119 research outputs found
PENENTUAN KANDUNGAN ANTIOKSIDAN TOTAL, TPC DAN TFC PADA REBUSAN DAUN MANGGA (Mangifera indica L.), DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)
Daun mangga (Mangifera indica L.), daun sirsak (Annona muricata L.) dan daun jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman di Indonesia yang dimanfaatkan masyarakat secara tradisional sebagai obat. Daun tersebut diekstraksi dengan cara direbus sehingga sangat mudah digunakan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan antioksidan total, TPC (Total Phenolic Content) dan TFC (Total Flavonoid Content) dalam rebusan sampel dan untuk menentukan korelasi antara kandungan antioksidan total dengan TPC dan TFC. Penentuan kandungan antioksidan dilakukan dengan metode MPM (Modified Phenantroline Method). Berdasarkan hasil penelitian, kandungan antioksidan total dari sampel daun mangga, daun sirsak dan daun jambu biji berturut-turut (0,546; 0,377 ; 1,176) mmol Fe/g DW, TPC berturut-turut (37,09 ; 26,99 ; 74,62) mg GAE/g DW, TFC dari sampel berturut-turut (27,85 ; 113,01 ; 57,49) mg QE/g DW. Berdasarkan penelitian menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kandungan antioksidan total dengan TPC didalam sampel, dimana kandungan antioksidan total berbanding lurus dengan TPC dengan nilai r = 0,9999 sedangkan untuk TFC tidak memiliki korelasi dengan kandungan antioksidan total dari sampel dengan nilai r = 0,3630.
Kata kunci: Kandungan Antioksidan Total, TPC, TFC, MP
KINETIKA DAN SELEKTIFITAS SISTIM TRANSPOR Cu(II) ANTAR FASA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH DENGAN MENGGUNAKAN OKSIN SEBAGAI ZAT PEMBAWA
ABSTRACTThe effect of addition oleat acid 1.575 × 10-4M into membrane phase had been employed at the optimum condition of Cu(II) transport by the composition Cu(II) 3.15 × 10-4M as source phase with pH 3, oxine 17.5 × 10-4M dissolved into chloroform as membrane phase, H2SO4 0.15 M as receiving phase, stirring rate was 340 rpm. The result of the research showed increase in effectivity of transport Cu(II) interphase from 6 hours to 3 hours with the rate constants into membrane phase extraction (k1) 0.0454 minute-1, the stripping (k2) 0.0364 minute-1 at the temperature of 301°K and activation energy (Ea) 51.147 Kj/mol. The reaction was identified by means of kinetic model involving two consecutive irreversible first order. The selectivity of Cu(II) transport system analyzed to mixed Cu(II) ion with Cd(II), Co(II), Ni(II), Mg(II), Ca(II) and Sr(II) ions in pairing system or totaly system in 1 : 1 comparison. The measurement was performed to each ions that was transported receiving phase and the remains in resource phase by using SSA model Alfa-4. The result of research showed that Cu(II) was selective enough transported. Keywords: Kinetic transportation, Cu(II) ions, oxine, oleat acid, selectivity
KINETIKA TRANSPOR Cu(II) OLEH ZAT PEMBAWA OKSIN DENGAN DAN TANPA ASAM OLEAT MELALUI MEMBRAN CAIR FASA RUAH
Vol. 2, No. 2ABSTRACT Transport of Cu(II) ions with and without oleat acid additive through bulk liquid membrane has been fullfill the kinetic lows of consecutive irreversible first reaction by oxine as carrier in chloroform membrane. Additions of oleat acid 1.57510–3 M could increase Cu(II) transport affectivity on interface of membrane-source phase and receiving-membrane phase. Transport rate constanta value of Cu(II) ions entrance (k1) 0.0454/minute and the membrane exit rate (k2) 0.0364/minute at 301 K with activation energy 51.471 kJ/mol and without oleat acid rate constanta (k1) 0.0236/minute, (k2) 0.0193/minute with activation energy 55.2499 kJ/mol at the same condition. Keywords : bulk liquid membrane, oxine, oleat acid, copper ions
PENENTUAN KANDUNGAN ANTIOKSIDAN TOTAL, TPC DAN TFC PADA REBUSAN DAUN MIANA (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.), DAUN PUDING HITAM (Graptophyllum pictum (L.) Griff) DAN DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum)
