366 research outputs found

    Purchasing Power, Fruits Vegetables Consumption, Nutrition Status Among Elementary School Student

    Get PDF
    Food purchasing power is usually defined as a household\u27s economic ability to obtain food which is determined by measuring the income allocated for food purchase, the price of food consumed, and the number of family members. More than 50% of the sub-districts in South Central Timor are vulnerable to food consumption due to their low purchasing power, thus causing low fruits and vegetables consumption. To analyze the correlation between purchasing power, fruits and vegetables consumption, with nutrition status of elementary school students. Analytic observational using a cross sectional design. Sample size of 108 students was achieved using simple random sampling method. Independent variables are purchasing power, fruits and vegetables consumption. Dependent variable is nutrition status. Fruits and vegetables consumption data was collected using food frequency, purchasing power data was collected using questionnaires, and nutrition status was collected by calculating IMT/U. The statistics tests used were chi square test. The mean number of fruits and vegetables consumption of the elementary students was 0,36±0,483 and the mean number of purchasing power was 2,80±0,405. Bivariate study test results show a significant correlation between purchasing power and nutrition status (p=0,039) and a significant correlation between fruits and vegetables consumption and nutrition status (p=0,000). There is a correlation between purchasing power, fruits and vegetables consumption, and nutrition status in elementary school students

    Prospek Pengembangan Agroindustri Olahan Jagung Di Kabupaten Kupang

    Full text link
    Development Prospects Agroindustry Processed Corn in Kupang Regency. This research was conducted in Kupang regency in March until October 2009. Samples of processed corn agro-industry players are determined by purposive sampling. Data analysis methods include: Financial Analysis, Value Added Analysis, Analysis and Development Strategy Prepared Agoindustri Corn. Results showed that processed corn Agroindustry financially beneficial to employers because: the mean acceptance of all three types of processed corn is greater than the average cost so that positive profits, the value of R/C of the three types of corn processing more than one and the amount of actual production and actual receipts have been exceed breakeven. There is the added value of every one kilogram of processed corn chips, amounting to Rp 5425 (0.82%), and Rp 27.500 (0.71%) to Marning corn and Lepa corn Rp 6.500,5 (0.37%). The strategy should be done in the development of refined corn agro-industry: increasing the number of production to meet market demand, improve the quality of processed food corn, so that it can compete with similar products on the market, increase capital and expand the marketing area through the promotion or through partnerships with parties who have wide market network as well as efficiency of production

    Kajian Tentang Karakteristik Modal USAhatani Jeruk Keprok Soe Di Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan

    Full text link
    This research was attributed to know farming capital characteristic tangerine Soe, credit picture in Soe tangerine farming, ijon system description and its impact to tangerine farmer income Soe, supporting internal factor picture tangerine farming success, supporting external factor picture tangerine farming success, families propertied farming distribution and investment feasibility zoom Soe tangerine farming. Result observation to point out that capital that is utilized in Soe tangerine farming ranging from Rp 1.000.000 – Rp 15.000.000. Capital source in capital indigenous farming personal farmer. Soe tangerine farmer never get farming credit of institute whichever but BPLM\u27S farming help that acquired of on duty agricultural for the price 32.000.000 about farming group. That relief fund is destined for tangerine production behalf Soe. Analysis result points out just vicinity 10% farmer that stills to utilize ijon system divides farming behalf. Meanwhile its rest around 90% does merchant transactions upon harvests raya. Farmer ability in bring off Soe tangerine farming regarded by age, education and experience gets farming. Local transportation medium that is utilized in distribute input and output is Soe tangerine farming was reasonable. Transportation that is utilized in distributes Soe tangerine largely dominated by Villages transportation. Farming contribution to farmer income reaches 70%. In height, that contribution percentage is reverential because a large part farmer just hangs expectation on Soe tangerine farming. Soe Tangerine farming reasonable financial ala to be sighted of NPV\u27S criterion and B/C Ratio. NPV\u27S point to tall production capacity is Rp 6.328.624, production capacity is Rp 4.943.328 and production capacity contemns Rp 3.276.715. Meanwhile point B/C Ratio to tall production capacity as big as 18,378, intermediate as big as 23,400 and low as big as 21,285

