7 research outputs found

    Office Ergonomics Assessment pada Kantor Bank X

    Full text link
    Seiring dengan tingginya intensitas penggunaan komputer, risiko MSDs menjadi semakin tinggi. Kerja komputer memiliki tiga faktor risiko, seperti pengulangan, kekuatan statis dan postur canggung. Sebuah tindakan pencegahan untuk meminimalisir risiko adalah untuk melakukan penilaian office ergonomic. Hasil penilaian akan menjadi dasar tindakan pencegahan lebih lanjut. Pada penelitian ini, MIRTH Office digunakan untuk penilaian. Dalam kuesioner ini ada tiga bagian, yaitu informasi umum, penilaian kesesuaian, dan survei pengaduan. Data lingkungan fisik juga akan dikumpulkan pada penelitian ini. Pengolahan data dilakukan, antara lain, identifikasi masalah, masalah pengelompokan, dan pengolahan survei pengaduan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat kelompok masalah, antara lain isu manajemen workstation, lingkungan fisik, fasilitas kerja, dan istirahat. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar keluhan responden pernah mengalami rasa tidak nyaman di mata, punggung, dan pinggang. Hasil ini menunjukkan perlunya intervensi ergonomi sedini mungkin, untuk mencegah risiko gangguan musculoskeletal disorders (WMSDs). Intervensi ergonomi dapat dilakukan dengan fasilitas penyesuaian dan kondisi kerja, serta penyediaan ergonomi pelatihan yang terkait

    Analisis Usulan Perencanaan Kapasitas Tangki Crude Oil Berdasarkan Tingkat Keekonomisan Refinery Unit X PT Y

    Full text link
    Crude Oil merupakan bahan utama dalam pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan non BBM. Crude Oil bahan baku produksi diperoleh dari berbagai macam lokasi eksplorasi di Indonesia harus ditampung terlebih dahulu dalam tangki penampungan. Penerimaan Crude Oil melalui beberapa macam jalur, yaitu kapal tongkang dan pipa. Penerimaan melalui jalur pipa diterima selama 24 jam sehari. Hal ini mengakibatkan perlunya perencanaan kapasitas tangki penampungan Crude Oil agar dapat cukup menampung Crude Oil yang diterima oleh refinery unit. Penelitian menggunakan metode deskrispsi sistem yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dengan lebih baik. Perencanaan kapasitas menggunakan model matematis yang telah digunakan Perusahaan untuk dapat memperoleh solusi optimal. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kapasitas tangki yang dibutuhkan sebanyak 1.165,79  Mega Barel (MB) per hari dengan total cost sebesar USD  668.051,55. Hasil ini dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam simulasi untuk memperoleh kapasitas tangki paling optimal

    Analisis True Customer Needs Produk Green Tea Chocolate Berdasarkan Integrasi Product Quality Dan Model Kano Pada UKM Arafa Tea

    Full text link
    UKM Arafa Tea merupakan salah satu UKM di Bandung yang bergerak dalam produksi produk olahan teh, dengan Green Tea Chocolate (GTC) sebagai salah satu produk unggulannya. Pendapatan GTC mampu memberikan kontribusi terbesar dan memiliki perputaran uang paling cepat dibandingkan dengan produk olahan lainnya. Melihat kesempatan tersebut, UKM Arafa Tea berniat untuk memperluas pasarnya dengan mengembangkan pasar sekaligus memposisikan GTC sebagai jajanan olahan teh khas Bandung. Untuk melakukan hal tersebut, dilakukan penelitian menggunakan integrasi Product Quality dan Model Kano guna mengetahui kebutuhan dan kepuasan pelanggan GTC Arafa Tea. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan output berupa rekomendasi true customer needs yang perlu diperhatikan sebagai upaya perbaikan yang harus dilakukan oleh Arafa Tea. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi 21 atribut kebutuhan yang digunakan untuk mengukur kinerja eksisting Arafa Tea dan mengategorikannya berdasarkan dampak kepuasan yang diberikan. Berdasarkan hasil integrasi diperoleh bahwa terdapat sepuluh atribut kebutuhan GTC yang memiliki nilai kepuasan pelanggan yang lemah, yang terdiri dari dua atribut one-dimensional, tiga attractive dan lima atribut must-be. Seluruh atribut ini dianalisis dan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki UKM guna memperoleh rekomendasi akhir true customer needs. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat delapan true customer needs, diantaranya adalah peningkatan intensitas rasa cocoa, kesesuaian kombinasi rasa, peningkatan intensitas rasa manis, warna hijau yang menarik, penurunan intensitas rasa green tea, kejelasan pencantuman periode tanggal kedaluwarsa, penurunan intensitas rasa pahit dan kejelasan pencatuman merek yang menarik pada kemasan