Penggunaan senyawa antioksidan sebagai obat meningkat seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan tentang pengaruh negatif radikal bebas terhadap penyakit degeneratif. Senyawa antioksidan dapat melawan radikal bebas yang sebagian besar berasal dari tumbuhan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui kandungan antioksidan total, Total Phenolic Content (TPC) dan Total Flavonoid Content (TFC) dari rebusan tanaman obat yaitu Daun Miana (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.), Daun Puding Hitam (Graptophyllum pictum (L.) Griff) dan Daun Sirih Merah (Piper crocatum). Kandungan antioksidan total ditentukan dengan metode Modified Phenantroline Method (MPM) yang diperoleh pada masing-masing sampel tanaman obat yaitu daun miana sebesar 1,0515 mmol Fe/g DW, daun puding hitam sebesar 0,5204 mmol Fe/g DW dan daun sirih merah sebesar 0,3617 mmol Fe/g DW. Pada penelitian yang telah dilakukan nilai TPC dari ekstrak rebusan daun miana, daun puding hitam dan daun sirih merah berturut-turut adalah 47,0185 mg GAE/g DW, 1,4390 mg GAE/g DW dan 16,3481 mg GAE/g DW. Nilai TFC yang diperoleh berturut-turut yaitu 345,2825 mg QE/g DW, 66,9185 mg QE/g DW dan 73,7595 mg QE/g DW. Berdasarkan kurva kalibrasi diperoleh korelasi antara kandungan antioksidan total dengan TPC menunjukan koefisien korelasi (r)= 0,8535, artinya hubungan antara kandungan antioksidan total dengan TPC memiliki korelasi yang kuat dimana senyawa antioksidan sebagian besar didominasi oleh senyawa fenolik, sedangkan korelasi antara hubungan kandungan antioksidan total dengan TFC memiliki korelasi yang sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi (r)= 0,9706 yang menandakan senyawa antioksidan didominasi oleh senyawa flavonoid.
Kata kunci: Tanaman obat, Antioksidan, TPC dan TFC
Sintesis Codoped-Sr2TiO4 Fasa Ruddlesden-Popper dengan Metoda Lelehan Garam dan Sifat Hantaran Listriknya
In this research, undoped-Sr2TiO4 and codoped-Sr2TiO4 Ruddlesden-Popper (RP) phase compounds have been synthesized with mole variations of Sr:Ti and dopants. Double substitution with Sm3+ for Sr2+ sites and Nb5+ for Ti4+ sites forming Sr2-xSmxTi1-yNbyO4 (x = 0.0125; 0.025; 0.05; 0.1 and y = 0.0125) aimed to increase the number of electrons carrier, so that the electrical conductivity enhanced. The XRD patterns showed that the highest purity of prepared Sr2TiO4 RP phase sample was obtained at the mole ratio of Sr:Ti of 2:1 with specific peaks at 2θ: 31.35°, 46.73°, and 57.33°. Then, this mole ratio was used to prepare the codoped-samples, and the XRD patterns showed the Sr1.95Sm0.05Ti0.9875Nb0.0125O4 sample has the highest purity. SEM images showed that the undoped-Sr2TiO4 and codoped-Sr2TiO4 samples have a plate-like particles with micrometer size. The electrical conductivity of Sr1.95Sm0.05Ti0.9875Nb0.0125O4 sample was measured to be a 17-fold increase compared to that of undoped-Sr2TiO4 sample.
Transpor Anilin Dalam Membran Cair Berpendukung Dengan Larutan FeCl3 Sebagai Fasa Penerima
Penelitian transpor anilin dengan metoda membran cair berpendukung telah dilakukan, dimana pada penelitian ini FeCl3 dan keramik berperan sebagai fasa penerima dan membran pendukung. Pengaruh berbagai variasi seperti konsentrasi fasa sumber, pH fasa sumber, konsentrasi fasa penerima, waktu pengadukan, dan kestabilan membran telah dipelajari. Konsentrasi anilin pada fasa sumber dan fasa penerima diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 228 nm. Kondisi optimum penelitian diperoleh pada konsentrasi anilin sebagai fasa sumber 2 x 10-5 M dengan pH 7, konsentrasi larutan FeCl3 sebagai fasa penerima 3 x 10-5 M, serta waktu pengadukan 60 menit. Efisiensi transpor anilin yang diperoleh pada fasa penerima sebesar 63,19%. Pada penggunaan keramik sebagai membran pendukung dalam metoda SLM diniliai stabil dalam penggunaan 3 kali pengulangan.
