5 research outputs found

    Pendidikan Kesehatan tentang Personal Hygiene dan Pemeriksaan Kecacingan pada Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar

    Get PDF
    Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar Jawa Tengah memiliki personal hygiene yang kurang berdasarkan survey yang dilakukan pada 21 ABK di SLB Anugerah, Colomadu. Dari hasil wawancara dengan guru, belum pernah ada pendidikan kesehatan tentang personal hygiene dan belum pernah ada pemeriksaan kecacingan pada ABK di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar. Oleh karena itu perlu upaya memperbaikinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain itu pengabdian ini juga bermanfaat untuk mencegah gangguan kesehatan umum siswa ABK di SLB Anugerah, Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode pengabdian yaitu dengan pemeriksaan kesehatan mata, telinga, hidung, kulit, pengambilan sampel anal swab, memberi pemahaman dan contoh kepada tiap siswa setelah diperiksa tentang pemeliharaan kebersihan diri yang benar. Sasaran yang diperiksa berjumlah 21 orang. Hasil pengabdian menunjukkan 21 siswa memiliki hasil negatif pada pemeriksaan kecacingan, 13 siswa (61,9%) memiliki serumen di telinga, 2 siswa (9,5%) tampak adanya hiperemis dan oedem pada hidung. Sementara untuk pemeriksaan lain sudah dalam kondisi baik. Hasil yang negatif pada pemeriksaan kecacingan, masih perlu dilanjutkan dengan pemeriksan sampel feses untuk mendeteksi jenis cacing lain yang tidak bisa dideteksi dengan anal swab dan juga ditambah dengan pengambilan sampel kuku karena pada sampel kuku bisa ditemukan adanya telur cacing

    POTENTIAL OF JAMBLANG (Syzygium cumini L.) LEAF EXTRACT ON BODY WEIGHT OF WISTAR RATS METABOLIC SYNDROME MODEL

    Get PDF
    Jamblang (Syzygium cumini L.) leaves contain several phytochemical compounds. These phytochemicals are thought to have roles as antihyperglycemic, antihyperlipidemic, and antioxidant agents. This study aims to prove that there is an effect of giving ethanolic extract of jamblang leaves on body weight (BW) of metabolic syndrome (MS) Wistar rats induced by high-fat high-fructrose diet (HFFD) and injection of Streptozotocin (STZ)-Nicotinamide (Na), to determine different doses effect on the weight of Wistar rats. Laboratory experimental research with pre-post test control group. Samples were 8 weeks male Wistar (Rattus noverigicus) weighing 150-200 grams chosen by purposive random sampling method. Thirty rats were divided into 5 groups, each consisting of 6 rats. Normal group, metabolic syndrome group, 3 treatment groups MS were given jamblang leaf extract 100 mg/KgBW, 150mg/KgBW, 200mg/KgBW for 28 days. Data were analyzed by one way ANOVA test and repeated ANOVA test. The study showed an ethanolic extract of Jamblang leaves can reduce weight loss in Wistar rats with a metabolic syndrome model, and that the best dose used in this experiment is 150 mg/kgBW per day in Wistar rats with a metabolic syndrome model

    HUBUNGAN KURANG ENERGI KRONIK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN BOYOLALI (CORRELATION CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND ANEMIA DURING PREGNANCY WITH NUTRITIONAL STATUS OF INFANT 6 – 12 MONTHS IN BOYOLALI REGENCY)

