16 research outputs found
PENGEMBANGAN DESAIN KURIKULUM SEKOLAH ANTI KORUPSI GURU ICW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS ANTIKORUPSI
Penelitian ini dilatarbelakangi kesenjangan pada kemampuan guru dalam mengimplementasikan Pendidikan antikorupsi dalam kegiatan pembelajaran. Dua aspek utama dalam kompetensi guru tersebut diantaranya ; 1) pemahaman guru terhadap isu-isu korupsi, pendidikan antikorupsi dan pendidikan nilai dan ; 2) keterampilan guru dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pembelajaran berbasis antikorupsi. Indonesia Corruption Watch sebagai lembaga non-pemerintah yang memiliki perhatian terhadap antikorupsi, menyelenggarakan sebuah program yang diberinama Sekolah Antikorupsi Guru (Sakti Guru) yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam implementasi pendidikan antikorupsi. Adapun penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan kurikulum Sakti Guru dengan maksud agar program pelatihan menjadi lebih relevan dengan kebutuhan guru. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah Design Based Research, dimana dalam pelaksanaanya mencakup empat tahap yang dimulai ; 1) Analisis masalah ; 2) Pengembangan solusi ; 3) Testing dan refinement dan ; 4) Refleksi. Instrumen yang digunakan yaitu wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini diantaranya adalah , 1) Kompetensi dari desain kurikulum ini adalah “Peserta memiliki sikap integritas, pedagogi yang berorientasi kepada keadilan sosial, memahami antikorupsi, serta dapat mendorong penanaman nilai antikorupsi di lingkungan sekolah baik secara konsep maupun pengembangannya”; 2) Mata latih dan materi yang dikembangkan berdasarkan pengembangan dari kompetensi inti dan dikategori pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan guru 3) metode yang digunakan diantaranya ekspositori, tceramah partisipatif, diskusi , metode praktek dan penugasan; 4) Instrumen penilaian yang digunakan ; Tes uraian , performance test, Produk dan penugasan ; 5) Hasil refleksi disimpulkan bahwa desain kurikulum yang dikembang sudah sesuai dengan kebutuhan peserta diklat dan ICW
This research was motivated by the existence of social inequality in teacher Competency that related with the ability to implement Anti-Corruption based learning. Two main aspect of the Teacher Competency are, first the Teacher understanding about Corruption issues, Anti-Corruption Education, Values Education; while the second aspect is related to the Teacher skills in planning, implementing and evaluating Anti-Corruption based learning. Indonesia Corruption Watch as the non-governmental organization that concern in Anti-Corruption Act, held a program named Sekolah Antikorupsi Guru (Sakti Guru) that specifically increase the Teacher Competency in Anti-Corruption Education. This research was intended to develop the Curriculum of Sakti Guru, so that the training program become more relevant to the Teacher itself. The method used in this research was Design Based Research method, while in the actual implementation includes 4 step that start with ; 1) problem analysis / training program needs analysis ; 2) solution development / the Curriculum design development ; 3) Testing and Refinement and the last ; 4) Reflection. The instrument that used in this research are interview with the headmaster of the Anti-Corruption School, questionnaire for the Teacher and documentation study. The result of the research are, 1) The competencies of this curriculum design are "Participants have an attitude of integrity, pedagogy oriented towards social justice, understand anti-corruption, and can encourage the inculcation of anti-corruption values in the school environment both in concept and in its development"; 2) The courses and materials developed are based on the development of core competencies and are categorized as aspects of teacher attitudes, knowledge and skills. 3) The methods used include expository, participatory lectures, discussions, practical methods and assignments; 4) The assessment instrument used; description tests, performance tests, products and assignments; 5) The results of the reflection concluded that the curriculum design that was developed was in accordance with the needs of the training and ICW participant
Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani kedelai di Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Jawa Barat
