189 research outputs found

    UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN TAMBANG ASPAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PAD) DI DESA NAMBO KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui usaha pemerintah dalam mengembangkan pertambangan aspal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) di Kabupaten Buton. 2. Untuk mengetahui  dampak pertambangan aspal pada kehidupan masyarakat di Kabupaten Buton. Pendekatan yang di gunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dari unsur kariyawan PT. Karya Mega Buton. Informan Penelitian berjumlah 2 orang terdiri  dari Kepala Desa dan Manager PT. Karya Mega Buton. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan pertambangan aspal,dalam rangka otonomi daerah adalah dengan membuat kebijakan pertambangan  yang dapat memberikan manfaat yang begitu besar bagi pemerintah daerah dan juga memberikan dampak yang begitu besar bagi kehidupan masyarakat yang ada di Desa Nambo,khususnya dampak sosial ekonomi, termasuk terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat yang tinggal di daerah pertambangan selain dapat menambah pendapatan masyarakat juga dapat menunjang fasilitas pendidikan. Dampak kegiatan pertambangan aspal dapat di lihat dari dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Dampak positif dari adanya pertambangan aspal yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan dan dapat menambah sumber pendapatan ekonomi masyarakat, serta menunjang fasilitas umum yang ada di Desa Nambo. Sedangkan dampak negatif dari kegiatan petambangan ini yaitu adanya polusi udara yang di bawah oleh truk-truk pengangkut aspal yang melintasi jalan umum yang dapat mengganggu saluran pernapasan. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu upaya yang di lakukan oleh pemerintah dalam mengembangkan tambang aspal. Selain menambah sumber pendapatan asli daerah juga menambah pendapatan sosial ekonomi masyarakat, meskipun ada dampak positif dan negatif yang di timbulkan bagi lingkunga

    Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman, Akuntabilitas dan Objektivitas Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di Kota Malang)

    Get PDF
    Kualitas audit merupakan hasil kinerja auditor dalam melaksanakan tugas yang bersangkutan. Auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dalam pengambilan keputusan seorang auditor dituntut keakuratan dan validitas laporan keuangan auditan yang diterbitkan oleh auditor, tentu sudah menjadi kewajiban bagi para akuntan publik menjaga dan meningkatkan kualitas auditnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh profesionalisme, pengalaman, akuntabilitas dan objektivitas terhadap kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di kota Malang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan jumlah sampel sebanyak 95 responden. Penelitian ini adalah merupakan bentuk dari penelitian eksplanasi (explanatory research),dan model penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif, yaitu data yang berkenaan dengan angka-angka yang masih memerlukan pengolahan dan analisis untuk kepentingan penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Malang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme, pengalaman, akuntabilitas dan objektivitas auditor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis selanjutnya menunjukkan bahwa profesionalisme, pengalaman, akuntabilitas dan objektivitas auditor secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pada hasil pengujian hipotesis secara dominan menunjukkan bahwa profesionalisme variabel paling berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran, bagi seorang auditor untuk diharapkan lebih meningkatkan sikap profesionalisme dalam menyelesaikan pekerjaannya

    Analisis Implementasi PSAK No.105 Akuntansi Mudharabah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (Bmt) Sidogiri Di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang

    Get PDF
    Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis tentang Implementasi PSAK No.105 Akuntansi Mudharabah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Kualitatif, sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak menerapkan transaksi berdasarkan PSAK 105 tentang perlakuan akuntansi mudharabah. Dari hasil perhitungan indeks pengungkapan menunjukan bahwa kualitas pengungkapan yang dilakukan oleh Perusahaan tergolong dalam pengungkapan yang lengkap. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungn jumlah indeks yang telah diungkapkan sebanyak 7 poin dan membandingkannya dengan total keseluruhan indeks yang seharusnya diungkapkan yaitu 10 poin, sehingga dapat menghasilkan angka index pengungkapan sebesar 70 %. Ada beberapa poin yang belum diungkapkan antara lain yaitu : Dalam penyajian BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak belum sesuai, Dalam PSAK 105paragraf 25. BMT Sidogiri Kecamatan Pagak dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai kewajiban lancar bukan sebagai dana syirkah temporer. Dalam penyajian BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak Belum sesuai. Dalam PSAK 105 paragraf 29. BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak hak pihak ketiga diakui sebagai beban bagi hasil. Dalam Pengungkapan BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak belum sesuai. Dalam PSAK 105 paragraf 39. BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak rincian dana syirkah temporer diakui sebagai Kewajiban jangka pendek. Dari beberapa poin yang belum diungkapkan pada BMT Sidogiri di Kecamatan Pagak disebabkan karena latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai yang belum memahami tentang transaksi atau standart syariah. Dikarenakan pada penelitian ini peneliti hanya mendapatkan data yang diperoleh kurang memadai, karena peneliti hanya melakukan penelitian di tingkat cabang pembantu, maka untuk peniliti selanjutnya dapat melakukan penelitian ditingkat cabang atau pusat agar data yang diproleh dapat memadai dan lengka

    3-(2-Hydroxyethyl)-3-methyl-1-(4-methylbenzoyl)thiourea

    Get PDF
    The title thio­urea derivative, C12H16N2O2S, has a twisted conformation with the dihedral angle between the NC(=S)N and O=CC6 planes being 35.45 (5)°. The observed conformation allows for an intra­molecular N-H...O hydrogen bond. In the mol­ecular packing, supra­molecular aggregation is based on hy­droxy-O-H...O(carbon­yl) hydrogen bonding and leads to supra­molecular helical chains along the a axis; chains are reinforced by N-methyl­ene-C-H...S and N-methyl-C-H...[pi](arene) inter­actions. Supra­molecular layers in the ab plane are formed as a result of tolyl-methyl-C-H...[pi](arene) inter­actions

    Exploring the crystallization landscape of cadmium bis(N-hydroxyethyl, N-isopropyldithiocarbamate), Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2

    Get PDF
    Crystallization of Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2 from ethanol yields the coordination polymer [{Cd[S2CN(iPr) CH2CH2OH]2}·EtOH]∞ (1) within 3 h. When the solution is allowed to stand for another hour, the needles begin to dissolve and prisms emerge of the supramolecular isomer (SI), binuclear {Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2}2·2EtOH (2). These have been fully characterized spectroscopically and by X-ray crystallography. Polymeric 1 has 2-fold symmetry and features dithiocarbamate ligands coordinating two octahedral Cd atoms in a ÎŒ2Îș2-tridentate mode. Binuclear 2 is centrosymmetric with two ligands being ÎŒ2Îș2-tridentate as for 1 but the other two being Îș2-chelating leading to square pyramidal geometries. The conversion of the kinetic crystallization product, 1, to thermodynamic 2 is irreversible but transformations mediated by recrystallization (ethanol and acetonitrile) to related literature SI species, namely coordination polymer [{Cd[S2CN(iPr) CH2CH2OH]2}3·MeCN]∞ and binuclear {Cd[S2CN(iPr)CH2CH 2 OH]2}2·2H2O·2MeCN, are demonstrated, some of which are reversible. Three other crystallization outcomes are described whereby crystal structures were obtained for the 1:2 co-crystal {Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2}2:2[3-(propan- 2-yl)-1,3-oxazolidine-2-thione] (3), the salt co-crystal [iPr NH2(CH2CH2OH)]4[SO4]2{Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2}2 (4) and the salt [iPrNH2(CH2CH2OH)]{Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]3} (5). These arise as a result of decomposition/oxidation of the dithiocarbamate ligands. In each of 3 and 4 the binuclear {Cd[S2CN(iPr)CH2CH2OH]2}2 SI, as in 2, is observed strongly suggesting a thermodynamic preference for this form

    Crystal structures of (2,2â€Č-bipyridyl-Îș2N,Nâ€Č)bis[N,N-bis(2-hydroxyethyl)dithiocarbamato-Îș2S,Sâ€Č]zinc dihydrate and (2,2â€Č-bipyridyl-Îș2N,Nâ€Č)bis[N-(2-hydroxyethyl)-N-isopropyldithiocarbamato-Îș2S,Sâ€Č]zinc