    No full text
    ABSTRACTMalnutrition still becomes a problem in developing countries such as Indonesia. In Boyolali regency the prevalence of stunting and wasting of infants was 27,5 percent and 6,6 percent respectively. The aim of this study was to analyze the correlation between chronic energy deficiency and Anemia on pregnant mothers with the nutritional status of infants aged 6-12 months. Prospective cohort design was implemented in authorized administration of 6 Community Health Centers of Boyolali Regency. A number of 40 pregnant mothers who had record of chronic energy deficiency and Anemia during third trimester and have infants aged 6-12 months participated in the study. Statistic analyzed were performed using the Peason’s Correlation method. The study failed to show the relationship between chronic energy deficiency during pregnancy and z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) and weight for height (WHZ) of infants p&gt;0.05 while anemic pregnant mother found a correlation with Z-score of weight for height (WHZ) of infants (p&lt;0.05), but had not correlation with z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) (p&gt;0.05) of infant 6-12 months. Thus, early improvement nutrition program for adolescence should be done to prevent malnutrition in pregnant mothers such as chronic energy deficiency and anemia.ABSTRAK Gangguan gizi masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Kabupaten Boyolali prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 27,5 persen dan kurus (wasting) 6,6 persen. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayat kurang energi kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Desain Penelitian adalah kohort prospektif di enam wilayah Puskesmas, di Kabupaten Boyolali. Partisipan terdiri dari 40 ibu yang memiliki riwayat KEK dan anemia pada kehamilan trimester III, memiliki bayi berusia 6-12 bulan. Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan riwayat KEK pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan (Indeks BB/U, PB/U dan BB/PB) (p&gt;0,05). Riwayat anemia pada ibu hamil berhubungan dengan status gizi bayi indeks BB/PB (p&lt;0,05), akan tetapi tidak berhubungan dengan status gizi indeks BB/U dan PB/U (p&gt;0,05). Perbaikan pencegahan kurang gizi dan anemia pada masa remaja atau calon pengantin diperlukan untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada ibu hamil dan generasi selanjutnya.</p

    HUBUNGAN KURANG ENERGI KRONIK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN BOYOLALI (CORRELATION CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND ANEMIA DURING PREGNANCY WITH NUTRITIONAL STATUS OF INFANT 6 – 12 MONTHS IN BOYOLALI REGENCY)

