21 research outputs found
Pangajian Tarikat: Naskah Yang Ditulis Dipenghujung Abad XX
Kertas kerja ini mengangkat satu lagi naskah Nusantara, Minangkabau, yang ditulis diakhir abad XX oleh Haji Khatib Deram (dalam naskah ditulis H.K. Deram) di Tandikat, Pariaman, Sumatera Barat, yaitu “Pangajian Tarikat”. Perkenalan saya yang pertama dengan tulisan H. K. Deram adalah melalui naskah “Tarikat”. Fotokopi naskah itu dibeli Prof. Edi Sedyawati di Ulakan kira-kira tahun 2000; saya beruntung beliau memperlihatkan kepada saya kemudian kami transliterasikan sedikit. Tak lama kemudian, tahun 2002 saya ke Ulakan dan mendapatkan fotokopi naskah “Pangajian Tarikat” ini. Bersama beberapa kawan lain, saya berkunjung ke Tandikat, ke rumah H. K. Deram. Ternyata beliau sudah wafat tahun 1999. Keluarga yang tinggal hanya menunjukkan beberapa lembaran lepas yang berisi naskah-naskah tak diselesaikan. Sebelum ini saya sudah membicarakan tiga naskah Minangkabau yang ditulis H. Imam Maulana Amin al-Khatib yang ditulisnya juga diakhir abad XX, yaitu Riwayat Syeh Burhanuddin pada tahun 2001, Risalah Mau’izatul Hasanah pada tahun 2003, dan Sejarah Syeh Surau Baru 2005. Maknanya, dengan ini kita melihat bahwa masih ada proses penulisan naskah, tulisan tangan dan dengan huruf Arab-Melayu.Kertas kerja ini mengangkat satu lagi naskah Nusantara, Minangkabau, yang ditulis diakhir abad XX oleh Haji Khatib Deram (dalam naskah ditulis H.K. Deram) di Tandikat, Pariaman, Sumatera Barat, yaitu “Pangajian Tarikat”. Perkenalan saya yang pertama dengan tulisan H. K. Deram adalah melalui naskah “Tarikat”. Fotokopi naskah itu dibeli Prof. Edi Sedyawati di Ulakan kira-kira tahun 2000; saya beruntung beliau memperlihatkan kepada saya kemudian kami transliterasikan sedikit. Tak lama kemudian, tahun 2002 saya ke Ulakan dan mendapatkan fotokopi naskah “Pangajian Tarikat” ini. Bersama beberapa kawan lain, saya berkunjung ke Tandikat, ke rumah H. K. Deram. Ternyata beliau sudah wafat tahun 1999. Keluarga yang tinggal hanya menunjukkan beberapa lembaran lepas yang berisi naskah-naskah tak diselesaikan. Sebelum ini saya sudah membicarakan tiga naskah Minangkabau yang ditulis H. Imam Maulana Amin al-Khatib yang ditulisnya juga diakhir abad XX, yaitu Riwayat Syeh Burhanuddin pada tahun 2001, Risalah Mau’izatul Hasanah pada tahun 2003, dan Sejarah Syeh Surau Baru 2005. Maknanya, dengan ini kita melihat bahwa masih ada proses penulisan naskah, tulisan tangan dan dengan huruf Arab-Melayu
Pemanfaatan Kiasan “Budi” Didalam Bahasa Minangkabau
Kieh or kiasan is seldom used in Minangkabau language. It is defined as prefix world and inserted for senses of giving on the sentence and stressing word as important meaning. Sentence style uses the equality performa, comparative, short sequential story, to explanation of morals and ethics, to describe of static materials or something else that it have the human souls, to give the same place and people, to show name and behavior, to apply the words that addressed on the other sentences and also many other style of language. In Minangkabau language, kiasan is one thing that is applied in every heart condition of speakers. This paper describes application of “Budi” word in Minangkabau language. It can be refer of human behavior on formal/non-formal frame ideas of Minangkabau speaker and word samples are also presented
Sastra lisan Indonesia
Buku ini menyediakan bacaan yang komprehensif tentang sastra lisan bagi mahasiswa untuk membangun pengetahuan mereka setahap demi setahap.xiv, 192 hlm.: ilus.; 23 cm
Sastra lisan Indonesia
Buku ini menyediakan bacaan yang komprehensif tentang sastra lisan bagi mahasiswa untuk membangun pengetahuan mereka setahap demi setahap.xiv, 192 hlm.: ilus.; 23 cm
Sastra lisan Indonesia
Buku ini menyediakan bacaan yang komprehensif tentang sastra lisan bagi mahasiswa untuk membangun pengetahuan mereka setahap demi setahap.xiv, 192 hlm.: ilus.; 23 cm
Sastra lisan Indonesia
Pembicaraan tentang tradisi lisan, khususnya sastra lisan, semakin meluas. Semakin banyak orang yang member perhatian dan tertarik untuk meneliti dan mendokumentasikan. Beberapa universitas sudah menawarkan mata kuliah Sastra lisan, paling tidak di jurusan Sastra Daerah dan Sastra Indonesia. Akan tetapi,belum ada buku yang dapat digunakan utama untuk pelakasanaan kuliah tersebut sehingga kuliah itu diselenggarakan dengan menggunakan beberapa buku yang terpisah-pisah. Buku ini diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan akan materi sastra lisan yang dapat digunakan sebagai pintu masuk utama bagi mahasiswa ataupun peneliti yang berminat kepada Sastra lisan. Oleh karna itu, buku ni juga membicarakan metode penelitian sastra lisan, walaupun tidak detail. Buku ini menyediakan bacaan yang komprehensif tentang sastra lisan bagi mahasiswa untuk membangun pengetahuan mereka setahap demi setahap. Serta untuk membangun kepercayaan mereka bahwa sastra lisan adalah sebuah entitas, sebuah objek penelitian, dan sebuah ilmu yang bersisian daan berhubungan dengan ilmu yang lain