258 research outputs found
An empirical investigation of failing companies and their determinants using the hazard model in an emerging capital market
The purpose of this study is to highlight the predictors of financial distress during the period 1990 to 2000. Previous studies highlight the inadequacies of the MDA and the
log it models and suggest that a hazard model gives a more accurate result due to its consideration of time varying co-variates. By applying the hazard model, we find that
leverage, profit, cash flow, liquidity, size and growth play a significant role in explaining financial distress with 83% accuracy rate. This rate did not change much when the model is applied to the hold-out sample. We also find that multicollinearity problem is not a threat in our analysis
Pengukuran Kinerja dengan Analisis Swot dan Balanced Scorecard di PT. MHP
PT. MHP adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yaitu pengiriman
barang melalui pesawat udara Dalam situasi dan kondisi yang penuh persaingan PT.
1v!HP harus n1enyusun strategi -strategi bisnisnya yang tepat agar dapat bertahan dan
memenangkan persaingan. Untuk mencapai keunggulan bersaing, maka perusahaan perlu
melakukan pengukuran kinetja yang tidak terbatas pada aspek keuangan saja. Metode
Balanced Scorecard merupakan sebuah metode pengukuran kinerja yang terdiri dart
empat perspek1if yaitu financial, customer, internal business process, dan learning and
growth.
Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang disesuaikan
dengan vi.si, misi dan strategi perusahaan, sehingga pengukuran kinetja yang dilakukan
sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi yang disusun harus mempertimbangkan faktor
internal dan ekstemal perusahaan, yaitu melalui analisis Strength, Weakness. Opportunity,
Threat yang dimiliki oleh perusahaan.
Langkah awal dari pengukuran kinerja adalah menetapkan tolok ukur dari
masing-masing perspektif Balanced Scorecard. Pada financial pe, .. spective tolok ukur
yang digunakan adalah Sales Growth Ratio, Profit Margin on Sales, Total A.'isels
Turnover, dan Return on Equity. Pada customer perspective tolok ukur yang digunakan
adalah Percenlage of New Customer, dan Percentage of Customer Retention. Pada
internal business process perspective tolok ukur yang digunakan adalah On Time
Delivery, Number of New Service Facilities, dan Number ql Champions. Dan pada
learning and growth perspective, tolok ukur yang digunakan oleh PT. MHP adalah
Employee Turnover, Emp(oyee Training. Absenteeism, Suggestion Rate, dan Jumlah
Saran.
Selanjutnya target, performance drivers, kriteria penilaian, serta bobot
kepentingan dengan menggunakan 1neto~e Pairwise Comparison ditetapkan untuk
masing-masing tolok ukur.
Hasil pengukuran kinerja keseluru.han PT. MHP pada tahun 2005 adalah baik
dengan nilai 2,561. Sedangkan kinerja keseluruhan pada tahun 2006 tnengalami
peningk.atan menjadi 2,79, dan masih tetap berada pada level kinerja yang bai.k. M.eskipun
demikian masih ada tolok ukur yang perlu mendapat perhatian (Misalnya: Sales Growth
Ratio, Total Assets Turnover, Return on Equity, Number of New Sen•ice Fc:cilities,
Employee Turnover, dan Jwnlah Saran}' agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja
lebih baik lagi.
Dari basil pengukuran kinetja, ditentukan inisiatif perbaikan terhadap tolok ukur
yang mengalami penurunan dan belum mencapai target perusahaan. Dengan
menggunakan matriks House af Quality dapat diperoleh inisiatif perbaikan yang paling
berpengaruh terhadap perbaikcm tolok ukur tersebut.
Berikutnya dibuat matriks bagian untuk mengetahui bagian mana yang paling
berpengaruh terhadap inisiatif perbaikan tersebut. Setelah dilakukan perhitungan
diperoleh bagian manager operasional sebagai bagian yang paling berpengaruh. Langkah
terakhir yang dilakukan adalah membuat action plan dari tiap-tiap bagian dalam
perusahaan, yang bertujuan untuk memperbaiki tolok ukur tersebut yang terinci dalam
matriks action plan
Does price react to fixed price tender offer share buyback announcement?