    Implementasi Google My Business (Gmb) dalam Promosi Pariwisata di Kota Kupang dan Sekitarnya

    Full text link
    Sektor pariwisata di Indonesia menjadi salah satu keunggulan ekonomi Indonesia. Berdasarkan Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016, salah satu masalah utama dalam pertumbuhan kepariwisataan di Indonesia adalah belum optimalnya pemanfaatan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam mempromosikan destinasi pariwisata secara nasional maupun Internasional. Kota Kupang adalah Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang memiliki beragam potensi wisata baik itu wisata alam, wisata kuliner, wisata budaya dan wisata rohani. Dengan pemanfaatan TIK maka kegiatan promosi pariwisata di Kota Kupang dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Informasi pariwisata di Kota Kupang menggunakan website resmi pemerintah daerah, dinilai tidak terstuktur, tidak terperinci dan tidak terbaharui. Pemanfaatan TIK dalam pengembangan promosi pariwisata di Kota Kupang dan sekitarnya dapat menggunakan Google My Business (GMB). GMB merupakan sebuah platform bisnis yang disediakan oleh Perusahaan Google secara online, bersifat gratis, cepat, dan mudah digunakan oleh suatu organisasi atau Perusahaan dalam mempromosikan tempat bisnis, brand atau produk. GMB terintegrasi secara langsung dengan Google Map, sehingga mempermudah wisatawan untuk menemukan suatu objek wisata. Selain itu GMB menyediakan interaksi antara pengelola bisnis (pengelola objek wisata) dan pelanggan (pengunjung wisata). Sehingga dari penelitian ini selain untuk mengetahui implementasi GMB dalam hal mempromosikan tempat wisata di Kota Kupang dan sekitarnya, juga dalam jangka panjang dapat meningkatkan promosi dan pelayanan wisata di Kota Kupang dan sekitarnya

    Skala USAhatani Jeruk Keprok Soe Di Kecamatan Mollo Utara Kabupaten Timor Tengah Selatan

    Full text link
    SoE Keprok Orange Farming Scale At District Mollo North Regency Timor Tengah Selatan. Elegibility aspect of farming according to scale ownership of till now has not got attention in research, though the aspect so important to be analysed, because through feasibility analysis farming according to knowable ownership scale of cleanness acceptance receiving, investment rate of return and ratio benefit-cost and level of elegibility of investment in each scale ownership of farmingPurpose of this research is description to image of investment, expense and acceptance receiving farming, according to scale ownership and analyse level of elegibility of farming according to ownership scale.Result of research indicates that evaluated from criterion NPV and B/C Ratio, farming Jeruk Keprok SoE, good of small scale, competent big and middle financially. This thing is proved with Nilai NPV > 0 namely each of 6.922.899,64.507.982, and 86.548.418. While Assessing B/C Ratio > 1 for third of scale farming Keprok Orange, namely each of 8, 10, and

    Implementasi Peranan Kepolisan Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Serta Hambatan-Hambatan Yang Dialami Oleh Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan

    Get PDF
    Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh Remaja. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang sekitarnya. Krisis identitas, kontrol diri yang lemah, keadaan keluarga yang kurang baik, pengaruh negatif teman, dan pengaruh lingkungan yang kurang baik menjadi faktor kriminogen dari kenakalan remaja. Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian empiris yang berlokasi di wilayah hukum Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan. Teknik analisis data yaitu data yang diolah kemudian dianalisasis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan. Bagaimanakah implementasi peranan kepolisian dalam mengatasi kenakalan remajadi Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu: melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dalam wilayah Hukum Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan dan melakukan patroli dan pengawasan secara rutin. Serta hambatan-hambatan yang dialami oleh Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan yaitu: kurangnya sarana yang memadai bagi polisi dalam melaksanakan tugas, kurangnya informasi yang diterima dari masyarakat, kurangnnya masyarakat terhadap hukum, kurangnya kepercayaan masyarkat terhadap polisi, masih kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak, tidak adanya perlakukan jam malam, kebocoran informasi penangkapan. Kesimpulan dan Saran yaitu: Peranan Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan dalam mengatai kenakalan remaja yaitu dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan hukum kesekolah-sekolah diwilaya Hukum Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan, Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan harus lebih fokus memberikan pengawasan kepada para remaja yang sering melakukan kasus kenakalan remaja dilingkungan sekolah maupun masyarakat

