Journal IKIP PGRI Bali
Not a member yet
492 research outputs found
Sort by
PELESAPAN SUBJEK DALAM WACANA BAHASA BALI (REMOVAL OF SUBJECTS IN THE DISCOURSE OF BALINESE LANGUAGE)
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimana hubungan koreferensi yang terjadi antarkalimat pada pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali dan (2) bagaimana letak dan fungsi konstituen pengendali pada pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah pelesapan subjek dalam wacana bahasa Bali, khususnya mengenai hubungan koreferensi antarkalimat serta letak dan fungsi konstituen pengendali. Penelitian ini menggunakan teori linguistik struktural. Dalam pengumpulan data digunakan metode simak dibantu dengan teknik catat. Dalam analisis data digunakan metode distribusional dibantu dengan teknik pengacuan. Dalam penyajian hasil analisis data digunakan metode formal dan informal, dibantu dengan teknik deduktif dan induktif. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelesapan subjek dalam wacana/kalimat bahasa Bali meliputi: (1) hubungan koreferensi dan (2) konstituen pengendali. Konstituen pengendali pada tataran wacana dapat dilihat dari dua segi, yaitu (1) dari segi letak konstituen pengendali dan (2) dari segi fungsi dan peran sintaksis konstituen pengendali
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENERAPKAN LITERASI DIGITAL MELALUI IHT DI SD NEGERI 3 PEGUYANGAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan literasi digital melaluiIHT atau In House Training di SDNegeri 3 Peguyangan semester I tahun pelajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian ini didasarkan atas kebutuhan yang mendesak tentang adanya kenyataan bahwa siswa kurang semangat dalam belajar, belum dikuasainya keterampilan literasi digital, dan adanya kemajuan dibidang literasi digital dalam pembelajaran. Oelh karena itu peneliti memberikan pelatihan pada guru untuk meningkatkan keterampilannya dalam menguasai literasi digital dalam pembelajaran yang dikemas dalam bentuk kegiatan In House Training. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan literasi digital dalam pembelajaran yang makin menjadi tuntutan pada era revolusi industri 4.0. Penelitian ini melibatkan 8 orang guru yaitu 6 guru kelas dan 2 orang guru mata pelajaran. Kegiatan penelitian ini berlangsung dari bulan Jjuli sampai dengan bulan Desember 2019 pada semester I tahun pelajaran 2019/2020. Kegiatan In House Training menjadi fokus tindakan dalam penelitian ini. Kegiatan In House Training ini berlangsung sebanyak dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegitan In House Training telah dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan literasi digital dalam pembelajaran hingga memperoleh katagori baik dari segi keterampilan guru dan katagori sangat baik dari efektivitas kegiatan IHT. Kegiatan In House Training sangat perlu dikembangkan di kalangan pendidik yang belum memahami tugas pokoknya karena para guru dapat berdiskusi dengan kepala sekolah, instruktur, dan rekan sejawat dan dapat meningkatkan profesionalisme
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASORKES MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI 2 TEGALJADI
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Tegaljadi Kelas VI semester I yang kemampuan siswanya untuk mata pelajaran Penjasorkes masih cukup rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Tegaljadi. Metode pengumpulan datanya adalah tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada awalnya dengan rata-rata 67 pada siklus I menjadi 74 dan pada siklus II menjadi 83. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
PENGUKURAN TINGKAT KADAR LEMAK TUBUH MELALUI JOGGING SELAMA 30 MENIT MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV FPOK IKIP PGRI BALI TAHUN 2016