This paper investigates stock market reactions to share buyback announcements, specifically with the fixed price tender offer mechanism. An event study methodology was used to examine stock price reaction of 30 observations involving 21 listed companies surrounding the announcement
dates. Two models, namely market adjusted return (MAR) and the single index market models (SIMM) were utilised to compute abnormal returns.Eventhough most literature in the western market found positive abnormal returns, this study reveals that investors gain zero abnormal returns out of
these announcements. The post announcement result shows a zero abnormal return which implies that the Malaysian stock market is semi-strongly efficient due to this announcement. Finally, evidence also shows that none of the implications forwarded in the theories could be supported in this study
Memberdayakan “Studentcentered” Untuk Mengenal “Katabenda” Dalam Bahasa Inggris
. Language is a means of communications;it can be in spoken language, in a written text, in speech or inteaching-learning process. The language used in communication must be clear,well organized, and understandable. W.F.Bolton said: the ability to use language is the most distinctive characteristicof human beings and yet most people taken their language ability for granted,never considering its richness and complexity. It is also said by LudwigWittgenstein the limit of language means the limit of my world. In Englishthere is parts of speech consisting of noun, verb, adverb, adjective,conjunction, preposition, pronoun, and interjection. Taking one of them, thenoun, has many representations with the same name ‘noun.' It is not so simpleto understand it. It needs some abilities to know it well. Almost students getlittle bit confused if they meet with noun in some representations. To know itbetter needs some ways, namely, reading a lot, rich of vocabulary, goodknowledge in English especially noun with its various representations. It hasthe same meaning but has many different representations. Student-centered is agood way to increase the student's ability to know ‘noun' better
Detecting financial distress
This paper examines two types of statistical tests, which are multiple discriminant analysis (MDA) and the logit model to detect financially distressed companies. Comparison between the two statistical tests is implemented to identiy factors that could differentiate financially distressed companies from the healthy company. Among the fifteen explanators, M D A shows that the current ratios, net income to total asset, and sales to current asset, are the indicators of financially distressed companies. Other than net income to total asset, the logit model provides two different ratios which are shareholders’filnd to total liabilities, and cash flow from financing to total liabilities, to identi@ financially distressed companies. It zuasfound that the logit model could accurately predict 91.5% of the estimation sample and 90% of the holdout sample whereas the discriminant model shows an overall
accuracy rate of 84.5% and 80% for the estimatiorl and the holdout sample respectively
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI PADA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi terkomputerisasi, untuk menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu sisi tertentu tentang penanganan masalah data yang digunakan. Sistem Pendukung Keputusan hanya menyediakan keputusan alternatif, sedangkan keputusan akhir masih ditentukan oleh pembuat keputusan. Fakultas Teknik dalam menyelengarakan pendidikan memberikan layanan dan fasilitas, yang memadai untuk mahasiswa yang berkuliah di Fakultas Teknik sebagai media pendukung dari pengembangan pendidikan Dalam pengembangan pendidikan untuk mahasiswa tidak hanya pelayanan dan fasiltias namun ada berupa bantuan dalam biaya pendidikan. Bantuan biaya pendidikan yang dimaksud berupa program beasiswa Program beasiswa ini diharapkan dapat memacu minat mahasiswa dalam belajar menjadi lebih baik. Salah satunya adalah program beasiswa berprestasi.Program beasiswa berprestasi diadakan untuk meringankan beban biaya perkuliahan mahasiswa dalam menempuh masa studi kuliah khususnya dalam masalah biaya. Metode yang digunakan dalam menentukan beasiswa berprestasi adalah Metode Simple Additive Weighting (SAW). 
KAJIAN PERKEMBANGAN KECAMATAN MIJEN SEBAGAI DAMPAK PEMBANGUNAN BUKIT SEMARANG BARU (BSB CITY)
Seiring dengan berkembangnya zaman diikuti oleh perkembangan kota-kota besar dengan
populasi penduduknya yang kian bertambah menuntut ketersediaan tempat tinggal serta sarana dan
prasarana untuk menunjang kegiatan penduduk di kota tersebut. Perkembangan kota umumnya
disebabkan oleh proses urbanisasi atau lebih dikenal proses perkotaan. Dewasa ini peran kawasan
pinggiran kota makin penting karena salah satu kecenderungan perkotaan pada dekade ini adalah
perpindahan penduduk dari inti kota ke pinggiran. Fenomena perkembangan kawasan pinggiran ini
dapat dilihat dari banyaknya pengembangan perumahan baru di Kawasan pinggiran Kota Semarang
tepatnya di Kecamatan Mijen. Salahsatu perumahan terbesar yang dikembangkan adalah Bukit
Semarang Baru (BSB City) dengan mengadopsi konsep perumahan Kota Satelit. Konsep perumahan
Kota Satelit yaitu menghadirkan pusat pertumbuhan baru kota Semarang yang potensial yang didukung
dengan kawasan industri, perdagangan jasa, serta pendidikan. Namun dengan munculnya pengembangan
perumahan (real estate) Bukit Semarang Baru tersebut, perkembangan Mijen mejadi kawasan perkotaan
dihadapkan oleh fenomena kawasan pinggiran sebagai area resapan. Jika timgginya urbanisasi tidak
dikendalikan maka akan berdampak pada terganggunya fungsi Kecamatan Mijen sebagai kawasan
penyangga Kota Semarang
- …