki makna simbolis dari benda-benda yang dimiliki sang Buddha di dunia

    EARLY TRACES HINDU-BUDDHIST INFLUENCE ALONG THE NORTH COAST OF CENTRAL JAVA: ARCHAEOLOGICAL SURVEY OF THE DISTRICT OF BATANG

    Get PDF
    Abstrak. Jejak awal Pengaruh Hindu-Buddha di Sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah: Survei Arkeologi di Kota Batang. Penelitian arkeologi di pantai utara Jawa Tengah mengenai kehidupanmasa Hindu-Buddha hampir selalu dipusatkan pada wilayah antara Kedu-Yogyakarta, yang dikuasaioleh Kerajaan Matāram pada sekitar abad ke-8–9 Masehi. Penelitian yang berupaya mempelajaridan merekonstruksi kondisi sosial masyarakat di daerah pesisir masa pra-Matāram selama ini belumpernah dilakukan. Karya tulis ini berusaha melakukan eksplorasi pada masa pra-Matāram di JawaTengah, khususnya di Kabupaten Batang yang diduga sebagai salah satu daerah yang penting padaawal periode sebelum munculnya Kerajaan Matāram di pedalaman Jawa Tengah. Pengumpulan datadilakukan melalui survei, selanjutnya data arkeologi yang relevan dilakukan analisis deksriptif untukmenjawab pertanyaan di dalam penelitian. Hasil survei berhasil mengidentifikasikan sejumlah temuanpenting seperti arca, candi dan prasasti mulai dari wilayah pesisir sampai pedalamanan KabupatenBatang. Berdasarkan identifikasi sejumlah temuan arkeologi tersebut tampak bahwa wilayah Batangsudah mendapat pengaruh Hindu-Buddha jauh sebelum munculnya Kerajaan Matāram kuna sekitarabad ke-8 M. Abstract In Coastal Central Java, archaeological research dealing with the Hindu-Buddhist periodis almost always focused on the coastal area between Kedu and Yogyakarta, which was controlledby the Matāram Kingdom around the 8-9th Century AD. Research that attempts to investigate andreconstruct the social conditions of coastal communities during the pre-Matāram period has yetto be undertaken. This paper is such an attempt. It explores Hindu-Buddhist remains in the BatangDistrict, a district which, we believe, was an important entry point for Hindu-Buddhist traditionsprior to the emergence of the Matāram Kingdom in the hinterland of Central Java. Data collectedthrough the survey, further archaeological data relevant will be conducted descriptive analysis toanswer questions in the study. The survey results have identified a number of important findingssuch as statues, temples and inscriptions ranging from coastal areas to inland Batang. Based onthe identification of a number of archaeological findings it apparent that the area in Batang alreadyappear influence of Hindu-Buddhist long before the emergence of the ancient Matāram Kingdomaround the 8th Century AD. 

    Dermaga Kuna di Situs Kota Kapur dan Analisis Pertanggalan Absolut

    Get PDF
    Abstract. Archaeological research at the Kota Kapur site is not as intensive as research on Sriwijaya Palembang, but this site can’t be separated from the kingdom of Sriwijaya. The research tried to see ancient port as part of a settlement on the site of Kota Kapur. This study focused on the remaining pillars to search for its absolute dating. Therefore, descriptive analysis and carbon dating (C-14) methods were used to answer the research problems. The results showed that the absolute dating of ancient port were similar with other archaeological data obtained from previous research. It confirms that the port is part of the settlement units in Kota Kapur site at 6th or 7th century AD.Abstrak. Penelitian arkeologi di situs Kota Kapur memang tidak seintensif penelitian tentang Sriwijaya di Palembang, namun situs Kota Kapur tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Sriwijaya. Penelitian kali ini mencoba melihat aspek dermaga kuna sebagai bagian dari tapak permukiman di situs Kota Kapur. Penelitian ini difokuskan pada  data sisa tiang dermaga dan upaya mencari pertanggalan absolutnya. Oleh karena itu, metode analisis deskriptif dan analisis carbon dating (C-14) digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanggalan mutlak sisa dermaga memiliki kesesuaian dengan sejumlah data arkeologi lainnya yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Hal ini menegaskan bahwa dermaga tersebut merupakan bagian dari unit permukiman Kota Kapur pada sekitar abad ke-6 atau 7 M