Dalam pelaksanaan olahraga, kita harus memperhatikan banyak faktor terutama berkaitan dengan berat badan tubuh. Berat badan yang bertambah biasanya disebabkan oleh faktor yang tidak asing lagi bagi kita yaitu lemak. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam artikel ini adalah “Untuk mengetahui tingkat kadar lemak tubuh yang terjadi dengan pemberian jogging selama 30 menit”. Berdasarkan persentase rerata perubahan kadar lemak tubuh sesudah pelatihan selama 6 minggu untuk kelompok perlakuan 3,8% kadar lemak menurun sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil 0,6% kadar lemak menurun, ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan terbukti lebih efektif menurunkankadar lemak tubuh dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan jogging selama 30 menit memang terbukti dapat menurunkan kadar lemak tubuh. Disarankan bagi mahasiswa dan masyarakat yang ingin menurunkan kadar lemak agar melakukan jogging selama 30 menit setiap hari
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING PERMAINAN SEPAK BOLA
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar pasing permainan sepak bola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada siswa kelas VIII B SMP Widya Sakti Denpasar tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Widya Sakti Denpasar berjumlah 40 orang, data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil belajar teknik dasar pasing permainan sepak bola secara klasikal pada observasi awal 68,08, meningkat pada siklus I menjadi 77,09 dan meningkat pada siklus II menjadi 86,1. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, disimpulkan bahwa hasil belajar teknik dasar passing permainan sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII B SMP Widya Sakti Denpasar tahun pelajaran 2018/2019
PENGARUH METODE PELATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN ATLET SHORINJI KEMPO UNIT KEGIATAN MAHASISWA IKIP PGRI BALI
Latar belakang dari permasalahan penelitian ini adalah kurangnya kelincahan atlet Shorinji Kempo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai pengaruh metode pelatihan circuit training terhadap peningkatan kelincahan atlet Shorinji Kempo Unit Kegiatan Mahasiswa. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang mengikuti UKM Shorinji Kempo sebanyak 18 orang. Penelitian ini merupajan jenis penelitian uji eksperimental dengan rancangan penelitian pretesposttest control group design. Proses pengambilan data dilakukan dengan tes kelincahan pada saat pretest dan posttes. Selanjutnya data hasil dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji t-test independent. Hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa eksperimen pertama dapat t-hitung 10,320 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,306 dengan taraf signifikan 5% dan db=8 demikian juga pada kelompok experiment kedua didapat t-hitung sebesar 5,256 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,306 dengan taraf signifikan 5% dan db=8, perbedaan kelompok eksperimen pertama dan kedua dapat t-test sebesar 3,880 sedangkan t-tabel didapat sebesar 2,120 dengan taraf signifikan 5% dan db= 18.Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan circuit training berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kelincahan pada atlet Shorinji Kempo Unit Kegiatan Mahasiswa
PELATIHAN ICKEY SHUFFLE DENGAN JARAK 6 METER 4 REPETISI 3 SET TERHADAP KELINCAHAN SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 MENGWI BADUNG
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan kelincahan dengan pelatihan ickey shuffle dan lari zig – zag terhadap dua kelompok siswa putra yaitu, kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan rancangan experimental randomized pre-tes dan post-tes group design. Populasi diambil dari siswa putra kelas X SMA Negeri 2 Mengwi Badung tahun pelajaran 2017/2018. Sampel berjumlah 36 orang diambil menggunakan Ordinal Pairing dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah pelatihan ickey shuffle dengan jarak 6 meter 4 repetisi 3 set dan pelatihan lari zig – zag. Data berupa hasil kelincahan shuttle run 5 meter 8 kali yang diambil sebelum dan sesudah pelatihan. Data yang diperoleh diuji menggunakan program SPSS 16. Data berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya diuji menggunakan uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing-masing kelompok, sedangkan uji t-tes independent untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi peningkatan yang bermakna (p<0,05). Hasil uji t-tes independent didapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak berbeda bermakna (p>0,05), sedangkan setelah pelatihan kedua kelompok kelincahan ada perbedaan yang bermakna (p<0.05). Simpulan bahwa pelatihan ickey shuffle dengan jarak 6 meter 4 repetisi 3 set meningkatkan kelincahan . Untuk hasil post test menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dan menyatakan hipotesis nol ditolak