Kedelai telah menjadi menu sehari-hari masyarakat Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Kebutuhan kedelai dalam negeri yang banyak hanya bisa dipenuhi oleh 29 persen produksi dalam negeri. Meskipun menjadi daerah produksi kedelai terbesar di Jawa Barat, tetapi jumlah rumah tangga yang membudidayakan kedelai di Kabupaten Garut sedikit. Efisiensi terhadap faktorfaktor produksi kedelai menjadi salah satu cara mengurangi input agar keuntungan menjadi maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menghitung besarnya biaya dan pendapatan usahatani petani kedelai; 2) Menganalisis pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produk kedelai; dan 3) Menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kedelai. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jawa Barat mulai bulan Agustus sampai September 2016. Sampel diambil menggunakan metode simple random sampling dan didapat 31 sampel petani kedelai. Data diperoleh dari hasil observasi serta wawancara terhadap petani menggunakan kuesioner. Variabel faktor produksi yang digunakan yaitu luas lahan (X1), benih (X2), pupuk (X3), pestisida (X4), dan tenaga kerja (X5). Analisis data menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis efisiensi.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Biaya usahatani kedelai sebesar Rp9.306.458,82 dan penerimaan sebesar Rp10.280.712,34, maka pendapatan petani sebesar Rp974.253,52; 2) Nilai F hitung 128,15>2,60 menunjukkan secara keseluruhan semua faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai. Nilai t tabel sebesar 2,056 membuat faktor produksi luas lahan (3,029), benih (0,301), dan tenaga kerja (0,525) secara parsial berpengaruh nyata terhadap hasil produksi kedelai, sedangkan faktor produksi pupuk (-0,031)dan pestisida (0,039) secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap hasil produksi kedelai; dan 3) Nilai efisiensi teknis sebesar 0,973 menunjukkan usahatani kedelai efisien secara teknis. Nilai rata–rata efisiensi harga sebesar 3,13 menunjukkan usahatani kedelai belum efisien secara harga. Efisiensi ekonomis usahatani kedelai belum tercapai karena meskipun sudah efisien secara teknis, tetapi belum efisien secara harga
Comparing Kalman Filter and Dynamic Adaptive Neuro Fuzzy for Integrating of INS/GPS Systems
Global Positioning System (GPS) and Inertial Navigation System (INS) technologies have been widely used in a variety of positioning and navigation applications. Both Systems have their unique features and shortcomings. Hence, combined system of GPS and INS can exhibit the robustness, higher bandwidth and better noise characteristics of the inertial system with the long-term stability of GPS, Integrated together are used to provide a reliable Navigation System. This paperwill compare the performance of Kalman filter and Dynamic adaptive neuro fuzzy system for integrated INS/GPS systems. The Simulation Results by Matlab7 Programming Language showed great improvements in positioning, gives a best results and reduce the root mean square error (r.m.s.) when used Dynamic adaptive neuro fuzzy system rather than Kalman filter
Investigating causes of the high prevalence of sexually transmitted infections in Du Noon
Background:Â In South Africa, sexually transmitted infections (STIs) represent a significant public health issue. Sexually transmitted infections contribute significantly to the burden of disease in South Africa and are recognised as one of the main causes of the human immunodeficiency virus (HIV) epidemic. The aim of this study was to investigate the potential causes of the high prevalence of STIs in the Du Noon population.
Methods:Â A mixed methodology study involving 40 participants between the ages of 18 years and 45 years was conducted at Du Noon community health centre from 01 May 2021 to 15 May 2021. Both structured questionnaires and one-on-one patient interviews with open-ended questions were utilised to collect data.
Results:Â Cultural beliefs, having multiple partners, a lack of partner notification, alcohol consumption, and a lack of condom usage were found to be the main contributing factors to the high incidence of STIs. Sex education appears to be lacking. Our findings reflected the other well-known cultural and socioeconomic issues confronting South African communities, for example, poverty, age-disparate relationships, and polygamous relationships.
Conclusion:Â The cultural perspectives and understandings of sexual interactions of older men appear to have an impact on younger generations; as do peer pressure, social media and other socio-economic factors. There is an urgent need to shift cultural ideologies and norms among the youth. More research is needed to understand the views and misconceptions of the general public about STIs.
