94 research outputs found

    Arena Seni Pita Maha: Ruang Sosial dan Estetika Seni Lukis Bali 1930‘an

    Get PDF
    Sejak akhir 1920-an di Ubud dan sekitarnya berlangsung praktik seni lukis dalam ruang interaksi dan dialog yang sangat intensif antara pelukis remaja, pelukis senior, patronase puri Ubud dan pelukis Barat. Praktik seni ini kemudian berkembang pesat menjadi arena seni bernama Pita Maha. Pita Maha diumumkan berdiri resmi 29 Januari 1936, mengakomodasi berbagai komponen art world di Bali, di antaranya galeri, kritikus dan kurator. Adapun tujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasi arena seni dan estetika Pita. Kajian dilakukan dengan pendekatan sosiologi Bourdieu tentang field (arena), dan hermeneutika mendalam (depth-hermeneutics) Thompson. Kajian ini menemukan berbagai capaian arena seni Pita Maha. Estetika Pita Maha adalah ‘Spiritualisme’ yang kemudian dilanggengkan sebagai ideologi estetika. Estetika yang secara tegas mengeksplorasi tema dan pandangan subjektif tentang hubungan Tuhan dan manusia dalam artistik dan stilistik seni lukis Bali yang baru

    Kejadian Malaria Terkait Lingkungan Pemukiman Di Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Full text link
    Until now, Malaria is still widespread in West Sumba District. This can be seen from the API (Annual Parasite Incidence) of 24,7 ‰ in 2011 and 24 ‰ in 2012. Even it was decreased from 2011, it remains in HCI (High Case Incidence) strata. Various effort has been carried out to control the disease such as prevention by vector control activities, therapy for patients with clinical symptoms and laboratory confirmed. All efforts seems has not shown significant result. This study is a literature review about the incidence of malaria related to residential neighborhoods in West Sumba District, East Nusa Tenggara Province. Up to now, People still maintain the tradition of Western Sumba traditional homes, so that we will see traditional houses from remote areas to the center of the city, thus these will lead to health consequences of the community

    Ergonomic Intervention of Houses Type 36/120 Saves Electricity and Increases Comfort of Occupants in Nuansa Kori Housing Sading Mengwi Badung

    Full text link
    Development of the housing sector has now spread to the suburban areas ofDenpasar; even some rural areas in Bali have become targets of housingdevelopers. Designing and arranging of houses through ergonomic interventioncomprises one of several efforts for improving the houses' quality in terms oftheir natural comfort. The ergonomic intervention should meet such criteria as tobe technically applicable, less costly, energy saving especially that of electricity,socio-culturally convenience, and environment friendly. This experimental studybeing reported applied a treatment by subject design, in which eight houses wereselected as sample, located in the housing complex of Perumahan Nuansa KoriSading Mengwi Badung. Of the eight sampled houses, each two houses facednorth, south, east and west, respectively. Twenty six occupants of the eightsampled houses were interviewed using a questionnaire. All samples wereselected by stratified random sampling. The ergonomic intervention comprisedremodeling of ventilation and windows of all the sampled houses. Data collectingof objective comfort was carried out before and after intervention i.e. at 8 am, 10am, 12 pm, 2 pm, 4 pm and 8 pm, by measuring temperature, humidity, lightintensity, and airflow. Data of subjective comfort were collected by questionnaire,which had been tested earlier for its validity and reliability. The results showedthat (1) before intervention the average of wet temperature was 23.66 ± 1.36 ºC,after intervention was 23.09 ± 1.20 ºC; (2) before intervention the average of drytemperature was 28.76 ± 1.07 ºC, after intervention was 27.88 ± 0.73 ºC; (3)relative humidity before intervention was 73.44 ± 4.37 %, after intervention was72.63 ± 2.73 %; (4) natural light intensity before intervention was 134.94 ± 71.69lux, after intervention was 229.69 ± 114.53 lux; (5) the average of airflow beforeintervention was 0.10 ± 0.04 m/sc, after intervention was 0.31 ± 0.08 m/sc; and(6) electricity saving resulted in 11% as evidenced by decrease of electricity billby 8%. The conclusions could be arawn are (1) that ergonomic intervention byremodeling ventilation and windows of houses type 36/120 could improveobjective comfort by 12.4% (p<0.05), along with increase of subjective comfort ofthe occupants of the houses facing all directions; dan (2) moreover, electricitysaving resulted in 11% (p<0.05) as evidenced by decrease of electricity bill by 8%(p<0.05). This study suggests that ergonomic intervention should be applied sinceearly in the construction of houses in order to make them cheaper, healthier, andmore comfortable