Peranan Wihelminus Van Bekkum Sebagai Uskup Pertama Dalam Menyebarkan Agama Katolik Di Keuskupan Ruteng Tahun (1961-1972)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latarbelakang Wihelmus Van Bekkum dalam menyebarkan Agama Katolik di Keuskupan Ruteng tahun 1961-1972. (2) peranan Wihelmus Van Bekkum sebagai Uskup pertama dalam menyebarkan Agama Katolik di Keuskupan Ruteng pada tahun 1961-192. (3) dampak penyebaran Agama Katolik yang dilakukan oleh Wihelmus Van Bekkum di Keuskupan Ruteng pada tahun 1961-1972. dalam menganalisis permasalahann diatas menggunakan landasan Teori Peran, Teori Interaksi Sosial dan Teori Perubahan Sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Heuristik, Kritik Sejarah, Interprestasi dan Historiografi. Dalam heuristik sumber sejarah yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber tertulis, sumber benda dan sumber lisan. Kritik sejarah yang digunakan kritik ekstern dan kritik intern. Selanjutnya interprestasi yaitu suatu rangkaian cerita sejarah berdasarkan fakta-fakta yang telah disimpulkan dan telah di hubung-hubungkan sehingga menghasilkan suatu rangkaian cerita sejarah.Setelah hasil iterprestasi terwujud dilanjutkan dengan tahap terakhir dalam sejarah yaitu Historiografi yang merupakan langkah akhir suatu penelitian dalam menyusun cerita sejarah atau penulisan sejarah berdasarkan laporan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa peranan Wihelmus Van Bekkum Sebagai Uskup Pertama Dalam Menyebarkan Agama Katolik di Keuskupan Ruteng Tahun 1961-1972 membawa dampak yang sangat gemilang terhadap Kehidupan Masyarakat Keuskupan Ruteng. Secara garis besar yang menjadi faktor-faktor yang melatarbelakangi Wihelmus Van Bekkum dalam menyebarkan Agama Katolik Di Keuskupan Ruteng adalah faktor agama, faktor budaya, faktor pendidikan.Dalam faktor Agama Wihelmus Van Bekkum merupakan Seorang Pater yang sangat tekun dengan ajaran Katolik semenjak dia mulai bergabung dengan para misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) pada tahun 1929. Peranan Wihelmus Van Bekkum dalam menyebarkan Agama Katolik di Keuskupan Ruteng diantaranya mendirikan gereja dan mendirikan sekolah di Keuskupan Ruteng dan sekitarnya. Kemudian dampak penyebaran Agama Katolik oleh Wihelmus Van Bekkum di Keuskupan Ruteng adalah kemajuan ekonomi masyarakat keuskupan ruteng, terjadinya akulturasi kebudayaan, meningkatnya pendidikan masyarakat Keuskupan Ruteng serta semakin menguatnya Agama Katolik di Keuskupan Ruten
Penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion dalam penyetaraan persamaan reaksi redoks
Research composed in order to overcome the problem of determining the oxidation number by applying techniques / shortcuts for determining the oxidation number of elements in compounds or ions which in its implementation begins with an agreement to reverse the price of bilox from positive to negative or vice versa. The concept of shortcuts for determining the oxidation number of elements in compounds or ion ions has begun to be applied since the 2004/2005 school year until now in the Mathematics and Natural Sciences class XII in the discussion of equalizing redox reactions. The impact achieved from this strategy will facilitate students in completing equalization of the redox reaction equation in class XII IPA and can also be introduced in class X. The conclusion of this shortcut writer is very well applied in class XII IPA, in this way they can quickly and easily determine the oxidation number of an element in a compound or polyatomic ion. The results can also be very useful to help speed up the completion of the equations of the redox equations either by the oxidation number method or the half reaction method.