    Awal Pengaruh Hindu-Buddha Di Pantai Utara Jawa Tengah

    Get PDF
    Archaeological research related to the arrival and development of Hindu-Buddhism in Central Java is still an interesting fact until today. At this time, the coastal areas of Central Java including Kendal became the area that received less attention even though three inscriptions around the 7 – 8th AD were found in the northern part of Java. This study aims to explore the Tegal Sari and Boto Tumpang sites. Kendal which were thought to be one of the important areas in the early period before the emergence of the Kingdom of Mataram in the hinterland of Central Java. Explorative study was conducted and data collection was taken from surveys and excavations. The results of this study achieved success in identifying a number of important findings such as statues and temples, especially in locations that were targeted for research. Based on the identification of a number of archeological findings, it appears that in the east of estuary of the Kali Kuto River, there are ancient settlements from the 7 – 10th century AD marked by at least two temples, Tegal Sari and Boto Tumpang temple

    Kalpataru: majalah arkeologi

    Get PDF
    Majalah Kalpataru edisi No. 17 tahun 2004 ini menyajikan sejumlah tulisan yang merupakan buah pikiran dari para pcncliti di Lingkungan Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional. Diawali dari bidang studi Prasejarah yang menyajikan dua buah tulisan dari Nasruddin mengenai temuan gambar-gambar purba yang tertera di dinding dan langit-langit gua/ ceruk di Kawasan Pegunungan Marang, Kalimantan Timur; dan tulisan Lien D. Ratnawati yang tertarik menekuni segala aspek mengenai makanan pada masa lampau, mencoba menyajikan tulisan mengenai peralatan makan dari masa Prasejarah, untuk sedikit membuka tabir kehidupan manusia pada masa Prasejarah. Tiga tulisan lain membahas bidang studi Arkeologi Islam/Kolonia! dengan berbagai fokus penelitian, yaitu tulisan Mujib mengenai pemukiman masyarakat asing di Palembang pada Masa Kcsultanan; Libra Hari Inagurasi juga mengenai pemukiman, yaitu pemukiman tradisional di Lombok Timur; dan diakhiri dengan tulisan Eka Asih Putrina Taim mengenai peninggalan gedung-gedung tua di Batavia

    Penggambaran Ideal Perempuan Jawa pada Masa Hindu-Buddha : Refleksi pada Arca-arca Perempuan

    Get PDF
    An Archaeological research has various purposes, one is to direct a  historical reconstruction emergence and the collapsing of a dynasty and the other, can also be used to reveal the socio-cultural aspects of a community group in the past. Some problems of social-cultural in the past may be connected with some social cultural problems that occcured today. The issue to be revealed in this paper is the perception of ancient Javanese people on the meaning of "beauty" for Javanese women.  In this case, the researcher used the historical-archaeology as a method; this approach seeks an equal combination of “historical” and “archaeological” data to the study of the past.  The results of research on Durga statue from Prambanan Temple and Prajnaparamita statue from Singasari temple, East Java seem to represent the perception of "beauty" for Javanese women during that time

    PENGGAMBARAN IDEAL PEREMPUAN JAWA PADA MASA HINDU - BUDDHA: REFLEKSI PADA ARCA-ARCA PEREMPUAN

    Get PDF
    An Archaeological research has various purposes, one is to direct a  historical reconstruction emergence and the collapsing of a dynasty and the other, can also be used to reveal the socio-cultural aspects of a community group in the past. Some problems of social-cultural in the past may be connected with some social cultural problems that occcured today. The issue to be revealed in this paper is the perception of ancient Javanese people on the meaning of "beauty" for Javanese women.  In this case, the researcher used the historical-archaeology as a method; this approach seeks an equal combination of “historical” and “archaeological” data to the study of the past.  The results of research on Durga statue from Prambanan Temple and Prajnaparamita statue from Singasari temple, East Java seem to represent the perception of "beauty" for Javanese women during that time.