    Cakupan Pengobatan Massal Filariasis Di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2011

    Full text link
    Filariasis merupakan salah satu penyakit tertua dan paling melemahkan, disebabkan oleh cacing filaria yang menginfeksi jaringan limfe. Program eliminasi filariasis bertujuan agar filariasis tidak lagi menjadi masalah kesehatan pada tahun 2020. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan cakupan pengobatan massal filariasis dan keberhasilan pelaksanaannya di Kabupaten Sumba Barat Daya. Kasus kronis filariasis tahun 2011 di Kabupaten Sumba Barat Daya berjumlah 99 kasus terbanyak pada laki-laki, jenis cacing Brugia timori dengan Mikrofilaria rate (Mf rate) sebesar 1,16%. Kabupaten Sumba Barat Daya dinyatakan endemis filariasis sehingga perlu dilakukan pengobatan massal. Cakupan pengobatan massal putaran pertama di Kabupaten sebesar 42,5%, cakupan perkecamatan cukup tinggi di Kecamatan Wewewa Barat/Puskesmas Waimangura 90,3% dan, Wewewa Selatan/Puskesmas Tena Teke 89,9%. Persentase keberhasilan pengobatan massal di Kabupaten sebesar 48,9%, sedangkan di kecamatan/puskesmas cukup tinggi pada Kecamatan Wewewa Selatan/Puskesmas Tena Teke 95,1% dan, Wewewa Barat/puskesmas Waimangura 90,3%

    Model Pembelajaran Inquiri Dengan Bimbingan Individual Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 1peliatan Tahun Pelajaran 2016/2017

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Peliatan di Kelas IV Semester I yang kemampuan siswanya untuk mata pelajaran Penjasorkes masih di bawah KKM 73.Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Metode pengumpulan datanya adalah tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada awalnya 67, pada siklus I menjadi 70 dan pada siklus II menjadi 74.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar Penjasorkes siswa Kelas IV Semester I SD Negeri 1 Peliatan

    Beberapa Aspek Perilaku Nyamuk Anopheles Barbirostris Di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2011

    Full text link
    Some aspects of Anopheles barbirostris behavior in Central Sumba Regency was conducted in July– October in District Umbu Ratu Nggai (Village Padira Tana) which represents in mountain ecology and the district of Mamboro (Manu Wollu Village) representing the coastal ecology. Both villages are selected to have high malaria cases during the past year. The objective of the study is to determine Some aspect of Anopheles barbirostris behavior in Central Sumba Regency. The result showed that the characteristics of breeding habitats of Anopheles barbirostris in the padira tana village is in fields (both in use, not use or ready for planting) and in kobakan. in Manu Wolu Village the breeding habitats are in former ponds, puddles an kobakan. The bitting activity of Anopheles barbirostris the in Padira Tana Village highest in July (MBR = 0.08) outside the house, while in Manu Wolu Village bite out of the house in July and October (MBR = 0.04). in the Padira Tana Village and Manu Wollu village the Anopheles barbirostris is most prevalent in the cage with peak hours 11.00 pm to 04.00 am. Keyword: some aspect of vector behavior, Anopheles barbirostris Abstrak Studi beberapa aspek perilaku vektor malaria Anopheles barbirostris di Kabupaten Sumba Tengah dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober di 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Umbu Ratu (Desa Padira Tana) yang mewakili ekologi pegunungan dan Kecamatan Mamboro (Desa Manu Wolu) yang mewakili ekologi pantai. Kedua desa yang dipilih mempunyai kasus malaria tinggi selama satu tahun terakhir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa aspek perilaku vektor Anopheles barbirostris di Kabupaten Sumba Tengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik habitat perkembangbiakan Anopheles barbirostris di desa Padira Tana adalah sawah (baik yang terpakai, tidak dipakai maupun siap tanam) dan di kobakan. Sedangkan di desa Manu Wolu ditemukan di bekas kolam, Kubangan dan kobakan. Kepadatan nyamuk An. barbirostris yang menggigit orang (MBR) di Desa Padira Tana paling tinggi pada bulan Juli (MBR=0,08) di luar rumah sedangkan di Desa Manu Wolu menggigit di luar rumah baik pada bulan Juli maupun Oktober (MBR=0,04). Di Desa Padira Tana dan Di Desa Manu Wolu nyamuk Anopheles paling banyak ditemukan di kandang dengan jam puncak 23.00-04.00. Kata kunci: beberapa aspek perilaku vektor, Anopheles barbirostri