Penelitian ini disusun guna mengatasi masalah menentukan bilangan oksidasi dengan menerapkan teknik/cara pintas penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa maupun ion. Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kesepakatan untuk membalik harga biloks dari positif menjadi negatif atau sebaliknya. Konsep cara pintas penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion sudah penulis terapkan sejak tahun pelajaran 2004/2005 sampai sekarang di kelas XII MIPA pada pembahasan penyetaraan reaksi redoks. Dampak yang dicapai dari strategi ini memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan penyetaraan persamaan reaksi redoks di kelas XII MIPA dan dapat juga diperkenalkan di kelas X. Kesimpulan penulis, cara pintas ini sangat baik diterapkan di kelas XII MIPA, karena dengan cepat dan mudah menentukan nilai bilangan oksidasi unsur dalam senyawa ataupun ion poliatom. Hasil pembelajaran berguna untuk membantu mempercepat penyelesaian penyetaraan persamaan reaksi redoks baik dengan metode bilangan oksidasi maupun metode setengah reaksi
Upaya peningkatan kemampuan guru dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) melalui diskusi kelompok terfokus di SMAN 1 Waingapu
Based on observations made on the teachers at SMA Negeri 1 Waingapu, it was found that the ability of teachers in preparing syllabus and lesson plans (RPP) that are complete and systematic is still lacking. This can be seen in the performance of teachers who have not based on how to think, behave and act in a system that is emphasizing changes according to the flow of inputs, processes, and outputs. To improve the ability of teachers to prepare syllabus and lesson plans that are complete and systematic, an action research study consisting of two cycles is conducted. Data on the ability of teachers in compiling syllabi and lesson plans was collected through syllabus and lesson plans using the Syllabus and RPP Assessment Instruments developed by the East Nusa Tenggara Province Educational Quality Assurance Institution (LPMP) which was empirically tested by researchers. Then the data is analyzed by using descriptive statistics. The results showed an increase in the ability of teachers to compile the syllabus and lesson plans as follows: The ability of teachers to compile the syllabus in the initial conditions with an average value of 65.57 and the percentage of eligibility 32.60%, while in the first cycle it became 76.07 with a percentage of eligibility 71, 74%. In cycle II the value obtained was 80.57 with a feasibility value of 91.30%. The total percentage increase in compiling the syllabus at the end of the second cycle was 2.17%. While the ability to prepare lesson plans in the initial conditions the average value of 67.37 and the percentage of eligibility 41.30%. At the end of the first cycle, the value becomes 77.63 with a feasibility percentage of 82.61%. At the end of cycle II the average value obtained was 81.39, the percentage of eligibility was 100% and the total increase was 2.17%. Another achievement of the results of this study is a shift in the way of thinking of teachers from all bureaucratic, instructive and high dependence on the work of others to non-bureaucratic, cooperative, collaborative, creative, and independent.
Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap guru-guru di SMA Negeri 1 Waingapu, ditemukan bahwa kemampuan guru dalam menyusun silabus dan RPP yang lengkap dan sistematis masih kurang. Hal ini terlihat pada kinerja guru yang belum dilandasi cara berfikir, bersikap dan bertindak secara sistem yaitu menekankan pada perubahan menurut alur input, proses, dan output. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun silabus dan RPP yang lengkap dan sistematis tersebut, dilakukan penelitian tindakan yang terdiri dari dua siklus. Data tentang kemampuan guru dalam menyusun silabus dan RPP dikumpulkan melalui penilaian silabus dan RPP menggunakan Instrumen Penilaian Silabus dan RPP yang dikembangkan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah diuji coba secara empirik oleh peneliti. Selanjutnya data tersebut di analisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru menyusun silabus dan RPP sebagai berikut: Kemampuan guru menyusun silabus pada kondisi awal dengan nilai rata-rata 65,57 dan prosentase kelayakan 32,60%, sedangkan pada siklus I menjadi 76,07 dengan prosentase kelayakan 71,74%. Pada siklus II nilai yang diperoleh 80,57 dengan nilai kelayakan 91,30%. Total prosentase kenaikan dalam menyusun silabus pada akhir siklus II sebesar 2,17%. Sedangkan kemampuan menyusun RPP pada kondisi awal nilai rata-rata 67,37 dan prosentase kelayakan 41,30%. Pada akhir siklus I nilai menjadi 77,63 dengan prosentase kelayakan 82,61%. Akhir siklus II nilai yang diperoleh rata-rata 81,39, prosentase kelayakan 100% serta total kenaikan mencapai 2,17%. Prestasi yang lain dari hasil penelitian ini adalah terjadinya pergeseran cara berfikir guru dari serba birokratik, instruktif dan ketergantungan tinggi pada hasil karya orang lain ke non birokratik, kooperatif, kolaboratif, kreatif, dan mandiri