18 research outputs found

    Status Kesehatan Gingiva Anak Usia Sekolah Dasar Menurut Waktu Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Hari: Literature Review

    Get PDF
    Dental and oral health is an important part of human life and one of the things that needs serious attention from health workers. The group of elementary school- aged children is a group that often experiences dental and oral health problems due to the low habit of brushing teeth in children, so that they require vigilance good and correct of dental care. One of the most common dental and oral diseases found in elementary school-aged children is gingival inflammation (gingivitis). Brushing teeth is one of the behaviors to maintain dental and oral hygiene. Brushing teeth before bed has an important role in preventing the development of bacteria that can cause tooth decay. Good brushing habits can help prevent gingivitis because the teeth are clean of food debris and bacteria. The worse level of hygiene of a person's teeth and mouth, the more susceptible to gingivitis or inflammation of the gingival tissue. This literature review aims to determine the gingival health status of elementary school-aged children according to the habit of brushing their teeth before going to bed at night. The type of research is descriptive and experimental, data search uses the Google Scholar database. The results of the review showed that the gingival health state of elementary school-aged children on the habit of brushing teeth at night was mostly found in the criteria for mild gingivitis

    Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana) Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcus faecalis

    Get PDF
    Latar Belakang : Alpukat merupakan buah yang kaya manfaat, selain menjadi bahan konsumsi masyarakat yang lezat, ternyata telah lama dipercaya dapat mengobati penyakit didalam rongga mulut. Didalam buah alpukat terdapat biji yang terbukti melalui penelitian ilmiah mengandung flavonoid, alkaloid dan tannin yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ekstrak biji alpukat (Persea americana) diindikasikan memiliki daya antibakteri. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi optimum ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana) sebagai bahan irigasi saluran akar terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah eksperimental murni laboratories dengan metode post-test control group design only. Obyek penelitian adalah esktrak etanol biji alpukat (Persea americana) dan klorheksidin 2% terhadap Enterococcus faecalis yang ditanam pada media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan menggunakan metode sumuran. Ekstrak etanol biji alpukat dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Pada media Mueller Hinton Agar dibuat sumuran sebanyak jumlah konsentrasi ekstrak, klorheksidin 2% sebagai kontrol positif dan untuk media yang sudah diolesi bakteri Enterococcus faecalis, dimana biakan sudah distandarisasi dengan standar Brown III terlebih dahulu, selanjutnya akuadest murni sebagai kontrol negatif. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam kemudian zona hambat yang terbentuk diukur. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji alpukat (Persea americana) mempunyai daya antibakteri terhadap Enterococcus faecalis pada konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%, masing-masing dengan diameter zona hambat sebesar 2,32 mm, 4,32 mm, 5,92 mm dan 6,30 mm. Sedangkan pada klorheksidin 2% terbentuk diameter zona hambat sebesar 12,25 mm. Kesimpulan : Ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana) memiliki efektivitas dan konsentrasi optimum ekstrak etanol biji alpukat 80% terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis

    Pengaruh Mengunyah Buah Pir Shandong (Pyrus Bretschneideri) Terhadap Penurunan Indeks Plak Kajian Pada Siswa Usia 9-12 Tahun Di SD Muhammadiyah Mangkuyudan Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang: Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi tertinggi kedua setelah karies yang terjadi di Indonesia. Plak merupakan faktor utama penyebab terjadinya peradangan pada jaringan periodontal. Perlu dilakukan usaha preventif untuk mencegah akumulasi plak pada permukaan gigi. Kontrol plak dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan berserat, berair, dan bernutrisi. Mengunyah buah-buahan seperti buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) dapat menghilangkan akumulasi plak secara mekanis. Buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) juga memiliki senyawa katekin yang mampu menghilangkan perlekatan bakteri Streptococcus mutans dan denaturasi protein secara kimiawi, serta secara fisiologis dapat meningkatkan sekresi saliva sehingga terjadi pembersihan secara alami rongga mulut. Kontrol plak perlu dilakukan pada anak sedini mungkin untuk mengatasi terjadinya penyakit gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) terhadap penurunan indeks plak siswa usia 9-12 tahun di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental semu dengan pre and post-test design. Sampel pada penelitian ini adalah siswa usia 9-12 tahun di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Siswa diminta untuk mengunyah buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) sebanyak 100 gram. Pengukuran plak gigi menggunakan metode PHP-M (Patient Hygiene Performance-Modified). Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan uji paired sample t-test. Hasil: Hasil uji paired sample t-test menunjukan bahwa mengunyah buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) dapat menurunkan skor plak pada permukaan gigi secara bermakna (p=0,000). Kesimpulan: Hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa mengunyah buah pir shandong dapat menurunkan indeks plak gigi pada siswa usia 9-12 tahun

