1,084 research outputs found
Rekonsiliasi antara Filsafat dan Agama Telaah Pemikiran Filsafat Al-farabi
Al-Farabi is an outstanding Muslim philosopher. He is well known as the second master. He learnt logic, politics, and music. His thought on metaphysics specially emanation has been studied broadly by scholars. Emanation theory that developed by al-Farabi, although regarded inappropriate with cosmonology theory, was an effort to unite religion and philosophy. Trough his thoughts, Al-Farabi, in fact, tried to strengthen the core of Islamic tenet, i.e. tauhid, even though some scholars denied because of religious reasons
The Diagnostic Accuracy of Chest CT in the Detection of Tumor and Nodal Status in Non Small Cell Lung Carcinoma
At this time there is an increasing demand for an accurate pre operative staging in non small cell lung cancer. Chest Computed Tomography (CT) is one of the imaging modality of choice used for this purpose. This study evaluated the accuracy of the chest CT to determine the status of the tumor and nodules in non small cell lung cancer. During the years 1998 and 1999, a descriptive prospective study of 32 patients undergoing a contrast enhanced chest CT examination for non small cell lung cancer, stage I-IIIA, was conducted. Lobectomy, lymph nodes dissection and postoperative histo-pathological examination were done. CT findings were as follows: a sensitivity of 100%, a specificity of 25% and an accuracy of 60% in the detection of the nodule stage were found. In 17 patients with adenocarcinoma, the sensitivity, the specificity and the accuracy were 86.6%, 100% and 88.2% respectively. The diagnosis of all patients was confirmed histo-pathologically. Six patients with T2 and 26 patients with T3 were detected by chest CT; the accuracy of the tumor status was 93.7%, confirmed by surgical and histo-pathological examinations. It was concluded that the CT played an important role in determining the clinical stage of non small cell lung cancer. The specificity and accuracy were higher in adeno-carcinoma as compared with squamous cell carcinoma in detecting the nodal status
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN SKOR KUALITAS HIDUP TERKAIT KESEHATAN PASIEN PASCA STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI
A Annisa Ashliyatul Aziza, G0011001, 2014. Hubungan Tekanan Darah dengan
Skor Kualitas Hidup Terkait Kesehatan Pasien Pasca Stroke Iskemik di RSUD Dr.
Moewardi. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab
kematian keempat. Insidensi dan prevalensi stroke berbanding lurus dengan
bertambahnya tekanan darah, setiap kenaikan tekanan darah sistolik 10 mmHg
dan tekanan darah diastolik 20 mmHg akan meningkatkan insidensi stroke.
Tekanan darah yang tinggi pada penderita stroke berpengaruh buruk terhadap
kualitas hidup pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan tekanan darah dengan skor kualitas hidup terkait kesehatan pasien pasca
stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus –
September 2014 di Poliklinik Rawat Jalan Saraf RSUD Dr. Moewardi.
Pengambilan sampel dilakukan secara exhaustive sampling, seleksi dilakukan
dengan memeriksa kriteria inklusi dan eksklusi sampel penelitian. Alat ukur yang
dipakai adalah kuesioner Health Related Quality of Life (HR-QOL) SF-36.
Diperoleh data sebanyak 36 subjek penelitian dan analisis data menggunakan uji
analisis regresi linear berganda melalui program SPSS 20.00 for Windows.
Hasil Penelitian: Dilihat dari tekanan darah pasien, rata-rata tekanan darah
sistolik 143 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik 88 mmHg dengan nilai
kualitas hidup rata-rata pasien stroke iskemik adalah 340.27. Ditemukan bahwa
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara tekanan darah sistolik
dengan kualitas hidup pasien stroke iskemik b = -3.86; p = 0.003 (p < 0.05),
terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara tekanan darah diastolik
dengan kualitas hidup pasien stroke iskemik b = -0.77; p = 0.771 (p > 0.05), untuk
faktor perancu terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara usia dengan
kualitas hidup pasien stroke iskemik b = -4.52; p = 0.008 (p < 0.05). Nilai
Adjusted R
2
= 0.59 menunjukkan sebesar 59% kesesuaian model dalam populasi.
Simpulan Penelitian: Setiap pertambahan 1 mmHg tekanan darah sistolik akan
menurunkan skor kualitas hidup sebanyak 3.86 poin dan setiap pertambahan 1
mmHg usia akan menurunkan skor kualitas hidup sebanyak 4.52 poin.
