4 research outputs found

    RELASI KUASA DAN CCTV DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI BOJONEGORO

    Get PDF
    Perkembangan teknologi mempermudah pekerjaan manusia salah satunya dalam hal pengawasan. Tidak hanya dilakukan oleh manusia melainkan sebuah alat yang dinamakan CCTV. Pengawasan menggunakan CCTV memiliki keunggulan diantaranya terdapat hasil rekaman. Hasil rekaman dapat diputar kembali ketika di butuhkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis perspektif teori postmodern milik Michel Foucault. Subyek dalam penelitian ini adalah civitas sekolah yang terdiri dari guru karyawan sekolah serta siswa. Analisis wacana digunakan sebagai pisau analisis data. Berdasarkan temuan data dilapangan terdapat diskursus yang berkembang dikalangan civitas sekolah dan siswa. Diskursus siswa yang ditemukan dari hasil penelitian yang dilakukan diantaranya. CCTV jarang diperiksa, rekaman CCTV bertahan tiga hari, serta guru masih dianggap sebagai pengawas utama. Diskursus tersebut diketahui berdasarkan statement yang berkembang dikalangan siswa diperoleh dari hasil wawancara. Diskursus yang berkembang dikalangan guru diantaranya fokus pengawasan CCTV dan belum adanya tata tertib sekolah yang mengatur mengenai CCTV. CCTV menjadi bentuk kuasa dari civitas sekolah kepada siswa

    FAKTOR BERALIHNYA TENAGA KERJA ANAK PETANI KE SEKTOR NON-PERTANIAN DI DESA TREMAN KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    This study aims to increase the knowledge regarding determinant factors causes the shift of youth labor as farmers’ children to non-agricultural sector. The location of the research was conducted in Treman Village, Kauditan District, North Minahasa Regency. The study was conducted from January to June 2018. The data used were primary and secondary data. Number of child farmers as the selected respondents are 18 people representing XVIII Jaga by using purposive sampling method. Data analysis used descriptive qualitative analysis in the form of tables and simple quantitative calculations. The results showed that there are two groups of factors causing the shift of child labor of farmers to non-agricultural sector. The first group is the push factor which consists of (1) the conversion of agricultural land to non-agriculture such as the displacement of agricultural land for the construction of buildings and roads which result in the narrowing of the availability of working and working fields, (2) lack of understanding and willingness to work in the agricultural sector. While the second group is the pull factor, consisting of (1) the wage/salary rate in the agricultural sector is lower than wages in the non-agricultural sector. (2) Peasant children's views on employment in non-agricultural and agricultural sectors. There are four views expressed by the child farmers are: a. work in accordance with the field of science related to non-agriculture because according to the last education that has been taken, b. working in the non-agricultural sector is more appreciated and raises social status, c. want to improve working experience in non-agricultural sector, d. better working conditions in non-agriculture than the conditions of employment in agriculture. (3) the more open the opportunities for business and work and the more choices of types of business and work available in the non-agriculture sector than in the agricultural sector.*eprm*

    PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS 150.000 TON/TAHUN

    Get PDF
    Pabrik Ammonium Nitrat dari ammonia dan asam nitrat dengan kapasitas produksi 150.000 ton/tahun direncanakan didirikan di Kota Cikampek, Jawa 2Barat dengan luas tanah 41.054 m . Pabrik dengan bentuk badan uasaha Perseroan Terbatas ini berperasi secara kontinyu 24 jam per hari dengan jumlah tenaga kerja 185 orang. Adapun kegunaan dari Ammonium Nitrat adalah sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Proses pembuatan Ammonium Nitrat dijalankan dalam reaktor loop dengan kondisi operasi pada suhu 127 ËšC dan tekanan 10 atm. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksotermis, sehingga perlu didinginkan menggunakan media pendingin air. Hasil keluaran reaktor berupa campuran uap dan cairan yang kemudian dipisahkan menggunakan flash drum separator. Fase cair hasil keluar flash drum separator dialirkan sebagai umpan masuk evaporator untuk memekatkan hasil Ammonium Nitrat. Ammonium Nitrat pekat sebagai hasil bawah evaporator dialirkan menuju prilling tower untuk selanjutnya dilakukkan proses pembutiran. Pabrik Ammonium Nitrat membutuhkan air sebagai air pendingin dengan cara mengolah air dari sungai Citarum, sebanyak 376.338,69 kg/jam dengan kebutuhan air make up sebesar 16.314,99 kg.jam. Kebutuhan steam terpenuhi sebanyak 11.039,04 kg/jam. Daya listrik disuplay PLN sebesar 185 kW. Berdasarkan evaluasi ekonomi, modal tetap (Fixed Capital Investment) yang diperlukan untuk mendirikan pabrik sebesar US$ 24.238.086 + Rp 106.908.352.512 dan modal kerja (Working Capital) sebesar Rp 186.371.964.928. Harga jual Rp 4.650 /kg. Persen Return On Investment (ROI) sebelum pajak 44,14 % dan sesudah pajak 19,55 %, sedangkan Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,84 tahun dan sesudah pajak 3,4 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 40,69 % dan Shut Down Point (SDP) sebesar 20,97 %. Discounted Cash Flow (DCF) terhitung sebesar 27,09 %. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik ini sangat menguntungkan dan layak untuk dikaji lebih lanjut
    corecore