    PERBEDAAN PENGARUH MENGUNYAH ANTARA BUAH APEL MANALAGI (Malus sylvestris mill.) DAN BUAH PIR SHANDONG (Pyrus bretschneideri) TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK (Kajian Pada Siswa Usia 9-12 Tahun di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta)

    Get PDF
    Intisari Karies merupakan penyakit yang disebabkan oleh interaksi antara bakteri, debris, plak, diet, serta gigi. Pencegahan karies dan peningkatan kesehatan gigi telah menjadi tujuan utama dalam merawat gigi sejak diketahui debris dan plak gigi yang menjadi faktor dominan penyebab terjadinya karies. Plak merupakan lapisan tipis yang tidak berwarna, tidak bisa dilihat mata secara langsung, melekat pada gigi dan membentuk kumpulan yang terdiri dari air liur, sisa makanan, jaringan mati, fibrinogen, mikroorganisme dan lain sebagainya. Pengedalian plak dapat dilakukan yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan berserat seperti buah apel dan buah pir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh mengunyah antara buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) dan buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) terhadap penurunan indeks plak. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pre and post test group. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta dengan subjek penelitian 60 siswa usia 9-12 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 mengunyah buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) dan kelompok 2 mengunyah buah pir shandong (Pyrus bretschneideri). Data indeks plak diperoleh dengan metode pengukuran PHP-M. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan rerata indeks plak (sebelum dan sesudah) mengunyah buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) dan buah pir shandong (Pyrus bretschneideri). Uji Independent Samples Test diperoleh hasil terdapat perbedaan signifikan antara (sebelum dan sesudah) mengunyah buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) dan buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) p=0,000. Kesimpulannya terdapat pengaruh antara mengunyah buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) dan buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) terhadap penurunan indeks plak dan mengunyah buah apel manalagi (Malus sylvestris mill.) lebih berpengaruh dibandingkan dengan mengunyah buah pir shandong (Pyrus bretschneideri) terhadap penurunan indeks plak

    PENGARUH MENGUNYAH BUAH APEL MANALAGI (Malus Sylvestris Mill.) TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK Kajian Pada Siswa Usia 9-12 Tahun di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang: Akumulasi plak gigi merupakan etiologi utama karies gigi dan penyakit periodontal, diperlukan usaha untuk mencegah akumulasi plak pada permukaan gigi dan gingiva. Kontrol plak dilakukan dengan mengunyah makanan yang padat dan berserat. Efek mekanis dari gerakan mengunyah dapat membersihkan plak pada permukaan gigi. Buah apel (Malus sylvestris Mill.) mempunyai efek kimiawi karena mengandung zat aktif anti bakteri yaitu tannin. Mengunyah buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) dapat menstimulasi aliran saliva sebagai efek fisiologis self cleansing. Siswa sekolah dasar usia 9-12 tahun merupakan periode yang tepat untuk menanamkan sikap positif terhadap kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) terhadap penurunan indeks plak kajian dilakukan pada siswa usia 9-12 tahun di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Pengukuran plak gigi menggunakan indeks PHP-M untuk periode gigi bercampur. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu sebanyak 30 subjek. Hasil dan kesimpulan: Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t berpasangan menunjukkan terdapat perbedaan dengan signifikansi p<0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh mengunyah buah Apel Manalagi (Malus sylvestriss Mill.) terhadap penurunan indeks plak

    Efektifitas Ekstrak Etanol Kulit Sawo Manila (Achras Zapota) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Streptococcus Mutans (Kajian In Vitro)