    Adopsi Credibility Index For SMEs (CIS) Model Jepang untuk Indonesia dan ASEAN

    Get PDF
    . Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan penting sebagai tulang punggung dalam perekonomian nasional, namun UKM memiliki hambatan dalam berkembang. Untuk memperbaiki dan mengembangkan UKM, diperlukan alat evaluasi yang komprehensif. Sistem Credibility Index for SMEs (CIS) yang diusulkan oleh Advanced Institute of Industrial Technology (AIIT) Jepang, dapat mengevaluasi aspek multidimensi yang mencakup manajemen, teknis, penjualan, sumber daya manusia, organisasi, serta finansial. Namun, karena adanya perbedaan kondisi dan karakteristik UKM di Jepang dan Indonesia, perlu dikembangkan CIS Local Model untuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem evaluasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur kondisi internal UKM. Pengembangan CIS Local Model terdiri dari beberapa tahapan, antara lain mengevaluasi CIS Base Model dari Jepang, menyelenggarakan focus group discussion, melaksanakan survei evaluasi terhadap model usulan, dan melakukan diseminasi model usulan. Pada model yang diusulkan terdapat penambahan 17 item evaluasi untuk dipertimbangkan. Sebagai tambahan, kami mengusulkan pengelompokkan item evaluasi ke dalam tiga level klasifikasi berdasarkan tujuan pencarian informasi yang diperlukan dalam rangka berkolaborasi/bekerjasama dengan UKM. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas CIS Local Model yang diusulkan telah valid dan reliabel. Dari hasil survey meskipun informasi finansial sulit untuk diperoleh, berdasarkan uji korelasi kebutuhan data terkait finansial dapat didekati berdasarkan data mengenai kapabilitas penjualan dan pengelolaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, kualitas pengelolaan sumber daya manusia menjadi faktor penting untuk dikelola pada level UKM

    Perancangan Standard Operating Procedure untuk Menyusun Rpjmd Kabupaten Bandung dengan Memenuhi Peraturan Menteri dalam Negeri dan Iso 9001:2008 Klausul 7.3 Berdasarkan Metode Business Process Improvement

    Full text link
    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan salah satu rencana pembangunan pemerintah yang dibuat untuk perencanaan selama lima tahun. Badan teknis pemerintahan yang bertanggung jawab membuat rencana pembangunan termasuk RPJMD adalah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pemerintah telah memiliki kebijakan yang mengatur mengenai tahapan-tahapan untuk menyusun perencanaan pembangunan, termasuk RPJMD yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri merupakan panduan umum dalam menyusun perencanaan pembangunan untuk seluruh daerah, salah satunya adalah Kabupaten Bandung. Dalam hal ini, Kabupaten Bandung memiliki beberapa masalah untuk menyusun RPJMD, yaitu tidak adanya pedoman teknis dan ketidakmerataan pekerjaan antar pegawai dalam merancang RPJMD. Hal ini berdampak dengan terjadinya revisi RPJMD Kabupaten Bandung pada periode 2011-2015 pada tahun 2013. Pada penelitian ini akan dibuat Standard Operating Procedure (SOP) dalam menyusun RPJMD Kabupaten Bandung yang memenuhi requirement Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 berdasarkan metode Business Process Improvement (BPI) untuk meminimasi dan mengeliminasi masalah yang terjadi. Selain Peraturan Menteri Dalam Negeri, SOP yang dibuat memenuhi requirement ISO 9001:2008 Klausul 7.3. Peran ISO 9001:2008 Klausul 7.3 dalam menyusun RPJMD adalah memastikan bahwa output yang dihasilkan dalam sebuah perancangan dapat sesuai dengan input requirement dan stakeholders requirement. Metode BPI digunakan untuk memperbaiki bisnis proses yang akan menjadi urutan proses dalam SOP dengan dilakukan analisis aktivitas dan analisis streamlining. Penelitian ini menghasilkan model konseptual untuk memperbaiki proses bisnis penyusunan RPJMD

    Evaluasi Pemenuhan Kriteria Cppb-irt Dan Sertifikasi Halal Pada UKM Pelangi Rasa

    Full text link
    Usaha Kecil Menengah Pelangi Rasa merupakan salah satu UKM yang bergerak dalam bidang pengolahan pangan hasil perkebunan, seperti pisang, bayam, dan lain-lain. Salah satu produk andalan UKM Pelangi Rasa adalah keripik pisang sambal kampung. Potensi UKM ini cukup besar jika dilihat dari penjualannya yang terus meningkat setiap bulan. Hal tersebut membuat pemilik ingin memperluas pasarnya ke pasar modern. Namun, untuk masuk ke jaringan supermarket, terdapat beberapa syarat yang belum dapat dipenuhi oleh UKM, diantaranya Surat Perizinan Pengelolaan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan Sertifikat Halal. Untuk mendapatkan SPP-IRT dan Sertifikat Halal, suatu UKM harus menerapkan kriteria CPPB-IRT (Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga) untuk SPP-IRT dan kriteria SJH (Sistem Jaminan Halal) untuk Sertifikasi Halal. Dari hasil analisis gap antara kondisi saat ini dengan kriteria CPPB-IRT dan Sertifikasi Halal, diperoleh bahwa kondisi penerapan kriteria CPPB-IRT saat ini pada UKM Pelangi Rasa masih berada pada level 4 (empat). Penilaian tersebut didasarkan pada jumlah ketidaksesuaian kritis sebanyak 6 elemen dan jumlah ketidaksesuaian serius sebanyak 9 elemen. Sementara kondisi untuk kriteria Sertifikasi Halal (SJH) terdapat 41 elemen yang belum dipenuhi dari 72 elemen kriteria SJH. Hasil penelitian menunjukkan daftar requirement kriteria yang perlu dipenuhi dalam proses bisnis di UKM Pelangi Rasa
    corecore