    Kehidupan Purba di Lahan Gambut

    Get PDF
    pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Palembang mulai melakukan \ud penelitian arkeologi di lahan basah Air Sugihan sejak tahun 1990-an dan kawasan Situs Kota Kapur (Bangka) yang lokasinya berseberangan dipisahkan Selat Bangka. Penelitian arkeologi dan geologi yang dilakukan di kawasan tersebut, ternyata berhasil mengidentifi- kasikan luasnya areal pemukiman purba di lahan basah pantai timur Sumatera Selatan dan Kota Kapur (Bangka). Buku yang anda baca ini adalah rangkuman hasil penelitian selama periode 1990-an hingga 2000-an yang menguraikan tentang aktivitas pemukiman purba di kawasan lahan basah/gambut. Kalau dilihat dari pertanggalannya, pemukiman di kawasan ini sudah berlangsung jauh sebelum berdirinya Kadatuan Sriwijaya di Palembang

    KALPATARU Majalah Arkeologi vol. 23 nomor 1

    Get PDF
    Perkembangan Budaya Akhir Pleistosen-Awal Holosen di Nusantara Oleh: Bagyo Prasetyo, Pusat Arkeologi Nasional Sejak dasawarsa terakhir ini eksplorasi untuk mengetahui jejak-jejak manusia dan budaya akhir Pleistosen-awal Holosen makin meluas. Wilayah pengamatan telah menjangkau Aceh, Pulau Nias, pedalaman Sumatera Selatan, pesisir Pantai Barat Kalimantan Barat dan Barito Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Tengah, Halmahera, Ponorogo dan Pacitan (Jawa Timur), Wonosari (Yogyakarta), Klungkung (Bali), Rotendao, Flores, dan Kupang. Makalah ini merupakan kompilasi data dari sejumlah hasil penelitian yang menyangkut budaya akhir Pleistosen-awal Holosen, dalam upaya mencari informasi baru jejak-jejak perkembangan munculnya manusia sapiens yang menyangkut distribusi situs dan kronologinya. Melalui tulisan ini diperoleh sumbangan data berupa tambahan jumlah hasil pertanggalan dan persebaran situs-situs serta teknologi budaya manusia sapiens pada akhir Pleistosen-awal Holosen di Indonesia. Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara Oleh: Agustijanto Indradjaja, Endang Sri Hardiati Pusat Arkeologi Nasional Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tārumanāgara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah kerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara. Jejak-jejak Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara Oleh: Titi Surti Nastiti, Pusat Arkeologi Nasional Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan kuna di Indonesia pada abad ke-4-5 M. dan berakhir pada awal abad ke-16iM. Adapun maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui peradaban Hindu-Buddha secara komperhensif di Nusantara, berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dan Balai-Balai Arkeologi di seluruh Indonesia, sejauh yang dapat dijangkau oleh penulis. Metode yang dipakai lebih kepada pengumpulan data dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dan Balai-Balai Arkeologinya, ditelaah, dan dibuat suatu ikhtisar yang menggambarkan jejak-jejak peradaban Hindu-Buddha di Nusantara. Hasil kajian memperlihatkan adanya berbagai aspek kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha yang mendukung maju-mundurnya suatu peradaban seperti aspek sosial, politik, ekonomi, agama, kesenian (sastra, arsitektur, arca), ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek tata ruang tempat di mana masyarakat itu hidup. Aspek-aspek Kajian Islam di Nusantara: Langkah Meniti Peradaban Oleh: Sonny C. Wibisono, Pusat Arkeologi Nasional Tulisan ini merupakan sebuah tinjauan atas zaman pengaruh Islam di Nusantara, sebuah rentang zaman yang menandai salah satu perubahan budaya di Nusantara. Maksud dari tinjauan ini adalah menemukan sebuah kerangka tentatif yang dapat digunakan untuk mengungkap aspek-aspek yang diharapkan dapat diajukan dalam penelitian arkeologi. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain diaspora Islam, negeri kesultanan, jaringan perniagaan, permukiman dan perkotaan, teknologi dan produksi, literasi dan keagamaan, dan kesenian. Tersedianya bahan teks merupakan bagian untuk memahami konteks peristiwa dari fragmentasi data arkeologi dari zaman ini. Studi literatur dan kasus penelitian berkaitan dengan topik ini digunakan sebagai bahan dalam tulisan ini