    No full text
    ABSTRACTMalnutrition still becomes a problem in developing countries such as Indonesia. In Boyolali regency the prevalence of stunting and wasting of infants was 27,5 percent and 6,6 percent respectively. The aim of this study was to analyze the correlation between chronic energy deficiency and Anemia on pregnant mothers with the nutritional status of infants aged 6-12 months. Prospective cohort design was implemented in authorized administration of 6 Community Health Centers of Boyolali Regency. A number of 40 pregnant mothers who had record of chronic energy deficiency and Anemia during third trimester and have infants aged 6-12 months participated in the study. Statistic analyzed were performed using the Peason’s Correlation method. The study failed to show the relationship between chronic energy deficiency during pregnancy and z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) and weight for height (WHZ) of infants p&gt;0.05 while anemic pregnant mother found a correlation with Z-score of weight for height (WHZ) of infants (p&lt;0.05), but had not correlation with z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) (p&gt;0.05) of infant 6-12 months. Thus, early improvement nutrition program for adolescence should be done to prevent malnutrition in pregnant mothers such as chronic energy deficiency and anemia.ABSTRAK Gangguan gizi masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Kabupaten Boyolali prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 27,5 persen dan kurus (wasting) 6,6 persen. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayat kurang energi kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Desain Penelitian adalah kohort prospektif di enam wilayah Puskesmas, di Kabupaten Boyolali. Partisipan terdiri dari 40 ibu yang memiliki riwayat KEK dan anemia pada kehamilan trimester III, memiliki bayi berusia 6-12 bulan. Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan riwayat KEK pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan (Indeks BB/U, PB/U dan BB/PB) (p&gt;0,05). Riwayat anemia pada ibu hamil berhubungan dengan status gizi bayi indeks BB/PB (p&lt;0,05), akan tetapi tidak berhubungan dengan status gizi indeks BB/U dan PB/U (p&gt;0,05). Perbaikan pencegahan kurang gizi dan anemia pada masa remaja atau calon pengantin diperlukan untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada ibu hamil dan generasi selanjutnya.ABSTRACTMalnutrition still becomes a problem in developing countries such as Indonesia. In Boyolali regency the prevalence of stunting and wasting of infants was 27,5 percent and 6,6 percent respectively. The aim of this study was to analyze the correlation between chronic energy deficiency and Anemia on pregnant mothers with the nutritional status of infants aged 6-12 months. Prospective cohort design was implemented in authorized administration of 6 Community Health Centers of Boyolali Regency. A number of 40 pregnant mothers who had record of chronic energy deficiency and Anemia during third trimester and have infants aged 6-12 months participated in the study. Statistic analyzed were performed using the Peason’s Correlation method. The study failed to show the relationship between chronic energy deficiency during pregnancy and z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) and weight for height (WHZ) of infants p&gt;0.05 while anemic pregnant mother found a correlation with Z-score of weight for height (WHZ) of infants (p&lt;0.05), but had not correlation with z-score of weight for age (WAZ), height for age (HAZ) (p&gt;0.05) of infant 6-12 months. Thus, early improvement nutrition program for adolescence should be done to prevent malnutrition in pregnant mothers such as chronic energy deficiency and anemia.ABSTRAKGangguan gizi masih merupakan masalah di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Kabupaten Boyolali prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 27,5 persen dan kurus (wasting) 6,6 persen. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayat kurang energi kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan. Desain Penelitian adalah kohort prospektif di enam wilayah Puskesmas, di Kabupaten Boyolali. Partisipan terdiri dari 40 ibu yang memiliki riwayat KEK dan anemia pada kehamilan trimester III, memiliki bayi berusia 6-12 bulan. Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan riwayat KEK pada ibu hamil dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan (Indeks BB/U, PB/U dan BB/PB) (p&gt;0,05). Riwayat anemia pada ibu hamil berhubungan dengan status gizi bayi indeks BB/PB (p&lt;0,05), akan tetapi tidak berhubungan dengan status gizi indeks BB/U dan PB/U (p&gt;0,05). Perbaikan pencegahan kurang gizi dan anemia pada masa remaja atau calon pengantin diperlukan untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada ibu hamil dan generasi selanjutnya

    Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene dan Pemeriksaan Kecacingan pada Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar

    Full text link
    Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar Jawa Tengah memiliki personal hygiene yang kurang berdasarkan survey yang dilakukan pada 21 ABK di SLB Anugerah, Colomadu. Dari hasil wawancara dengan guru, belum pernah ada pendidikan kesehatan tentang personal hygiene dan belum pernah ada pemeriksaan kecacingan pada ABK di SLB Anugerah, Colomadu, Karanganyar. Oleh karena itu perlu upaya memperbaikinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Selain itu pengabdian ini juga bermanfaat untuk mencegah gangguan kesehatan umum siswa ABK di SLB Anugerah, Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Metode pengabdian yaitu dengan pemeriksaan kesehatan mata, telinga, hidung, kulit, pengambilan sampel anal swab, memberi pemahaman dan contoh kepada tiap siswa setelah diperiksa tentang pemeliharaan kebersihan diri yang benar. Sasaran yang diperiksa berjumlah 21 orang. Hasil pengabdian menunjukkan 21 siswa memiliki hasil negatif pada pemeriksaan kecacingan, 13 siswa (61,9%) memiliki serumen di telinga, 2 siswa (9,5%) tampak adanya hiperemis dan oedem pada hidung. Sementara untuk pemeriksaan lain sudah dalam kondisi baik. Hasil yang negatif pada pemeriksaan kecacingan, masih perlu dilanjutkan dengan pemeriksan sampel feses untuk mendeteksi jenis cacing lain yang tidak bisa dideteksi dengan anal swab dan juga ditambah dengan pengambilan sampel kuku karena pada sampel kuku bisa ditemukan adanya telur cacing
    corecore