    Get PDF
    Mouthwash with basic materials made from natural medicinal plants have been developed in many countries because it has antibacterial properties with minimal side effects, the use of drugs made from natural plants for traditional medicine is mostly done as a substitute for primary treatment alterntif. The goal is to clean the plaque on the tooth surface. Plaque is the main cause of dental caries formation. Streptococcus mutans is a bacterium often found in cavities. Ethanol extract of sapodilla manila (Achras zapota) is one of the ingredients are natural which has antibacterial because it has active substances such as flavonoids, tannins, saponins.This study aims to determine the effectiveness of the ethanol extract of sapodilla manila (Achras zapota) the inhibition of the growth of Streptococcus mutans. This research is a laboratory experimental pure.Research pitting pure diffusion method which consists of 4 groups is the ethanol extract of manila sapodilla with a concentration of 30%, 40%, 50%, 60% and 0.2% chlorhexidine (positive control). Each treatment group is replicated 5 times then inhibition zone was measured using a caliper to millimeters (mm).Results of research manila sapodilla ethanol extract at a concentration of 30%, 40%, 50% and 60% showed inhibition zone. it can be concluded that between the concentration of 30%, 40%, 50%, 60% the biggest obstacle is the concentration of 60%

    Pengaruh Mengunyah Buah Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Penurunan Indeks Plak

    Get PDF
    Oral diseases such as caries and periodontal disease are caused by plaque. Plaque contains a collection of bacteria that can cause tooth decay. One way to maintain oral and dental hygiene is chewing fibrous foods that have the ability of self-cleansing. Red guava (Psidium guajava L.) is one example of the fibrous food, watery fruits and contains flavonoids. Plaque control needs to be done in children as early as possible. Elementary school students (in the age of) 9-12 years are the best phase to (to give better) understanding about healthy living habits. The purpose of this study is to determine the effect of chewing guava fruit (Psidium guajava L) in the age of 9-12-year-old students at Muhammadiyah elementary school 11 Mangkuyudan Surakarta. Method This research is a quasi-experimental study pre-post-test design group with 30 children as the sample. The sample of this research is students of Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Elementary School Surakarta in the age of 9-12 years. Students were asked to chew100g red guava fruit (Psidium guajava L). Plaque index was performed using the PHP-M test before chewing and after chewing. Data obtained from the results of the study were analyzed using the Paired Sample t-test. Research result Paired sample t-test results showed that there were significant differences in mean values between the two groups with a significance value of p <0.05. Conclusion of chewing red guava (Psidium guajava L.) can reduce the plaque index of students in the age of 9-12 at SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta

    Perbedaan Efektivitas Minyak Atsiri Buah Zaitun (Olea europaea L.) Dan Minyak Atsiri Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans

    Get PDF
    Latar Belakang: Periodontitis adalah penyakit yang mempengaruhi struktur gigi pada jutaan orang di dunia dan merupakan penyakit multifaktorial yang disebabkan oleh bakteri yang tumbuh padabiofilm di margin gingiva. Aggregatibacter actinomycetecomitans adalah salah satu bakteri yang paling sering ditemukan dalam penyakit periodontitis. Pengobatan yang paling efektif adalah dengan menggunakan bahan antibakteri. Diantara bahan antibakteri alami adalah minyak cengkeh (Syzygium aromaticum L.)dan minyak zaitun (Olea europaea L.) . Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas minyak atsiri buah zaitun (Olea europaea L.) dan minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) terhadap pertumbuhan Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratoris dengan metode post-test control group design. Subyek penelitian ini adalah minyak atsiri buah zaitun (Olea europaea L.) dan minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) yang diperoleh dari isolat murni Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada. Daya antibakteri minyak atsiri buah zaitun (Olea europaea L.) konsentrasi 0%, 50% dan 100% sedangkan minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) konsentrasi 0%, 50% dan 100%. Diuji dengan menggunakan metode difusi sumuran. Media yang digunakan adalah Mueller Hinton Agar yang kemudian dibuat sumuran diameter 6mm kemudian ditetesi minyak atsiri buah zaitun (Olea europaea L.) dan minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) masing-masingdengankonsentrasi 0%, 50% dan 100%. Kemudiandiinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC. Zona radikal yang terbentuk dihitung menggunakan vernier calipers. Hasil: Minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.) memiliki daya antibakteri yang lebih efektif daripada minyak atsiri buah Zaitun (Olea europaea L.) dengan rata-rata diameter zona radikal terbesar yang terbentuk 19,98 mm (minyak atsiri cengkeh) dan 15,54 (minyak atsiri buah zaitun). Konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans adalah konsentrasi 100% dengan kemampuan sebesar 80.02% untuk minyak atsiri buah zaitun (Olea europaea L.) dan sebesar 84.46% untuk minyak atsiri cengkeh (Syzygium aromaticum L.)

