201 research outputs found
Pengaruh Kompensasi, Lingkungan Kerja, dan Partisipasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Parthasedana Gianyar di Blahbatuh, Gianyar
Penelitian ini.bertujuan untuk mengetahui apakah kompensasi, lingkungan.kerja dan partisipasi secara simultan.berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. pada PT. BPR Parthasedana Gianyar di Blahbatuh, Gianyar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Sumber data berupa data primer dan sekunder. Menggunakan teknik sampel jenuh berjumlah 47 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan secara serempak kompensasi, lingkungan. kerja dan partisipasi berpengaruh.signifikan terhadap kepuasan. kerja di PT. BPR Parthasedana Gianyar di Blahbatuh, Gianyar (Fhitung sebesar 121,366). Secara parsial variabel kompensasi, lingkungan.kerja dan partisipasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Variabel lingkungan kerja merupakan variabel.dominan berpengaruh terhadap kepuasan.kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Parthasedana Gianyar di Blahbatuh, Gianyar (b = 0,618)
From dust bowl to dust bowl:soils are still very much a frontier of science
When the Soil Science Society of America was created, 75 yr ago, the USA was suffering from major dust storms, causing the loss of enormous amounts of topsoil as well as human lives. These catastrophic events reminded public officials that soils are essential to society’s well-being. The Soil Conservation Service was founded and farmers were encouraged to implement erosion mitigation practices. Still, many questions about soil processes remained poorly understood and controversial. In this article, we argue that the current status of soils worldwide parallels that in the USA at the beginning of the 20th century. Dust bowls and large-scale soil degradation occur over vast regions in a number of countries. Perhaps more so even than in the past, soils currently have the potential to affect populations critically in several other ways as well, from their effect on global climate change, to the toxicity of brownfield soils in urban settings. Even though our collective understanding of soil processes has experienced significant advances since 1936, many basic questions still remain unanswered, for example whether or not a switch to no-till agriculture promotes C sequestration in soils, or how to account for microscale heterogeneity in the modeling of soil organic matter transformation. Given the enormity of the challenges raised by our (ab)uses of soils, one may consider that if we do not address them rapidly, and in the process heed the example of U.S. public officials in the 1930s who took swift action, humanity may not get a chance to explore other frontiers of science in the future. From this perspective, insistence on the fact that soils are critical to life on earth, and indeed to the survival of humans, may again stimulate interest in soils among the public, generate support for soil research, and attract new generations of students to study soils
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Mengunjungi Fasilitas Kesehatan Gigi dan Mulut
Faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah faktor sosio-ekonomi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut. Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai kehidupan sosial masyarakat yang berkenan dengan masalah yang akan diteliti dengan sampel 105 orang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirimkan kuesioner melalui media sosial Whatsapp. Hasil Responden yang mengsisi kuesioner pada penelitian ini sebanyak 105. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut didominasi oleh perempuan (71,4%), usia 20-60 tahun (52,3%), status pekerjaan PNS (36,1,%), dengan pendidikan terakhir S1 (34,2%), dan berpenghasilan dibawah tiga juta rupiah (50,4%). Faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat tidak mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah faktor sosio-ekonomi (57,5%) dan faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat sering mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah sikap ramah dan sopan (90%). Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut secara rutin adalah faktor sosio-ekonomi. Saran dari penelitian bagi petugas kesehatan yaitu mempromosikan kepada masyarakat mengenai penggunaan BPJS untuk pengobatan penyakit gigi dan mulut serta saran bagi masyarakat yaitu berkunjung ke fasilitas kesehatan gigi selama 6 bulan sekali.Faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah faktor sosio-ekonomi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut. Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai kehidupan sosial masyarakat yang berkenan dengan masalah yang akan diteliti dengan sampel 105 orang. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara mengirimkan kuesioner melalui media sosial Whatsapp. Hasil Responden yang mengsisi kuesioner pada penelitian ini sebanyak 105. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut didominasi oleh perempuan (71,4%), usia 20-60 tahun (52,3%), status pekerjaan PNS (36,1,%), dengan pendidikan terakhir S1 (34,2%), dan berpenghasilan dibawah tiga juta rupiah (50,4%). Faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat tidak mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah faktor sosio-ekonomi (57,5%) dan faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat sering mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut adalah sikap ramah dan sopan (90%). Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat mengunjungi fasilitas kesehatan gigi dan mulut secara rutin adalah faktor sosio-ekonomi. Saran dari penelitian bagi petugas kesehatan yaitu mempromosikan kepada masyarakat mengenai penggunaan BPJS untuk pengobatan penyakit gigi dan mulut serta saran bagi masyarakat yaitu berkunjung ke fasilitas kesehatan gigi selama 6 bulan sekali
Parameter Kehidupan Dan Demografi Kepik, Diconocoris Hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) Pada Dua Varietas Lada
Life parameters and demographic of bug peper laceDiconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera: Tingidae) on twopepper varietiesPepper lace bug (PLB), Diconocoris hewetti (Dist.) (Hemiptera:Tingidae), is one of the insect pests attacking pepper in Indonesia.Research was conducted with the objective to compare various life historyand demographic parameters of PLB on two pepper varieties. The effectof two pepper varieties on various life parameters and demographic ofPLB was conducted in green house and farmer field on Bangka Island,since October 2003 to February 2004. The experiment covered the effectof LDL and Chunuk varieties on eggs and nymphal development, maleand female adults longivity and fecundity. Besides the effect ofdevelopment stage on inflorescence, shoots and young berries to adultslongivity were observed. The effect of varieties to demographic parametersof PLB was studied by rearing the bugs since egg to adult laid eggs. Theresult revealed that difference variety was influenced life history anddemographic parameters of PLB. Nymphal development time of PLB were17.3 and 13.0 days, male adult longivity 10.2 and 18.8 days, female adultlongivity 13.6 and 16.9 days, fecundity 13.9 and 24.5 eggs per female,respectively on Chunuk and LDL. The life history of PLB adult was longeron stage-3 inflorescences than stage-1 or stage-2. The intrinsic rates ofincrease (r) were 0.0741 and 0.0827, net reproductive rate (Ro) 6.98 and8.52, mean generation time (T) 26.21 and 25.91 days, finite rate ofincrease (λ) 1.0769 and 1.0862 on Chunuk and LDLrespectively.Generally, variety LDL was much better food source for thedevelopment of D. hewetti. If there were no inflorescences available, thePLB was able to survive by feeding on shoots or young berries. Adultlongivity was 12.1 days on shoots and 23.5 days on young berries. Theimplication of this research is as the basic information in the next researchfor PLB control
- …