Kata Kunci: tekanan darah, kualitas hidup, stroke iskemik
Karakteristik Mikroskopik Keramik Batako Terhadap Variasi Penambahan Sekam Tebu
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan sekam tebu pada sifat mikroskopis batako sehingga dapat diketahui komposisi sekam tebu paling baik untuk bahan pengikat dari batako tersebut. Sampel yang digunakan batako dengan penambahan sekam tebu diayak dan tanpa diayak dengan persentase masing – masing 0wt%, 3wt%, 6wt%, 9wt%, 12wt% ,15wt%. Variasi optimum terlihat pada variasi 12wt% untuk penambahan sekam tebu tanpa diayak dan 15wt% untuk penambahan sekam tebu diayak. Nilai porositas batako rata-rata normal yaitu sebesar (8,119 ± 3,866)% dan nilai densitas rata-rata (2,343 ± 0,211) gr/cm3, setelah penambahan sekam tebu maka terjadi perbaikan sifat porositas dan densitas yaitu (7,692 ± 2,492)% dan (2,387 ± 0,087) gr/cm3 untuk variasi penambahan sekam tebu tanpa pengayakan, sedangkan nilai porositas dan densitas untuk penambahan variasi sekam tebu dengan pengayakan adalah (3,846 ± 0,427)% dan (2,674 ± 0,125) gr/cm3. Setelah melalui uji XRD terlihat pembentukan fasa baru yaitu Al0,03Fe0,15Mg1,82O6Si1,97 (Enstatite) yang diidentifikasikan memiliki pengaruh perbaikan sifat densitas batako. Berdasarkan nilai porositas dan nilai densitas diatas maka batako dengan variasi penambahan sekam tebu telah berhasil memperbaiki sifat mikroskopis batako meskipun pada penambahan sekam tebu tanpa pengayakan memiliki nilai porositas dan densitas tidak stabil
Penerapan Delik Jabatan Dalam Pasal 3 Dan Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 Jo Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus No. 1260/pid.b/2010/pn.jkt.sel A.n. Drs. Susno Duadji, S.h., M.h., Msc.)
Menurut KUHP yang berlaku di Indonesia, yang dimaksud tindak pidana jabatan atau ambtsdelicten adalah sejumlah tindak pidana tertentu yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan sebagai pegawai negeri. Kejahatan jabatan diatur dalam buku ke II Bab XXVIII KUHP, lebih khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam undang-undang tersebut dijabarkan pula pengaturan mengenai penjatuhan hukuman, pembuktian serta ganti rugi atas pelaku perbuatan pidana Korupsi. Undang-undang pokok kepegawaian juga mengatur kriteria dari seorang pejabat negara. Penelitian ini membahas tentang kasus Susno Duadji dan cara pandang hakim dalam memutus perkara kejahatan dalam jabatan disandingkan dengan teori kriminologis dimana fenomena korupsi di Indonesia seperti gunung es dan melibatkan banyak pihak di dalamnya.
Keywords: korupsi, delik jabatan, kriminologis
Estimasi Perdagangan Indonesia Dan India Trade Estimation of Indonesia and India
Artikel ini mengkaji estimasi perdagangan Indonesia dan India. Perdagangan terdiri dari ekspor dan imporyang seharusnya mempertimbangkan keadaan seasonal dan irregularity dari data yang ada. Structural Time-Series Model (STSM) dari perdagangan Indonesia dan India memperlihatkan bahwa estimasi volume dan nilaiperdagangan migas dan non-migas Indonesia dan India relatif stabil dengan kecenderungan meningkat.Pemangku kebijakan perdagangan seharusnya bisa memberikan fokus yang lebih kepada pola seasonalperdagangan dimana terjadi fluktuasi perdagangan pada bulan-bulan tertentu serta penurunan perdagangan ditahun 2014 dan 2016. Hal ini bisa diantisipasi oleh otoritas terkait dengan cara melakukan perbaikaninfrastruktur perdagangan serta peningkatan komitmen perjanjian perdagangan yang lebih komprehensif antaraIndonesia dan India
Effect of diclofenac suppository on tramadol consumption in posthysterectomy pain
OBJECTIVE: To determine reduction in dose of tramadol and side effects in posthysterectomy patients on addition of diclofenac on rectal suppository.
STUDY DESIGN: Randomized double blinded placebo controlled study.
PLACE AND DURATION OF STUDY: The Aga Khan University Hospital, Karachi, Pakistan, from August 2004 to January 2006. Methodology: Seventy ASA I and II females, aged 20 and above, who underwent elective abdominal hysterectomy, were included in this study. Patients received identical looking suppository of either 100 mg diclofenac sodium or placebo after induction of anaesthesia and then 12 hourly for 24 hours. General anaesthesia was standardized and tramadol was given by patient controlled intravenous analgesia delivery system in the recovery.
RESULTS: The mean dose + SD of tramadol used in first 24 hours was found to be 317 +153 mg in the placebo-tramadol group compared to 258 +192 mg in the diclofenac-tramadol group (p = 0.15, 95% CI = 1.24 to -1.34, 6.63). Seventeen (49 %) patients in the placebo-tramadol group and 14 (40%) in the diclofenac-tramadol group used rescue analgesia (p=0.47). Sedation score was similar in both the groups and there was no difference in the incidence of nausea and vomiting and use of antiemetics between the groups.
CONCLUSION: This study did not show any reduction in tramadol consumption, given via patient controlled intravenous analgesia when rectal suppository of 100 mg diclofenac was added
Hubungan Antara Prioritas Tipe Nilai Motivasional Dan Perilaku Berhutang Pada Etnis Betawi
The purpose of this research is to study correlation between motivational value typespriorities and debt behavior in Betawi ethnic group. This research is using ex post field factostudy type with 129 participants. The participants are those who identify themselves asmember of Betawi ethnic group, have formal or informal debts which are used forconsumption, minimum age 20 years old, and work actively. Results of this research showthat there is not any significant correlation between ten motivational value type and debtbehavior in Betawi ethnic group. Description of motivational value type in Betawi debtorshows that conformity and benevolence value types become their priorities among othervalue types. Mean of participants' debt ratio is 32.36%, which means that participants arehaving a very high debt ratio
- …