    Uji Daya Antifungi Jus Buah Pare (Momordica Charantia L) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Candida Albicans Secara In Vitro

    Get PDF
    Latar Belakang: Banyak kasus kandidiasis di negara maju maupun negara berkembang kemudian untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit ini dengan penggunaan obat. Namun dalam pemakaian jangka panjang obat mengandung bahan kimia dapat menyebabkan efek samping, dan harga obat yang mahal. Karena itu dibutuhkan alternatif obat agen antifungi yang lebih murah. Buah pare sebagai salah satu herbal medicine mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin, dan triterpenoid/steroid yang mana mempunyai antifungi. Tujuan: Untuk mengetahui uji daya antifungi jus buah pare Momordica charantia L) terhadap daya hambat pertumbuhan Candida albicans secara in vitro. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro dengan metode modifikasi Kirby bauer dan post test control group design only. Subyek penelitian adalah jus buah pare. Jus buah pare dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 100% diuji terhadap Candida albicans menggunakan metode difusi. Pada media Sabouraud Dekstrosa agar dibuat lubang yang berisi jus dengan konsentrasi, akuades steril sebagai kontrol negative, dan nistatin sebagai kontrol positif yang telah diolesi biakan jamur yang telah distandarisasi dengan 0.5 Mc Farland dan diinkubasi pada suhu kamar selama 24 jam kemudian diukur zona hambat yang terbentuk. Data penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji parametrik Anova dan Dunnett’sT3 (post hoc not equal variances assumed). Hasil: Jus buah pare mempunyai daya antifungi terhadap Candida albicans pada konsentrasi 25%, 50%, dan 100%. Masing-masing dengan rata-rata zona hambat sebesar 3.11 mm, 4.41 mm, dan 6.33 mm. Konsentrasi jus buah pare 100% merupakan konsentasi paling besar dan mempunyai efek daya hambat antifungi yang sama dengan nistatin. Kesimpulan: Jus buah pare mempunyai daya antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro

    Pengaruh Aplikasi Gel Metronidazol Sebagai Terapi Adjuvant Paska Kuretase pada Periodontitis Kronis (Literature Review)

    Get PDF
    Chronic periodontitis is often characterized by the presence of periodontal pockets. Scaling treatments, root planing, curettage and good oral hygiene will eliminate inflammation and reduce pocket depth. The use of metronidazole gel as a topical antimicrobial has a role in the healing of post-curettage periodontal pockets. The purpose of this literature review was to determine the effect of metronidazole gel application on post-curettage periodontal pocket healing in chronic periodontitis. This literature review uses the PICO method, namely PICO which stands for (P) Population, (I) Intervention, (C) Comparison, (O) Outcome. The population in this literature review is chronic periodontitis patients, the intervention is patients with metronidazole gel antibiotic treatment, the comparison is that adjuvant therapy is given metronidazole gel application and without metronidazole gel application, while the results or outcomes to be obtained are the effect of metronidazole gel application on the healing of periodontal pockets. post curettage in chronic periodontitis. The initial search was carried out from November to March 2021 through six search engines, namely: (1) Google Scholar (2) PubMed, (3) ScienceDirect, (4) Wiley, (5) ProQuest and (6) Springer. The keywords used in the search process were Metronidazole Gel, Curettage, Pocket Healing, Chronic Periodontitis. The results of this study indicate that the application of metronidazole gel has an effect on the healing of post-curettage periodontal pockets. Metronidazole gel has bactericidal properties that can kill anaerobic bacteria that play a role in periodontal disease
    corecore