    Inventarisasi Program Pengendalian Vektor Malaria Sebagai Dasar Model Intervensi Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2011

    Full text link
    Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah dengan kasus malaria cukup tinggi dimana tahun 2007 Annual Malaria Insidence (AMI) sebesar 204,7‰ dan 2008 310,8‰. Penelitian bertujuan untuk mengiventarisir jenis dan cakupan program pengendalian vektor malaria. Pengendalian dilakukan terhadap nyamuk dewasa dan nyamuk pradewasa di 11 Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi (evaluation research) berbasis program. Populasi penelitian adalah semua pengelola program pengendalian malaria yang berada pada setiap dinas kesehatan kabupaten kota. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dan telaah dokumen, data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pengendalian vektor dilakukan dengan penyemprotan dan pembagian kelambu, kegiatan penyemprotan hanya dilakukan oleh 2 Kabupaten Kota yaitu Kabupaten Belu dan Kabupaten Sikka. Hasil penyemprotan setelah dilakukan evaluasi ternyata dapat menurunkan kejadian malaria di masyarakat. Pembagian kelambu dilaksanakan pada semua kabupaten kota di wilayah penelitian. Sasaran pembagian kelambu pada ibu hamil, bayi, Balita dan penderita positif malaria. Penggunaan kelambu oleh masyarakat dimonitoring oleh petugas dinas kesehatan. Pengendalian nyamuk pradewasa hanya dengan penebaran ikan pemakan jentik yang dilakukan di 3 kabupaten. Penebaran ikan diperoleh dari hasil penangkaran ikan dan swadaya masyarakat. Kabupaten yang melakukan pengendalian melalui manajemen lingkungan yaitu kabupaten Timur Tengah Selatan. Semua Kabupaten tidak melaksanakan kegiatan pengendalian vektor malaria melalui larvasiding dan penggunaan Bakteri thuringengsis

    Pengaruh Model Pembelajaran Rekonstruksi Sosial Terhadap Keterampilan Berfikir Kreatif Dan Pemahaman Konsep IPS

    Full text link
    This research aims at investigating the effect of social reconstruction learning model on creative thinking ability and social science concept comprehension. It is a quasi-experiment with The Posttest Only Control Group Design and the sample size of 60 students. The collected data were analyzed using MANOVA with the assistance of SPSS 17.00 for Windows. There were two instruments for data collection; they are creating thinking ability test and social science concept comprehension test. The results of the data analysis are as follows: first, social science concept comprehension of students learning with social reconstruction learning model is significantly better than those with conventional learning model (Fobs = 71.92; p<0.05). Second, creative thinking ability of students learning with social reconstruction learning model is significantly better than those with conventional learning model (Fobs = 79.62; p<0.05). Third, social science concept comprehension and creative thinking ability of students learning with social reconstruction learning model are significantly better than those with conventional learning model (Fobs = 71.92; p<0.05). Based on the above findings, it is concluded than there is a positive effect of of social reconstruction learning model on creative thinking ability and the comprehension of social science concept
    • …
    corecore