Contribution:Â This study highlighted how health education challenges, interpersonal relationships, and socioeconomic barriers are still important factors in STI transmission
Signal Quality Improvement for Mobile Phone Using the Pico Cells in Dense Phone Usage Areas
A Pico cell is a small, low-cost, fast coverage and extra capacity which can be used wherever the signal drops. The low cost of these cells and the easy installation as compared with BTSs is very important feature, one more feature is that Pico cells are more effective in dense phone usage areas and at the extremely high buildings, also as its radiation power is much less than BTSs so it has no health effects on human.This paper makes a design to support the network by using the technique of Pico cells in order to improve the signal quality inside dense phone usage areas and take multiple scenarios to show the importance of using such type of cells. The results show the advantages of using this cell to improve the signal quality especially in dense phone usage areas
HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN DOMAIN KOGNITIF FANS FANPAGE FACEBOOK @OurWorkPlace TERHADAP PERSEPSI MENGENAI INFORMASI PRODUK FUJI XEROX
Sebagai usaha untuk memperluas sekaligus melihat peluang yang sangat besar untuk mempromosikan diri serta menjaring komunitas muda (Young and Netizen) yang nantinya diharapkan dapat menjadi influencer di perusahaan mereka bekerja, maka tim Marketing Communication PT. Astra Graphia pada bulan Januari 2012 meluncurkan fanpage resmi nya di Facebook dengan nama OurWorkPlace. Dengan menggunakan panduan mengenai pemanfaatan media sosial dari Fuji Xerox International dan terlebih dahulu melakukan studi banding dengan beberapa perusahaan Fuji Xerox di kawasan asia pasifik maka PT. Astra Graphia secara resmi turun ke ranah media sosial di Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Computer Mediated Communications (CMC), model efek hirarki dimana terdapat efek kognitif di dalamnya, dan teori uses and gratifications. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, lokasi penelitian ini adalah di dunia maya, yaitu media sosial Facebook, pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan melalui email dan kunjungan langsung kepada fans Fanpage. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 97 orang yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Kesimpulan penelitian ini memiliki simpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan kognitif Fans terhadap persepsi informasi yang mereka dapatkan melalui fanpage Facebook @OurWorkplac
MENGEMBANGKAN KARAKTER TOLERANSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN ISU KONTROVERSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 10 KOTA BANDUNG
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan karakter toleransi siswa dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran isu kontroversial. Penelitian ini
berangkat dari hasil observasi pra-penelitian serta pengalaman mengajar peneliti
selama kurang lebih 10 pertemuan di kelas VIII C SMPN IO Kota Bandung, yang
menemukan bahwa sikap atau karakter toleran dalam diri siswa masih dikategorikan
rendah. Subjek dari penel itian ini adalah siswa kelas VIII C SMPN IO Kota Bandung
yang berjumlah 39 orang. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang
dilakukan dalam 4 siklus yang masing-masing siklusnya terdiri I pertemuan yang
meliputi proses perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, sedangkan
perolehan data mengenai proses pembelajaran ini adalah melalui wawancara,
penilaian keterampilan serta observasi yang dilakukan oleh guru mitra. Berdasarkan
hasil penelitian, karakter toleransi siswa pada siklus I belum terjadi perubahan dengan
didapati hasil observasi sebesar 26% dan dikategorikan "kurang", Seiring dengan
rencana pembelajaran serta tindakan guru di dalam kelas yang tepat dan "Sangat
Baik" oleh pada siklus selanjutnya karakter toleransi siswa meningkat. Bahkan pada
siklus II dan Ill peningkatan terjadi sangat signifikan menjadi 80% atau dikategorikan
"Baik" . Sedangkan pada siklus IV dari karakter toleransi siswa, hasil yang diperoleh
menjadi 93%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran IPS dengan
menggunakan Pembelajaran isu kontroversial dapat meningkatkan karakter toleransi
SISWa
Implementation and evaluation of a weight-reduction programme for diabetic patients at a primary health care facility in the Western Cape: a pilot study
Background: Diabetes is a common non-communicable disease and complications are resulting in increased disability, reduced life expectancy and enormous health costs for virtually every society. Medical Nutrition Therapy is important for the prevention, treatment, and self-management of diabetes, and the prevention or delay in onset of diabetes-related complications. The current nutritional guidelines for diabetes state that carbohydrates should comprise 45–60% of the total nutritional intake and that lowcarbohydrate or high-protein diets offer no long-term success over healthy eating plans. Recent studies suggest that there may be merit in using low-carbohydrate diets in diabetic patients for weight reduction and improved cardiovascular markers. This study aimed to implement and evaluate a pilot programme for weight loss in diabetes mellitus type 2 patients by comparing a low-carbohydrate diet with the conventional low-fat diet.
Methods: The study design was that of a two-group parallel design, with one group following a low-fat diet and the other a low-carbohydrate diet. Diabetic patients attending the Mitchell’s Plain Community Health Centre in Cape Town were recruited, with 10 participants in each group. Both groups received similar advice on exercise and behaviour change. Changes in weight, waist circumference, blood pressure and blood parameters (creatinine, lipids and HbA1c) were recorded at baseline and again after 12 weeks.
Results: There were reductions in weight (1.85 kg vs. 0.1 kg gain) and HbA1c (1.72 vs. 0.32) in the low-carbohydrate diet group when compared with the low-fat diet group. No significant change was seen in other parameters including BP, total cholesterol and serum creatinine for either group.
Conclusion: Low-carbohydrate diets may be effective in promoting weight loss and improving glucose control in diabetic patients. Implementation of this programme would require a paradigm shift for staff and further studies to assess its acceptability for patients.
(Full text of the research articles are available online at www.medpharm.tandfonline.com/ojfp)
S Afr Fam Pract 2017; DOI: 10.1080/20786190.2017.132949