    Alternative strategies to inhibit tumor vascularization

    Get PDF
    Endothelial cells present in tumors show different origin, phenotype, and genotype with respect to the normal counterpart. Various mechanisms of intra-tumor vasculogenesis sustain the complexity of tumor vasculature, which can be further modified by signals deriving from the tumor microenvironment. As a result, resistance to anti-VEGF therapy and activation of compensatory pathways remain a challenge in the treatment of cancer patients, revealing the need to explore alternative strategies to the classical anti-angiogenic drugs. In this review, we will describe some alternative strategies to inhibit tumor vascularization, including targeting of antigens and signaling pathways overexpressed by tumor endothelial cells, the development of endothelial vaccinations, and the use of extracellular vesicles. In addition, anti-angiogenic drugs with normalizing effects on tumor vessels will be discussed. Finally, we will present the concept of endothelial demesenchymalization as an alternative approach to restore normal endothelial cell phenotype

    PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS

    Get PDF
    Pemasangan sudu pengarah di depan sudu rotor dapat meningkatkan unjuk kerja turbin angin Savonius, karena dapat mencegah torsi negatif pada sudu cembung dan mengarahkan sejumlah massa udara pada sudu cekung tanpa mengenai sudu cembung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental nyata (true experimental) pada skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coefficient of power meningkat secara parabolik seiring bertambahnya kecepatan angin sehingga pada kecepatan 6 dan 7 m/s mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena meningkatnya kecepatan angin yang tidak diimbangi dengan kenaikan daya poros dan torsi. Pada rotor dengan pemasangan sudu pengarah coefficient of power maksimum terjadi pada rotor tiga sudu sebesar 0,2314, rotor dua sudu sebesar 0,1825, rotor empat sudu sebesar 0,12006. Di mana coefficient of power tertinggi ini terjadi pada kecepatan angin 5 m/s kecuali rotor empat sudu. Sedangkan pada rotor tanpa pemasangan sudu pengarah coefficient of power maksimum juga terjadi pada rotor tiga sudu sebesar 0,18667, rotor dua sudu sebesar 0,1541 dan rotor empat sudu sebesar 0,0776. Coeficient of power maksimum pada rotor tiga dan dua sudu terjadi pada kecepatan angin 6 m/s, sedangkan rotor empat sudu coefficient of power maksimum terjadi pada kecepatan angin 7 m/s

    Korelasi antara Neutrophyl Lymphocyte Ratio dengan Stadium Kanker pada Pasien Kanker Payudara

    Get PDF
    Kanker payudara merupakan salah satu kanker penyebab kematian pada wanita. Banyak wanita yang menyadari terserang kanker payudara setelah kanker masuk pada stadium lanjut, sehingga tidak ada proses deteksi dini yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan dengan tata laksana di awal penyakit. Stadium kanker payudara meliputi; Stadium I, II, IIIA, IIIB dan IV. Peningkatan Neutrophi lLymphocyte Ratio (NLR) dikaitkan dengan peningkatan kematian pada keganasan kanker payudara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara NLR dengan stadium kanker pada pasien kanker payudara. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah concecutive sampling. Pasien diambil sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, diurutkan sampai jumlah sampel terpenuhi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 55 sampel. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2018 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi di Surakarta. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis laboratorium Patologi Klinik danlaboratorium Patologi Anatomi pasien yang terdiagnosis kanker payudara dan teknik analisis data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov kemudian dilanjutkan dengan uji Spearman. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan correlation coefficient (r) sebesar 0,350, probabilitas (p) sebesar 0,009. Maka, nilai ini menunjukkan korelasi yang lemah, positif dan bermakna antara NLR dengan stadium kanker payudara. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya menggunakan data primer, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan NLR. Kata Kunci : Neutrophyl Lymphocyte Ratio, Stadium kanker, Kanker payudar
    • …
    corecore