Kata kunci : Anilin, Membran Cair Berpendukung, Spektrofotometri UV-Vi
Heavy Metal Pollution in Indonesian Waters
Marine pollution, including heavy metals, is prevalent in Indonesian waters. Previous studies have found evidence of Pb, Cd, Hg, Al and Fe metal contamination in sediments and green mussels. This study used survey research. Heavy metal pollution is increasingly accumulating so that if it is not controlled it is feared that it will have an impact on public health, especially people who live around the coast. The research method was conducted using survey techniques. This study aims to estimate the burden of heavy metal pollution in the ocean. The research was conducted in 5 (five) areas of Indonesia, namely the East Coast of Sumatra, Winongo River in Yogyakarta, Semarang Bay, Bandengan Waters Kendal Central Java, and Ratai Bay Pasewaran Regency in areas with high human and heavy metal impacts. On average, the total results of heavy metal pollution exceed environmental quality standards. The situation in the 5 (five) research areas shows heavy metal pollution is very concerning because it is higher than the marine quality standard. The average concentrations of the measured elements in water were Al >Fe > Cu > Cd, with average values in descending order of 1.08 mg/L, 0.545 mg/L, 0.035 mg/L, and 0.005 mg/L, respectively. Environmental management should be implemented with the aim of reducing heavy metal pollution in Indonesian waters
TRANSPOR IODIN MELALUI MEMBRAN KLOROFORM DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI FASA PENERIMA DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
Iodine transport throught bulk liquid membrane technique consist of 10 mL I2/KI 4x10-3 N solution as donor phase, 20 mL Na2S2O3 0.02 N solution as reagent striping in acceptor phase, and 30 mL chloroform as membrane phase. Technical operation use magnetic stirring at 100 rpm. Concentration of iodine in donor phase and acceptor phase determined by Spectrophotometer UV-Vis λ max at 567 nm. The results concluded that the optimum conditions of iodine transport 4 x 10-3 N with pH 7 in donor phase, comparison I2:KI in donor phase (1:5), and a long stirring is 120 minutes. The bulk liquid membrane technique with Na2S2O3 as reagent striping in acceptor phase is potential for iodine transport from donor phase to acceptor phase with 86.71 % of iodine transport. Fluxs values (transport rate) generated by using chloroform membrane of 1.8872 x 10-7 L/cm2.menit-1 at a maximum transport time of 120 minutes
TRANSPOR FENOL DALAM TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH MENGGUNAKAN ION LOGAM TRANSISI SEBAGAI FASA PENERIMA
Fenol merupakan salah satu polutan berbahaya yang terakumulasi dalam perairan dan bersifat stabil. Penelitian ini menggunakan teknik membran cair fasa ruah untuk mengurangi kadar fenol pada perairan sehingga konsentrasinya tidak melebihi ambang batas yang diperbolehkan yakni 1 mg/L. FeCl3 dan kloroform berperan sebagai fasa penerima dan membran dalam penelitian ini. Pengaruh berbagai macam variasi seperti jenis fasa penerima, konsentrasi fasa sumber, konsentrasi fasa penerima dan pH fasa penerima serta lama waktu pengadukan telah dipelajari. Kondisi optimum percobaan diperoleh pada konsentrasi fasa sumber 5 x 10-4 M dengan pH 2, konsentrasi fasa penerima 1,2 x 10-4 M dengan pH 6, serta waktu pengadukan selama 90 menit. Efisiensi transpor fenol yang diperoleh pada fasa penerima sebesar 93,28%. Konsentrasi fenol pada fasa sumber dan fasa penerima diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 270 nm. Hasil HPLC menunjukkan bahwa fenol yang tertranspor ke fasa penerima lebih banyak dibandingkan yang tinggal di fasa sumber ditandai dengan tinggi puncak pada kromatogram. Hal ini menunjukkan bahwa teknik membran cair fasa ruah efektif menurunkan kadar fenol dengan menggunakan ion logam Fe sebagai fasa penerima.
Kata kunci : FeCl3, fenol, teknik membran cair fasa ruah, spektrofotometri UV-Vis, HPL
- …