    KALPATARU Majalah Arkeologi vol. 23 nomor 1

    Get PDF
    Perkembangan Budaya Akhir Pleistosen-Awal Holosen di Nusantara Oleh: Bagyo Prasetyo, Pusat Arkeologi Nasional Sejak dasawarsa terakhir ini eksplorasi untuk mengetahui jejak-jejak manusia dan budaya akhir Pleistosen-awal Holosen makin meluas. Wilayah pengamatan telah menjangkau Aceh, Pulau Nias, pedalaman Sumatera Selatan, pesisir Pantai Barat Kalimantan Barat dan Barito Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Tengah, Halmahera, Ponorogo dan Pacitan (Jawa Timur), Wonosari (Yogyakarta), Klungkung (Bali), Rotendao, Flores, dan Kupang. Makalah ini merupakan kompilasi data dari sejumlah hasil penelitian yang menyangkut budaya akhir Pleistosen-awal Holosen, dalam upaya mencari informasi baru jejak-jejak perkembangan munculnya manusia sapiens yang menyangkut distribusi situs dan kronologinya. Melalui tulisan ini diperoleh sumbangan data berupa tambahan jumlah hasil pertanggalan dan persebaran situs-situs serta teknologi budaya manusia sapiens pada akhir Pleistosen-awal Holosen di Indonesia. Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara Oleh: Agustijanto Indradjaja, Endang Sri Hardiati Pusat Arkeologi Nasional Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tārumanāgara di Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya memunculkan sejumlah kerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah, sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia internasional di Kawasan Asia Tenggara. Jejak-jejak Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara Oleh: Titi Surti Nastiti, Pusat Arkeologi Nasional Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan kuna di Indonesia pada abad ke-4-5 M. dan berakhir pada awal abad ke-16iM. Adapun maksud dan tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui peradaban Hindu-Buddha secara komperhensif di Nusantara, berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dan Balai-Balai Arkeologi di seluruh Indonesia, sejauh yang dapat dijangkau oleh penulis. Metode yang dipakai lebih kepada pengumpulan data dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional dan Balai-Balai Arkeologinya, ditelaah, dan dibuat suatu ikhtisar yang menggambarkan jejak-jejak peradaban Hindu-Buddha di Nusantara. Hasil kajian memperlihatkan adanya berbagai aspek kehidupan masyarakat pada masa Hindu-Buddha yang mendukung maju-mundurnya suatu peradaban seperti aspek sosial, politik, ekonomi, agama, kesenian (sastra, arsitektur, arca), ilmu pengetahuan dan teknologi, serta aspek tata ruang tempat di mana masyarakat itu hidup. Aspek-aspek Kajian Islam di Nusantara: Langkah Meniti Peradaban Oleh: Sonny C. Wibisono, Pusat Arkeologi Nasional Tulisan ini merupakan sebuah tinjauan atas zaman pengaruh Islam di Nusantara, sebuah rentang zaman yang menandai salah satu perubahan budaya di Nusantara. Maksud dari tinjauan ini adalah menemukan sebuah kerangka tentatif yang dapat digunakan untuk mengungkap aspek-aspek yang diharapkan dapat diajukan dalam penelitian arkeologi. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain diaspora Islam, negeri kesultanan, jaringan perniagaan, permukiman dan perkotaan, teknologi dan produksi, literasi dan keagamaan, dan kesenian. Tersedianya bahan teks merupakan bagian untuk memahami konteks peristiwa dari fragmentasi data arkeologi dari zaman ini. Studi literatur dan kasus penelitian berkaitan dengan topik ini digunakan sebagai bahan dalam tulisan ini
    corecore