    Get PDF
    The common feature of the title compounds, [Zn(C5H10NO2S2)2(C10H8N2)]·2H2O, (I), and [Zn(C6H12NOS2)2(C10H8N2)], (II), is the location of the ZnII atoms on a twofold rotation axis. Further, each ZnII atom is chelated by two symmetry-equivalent and symmetrically coordinating dithiocarbamate ligands and a 2,2â€Č-bipyridine ligand. The resulting N2S4 coordination geometry is based on a highly distorted octahedron in each case. In the molecular packing of (I), supramolecular ladders mediated by O—H...O hydrogen bonding are found whereby the uprights are defined by {...HO(water)...HO(hydroxy)...}n chains parallel to the a axis and with the rungs defined by `Zn[S2CN(CH2CH2)2]2'. The water molecules connect the ladders into a supramolecular layer parallel to the ab plane via water-O—H...S and pyridyl-C—H...O(water) interactions, with the connections between layers being of the type pyridyl-C—H...S. In (II), supramolecular layers parallel to the ab plane are sustained by hydroxy-O—H...S hydrogen bonds with connections between layers being of the type pyridyl-C—H...S

    Production and Delivery Batch Scheduling with Multiple Due Dates to Minimize Total Cost

    Get PDF
    This paper addresses an integrated production and delivery batch scheduling problem for a make-to-order environment over daily time period, where the holding costs of in-process and completed parts at a supplier location and of completed parts at a manufacturer location are distinguished. All orders of parts with different due dates from the manufacturer arrive at the same time. The parts are produced in production batches and subsequently the completed parts are delivered in delivery batches using a capacitated vehicle in order to be received at the respective due dates. This study was aimed at finding an integrated schedule of production and delivery batches so as to meet the due date at minimum total cost consisting of the corresponding holding cost and delivery cost. The holding cost is a derivation of the so-called actual flow time (AFT), while the delivery cost is assumed to be proportional to the number of deliveries. The problems can be formulated as an integer non-linear programming model, and the global optimal solution can be obtained using optimization software. A heuristic algorithm is proposed to cope with the computational time problem using software. The numerical experiences show that the proposed algorithm yields near global optimal solutions

    2-({[(Pyridin-1-ium-2-ylmethyl)carbamoyl]formamido}methyl)pyridin-1-ium bis(3,5-dicarboxybenzoate): crystal structure and Hirshfeld surface analysis

    Get PDF
    The asymmetric unit of the title salt, C14H16N4O22+·2C9H5O6−, comprises half a dication, being located about a centre of inversion, and one anion, in a general position. The central C4N2O2 group of atoms in the dication are almost planar (r.m.s. deviation = 0.009 Å), and the carbonyl groups lie in an anti disposition to enable the formation of intramolecular amide-N—H...O(carbonyl) hydrogen bonds. To a first approximation, the pyridinium and amide N atoms lie to the same side of the molecule [Npy—C—C—Namide torsion angle = 34.8 (2)°], and the anti pyridinium rings are approximately perpendicular to the central part of the molecule [dihedral angle = 68.21 (8)°]. In the anion, one carboxylate group is almost coplanar with the ring to which it is connected [Cben—Cben—Cq—O torsion angle = 2.0 (3)°], whereas the other carboxylate and carboxylic acid groups are twisted out of the plane [torsion angles = 16.4 (3) and 15.3 (3)°, respectively]. In the crystal, anions assemble into layers parallel to (10-4) via hydroxy-O—H...O(carbonyl) and charge-assisted hydroxy-O—H...O(carboxylate) hydrogen bonds. The dications are linked into supramolecular tapes by amide-N—H...O(amide) hydrogen bonds, and thread through the voids in the anionic layers, being connected by charge-assisted pyridinium-N—O(carboxylate) hydrogen bonds, so that a three-dimensional architecture ensues. An analysis of the Hirshfeld surface points to the importance of O—H...O hydrogen bonding in the crystal structure
    • 

    corecore